Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran kencing atau ISK merupakan masalah kesehatan yang
cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun. Infeksi Saluran Kemih
merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia
di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering
juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (Milagros.
2012).
Sakit sewaktu buang air kecil merupakan keluhan yang sesekali terjadi
dalam hidup kita.Sebagian besar tidak berbahaya karena hanya disebabkan
menahan kencing atau minum air terlalu sedikit, sehingga kencing berwarna
pekat dan merangsang.Namun, bila sakit terjadi karena infeksi oleh kuman,
maka harus diobati karena dapat menimbulkan komplikasi seperti
pendarahan.Selain itu, infeksi juga dapat menjalar ke ginjal atau organ lainnya
(Valentina L. 2008).
Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan masalah kesehatan yang
cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih (ISK)
merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia
di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering
juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Valentina L. 2008).
Infeksi kandung kemih terjadi ketika ada bakteri atau Mikroorganisme
lainnya, melekat pada pembukaan uretra dan berkembang biak. Uretra adalah
saluran yang menghubungkan kandung kemih ke saluran luar pembuangan air
seni.Dan karena pria memiliki uretra lebih panjang daripada wanita, bakteri

1
dan mikroorganisme lainnya lebih sulit menjangkau kandung kemih dan
menyebabkan Infeksi Kandung Kemih (Valentina L. 2008).
Infeksi ini umumnya memang terjadi pada wanita.Namun bukan
berarti pria tidak pernah terjadi gejala penyakit ini.Hal ini dikarenakan,
berdasarkan fakta infeksi saluran kemih terjadi pada pria.Gejala awal Infeksi
Saluran Kemih adalah urin yang dikeluarkan tampak lebih keruh dan berbau,
ingin selalu buang air kecil namun hanya sedikit urin yang keluar dan
menyebabkan rasa terbakar atau sakit pada saluran urin saat buang air kecil
(Valentina L. 2008).
Gejala infeksi saluran kemih akut dan gejala infeksi saluran kemih
kronis memiliki persamaan pada proses timbul yang lambat dan radang yang
ringan. Pada umumnya gejala infeksi saluran kemih kronis akan terjadi dalam
kurun waktu jangka panjang dan juga akan terjadi penanahan berulang kali
pada urine atau eritrosit. Pada pasien-pasien ini umumnya memiliki catatan
riwayat infeksi saluran kemih akut, batu ginjal serta pertumbuhan yang
abnormal atau faktor lainnya. Oleh karena itu,harus dilakukan pemeriksaan
yang lebih lanjut (Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih juga merupakan salah satu penyakit akut
terbesar dari anak-anak atau remaja dan kira-kira berpengaruh pada 6,5%
perempuan dan 3,3% laki-laki pada satu tahun pertama kehidupannya. Serta
biasanya terjadi refluks vesika urinari yang mana memperlihatkan 30%
sampai 40% dari anak - anak dengan infeksi saluran kemih yang dapat
menjelaskan resiko untuk infeksi berulang dan pembentukan jaringan parut
pada ginjal (Depkes RI, 2014).
Prevalensi bakteriuria asimptomatik lebih sering ditemukan pada
penderita infeksi saluran kemih.Prevalensi selama periode sekolah (school
girls) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif secara seksual.

2
Prevalensi infeksi asimptomatik meningkat mencapai 30% baik laki-laki
ataupun perempuan bila disertai faktor predisposisi seperti litiasis, obstruksi
saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papiler, Diabetes mellitus
paska transplantasi ginjal, nefropati analgesik, sickle cell desease, hubungan
seksual, kateterisasi, dan lain (Depkes RI, 2014).
Kondisi penyakit infeksi, salah satunya Infeksi Saluran Kemih,
menyebabkan seseorang bergantung kepada keluarganya.Waktu dan biaya
yang dibutuhkan untuk merawat sesorang dengan penyakit infeksi tidak lah
sedikit sehingga menimbulkan masalah ekonomi pada keluarga.Keluarga
menjadi merasa bersalah, frustasi, cemas dan depresi terhadap penyakit yang
diderita oleh anggota keluarganya. Bagi anggota keluarga yang lain, waktu
kebersamaan dengan anggota keluarga akan berkurang sehingga
mengakibatkan masalah defisit interaksi pada setiap anggota keluarga
(Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih di masyarakat makin meningkat seiring
meningkatnya usia. Berdasarkan survey dirumah sakit Amerika Serikat
kematian yang timbul dari Infeksi Saluran Kemih diperkirakan lebih dari
13000 ( 2,3 % angka kematian). Pada usia muda kurang dari 40 tahun
mempunyai prevalensi 3,2% sedangkan diatas 65 tahun angka infeksi saluran
kemih sebesar 20%. (Depkes RI, 2014).
Menurut WHO dalam Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit
infeksi yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan
dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih sering
dijumpai pada wanita dari pada laki-laki.Indonesia merupakan negara
berpenduduk ke empat terbesar dunia setelah Cina, India dan Amerika
Serikat.Sementara itu Penduduk Indonesia yang menderita Infeksi Saluran
Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa.(Depkes RI, 2014).

