Neurodermatitis PDF
Neurodermatitis PDF
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. DS
Usia : 22 tahun
Alamat : Cianjur
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
B. ANAMNESIS
Dilakukan Autoanamensis dengan pasien pada tanggal 11 Februari 2016 Pukul 09.37 WIB
1. Keluhan Utama
Pasien datang ke RSUD Kab. Cianjur dengan keluhan gatal-gatal pada kedua
tungkai bawah lebih satu bulan. Gatal sering tidak tertahankan hingga pasien terus ingin
menggaruk. Sering kali pasien menggaruk hingga nampak keluar darah. Pasien
merasakan daerah yang gatal lama-kelamaan menjadi terasa tebal dan bersisik akibat
pasien sering menggaruknya. Gatal sering muncul ketika sedang kuliah.
Pasien merasakan gatal bertambah apabila pasien banyak pikiran dan stress. Pasien
menyangkal keluhan gatal menjadi semakin bertambah apabila pasien sedang berkeringat
ataupun bertambah berat apabila pasien menggunakan detergen untuk mencuci.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memilik riwayat atopi seperti asma, dermatitis atopik, rhinitis, dll.
Keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami seperti ini sebelumnya.
Tidak terdapat riwayat atopik pada keluarga, seperti asma, dermatitis atopik, rinitis dll
5. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Pasien mengatakan pernah membeli salap
6. Riwayat Alergi
7. Riwayat Psikososial
Kehidupan sehari-hari pasien kuliah dan rapat organisasi. Pasien mengaku sering
merasa stress jika deadline tugas kuliah dan organisasi bersamaan. Pasien jarang
berolahraga, kuliah dengan menggunakan sepatu serta kaus kaki. Mandi kadang 2 kali
sehari, lebih sering satu kali sehari, karena tiba di rumah sudah sangat lelah dan
langsung tertidur. Pasien jarang mengonsumsi sayuran, sering makan nasi dengan
C. PEMERIKSAAN FISIK
3. Tanda Vital
- Tekanan Darah : Tidak dilakukan
- Nadi : 92 x / menit
- Suhu : 36.7º C
- Pernafasan : 18 x / menit
D. STATUS GENERALIS
1. Kepala
2. Leher
3. Thoraks
- Paru
- Jantung
4. Abdomen
5. Ekstremitas
E. STATUS DERMATOLOGIKUS
Distribusi Regional
Lesi Lesi multiple. Sebagian tepi lesi sirkumskripta, sebagian tepi lesi
Diameter kedua lesi ± 5-6 cm. Bentuk lesi nampak bulat. Lesi
nampak basah.
F. DOKUMENTASI
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
H. RESUME
Laki-laki 22 tahun datang ke Poli IKK RSUD Cianjur dengan keluhan gatal-gatal pada
kedua tungkai bawah lebih satu bulan. Gatal sering tidak tertahankan hingga pasien terus ingin
menggaruk. Sering kali pasien menggaruk hingga nampak keluar darah. Pasien merasakan
daerah yang gatal lama-kelamaan menjadi terasa tebal dan bersisik akibat pasien sering
menggaruknya, gatal bertambah apabila pasien banyak pikiran dan stress. Pasien pernah
membeli salap sendiri dari apotik namun menurutnya tidak ada perbaikan.
Pemeriksaan Fisik, keadaan umum dan status generalisata dalam batas normal. Status
dermatologikus ditemukan :
- Distribusi : Regional
- Lesi : Lesi multiple. Sebagian tepi lesi sirkumskripta, sebagian tepi lesi lainnya
difus. Sebagian permukaan lesi nampak menimbul dari permukaan kulit sebagian
lagi nampak cekung dari permukaan kulit. Diameter kedua lesi ± 5-6 cm. Bentuk
lesi nampak bulat. Lesi bilateral. Sebagian permukaan lesi nampak kering, dan
I. DIAGNOSIS
1. Diagnosis Banding
- Neurodermatitis
- Liken Planus
- Psoriasis
2. Diagnosis Kerja
Neurodermatitis Sirkumskripta
J. USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Histopatologi
K. PENATALAKSANAAN
1. Non Medikamentosa
e. Menjaga kebersihan kulit, dan menjaga kelembapan kulit agar kulit tidak kering.
2. Medikamentosa
- Topikal
- Sistemik
L. PROGNOSIS
A. PENDAHULUAN
Neurodermatitis adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu akibat
garuka atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Pruritus
memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo
nodularis.
Hipotesis mengenai pruritus dapat karena adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal
ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, diabetes mellitus, penyakit kulit yang mendasari
seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, gigitan serangga dan aspek psikologi dengan
tekanan emosi. Etiologi dari neurodermatitis belum diketahui, diduga karena ada hubungannya
dengan ketegangan jiwa. Neurodermatitis jarang terjadi pada anak, tetapi lebih sering terjadi
pada dewasa terutama pada usia 30-50 tahun. Dan lebih sering terjadi pada wanita daripada
laki-laki.
