Anda di halaman 1dari 2

Nama : Vivi Hendy Marlina

NPM : 18412027
Kelas : AKT 18 A

Tugas Forum PPh Badan Bagian 2

1. Mengapa pemerintah mengambil kebijakan fiskal terkait tarif PPh Badan diturunkan


sebesar 3% sehingga menjadi 22%? Menurut saudara apakah relevan penurunan
tarip PPh Badan tersebut ? Jelaskan
Jawab:
Sebelum adanya pandemic COVID-19, rencana adanya pengurangan tarif PPh Badan
telah menjadi salah satu ketentuan dalam RUU Omnibus Law Perpajakan. Ketentuan
PPh Badan dalam RUU Omnibus Law Perpajakan yaitu adanya penurunan tarif PPh
Badan sebesar 3% dari 25% menjadi 22% untuk tahun pajak 2021 dan 2022,
sementara untuk tahun pajak 2023 sebesar 20%. Dalam ketentuan ini, pemerintah
berharap tarif PPh Badan yang turun bisa menambah investasi dalam negeri.
Namun untuk tahun 2020 dimana sedang terjadi pandemic, pemerintah memberikan
insentif penurunan tarif PPh Badan dari sebelumnya 25% menjadi 22% untuk tahun
pajak 2020 dan 2021, serta menjadi 20% pada tahun pajak 2022. Insentif ini diberikan
untuk membantu para wajib pajak badan yang tertekan karena adanya pandemic.
Jika melihat kondisi yang terjadi pada tahun ini, maka penurunan tarif PPh Badan
tersebut dapat dikatakan relevan, mengingat banyak sekali perusahaan serta UMKM
yang mulai mengalami kemunduran ekonomi. Namun jika dilihat dari ketentuan PPh
Badan dalam RUU Omnibus Law Perpajakan, maka ini akan menimbulkan dampak
negative bagi penerimaan perpajakan dalam jangka pendek.

2. Apa dampak yang ditimbulkan dari penurunan tarip pajak PPh Badan tersebut


terhadap target penerimaan pajak di dalam APBN 2020 ?
Jawab:
Penurunan tarif PPh Badan dapat berdampak buruk bagi penerimaan pajak dalam
jangka pendek. Penurunan tarif PPh Badan dapat menyebabkan terjadinya defisit
anggaran, penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), penurunan penerimaan pajak
secara neto yang diperkirakan mencapai Rp 53 triliun dan akan berdampak pula pada
pertumbuhan ekonomi jangka pendek.
Namun, penurunan tarif PPh Badan sebesar 3% secara bertahap ini akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,02 persen di tahun 2030. Penurunan
tarif PPh Badan diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka
Panjang karena didorong oleh investasi, penyerapan tenaga kerja dan konsumsi rumah
tangga.

3. Jika saudara telah mengetahui penurunan tarip pajak berdampak negatif terhadap
penerimaan pajak Indonesia, sehingga dapat menyebabkan defisit anggaran, apakah
tepat langkah pemerintah mencari dana untuk menambal defisit tersebut dengan
menambah utang luar negeri ?
Jawab:
Menambah utang luar negeri akan berdampak pada defisit APBN dan berpotensi pada
utang pemerintah yang akan terus membengkak. Menambah utang luar negeri juga
akan berpotensi menyebabkan gejolak pada pasar keuangan, terutama pada surat
utang negara. Meskipun diberlakukannya penurunan tarif PPh Badan, hal tersebut
tidak serta merta membuat investor mau langsung berinvestasi karena investor juga
akan melihat kondisi ekonomi negaranya.
Dalam pandemic ini, menambah utang luar negeri untuk mencegah dampak negative
dari adanya COVID-19 juga bukan satu-satunya jalan keluar. Karena jika melihat dari
alokasi dana untuk beberapa infrastruktur dan alokasi dana yang cukup besar dari
rencana pembangunan ibu kota baru, ini bisa menjadi cadangan untuk mencegah
dampak dari pandemic.

Anda mungkin juga menyukai