Modul Simpus
Modul Simpus
SIMPUS
I.
II.
III.
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 1
V.
VI.
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 2
Sesuatu yang sungguh ada; sudah terjadi; kenyataan; kebenaran b. Data: Fakta yang
diperoleh melalui upaya pengumpulan atau perhitungan, dengan tujuan tertentu c.
Informasi: Kumpulan data/fakta yang dikomunikasikan untuk dapat dimanfaatkan
dalam mengambil suatu keputusan d. Sistem informasi kesehatan: Informasi tentang
kesehatan yang dibangun dari fakta/kebenaran yang dikumpulkan dan diolah menurut
tujuan tertentu dan bersifat dinamis menurut perjalanan waktu yang terus berubah.
Secara struktural, sistem informasi kesehatan meliputi petugas, instrumen pencatatan
dan pelaporan, mempunyai isi tertentu, dan diselenggarakan menurut prosedur
tertentu
Data apa yang kita peroleh dari SIK dan apa manfaatnya?
•••••••
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 3
Simpus adalah suatu tatanan manusia atau peralatan yang menyediakan informasi
untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya
(Depkes RI, 1997) b. Tujuan Simpus : Umum : Meningkatkan manajemen puskesmas
secara lebih berhasil guna dan berdaya-‐guna, melalui pemanfaatan secara optimal
data SP2TP Khusus: 1) Sebagai dasar penyusunan PTP 2) Sebagai dasar
penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas 3) Sebagai dasar
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program di puskesmas 4) Sebagai
bahan laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota 5) Sumber informasi bagi
lintas-‐sektoral terkait (Depkes RI, 1997)
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 4
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 5
(2)
(3) Salah seorang anggotanya mempunyai risiko tinggi seperti ibu hamil, neonatus risiko
tinggi (BBLR), balita kurang energi kronis (KEK) (4)
2)
Mekanisme
a) Data SP2TP dan data lainnya diolah, disajikan, dan diinterpretasikan sesuai
dengan petunjuk pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP serta petunjuk dari
masing-‐masing program yang ada (seperti program ISPA, malaria, imunisasi,
kesehatan lingkungan, KIA, gizi, perkesmas, dsb).
c) Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interpretasi data SP2TP serta sumber
lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti meningkat, menurun, atau tidak ada
perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam bentuk angka, seperti jumlah, presentase, dsb.
Informasi tersebut dapat berupa laporan tahunan puskesmas.
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 6
3)
Pemanfaatan
a. Informasi yang diperoleh dari SP2TP dan informasi lainnya dimanfaatkan untuk
menunjang proses manajemen di tingkat puskesmas sebagai bahan untuk
penyusunan rencana tahunan puskesmas, penyusunan rencana kerja operasional
puskesmas, bahan pemantauan evaluasi dan pembinaan
b. Informasi dari SP2TP dan sumber lainnya akan membantu Dinas Kesehatan DATI II
dalam penyusunan perencanaan tahunan, penilaian kinerja puskesmas berdasarkan
beban kerja, dan pencapaian hasil kegiatan puskesmas, sebagai bahan untuk
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program di wilayahnya, untuk
menentukan prioritas masalah dan upaya pemecahan serta tindak lanjutnya
3.
a. Ruang Lingkup
1) Sumber Data
(a) Kartu Individu (Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu, Kartu Anak, Dll)
2) Laporan Khusus
(1) Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB -‐-‐> W1 (Dilaporkan <24 Jam)
(2) LB2S -‐-‐> Laporan Sentinel KIA, Gizi, ISPA, dan UKK
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 7
b. Indikator
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 8
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 9
4.
Selama ini banyak masalah yang berkaitan dengan sistem pencatatan dan
pelaporan puskesmas serta pengelolaan data di puskesmas. Masalah-‐masalah
tersebut antara lain :
1. Redundansi data
2. Unintegrated data
3. Human error
4. Ketidaklengkapan data
Pencatatan data yang berulang-‐ulang menyebabkan duplikasi data sehingga kapasitas
yang diperlukan bertambah banyak. Sebagai akibatnya, pelayanan pun menjadi lambat.
Penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron dan
informasi dari masing-‐masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-‐beda.
Data tidak lengkap sehingga informasi yang diperoleh tidak dapat dipergunakan
secara optimal.
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 10
6. REFERENSI : a.
b.
c.
d.
e.
Program: Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 11