Anda di halaman 1dari 6

KASUS MEDIKAL PK KMB 1 PRODI D3 KEPERAWATAN TA

2019/2020

*Noor Fitriyani, S.Kep., Ns., M.Kep.*

Kasus 1

Seorang laki-laki usia 37 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan utama nyeri

pada perut bagian kanan. Klien mengatakan sakit sudah 1 bulan yang lalu. Ketika klien sakit

hanya beristirahat kurang lebih ½ jam. Sebelumnya klien sudah melakukan pemeriksaan ke

dokter dan diberikan obat penurun nyeri, namun pasien masih merasakan nyeri dibagian perut

sebelah kanan. Sebelumnya klien belum pernah di rawat di RS maupun riwayat kesehatan

keluarga. Hasil pengkajianpada pola eliminasi selama sakit dengan frekuensi 10 kali/ hari,

jumlah urine 150 cc, warna kuning jernih, pancaran lemah, perasaan saat berkemih tidak

lampias dan susah saat BAK. Hasil pemeriksaan abdomen yang dilakukan pada klien ada

nyeri tekan di abdomen kuadran 4. Pemeriksaan USG abdomen yang dilakukan pada klien

menunjukkan adanya nephrolithiasis kanan 6 mm. Klien mendapatkan terapi cairan infus RL

20 tpm, ketorolac 30 mg/ 12 jam dan cefotaxim 1 gram/ 12 jam.

Kasus 2

Seorang perempuan usia 27 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan Infeksi Saluran

Kemih (ISK). Pasien mengeluh nyeri pada perut kuadran kiri bawah dengan skala nyeri 5,

dan kualitas nyeri seperti tertusuk-tusuk. Hasil pemeriksaan urinalisa, warna kemerahan,

kejernihan keruh, berat jenis 1.010 dengan nilai normal (1.015-1.025), leukosit 35-40/LPB,

bakteri (+). Hasil pemeriksaan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 80 kali/menit, pernafasan

20 kali/menit, dan suhu 40 derajat celcius. Terapi yang diberikan antara lain injeksi cefozolin

1 mg/12 jam, injeksi intravena gastridin 50 mg/8 jam, injeksi intravena antalgin 500mg/8
jam, injeksi intravena hyosin 20mg/8 jam. Selama sakit klien mengalami sulit tidur dan

sering terbangun saat tidur dikarenakan perut bagian bawah terasa nyeri dan sangat sakit.

Klien hanya bisa tidur 4 jam saat malam dan tidak bisa tidur saat siang. Hasil pengkajian pola

eliminasi selama sakit, mengalami gangguan eliminasi urin klien hanya berkemih 250cc/hr

dan warna urine merah terdapat hematuria dan klien mengatakan nyeri pada saat BAK.

Kasus 3

Seorang laki-laki usia 47 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnose CKD sejak

tanggal 3 Mei 2016. Dua bulan sebelum masuk RS, pasien mengatakan kencing mulai

berkurang namun tidak merasa ada keluhan yang lain. Lalu bulan berikutnya kaki dan tangan

mulai terasa bengkak, namun pasien tidak terlalu memperdulikannya. Saat 1 minggu sebelum

masuk rumah sakit klien mengeluh sesak, badan terasa lemas, serta kaki dan tangannya

bertambah bengkak. Selain itu klien juga mengalami penurunan nafsu makan, mual mual,

pusing dan kulit terasa gatal. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darahnya tinggi

yaitu 150/100mmHg, RR 28 x/mnt, nadi 90 x/mnt, suhu 36,5ºC, asites (+), ronchi (+) dikedua

lapang paru area basalis, kemudian hasil pemeriksaan laboratorium darah ternyata diduga

pasien mengalami kondisi akut dalam penyakit ginjal kronik (Ur/Cr = 112/ 3,30 mg/dl).