B. DEFINISI
Nama lain neurodermatitis sirkumskripta ialah liken simpleks kronikus, istilah yang
dipakai pertama kali dipakai oleh Vidal, oleh karena itu juga disebut liken Vidal.
sirkumskripta, dan khas ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi timbul sebagai respon dari
kulit akibat gosokan dan garukan yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama, atau
kebiasaan menggaruk pada satu area tertentu pada kulit sehingga garis kulit tampak lebih
menonjol menyerupai kulit batang kayu. Secara histologis, karakteristik likenifikasinya adalah
akantosis dan hyperkeratosis dan secara klinis muncul penebalan dari kulit, utamanya pada
permukaan kulit.
mengalami sensasi gatal pada daerah kulit yang spesifik dengan atau tanpa kelainan kulit yang
mendasar yang dapat mengakibatkan trauma mekanis pada kulit yang berakhir dengan
likenifikasi. Penyakit ini biasanya timbul pada pasien dengan kepribadian yang obsessif,
C. EPIDEMIOLOGI
orang dewasa. Puncaknya ditemukan antara umur 30 sampai 50 tahun. Lebih banyak
ditemukan pada wanita dibandingkan dengan pria. Insidens tertinggi didapatkan pada bangsa
ras Asia.
D. ETIOLOGI
Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui secara pasti. Namun ada berbagai
faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada penyakit ini, faktor penyebab dari
1. Faktor Eksterna
a. Lingkungan
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi dala
b. Gigitan Serangga
2. Faktor Interna
a. Dermatitis Atopik
banyak dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan dermatitis atopic
b. Psikologi
E. PATOGENESIS
sebagai dasar dari gangguan kesehatan dapat berhubungan dengan gangguan kulit, proliferasi
dari nervus, dan tekanan emosional. Pruritus yang memegang peranan penting dapat dibagi
dalam dua kategori besar, yaitu pruritus tanpa lesi dan pruritus dengan lesi. Pasien dengan
kelainan kulit dapat ditemukan pada penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal kronik, obstruksi
kelenjar biliaris, Hodgkins lymphoma, polisitemia rubra vera, hipertiroidisme, gluten-sensitive
enteropathy, dan infeksi imunodefisiensi. Pruritus yang disebabkan oleh kelainan kulit yang
terpenting adalah dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, dan gigitan serangga.
Pada pasien yang memiliki faktor predisposisi, garukan kronik dapat menimbulkan
penebalan dan likenifikasi. Jika tidak diketahui penyebab yang nyata dari garukan, maka
adanya pelepasan mediator dan aktivitas enzim proteolitik. Walaupun sejumlah peneliti
melaporkan bahwa garukan dan gosokan timbul karena respon dari adanya stress. Adanya
(Substance Peptida) meningkat pada dermis. Hal ini ditemukan pada prurigo nodularis, tetapi
nodularis dan kulit normal. Hal tersebut menimbulkan pemikiran bahwa proliferasi nervus
akibat dari trauma mekanik, seperti garukan dan goresan. SP dan CGRP melepaskan histamin
dari sel mast, dimana akan lebih menambah rasa gatal. Membran sel schwann dan sel
perineurium menunjukkan peningkatan dan p75 nervus growth factor, yang kemungkinan
terjadi akibat dari hyperplasia neural. Pada papilla dermis dan dibawah dermis alpha-MSH
F. GEJALA KLINIS
Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks kronik. Menggosok dan menggaruk
mungkin disengaja dengan tujuan menggantikan sensasi gatal dan nyeri, atau dapat secara tidak
sengaja yang terjadi pada waktu tidur. Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari
dapat mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu yang
tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk,
setelah luka baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri).
Keparahan gatal dapat diperburuk dengan berkeringat, suhu atau iritasi dari pakaian. Gatal juga
Pada liken simpleks kronik, penggosokan dan penggarukan yang berulang menyebabkan
terjadinya likenifikasi (penebalan kulit dengan garis-garis kulit semakin terlihat) plak yang
berbatas tegas dengan ekskoriasis, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema
menghilang. Bagian tengah berskuama dan menebal, sekitarya hiperpigmentasi, batas dengan
kulit normal tidak jelas. Biasanya, hanya satu plak yang tampak, namun dapat melibatkan lebih
Tempat yang biasa terjadi liken simpleks kronik adalah di skalp, tengkuk, samping leher,
lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai
bawah lateral, pergelangan kaki bagian bagian depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis di
daerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil, di tengah
tengkuk atau dapat meluas hingga ke skalp. Biasanya skuamanya banyak menyerupai psoriasis.
