468 1503 1 PB PDF
468 1503 1 PB PDF
468 1503 1 PB PDF
1, 2012: 78-89
ABSTRACT
This research aims to create Digital Elevation Model (DEM) manually, presenting
information DEM Rawatamtu sub-watershed and evaluate DEM produced. A method of
creating DEM using software ArcGIS 10 with input data obtained from digitazion map in a
geocentric manner Indonesia (RBI) and survey the scorching tile with global positioning
system (GPS). DEM that has been created having spatial resolution 10 meters with a height
3032,44 m.dpl maximum and minimum 33,82 m.dpl. Information from Rawatamtu sub-
watershed such as contour (showing the condition of the surface of the land), slope (showing
the level of the steepness of the land), aspect (showing the direction of the slope), 3
dimensional display (visualize land forms in 3D), and line of sight (determine the state
of a place can be seen from elsewhere). Based on the test results, DEM made manually
with spatial resolution 10 meters, the level of error is relatively small and could describe
characteristic of topography the watershed of more detailed.
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah data hasil digitasi peta RBI untuk
daerah Sub-DAS Rawatamtu. Dalam
Digital Elevation Model (DEM) pada proses digitasi dihasilkan kontur dengan
Sub DAS Rawatamtu interval 50 meter dan datum atau titik
Data awal yang digunakan sebagai ketinggian yang tersebar hampir diseluruh
masukan dalam pembuatan DEM adalah wilayah Sub DAS Rawatamtu.
titik ketinggian hasil dari survei GPS. Pada awal proses interpolasi, Topo
Pengambilan titik ketinggian banyak to Raster menggunakan informasi berupa
dilakukan di daerah-daerah yang memiliki kontur untuk membuat model aliran.
topografi yang landai. Hal ini dikarenakan Dengan mengindentifikasi area dari
pada daerah yang landai diperlukan data lekukan pada masing-masing kontur, area
titik ketinggian yang maksimal sehingga yang memiliki kemiringan curam, jaringan
kenampakan bentuk permukaan tanahnya sungai dan tepi sungai dapat diketahui.
dapat terlihat lebih jelas. Di daerah yang Informasi ini sangat berguna dan layak
memiliki topografi curam, terutama di untuk pengaplikasian hidrogeomorfologi
dataran tinggi, tidak dilakukan survei yang merupakan output DEM dan juga
GPS. Pada daerah tersebut kenampakan dapat digunakan untuk memeriksa akurasi
bentuk permukaan tanahnya sudah cukup dari output DEM. Setelah struktur
jelas antara daerah pegunungan atau permukaan dihasilkan, data kontur juga
perbukitan dengan daerah lembah. digunakan untuk menentukan nilai
Selain data titik ketinggian hasil ketinggian pada masing-masing cell.
survei GPS, data lain yang digunakan
80
AGROTEK Vol.6, No. 1, 2012: 78-89
Gambar 1. Titik ketinggian hasil survei GPS dan datum peta RBI
Gambar 1 adalah titik-titik ketinggian hasil yang digunakan sebagai masukan dalam
survei GPS (titik berwarna oranye) dan pembuatan DEM Rawatamtu.
digitasi peta RBI (titik berwarna biru)
Dari G ambar 2 terlihat bahwa meter di atas permukaan laut yaitu daerah
daerah yang paling tinggi pada Sub-DAS dengan warna hitam pekat, yaitu terdapat
Rawatamtu adalah 3032,44 meter di atas di daerah sebelah ujung Selatan. Sub-DAS
permukaan laut yang ditunjukkan pada Rawatamtu mencakup 3 kabupaten di Jawa
gambar di atas berwarna putih. Daerah Timur yang terdiri dari 15 kecamatan di
dataran tinggi terdapat di bagian sebelah Kabupaten Jember, 2 kecamatan di
ujung Utara dan ujung Timur. Sedangkan Kabupaten Bondowoso, dan 1 kecamatan
daerah yang paling rendah adalah 33,82 di Kabupaten Probolinggo.
81
AGROTEK Vol.6, No. 1, 2012: 78-89
Kelas Ketinggian
No. Kecamatan
(m.dpl) Luas (km2)
Kabupaten Jember
1. Bangsalsari 36 – 2.407 41,08
2. Rambipuji 34 – 93 23,17
3. Panti 55 – 2.675 181,05
4. Kaliwates 38 – 98 24,84
5. Ajung 39 – 100 20,08
6. Sukorambi 68 – 1.306 42,76
7. Patrang 75 – 549 41,68
8. Sumbersari 57 – 147 32,21
9. Pakusari 125 – 200 11,99
10. Arjasa 125 – 630 34,08
11. Jelbuk 170 – 2.188 73,08
12. Kalisat 132 – 328 30,68
13. Sukowono 234 – 493 45,70
14. Sumberjambe 350 – 2.309 96,06
15. Ledokombo 318 – 2.219 21,89
Kabupaten Bondowoso
1. Maesan 252 – 2.703 34,94
2. Tamanan 289 – 414 13,09
Kabupaten Probolinggo
1. Krucil 2.203 – 3.032 11,11
Peta Kontur
Peta Aspek
DEM Sub DAS Rawatamtu dapat Tampilan 3 Dimensi Sub DAS Rawatamtu
diturunkan menjadi peta aspek. Peta aspek Manfaat DEM yang paling menarik
berfungsi untuk menentukan arah salah satunya adalah mampu
kemiringan suatu lereng (slope) memvisualisasikan tampilan peta dalam
berdasarkan warna yang telah dihasilkan. bentuk 3 dimensi. Hal tersebut merupakan
Berdasarkan gambar 6, menunjukkan faktor pembeda yang paling menonjol
bahwa di Kecamatan Krucil, Kecamatan antara peta konvensional dan DEM.