Setelah pasien diperiksa CCT ukur untuk menilai faal ginjal didapatkan nilai GFR 14,22

ml/menit yang berarti pasien telah mengalami penyakit ginjal tahap akhir atau CKD stage V

sehingga dianjurkan untuk menjalani hemodialisa

Kasus 4

Seorang laki-laki usia 42 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas.

keluhan yang dirasakan klien sebelum masuk RS sesak nafas sudah 2 hari, disertai batuk

berdahak dan susah mengeluarkan dahak. Klien mengatakan mempunyai riwayat asma sejak
5 tahun yang lalu dan saat kondisi saat dibawa oleh keluarga ke RS. Klien memiliki

kebiasaan merokok sebelumnya 1 hari 2 pack. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/80

mmHg, HR 80 x/ menit dengan irama reguler, RR 28 x/ menit dan irama irreguler. adanya

nafas cuping hidung, pada PF paru ada retraksi intercosta, nafas cepat dan dangkal dan

terdengar wheezing. Pada pemenuhan kebutuhan ADL klien dibantu orang lain. Klien

mendapatkan terapi infus RL 20 tpm, injeksi Methylprednisolone 62.5 gram/ 8 jam, Injeksi

Levoflaxacin 750 mg/ 24 jam, Nebulizer Farbiven 2,5 mg/ 8 jam dan terapi oksigen nasal

kanul 3 l/ menit.

Kasus 5

Seorang perempuan usia 61 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak

nafas. Sebelumnya klien dirawat di RS dengan penyakit yang sama yakni gagal ginjal

sebanyak 7 kali dan sampai saat ini setiap minggu klien rutin melakukan cuci darah.

Sebelumnya klien bekerja di pabrik dengan jam kerja shift dan untuk meningkatkan stamina

selama 10 tahun klien memilki kebiasaan mengkonsumsi minuman kratingdeng. Hasil

pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/ 90 mmHg, HR 84 x/ menit RR 28 x/ menit,

pemeriksaan fisik paru terdengar adanya suara ronkhi. Pemenuhan ADL klien saat ini dibantu

orang lain. Hasil pemeriksaan Laboratorium didapatkan Hb 10.4 g/dl, Ht 31%, Limfosit 11%,

GDS 126 mg/dl, Ureum 171 mg/dl, Creatinin 11.2 mg/dl. Hasil pemeriksaan EKG

menunjukkan adanya Atrial Fibrillation with Rapid Ventrikular Response. Terapi yang

diberikan oksigen nasal kanul 3l/ menit, Obat oral meliputi: Candesertan 16 mg/ 24 jam,

Bisoprolol 5 mg/ 24 jam, Asam folat 1 mg/ 8 jam, NAC (acetylysteinol) 3x1, Ampilodipine

10 mg/ 24 jam, Sucralfat 3x1, Clopidogrel (CPG) 75 mg/ 24 jam.


Kasus 6

Seorang laki-laki usia 54 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri pada

tangan kanan dan kebas pada telapak tangan kanan post kemoterapi yang ke-4. Nyeri terasa

saat mengambil sesuatu dengan tangan kanan atau saat tangan kanan digerakkan, nyeri akan

berkurang saat tangan kanan diistirahatkan atau tidak gerakkan, dengan kualitas nyeri seperti

tertimpa benda berat, skala 5 dan hialng timbul. Pasien mengatakan gejala pertama yang

dialaminya adalah batuk secara terus menerus disertai dahak, dada terasa panas, dan terasa

sesak napas. Selanjutnya pada bulan Desember 2019 pasien kembali ke RS untuk melakukan

pemeriksaan dan kemoterapi. Sebelumnya pasien pernah melakukan kemoterapi sebanyak 3

kali yaitu pada: 23 Desember 2019, 14 Januari 2020, dan 4 Februari 2020. Pasien

mengatakan dilakukan kemoterapi pada tanggal 25 Februari 2020 pukul 13.00 WIB dan

selesai pada pukul 19.00 WIB. Pasien mengatakan bahwa sejak masih muda sekitar umur 17

tahunan sudah mulai merokok dalam sehari pasien bisa menghabiskan beberapa batang

rokok. Pasien juga mengatakan sudah berhenti merokok pada bulan November saat sudah