3
Infeksi saluran kemih di Indonesia dan prevalensinya masih cukup
tinggi, Menurut perkiraan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah
penderita ISK di Indonesia adalah 90-100 kasus per 100.000 penduduk
pertahun nya atau sekitar 180.000 kasus baru pertahun (Depkes RI, 2014).

B. Rumusan masalah
Tanpa disadari prilaku atau kebiasaan masyarakat yang sering
menahan untuk berkemih dan meminum air terlalu sedikit, bila itu terjadi
secara terus menerus bisa terjadi Infeksi saluran kemih. Maka dari itu harus
dilakukan upaya pencegahan melalui penyuluhan atau komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE) untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat itu
sendiri.

C. Tujuan
1. Menggurangi penyakit infeksi saluran kemih pada masyarakat
2. Mencegah terjadinya penyakit infeksi saluran kemih di masyarakat

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Infeksi saluran kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi
mikroorganisme pada saluran kemih (Agus tessy,2001)
Infeksi saluran kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri
pada saluran kemih (Enggram,Barbara, 1998)
Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal air
kemih tidak menggandung balteri,virus, atau mikroorganisme lain
(sudoyonoaru,dkk 2009)
B. Anatomi
1. Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang
kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra
lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen.
Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan
kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya
ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita. Fungsi ginjal:
a. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis
atau racun.
b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
c. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari
cairan tubuh.
d. Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat
lain dalam tubuh.

5
e. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum
protein.
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari
ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm,
dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter  sebagian terletak dalam rongga
abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
3. Vesika urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan
mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di
dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari:
a. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan
bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium
rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen,
vesika seminalis dan prostat.
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis.
4. Uretra
Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada
kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Uretra
pria uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke
bagian penis panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:
Uretra prostatia, uretra membranosau, retra kevernosa. Uretra wanita

6
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring
sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri
dari tunika muskularis (sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan
pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).
Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi.
Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia
diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra
bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars
uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya
berfungsi sebagai saluran ekskresi.

C. Etiologi
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme
penginfeksi, biasanya suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke
saluran kencing.Radang area lokal terjadi, diikuti dengan infeksi ketika
organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area genital dan
memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Organisme dapat
juga masuk selama kontak seksual.
Dalam hal ini infeksi terjadi sebagai infeksi yang diperoleh dari
komunitas yang tidak kompleks.Pasien dengan kateter perkemihan bisa juga
mengalami infeksi karena adanya kateter yang memberikan suatu jalan kecil
bagi bakteri untuk masuk ke kandung kemih.Beberapa peralatan saluran
kencing, misal cystoscopy, juga memberikan suatu jalan kecil bagi bakteri
untuk masuk kandung kemih. Sebagian dari peralatan tidak disterilkan
sepenuhnya antara pasien satu dengan yang lainnya; peralatan diberi

7
desinfektan dosis tinggi karena serat optik dan lensa di dalam tidak akan tahan
dengan temperatur tinggi yang diperlukan untuk mensterilkan. Infeksi ini akan
dipandang sebagai nosocomial. (Mary. 2014)

