GANGGUAN DISOSIATIF-KONVERSI
Oleh :
MurtiFatiyaFilayati 1930912320119
Pembimbing
BANJARMASIN
Juli, 2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
ii
Universitas Lambung Mangkurat
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai ekspresi dan variasi yang luas yang ditandai dengan adanya gangguan
sensorik, perilaku, emosi atau persepsi lingkungan yang biasanya terintegrasi. 1,2,3
selitar 10% dari total pasien psikiatri baik yang menjalani rawat inap maupun
kesadaran ) antara : ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan penginderaan, dan
1
Universitas Lambung Mangkurat
disosiatif adalah untuk membantu pasien dengan aman mengingat, memproses
obatan digunakan untuk melawan gejala tambahan yang biasanya terjadi dengan
gangguan disosiatif.6
2
Universitas Lambung Mangkurat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Amnesia Disosiatif
kejadian penuh stress atau traumatik di dalam hidupnya yang bukan disebabkan
oleh gangguan mental organik dan terlalu luas untuk dijelaskan atas dasar
a. Epidemiologi
terjadi pada populasi umum.5,7dengan angka kejadian pada wanita lebih sering
dibandingkan dengan laki-laki dan sering terjadi pada usia dewasa muda
b. Etiologi
sebagai cara untuk menyelesaikan konflik emosional atau stress atau stresor dari
luar seperti korban pelecehan seksual, korban kekerasan fisik saat masa kanak-
c. Gambaran klinis
3
Universitas Lambung Mangkurat
Episode amnesia disosiatif jarang terjadi secara spontan. Biasanya pada
menimbulkan rasa pedih dan konflik psikologik. Awitan amnesia disosiatif sering
mendadak dan pasien biasanya menyadari bahwa dirinya kehilangan ingatan. Pada
pemeriksaan status mental sering didapati adanya depresi dan gangguan cemas.
jam/hari).
amnesia.
beberapa bagian bukan keseluruhan dari peristiwa yang terjadi dalam waktu
singkat.5
traumatik atau stress, yang berbeda dengan lupa yang biasa. Catatan :
amnesia disosiatif paling sering terdiri dari amnesia lokal atau selektif
4
Universitas Lambung Mangkurat
atau kondisi medis yang lain (seperti kejang parsial komplek, amnesia
transien global, gejala sisa dari cedera kepala tertutup atau cedera otak
e. Diagnosis banding
f. Tatalaksana
dosis anjuran 75-300mg/h, atau tianeptine dosis anjuran 25-50mg/h) atau selective
40mg/h, atau sertraline dosis anjuran 50-150mg/h, atau citalopram dosis anjuran
psikoterapi.8,9
2. Intervensi psikoterapi
5
Universitas Lambung Mangkurat
Juga perlu dilakukan anamnesis untuk mengetahui adanya trauma psikologik yang
B. Fugue Disosiatif
meninggalkan rumah atau situasi pekerjaan dan gagal mengingat aspek penting
a. Epidemiologi
Fugue disosiatif jarang terjadi. Gangguan ini sering timbul selama perang,
setelah benana alam, dan pada keadaan krisis personal dengan muatankonflik
internal yang tinggi.5 Pada populasi umum sekitar 0,2% memiliki fugue
disosiatif.7
b. Etiologi
utama timbulnya fugue disosiatif adalah adanya keinginan untuk menarik diri dari
6
Universitas Lambung Mangkurat
c. Gambaran klinis
lalu dan sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu, tetapi pada umumnya
pasien tidak menyadari bahwa mereka lupa tentang sesuatu. Setelah pasien
kembali ke diri aslinya ia dapat mengingat waktu sebelum onset fugue, tetapi
mereka tetap amnesia (lupa) selama periode fuguenya. Pasien dengan fugue
disosiatif tidak berperilaku yang tidak wajar atau memperlihatkan adanya ingatan
traumatik atau stress, yang berbeda dengan lupa yang biasa. Catatan :
amnesia disosiatif paling sering terdiri dari amnesia lokal atau selektif
atau kondisi medis yang lain (seperti kejang parsial komplek, amnesia
transien global, gejala sisa dari cedera kepala tertutup atau cedera otak
7
Universitas Lambung Mangkurat
5. Melakukan perjalanan yang terlihat seperti memiliki tujuan atau
e. Diagnosis banding
f. Tatalaksana
Tujuan dari terapi disosiatif fugue adalah untuk membantu mengatasi stres
disosiatif. Terapi kognitif adalah jenis psikoterapi khusus yang berfokus pada
perubahan pola pikir disfungsional dan perasaan serta perilaku yang dihasilkan.10
amitriptyline dengan dosis anjuran 75-300mg/h, atau tianeptine dosis anjuran 25-
kekambuhan.