Bangsalsari, Kecamatan Panti, Kecamatan Dalam Sub DAS Rawatamtu, tingkat
Sukorambi, Kecamatan Patrang, ketinggian tanah yang memiliki perbedaan
Kecamatan Arjasa, Kecamatan Jelbuk, dan cukup signifikan terdapat di 3 bagian, yaitu
Kecamatan Maesan didominasi oleh warna daerah ujung utara, ujung selatan dan
kuning (67,5– 112,5). Hal ini ujung timur. Gambar 7 menunjukkan
menunjukkan bahwa wilayah tersebut bahwa Sub DAS Rawatamtu memiliki
memiliki arah kemiringan lereng menuju tingkat kecuraman lereng yang beragam.
ke Timur. Sedangkan untuk di Kecamatan Di bagian ujung utara dapat dilihat bahwa
Sumbersari, Kecamatan Pakusari, kondisi lahannya sangat terjal dan curam
Kecamatan Kalisat, Kecamatan Sukowono, yang terdiri dari tebing dan lembah,
Kecamatan Sumberjambe, Kecamatan berbanding terbalik dengan kondisi lahan
Ledokombo dan Kecamatan Tamanan di bagian ujung selatan yang lahannya
didominasi oleh warna biru tua (247,5 – landai. Sedangkan di bagian ujung timur
292,5). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi lahannya juga cukup terjal namun
wilayah tersebut memiliki arah kemiringan tingkat kecuramannya tidak sebesar di
menuju arah Barat. Untuk Sub DAS bagian ujung utara, hanya terdapat satu
Rawatamtu bagian ujung Selatan yang dataran tinggi yang menjulang ke atas.
terdiri dari Kecamatan Rambipuji,
Kecamatan Kaliwates, dan Kecamatan
Ajung arah kemiringan lerengnya menuju
ke arah Selatan, karena warna pada peta
menunjukkan warna biru kehijauan (157,5
– 202,5).
72
Digital Elevation Model Dengan Ketelitian Pixel (Indarto, dkk.)
Evaluasi DEM Sub DAS Rawatamtu meter. Sehingga DEM yang telah dibuat
dapat dipergunakan untuk memperoleh
Hasil peta di atas merupakan data yang akurat.
sumber informasi yang dapat dilakukan
dengan pengolahan DEM Sub DAS Perbandingan Tampilan Hillshading
Rawatamtu. Untuk menguji kualitas Hillshading merupakan efek
DEM yang telah dibuat (resolusi 10 bayangan suatu permukaan. Sehingga
meter), maka dilakukan evaluasi dan hillshading ini merupakan salah satu
perbandingan dengan sumber DEM yang metode yang sangat berguna untuk
lain yaitu DEM resolusi 30 meter dan 90 mempertajam visualisasi suatu permukaan.
72
AGROTEK Vol.6, No. 1, 2012: 78-89
Penentuan uji-Z DEM 30m) : 1,73 > 1,64 dan Zhit (DEM
Berdasarkan perhitungan 10m – DEM 90m) : 2,37 > 1,64.
mengguna-kan uji-Z diperoleh hasil nilai Z Terdapat perbedaan antara DEM yang
hitung antara DEM 10 meter dengan DEM dibuat secara manual dengan DEM
30 meter adalah 1,73. Sedangkan nilai Z ASTER-GDEM dan DEM SRTM. Hal
hitung antara DEM 10 meter dengan DEM tersebut mengindikasikan bahwa DEM 10
90 meter sebesar 2,37. Kedua hasil meter yang telah dibuat memiliki
perhitungan menunjukkan bahwa nilai perbedaan ketinggian dengan DEM
tersebut berada pada daerah penolakan H0 ASTER-GDEM dan DEM SRTM.