D. Patofisiologi
Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman.
Infeksi terjadi bila bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan-
jalan ke uretra atau ujung saluran kencing untuk kemudian berkembang biak
disana. Maka dari itu kuman yang paling sering menyebabkan ISK
adalah E.coli yang umum terdapat dalam saluran pencernaan bagian bawah.
Pertama-tama bakteri akan menginap di uretra dan berkembang biak
disana. Akibatnya, uretra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan
nama Urethritis. Jika kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan
berkembang biak disana maka saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian
disebut dengan istilahCystitis. Jika infeksi ini tidak diobati maka bakteri akan
naik lagi ke atas menuju ginjal dan menginfeksi ginjal yang dikenal dengan
istilah Pyelonephritis.
Mikroorganisme seperti Klamidia dan mikoplasma juga dapat
menyebabkan ISK namun infeksi yang diakibatkan hanya terbatas pada uretra
dan system reproduksi. Tidak seperti E.coli, kedua kuman ini menginfeksi
orang melalui perantara hubungan seksual.
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang mengatur
keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit dalam tubh dan sebagai pengatur
volume komposisi kimia darah dengan mengekskresikan air yang dikeluarkan
dalam bentuk urine apabila berlebih. Diteruskan dengan ureter yang
menyalurkan urine ke kandung kemih. Sejauh ini diketahui bahwa saluran
kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril.

8
Menurut Rudi. 2012infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya
mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius.Mikroorganisme ini masuk
melalui kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen,
limfogen.Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.
1. Secara asending:
masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain
faktor anatomi dimana wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari
pada laki-laki sehingga insiden terjadinya isk lebih tinggi, faktor
tekanan urin saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam
traktus urinarius (pemeriksaan sitoskopik, pemakaian kateter), adanya
dekubitus yang terinfeksi. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke
ginjal
2. Secara hematogen:
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah
sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen. Ada
beberapa hal yang memengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga
mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total
urin yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan
intrarenal akibat jaringan parut, dll.
3. Limfogen
Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi
bakteri pada ginjal, tubulus, dan jaringan interstisial dari salah satu
atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra
dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20% sampai 25% curah jantung ;
bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus
penyebaran secara hematogen kurang dari 3%. Pielonefritis akut
biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih

9
asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi
hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua
ginjal.Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan
biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain,
atau refluks vesikoureter.
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering
disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat
disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung
kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter
atau sistoskop.
Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suati infeksi yang
menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal.
Uretritis gonoreal disebabkan oleh Neisseria gonorhoeae dan
ditularkan melalui kontak seksual.Uretritis non
gonoreal : uretritis yang tidak berhubungan dengan Neisseria
gonorhoeae biasanya disebabkan oleh Klamidia frakomatik atau urea
plasma urelytikum.

E. Manifestasi
1. Gejala Umum :
a. Sering ingin kencing namun kencing yang dikeluarkan
sangatlah sedikit. Kesakitan saat kencing / BAK.
b.  Rasa sakit sampai terbakar pada kandung kemih.
c.  Pada perempuan merasakan ketidaknyamanan pada tulang
kemaluan.
d. Air kencingnya sendiri bisa berwarna putih, cokelat, dan
kemerahan.

10
e. Rasa sakit pada punggung, mual, dan muntah.
f.  Demam muncul bila ginjal sudah kena.
2. Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur penderita adalah
sebagai berikut :
a. 0 – 1 bulan : gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah dan
diare, kejang, koma, panas / hipotermia tanpa diketahui
sebabnya, ikterus (sepsis).
b.  1 bulan – 2 tahun : panas / hipotermia tanpa diketahui
sebabnya, gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah, diare,
kejang, koma, kolik (anak menjerit keras), air kemih berbau /
berubah warna, kadang-kadang disertai nyeri perut / pinggang.
c. 2 – 6 tahun : panas / hipotermia tanpa diketahui sebabnya,
tidak dapat menahan kencing, polakisuria, disuria, enuresis,
air kemih berbau dan berubah warna, diare, muntah, gangguan
pertumbuhan serta anoreksia.
d.  6 – 18 tahun : nyeri perut / pinggang, panas tanpa diketahui
sebabnya, tidak dapat menahan kencing, polikisuria, disuria,
enuresis, air kemih berbau dan berubah warna
3. Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
a. Mukosa memerah dan oedema
b. Terdapat cairan eksudat yang purulent
c.  Ada ulserasi pada uretra
d.  Adanya rasa gatal yang menggelitik
e.  Good morning sign
f.  Adanya nanah awal miksi
g.  Nyeri pada saat miksi
h. Kesulitan untuk memulai miksi

11
i.  Nyeri pada abdomen bagian bawah.
4. Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
a. Diuria (nyeri waktu berkemih)
b. Peningkatan frekuensi berkemih
c.  Perasaan ingin berkemih
d. Adanya sel-sel darah putih dalam urin
e. Nyeri punggung bawah atau suprapubik
f. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pad kasus yang
parah.
5. Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala :
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri pinggang
d. Disuria
e.  Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip
dengan pielonefritis akut, tetapi dapat menimbulkan hipertensi
dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.