muncul gejalanya. Selain Tn. T anak laki-lakinya juga merupakan seorang perokok. Dari

hasil pengkajian fisik didapatkan data tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 110x/menit irama

teratur,frekuensi pernapasan 21x/menit irama teratur, dan suu tubuh 37oC. Pemeriksaan fisik

paru dengan inspeksi: pengembangan dada kanan lebih lambat daripada dada kiri, simetris,

tidak ada luka, dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan. Palpasi: vokal fremitus

sebelah kanan lebih lambat atau pelan getarannya. Perkusi: redup disebelah kanan dan sonor

disebelah kiri. Auskultasi: vesikuler lapang paru sebelah kiri dan suara ronkhi lapang paru

sebelah kanan lobus kedua.

Hasil dari pemeriksaan bronchoscopy Tn T ialah stenosis infiltratif menurut sebagian

disepertiga proksimal BUKA dan BUKI mukosa berbenjol-benjol di BUKA. Mukosa

hiperemesis di BUKA, LMKA, dan BUKA. Hasil pemeriksaan patologi anatomi adalah
sitologi singkatan bronchus dekstra adenocarcinoma. Hasil pemeriksaan Echocardiography

ialah concentric remodeling dengan abdormalitas segmental wall motion EF 52% fungsi

diastolik baik MR Mild. Hasil pemeriksaan Thoraks PA+Lat Dewasa ialah massa paru kanan

lobus medius segmen medial

Kasus 7

Seorang laki-laki usia 40 tahun dirawat dengan keluhan sesak nafas. Sebelum klien dibawa ke

RS mengeluhkan sesak nafas dan perut terlihat membesar kemudian keluarga dari pasien

mengatakan bahwa pasien telah menderita penyakit CHF sejak 5 tahun yang lalu sudah sering

rawat inap di rumah sakit kemudian 1 tahun yang lalu dokter mendiagnosis pasien juga

menderita gagal ginjal. Hasil pengkajian pasien mengeluhkan sesak napas ketika melakukan

aktivitas berganti pakaian dan duduk. Pemeriksaan fisik paru dengan hasil inspeksi yaitu

bentuk dada Simetris, pergerakan dada kiri lebih dominan saat inspirasi lebih pendek

daripada dada kanan, tampak adanya otot bantu pernapasan, terdapat pernapasan cuping

hidung kemudian untuk hasil palpasi yaitu Vokal fremitus lebih terasa bergetar di lapang paru

kiri, terdapat nyeri tekan setelah itu dilakukan perkusi yaitu Redup pada bagian dada kanan

dan sonor pada bagian dada kiri dan pemeriksaan yang terakhir auskultasi dengan hasil

Terdapat suara tambahan ronkhi basah pada lobus kiri. Hasil pemeriksaan tanda tanda vital

yaitu Tekanan Darah 160/80 Mmhg, Nadi 86x/menit, pernapasan 28x/menit, Suhu 36,70C

dan dengan saturasi oksigen 82% pada pasien juga ditemukan asites dan edema pada

ekstremitas bawah dengan pitting edema 4 menit. Foto Thoraks PA didapatkan kesimpulan

bahwa pasien mengalami kardio megali dengan edema paru, dalam pemeriksaan EKG

menghasilkan intepretasi Sinus Aritmia, Left Axis deviation, Possible left artrial hypertrophy,

borderline normal ecg. Pemeriksaan Laboratorium menunjukkan Hemoglobin 8 g/dl,

Hematokrit 30 %, Kreatinin 5,6 g/dl, Ureum 93 mg/dl. Saat ini klienmendapatkan terapi
oksigen nasal kanul 4l/menit, infusD5% 20 tpm mikro, injeksi IV Omeprazole 40 grm/ 12

jam, Inj IV Metochlopramide 10mg/8 jam, Inj IV Furosemide 4 mg/24 jam, Oral Sulcrafat

Syr 15 cc/ 8 jam. Klien dengan program HD 2 kali/ minggu.

Anda mungkin juga menyukai