8
Universitas Lambung Mangkurat
Terapi kreatif (terapi seni, terapi musik): Terapi ini memungkinkan pasien
salah.10
Fugue disosiatif terjadi dalam waktu yang pendek , dari beberapa jam
sampai beberapa hari, sangat jarang terjadi dalam beberapa bulan dan melakukan
kejadian yang traumatik, biasanya kekerasan fisik atau seksual pada masa kanak.
Individu dengan gangguan ini memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda,
tetapi salah satu kepribadian dapat lebih dominan dalam waktu tertentu dan hanya
a. Epidemiologi
9
Universitas Lambung Mangkurat
Pada populasi umum penderita gangguan identitas disosiatif sekitar 1-3%
dengan prevalensi pada pasien rawat inap sekitar 5% dan rawat jalan sekitar
2%.7,11
b. Etiologi
yang telah mengalami pelecehan fisik dan seksual di masa kanak-kanak berisiko
lebih tinggi mengalami gangguan identitas disosiatif. Sebagian besar orang yang
mengalami gangguan disosiatif telah mengalami trauma berulang yang luar biasa
di masa kanak-kanak.5,12
c. Gambaran klinis
lain terjadi tiba-tiba dan dramatik. Selama dalam status kepribadian yang satu,
umumnya pasien lupa dengan status kepribadian yang lain.5 Gejala gangguan
presentasi klinis yang khas yaitu adanya gangguan kejiwaan yang sulit
10
Universitas Lambung Mangkurat
menerima beberapa diagnosa psikiatris selama menjalani perawatan bertahun
gangguan kecemasan.7,11
1. Gangguan identitas yang ditandai adanya dua atau lebih status kepribadian
dan gejala ini mungkin di amati oleh orang lain atau disampaikan oleh dirinya
sendiri.
penting, dan atau peristiwa traumatik yang berbeda dari lupa pada umumnya.
4. Gangguan ini bukan merupakan bagian normal dari praktik budaya atau
zat (hilang kesadaran atau perilaku kacau selama intoksikasi alkohol), atau
e. Tatalaksana
11
Universitas Lambung Mangkurat
Metode terapi untuk gangguan identitas disosiatif yaitu psikoterapi.
Tahap ketiga pasien menghubungkan kembali diri sendiri dengan orang lain dan
fluoxetine dengan dosis anjuran 10-40mg/h, atau sertraline dosis anjuran 50-
kecemasan yang luar biasa, cepat marah dan gejala PTSD yang mengganggu.9,13
Gangguan identitas disosiatif dapat mulai timbul pada masa kanak, gejala
mirip dengan trance dan disertai dengan gangguan depresi, periodek amnestik,
halusinasi suara perilaku, perubahan dari tingkat kemampuan, perilaku bunuh diri
atau menyakiti diri sendiri.Upaya bunuh diri dan perilaku melukai diri sendiri
sering terjadi pada pasien dengan gangguan identitas disosiatif dengan presentasi
lebih dari 70% pasien rawat jalan dengan gangguan identitas disosiatif telah
mencoba melakukan bunuh diri. Makin awal timbulnya gejala awal prognosisnya
12
Universitas Lambung Mangkurat
D. Gangguan Depersonalisasi/Derealisasi
dan berulang dalam pesepsi tentang realitas diri yang hilang dalam waktu tertentu.
Pasien dengan gangguan ini merasa bahwa dirinya robot, ada dalam mimpi, atau
terpisah dari tubuhnya. Pasien menyadari gejala tidak sesuai realita dan bersifat
derealisasi. Depersonalisasi adalah perasaan bahwa tubuh atau dirinya asing atau
tidak nyata. Derealisasi adalah persepsi bahwa obyek/dunia luar aneh dan tidak
nyata.5
a. Epidemiologi
sering terjadi dan tidak selalu patologik. Prevalensi pada laki –laki maupun
perempuan sama dan mulai muncul saat remaja usia 16 tahun. Gangguan
b. Etiologi
dengan epilepsi, tumor otak, deprivasi sensorik, trauma psikis dan stimulasi
berulang.
13
Universitas Lambung Mangkurat
- Depersonalisasi : pengalaman tidak nyata, pendirian yang teguh, atau berada
diri yang nyata atau tidak, mati rasa secara emosional dan atau fisik).
sekitarnya (misalnya, pengalaman individu atau objek yang tidak nyata, seperti
masih utuh.
(misalnya kejang).
d. Tata laksana
belum ada, tetapi diusahakan untuk membantu pasien dalam mencapai keamanan
dan stabil dan sebisa mungkin terhindar dari pemicu peristiwa traumatis. Beberapa
14
Universitas Lambung Mangkurat
pasien diberikan selective serotonin reuptake inhibitors (misalnya fluoxetine
dengan dosis anjuran 10-40mg/h, atau sertraline dosis anjuran 50-150mg/h, atau
mendadak, hanya pada sebagian kecil pasien yang awalnya timbulnya bertahap.