F. Factor resiko
        Factor resiko Infeksi Saluran Kemih, antara lain :
a. Kurang banyak meminum air putih.
b.  Penyebab utama dari ISK adalah system kekebalan tubuh yang
menurun, sehingga bakteri alat kelamin, dubur atau dari pasangan
(akibat hubungan intim) masuk ke dalam saluran kemih.
c. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran
kencing.

12
d. Cara cebok yang salah, yaitu dari belakang ke depan. Cara cebok seperti
ini sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.
e. Suka menahan kencing. Kebiasaan ini memungkinkan kuman masuk ke
dalam saluran kencing. Dibandingkan laki-laki, perempuan ternyata
lebih rentan terkena penyakit ini. Karena, penyebabnya adalah saluran
uretra (saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar
tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar 3-5 cm). Berbeda dengan uretra
laki-laki yang panjang, sepanjang penisnya, sehingga kuman sulit
masuk.
f.  Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. Hal ini
menyebabkan uretranya penuh. Jika uretranya pendek, terkena gesekan
saat berhubungan seks, bisa menyebabkan kuman-kuman gampang
terdorong masuk ke saluran kencing dan mengakibatkan infeksi yang
disebut sistitis. Biasanya hal ini banyak terjadi pada pasangan yang baru
menikah, karena itu disebut honeymooners cystitis. Keluhannya seperti
kencing sakit.
g.  Memiliki riwayat penyakit kelamin. Misalnya pada orang yang punya
penyakit kencing nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra
dan menghasilkan nanah.
h.  Memiliki riwayat penyakit batu di daerah saluran kencing. Keberadan
batu di saluran kencing bisa menjadi focus infeksi dan menyebabkan
infeksi berulang. Misalnya : ada infeksi berulang di saluran kencing,
kemungkinan disebabkan adanya infeksi batu di saluran kencing. Batu
tersebut terinfeksi dan bisa menjadi sumber infeksi dan sumber kuman.

13
G. Pencegahan dan penanggulangan
1. Pencegahan
1. Hindari dehidrasi : ajurkan asupan harian (recommended daily
allowance,RDA) cairan pada dewasa aktif sekitar 30 ml/kg/hari.
2.  Hindari konstipasi (perbanyak asupan cairan,serat diet, dan olah
raga rekreasional)
3. Tangani retensi urien, inkontinensia urien atau obstruksi pada
saluran keluar kandung kemih.
4.  Pertimbangan perbaikan sistokel pada wanita pascamenopause
penderita pengosongan kandung kemih tanpa sempurna dan ISK
kambuhan.
5. Ajari wanita mengenai higienis yang baik setelah ke toilet  dan
berkemih setelah senggama.
6. Tangani infeksi sejak dini, terutama pada pasien dengan
penurunan fungsi imun atau pasien dengan retensi urien, atau
disfungsi berkemih.
7.  Lepas kateter yang yang terpasang dan tangani pasien yang
mengalami disfungsi berkemih dengan program penatalaksanaan
alternatif seperti pelatihan kandung kemih, farmakoterapi untuk
inkontinensia urien, kateterisasi intermiten dan/ atau berkemih
terjadwal.
2. Penanggulangan
Jika Anda diduga terkena ISK, maka dokter akan memeriksa
secara keseluruhan dan mengambil sampel urin untuk memeriksa
apakah terdapat bakteri, darah, atau kelainan lainnya pada urin Anda.
Selanjutnya, jika ternyata ditemukan bakteri, umumnya dokter akan
memberikan terapi antibiotic.