(H1 diterima) yaitu Zhit (DEM 10m –
Tabel 4. Hasil perhitungan uji-Z (datum RBI)
Uji-Z : Perbedaan rata-rata dari tiga sampel (α=0,05)
DEM 10m-DEM 30m-DEM 90m-
Jumlah sampel Datum
100 Datum
100 Datum
100
Rata-rata 13.44 17.65 19.57
Standar Deviasi 19.29 24.37 31.54
Nilai hipotesis 0
Zhit (DEM 10m – DEM 30m) 1.35
Zhit (DEM 10m – DEM 90m) 1.66
Ztabel 1.64
Perhitungan menggunakan uji-Z < 1,64. Hal ini menunjukkan bahwa DEM
untuk perbandingan DEM dengan datum 10 meter tidak memiliki perbedaan
peta RBI diperoleh hasil nilai Z hitung ketinggian yang signifikan dengan DEM
antara DEM 10 meter dengan DEM 30 30 meter (ASTER-GDEM), sedangkan
meter adalah 1,35. Hasil perhitungan nilai Z hitung antara DEM 10 meter
menunjukkan bahwa nilai tersebut berada dengan DEM 90 meter sebesar 1,66. Hasil
pada daerah penerimaan H0 (H1 ditolak) perhitungan menunjukkan bahwa nilai
yaitu Zhit (DEM 10m – DEM 30m) : 1,35 tersebut berada pada daerah penolakan H0
87
AGROTEK Vol.6, No. 1, 2012: 78-89
(H1 diterima) yaitu Zhit (DEM 10m – Ashar F dan Asmiwarti. (2011). Pemanfaatan
DEM 90m) : 1,66 > 1,64. Terdapat Image Citra Satellite Google Earth
untuk Kelerengan (Studi Kasus Kota
perbedaan ketinggian antara DEM yang
Solok). http://faishalashar.net [9
dibuat secara manual dengan DEM SRTM Februari 2012].
(90 meter).
Hidayah R (2008) Analisis Morfometri Sub
Daerah Aliran Sungai Karangmumus
dengan Aplikasi Sistem Informasi
KESIMPULAN
Geografi. Samarinda : Fakultas
Kehutanan Universitas Mulawarman.
Berdasarkan hasil interpolasi dari
Indarto, Faisol A, d a n Ardian NF ( 2011).
data survei lapang dan digitasi peta RBI
Tutorial ArcGIS – 1 : Dasar
berupa kontur dan titik ketinggian, telah Pengoperasian, Statistik Spasial,
dihasilkan DEM Sub-DAS Rawatamtu Metode Interpolasi dan Layout Peta.
resolusi spasial 10 meter dengan Jember : Jember University Press.
ketinggian yang paling rendah 33,82 Indarto. ( 2 010). Buku Ajar Dasar-dasar
m.dpl dan yang paling tinggi 3032,44 Sistem Informasi Geografis. Jember :
Jember University Press.
m.dpl.
Jamilah L (2006). Perbandingan Kontur Peta
Informasi yang dapat diperoleh Rupa Bumi Indonesia (RBI) dengan
dari DEM Sub-DAS Rawatamtu berupa Digital Elevation Model (DEM) dari
peta yang terdiri dari : peta kontur Shutle Radar Topologycal Mission
(menampilkan kondisi permukaan lahan), (SRTM) di Desa Semoi. Samarinda :
peta kemiringan lereng (menampilkan Fakultas Kehutanan Universitas
Mulawarman.
tingkat kecuraman suatu lahan), peta
aspek (menampilkan arah kemiringan Nugraha AP (2010). Definisi DEM (Digital
suatu lereng), tampilan 3 dimensi Elevation Model). http://arryprasetya.
(memvisualisasikan bentuk lahan secara 3 blogspot.com/2010/05/definisi-dem-
dimensi), dan peta garis penglihatan digital-elevation- model.html. [1
Oktober 2012].
(menentukan keadaan suatu tempat dapat
terlihat dari daerah yang lain). Puskom Fahutan, 2005. Ilmu Ukur Tanah.
DEM yang dibuat secara manual Fakultas Kehutanan Unmul.
dengan resolusi spasial 10 meter, tingkat Samarinda
kesalahan relatif lebih kecil dan dapat Raharjo B.(2011). Dimana Download Data
menggambarkan karakteristik topografi DEM?. http://www.raharjo. org/rsgis/
DAS lebih detail. download-data-aster-gdem-
srtm.html. [6 Juni 2012].
Suprapto A (2004). Catatan Kuliah : Peta
DAFTAR PUSTAKA dan Kegunaannya di Bidang Teknik
Pertanian. Yogyakarta : Fakultas
ArcGIS. (2010a). ArcGIS Hel Library : How Teknologi Pertanian UGM.
Contouring works.http://help.
arcgis.com/en/arcgisdesktop/10.0/help/
index.html. [1 Oktober 2012].
ArcGIS. (2010b). ArcGIS Help Library How
Hillshade works. http://help. arcgis.
com/en/arcgisdesktop/10.0/help/index.
html. [1 Oktober 2012].
ArcGIS. (2010c). ArcGIS Help Library : How
Aspectworks. http://help. arcgis.com/
en/arcgisdesktop/10.0/help/index.html.
[1 Oktober 2012].
89
Digital Elevation Model Dengan Ketelitian Pixel (Indarto, dkk.)
72