Awal penyakit berkisar antara umur 15-30 tahun, jarang terjadi setelah umur 30
tahun, hampir tidak pernah timbul pada umur tua. Adanya presipitasi faktor
timbulnya gangguan ini tidak banyak diketahui walaupun sering kali ditemui
permulaan gangguan ini muncul pada saat istirahat dari stres psikologik.5
1. Sindrom kronik dan berulang dari gejala disosiatif campuran :kategori ini
terputusnya perasaan diri dan hak pilih atau perubahan identitas arau episode
15
Universitas Lambung Mangkurat
3. Reaksi akut disosiatif akibat peristiwayang sangat stressful : kategori ini untuk
kondisi akut, transien yang biasanya terjadi kurang dari satu bulan, dan terkadang
hanya beberapa jam atau hari. Karakter kondisi ini ditandai oleh adanya
waktu melambat, makropsia), amnesia mikro, stupor transien, dan atau perubahan
sekitarnya secara akut atau keseluruhan yang bermanifestasi sangat tidak responsif
seseorang tersebut tidak waspada dan atau dia tidak dapat mengontrolnya, serta
bagian normal dari praktik budaya atau keagamaan yang dapat diterima.2
Menurut PPDGJ III salah satu gangguan disosiatif lainnya yaitu sindrom
ganser dengan ciri khas “jawaban kira-kira” yang biasanya disertai beberapa
terjadi. Sindrom ganser lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita serta
sering terjadi disaat usia akhir remaja atau menjelang dewasa. Penyebab sindrom
ganser diyakini sebagai reaksi terhadap stress yang ekstrem. Faktor lainnya adalah
16
Universitas Lambung Mangkurat
jawab dan agresif yang sering mengabaikan orang lain dan ketidakmampuan
Tatalaksana
dan perilaku yang terkait dengan depresi. Tujuan dari terapi ini adalah untuk
Menggabungkan teknik CBT belajar kembali pola pikir dengan latihan stimulasi
17
Universitas Lambung Mangkurat
pada fungsi sosial, pekerjaan, atau bidang penting lainnya tetapi tidak memenuhi
G. Stupor Disosiatif
respon normal terhadap rangsangan luar seperti misalnya cahaya, suara, dan
causation).
depresif atau manik (pada gangguan afektif, berkembang sangat lambat, sudah
jarang ditemukan).
berperilaku seakan akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat,
individu) dan bukan merupakan aktivitas yang biasa, dan bukan merupakan
ini. Tidak ada penyebab organik (misalnya epilepsi lobus temporalis, cedera
18
Universitas Lambung Mangkurat
kepala, intoksikasi zat psikoaktif) dan bukan bagian dari gangguan jiwa tertentu
J. Konvulsi Disosiatif
epileptik dalam hal gerakan-gerakannya, akan tetapi sangat jarang disertai lidah
tergigit, luka serius karena jatuh saat serangan dan mengompol. Juga tidak
dijumpai kehilangan kesadaran atau hal tersebut diganti dengan keadaan seperti
Gejala anestesi pada kulit seringkali mempunyai batas batas yang tegas
“tunnel vision” (area lapang pandangan sama, tidak tergantung pada perubahan
jarak mata dari titik fokus). Meskipun ada gangguan penglihatan, mobilitas
penderita dan kemampuan motoriknya seringkali masih baik. Tuli disosiatif dan
19
Universitas Lambung Mangkurat
anosmia jauh lebih jarang terjadi dibandingkan dengan hilang rasa dan
penglihatan.
BAB III
PENUTUP
motorik, sensorik, perilaku, emosi atau persepsi lingkungan yang tidak dapat
adanya kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal (dibawah kendali
kesadaran) antara : ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan penginderaan, dan
adalah diketahui adanya riwayat kekerasan seksual maupun fisik terutama pada
20
Universitas Lambung Mangkurat
masa kanak-kanak, trauma akibat bencana maupun kecelakaan yang dialami dapat
konversi dapat dilakukan psikoterapi dan bila ada gangguan fungsi motorik
DAFTAR PUSTAKA
2013.
4. Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari ppdgj-
p. 81-83.
21
Universitas Lambung Mangkurat
5. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Edisi kedua. Jakarta: Badan
Illness/Mental-Health-Conditions/Dissociative-Disorders/Treatment
7. Sharon I. Dissociative disorders. 2018 September 11. [diambil 2020 Juli 08].
10. Goldberg J. Mental health and dissociative fugue. 2018 May 11. [diambil
health/dissociative-fugue#2-6
11. Dorahy MJ, Sar V, Brand BL, Kruger C. Dissociative identity disorder: an
48:402-417.
12. Wang P. Dissociative identity disorder. 2018 Agustus. [diambil 2020 Juli 08].
disorders/what-are-dissociative-disorders
identity-disorder/treatment/.
22
Universitas Lambung Mangkurat
14. Madden S. Depersonalization/derealization disorder: a neglected disease in
15. Goldberg J. Ganser syndrome. 2019 April 06. [diambil 2020 Juli 08].
23
Universitas Lambung Mangkurat