14
BAB III
RENCANA PROGRAM PENYULUHAN (RPP)

A. Nama kegiatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan edukasi dan
diskusi bersama secara langsung kepada sasaran dengan nama kegiatan
penyuluhan tentang infeksi saluran kemih
B. Tema kegiatan
“Mengenali penyakit infeksi saluran kemih “
C. Waktu
Kegiatan ini dilakukan pada:
Hari : sabtu
Tanggal : 7 juli 2018
Waktu :10:00 WIB s/d selesai
Tempat : ruang GB 22 falkultas ilmu kesehatan
D. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah dan menambah
penggetahuan bagi seluruh peserta yang hadir tentang infeksi saluran
kemih
2. Tujuan khusus
a. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang infeksi
saluran kemih
b. untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan dari infeksi
saluran kemih

15
E. Sasaran
Sasaran utama adalah mahasiswa kampus unifersitas islam as’syafiiah,
khususnya fakultas ilmu kesehatan
F. Materi penyuluhan
1. Definisi infeksi saluran kemih
2. Anatomifisiologi infeksi saluran kemih
3. Etiologi dari infeksi saluran kemih
4. Patofisiologi infeksi saluran kemih
5. Manifestasi infeksi saluran kemih
6. Factor resiko infeksi saluran kemih
7. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran kemih
G. Struktur
1. Alat atau media
a. Slide power point
b. Proyektor, bolpoint, dan buku tulis
c. Lap top
d. Kabel rol
e. Terminal listrik
f. Ruang yang memadai, yakni ruang yang cukup luas dan
nyaman
g. Mic wireless
h. Kursi
i. Pendingin ruangan (AC)
H. Bentuk kegiatan dan metode penyuluhan
Bentuk kegiatan berupa pemberian komunikasi informai edukasi yang
di harapkan peserta yang datang di unifersitas islam as’syafiiah dapat

16
meningkatkan pengetahuan tentang infeksi saluran kemih. Penyampaian
materi yang di berikan dengan metode ceramah,diskusi dan tanya jawab
I. Proses penyuluhan
proses penyuluhan di lakukan melalui langkah langkah sebagai
berikut:
a. Kegiatan 1 : perkenalan (5 menit)
 Fasilitator melakukan perkenalan
b. Kegiatan 2 : penjelasan tujuan penberian materi pelajaran
 Fasilitator menjelaskan hal hal yang ingin
dicapai dalam proses penyuluhan
c. Kegiatan 3 : ceramah dan Tanya jawab (60 menit)
 Penyampaian materi inti penyuluhan
 Memberikan kesempatan pada
sasaranuntuk mengajukan pertanyaan
 Fasilitator memberikan jawaban atau
tanggapan
d. Kegiatan 4 : rangkuman (10 menit)
 Fasilitator merangkum dan menyipulkan
materi yang di sampaikan dari awal sampai
akhir
e. Kegiatan 5 : evaluasi (10 menit)
 Fasilitator mengajukan beberapa
pertanyaan untuk di jawab sasaran
 Bila beberapa pertanyaan yang di ajukan
tersebut dapat di jawab dengan benar,
berarti proses pembelajaran berjalan degan
baik

17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal air
kemih tidak menggandung balteri,virus, atau mikroorganisme lain
(sudoyonoaru,dkk 2009). Adapun cara pencegaha yaitu :
1. Hindari dehidrasi : ajurkan asupan harian (recommended daily
allowance,RDA) cairan pada dewasa aktif sekitar 30 ml/kg/hari.
2.  Hindari konstipasi (perbanyak asupan cairan,serat diet, dan olah raga
rekreasional)
3. Tangani retensi urien, inkontinensia urien atau obstruksi pada saluran
keluar kandung kemih.
4.  Pertimbangan perbaikan sistokel pada wanita pascamenopause
penderita pengosongan kandung kemih tanpa sempurna dan ISK
kambuhan.
5. Ajari wanita mengenai higienis yang baik setelah ke toilet  dan
berkemih setelah senggama.
6. Tangani infeksi sejak dini, terutama pada pasien dengan penurunan
fungsi imun atau pasien dengan retensi urien, atau disfungsi berkemih.
7.  Lepas kateter yang yang terpasang dan tangani pasien yang
mengalami disfungsi berkemih dengan program penatalaksanaan
alternatif seperti pelatihan kandung kemih, farmakoterapi untuk
inkontinensia urien, kateterisasi intermiten dan/ atau berkemih
terjadwal.

18
B. Saran
Diharapkan setelah di berikan edukasi tentang infeksi saluran kemih
mahasiswa jadi memahami tentang apa itu infeksi saluran kemih dan dapat
menggurangi atau mencegah terjadinya penyakit ISK.

19

Anda mungkin juga menyukai