Variasi klinis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan tangan penderita
yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan
mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun menjadi keras dan berwarna lebih
G. DIAGNOSIS
Diagnosis untuk liken simpleks kronis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan
proses likenifikasi. Biasanya rasa gatal tersebut muncul pada tengkuk, leher, ekstensor kaki,
siku, lutut, pergelangan kaki. Eritema biasanya muncul pada awal lesi. Rasa gatal muncul pada
saat pasien sedang beristirahat dan hilang saat melakukan aktivitas dan biasanya gatal timbul
intermiten.
Pemeriksaan fisis menunjukkan plak yang eritematous, berbatas tegas, dan terjadi
akantosis dengan pemanjangan rete ridges, hipergranulosis dan perluasan dari papil dermis.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium tidak ada tes yang spesifik untuk neurodermatitis
sirkumskripta. Pada pasien dengan pruritus generalisata yang kronik yang diduga
hitung darah harus dilakukan, juga dilakukan tes fungsi ginjal dan hati, tes fungsi tiroid,
elechtroporesis serum, tes zat besi serum, tes kemampuan pengikatan zat besi (iron
2. Pemeriksaan Histopatologi
radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblas
bertambah, dan kolagen menebal. Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah
lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel Schwan berproliferasi, dan
terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis.
I. DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis kontak alergi adalah inflamasi dari kulit yang diinduksi oleh bahan kimia
yang secara langsung merusak kulit dan oleh sensitifitas spesifik pada kasus. Penderita
umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit tergantung pada keparahan dermatitis dan
lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematous yang berbatas jelas
kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel, vesikel atau bulla. Vesikel atau bulla
2. Plak Psoriasis
Psoriasis merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan karakteristik plak
eritematous, berbatas tegas, berwarna putih keperakan, skuama yang kasar, berlapis-
lapis, transparan, disertai fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner. Lokasi terbanyak
beberapa hipotesa telah mendapatkan bahwa penyakit ini bersifat autoimun, dan residif.
3. Liken Planus
Lesi yang pruritis, erupsi popular yang dikarakteritikkan dengan warna kemerahan
berbentuk polygonal, dan kadang berbatas tegas. Sering ditemukan pada permukaan
fleksor dari ekstremital, genitalia dan membrane mukus. Mirip dengan reaksi mediasi
imunologis. Liken planus ditandai dengan papul-papul yang mempunyai warna dan
konfigurasi yang khas. Papul-papul berwarna merah biru, berskuama, dan berbentuk
siku-siku.
4. Dermatitis Atopic
Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama
masa bayi dan anak-anak. Sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam
serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa papul
Gambaran lesi kulit pada remaja dan dewasa dapat berupa plak papuler, eritematosa,
J. PENATALAKSANAAN
memperkecil luka akibat garukan atau gosokan. Pemberian kortikosteroid dan antihistamin
oral bertujuan untuk mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Pemberian
Pemberian steroid mid-potent diberikan pada reaksi radang yang akut, tidak
direkomendasikan untuk daerah kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah). Pada
pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang low-poten, pemakaian high-potent steroid
1. Kortikosteroid
a. Clobetasol (Temovate)
Termasuk dalam superpotent steroid topikal: suppresses mitosis dan meningkatkan
Merupakan topical steroid yang medium potent yang menhambat proliferasi sel,
Salah satu derifat dari adrenokortikosteroid sesuai untuk penggunaan pada kulit
2. Anti-Pruritus
Sehingga dapat, mengurangi efek gatal, efek sedasi dan menyebabkan kantuk. Obat ini
bekerja menstabilkan membrane saraf dan mencegah transmisi dan inisiasi dari impuls
b. Chlorpheniramine (Chlor-Trimeton)
Penghambat histamine atau H1-Reseptor pada sel efektor di pembuluh darah dan
traktus respiratori.
Antagonis H1-Reseptor pada bagian luar, dan menekan aktifitas dari histamine.
3. Edukasi
- Anjurkan agar pasien tidak menggaruk lagi, karena penyakit ini akan bertambah
K. PROGNOSIS
- Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan pigmentasi dapat
- Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional yang
meningkat.
Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien, apabila ada gangguan
psikologis dan apabila ada penyakit lain yang menyertai. Pengobatan yang teratur dapat
meringankan kondisi pasien. Penyebab utama dari gatal dapat hilang, atau dapat muncul
kembali. Pencegahan pada tahap awal dapat menghambat proses penyakit ini.
BAB III
KESIMPULAN
Neurodermatitis sirkumskripta atau juga disebut dengan liken simpleks kronik merupakan
penyakit gatal-gatal lokal yang berlangsung kronik, lesi disebabkan garukan dan gosokan
berulang, dengan gambaran likenifkasi berbatas tegas. Umumnya mengenai orang dewasa,
kebanyakan pada umur 30-50 tahun. Lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria. Patofisiologi
yang mendasari penyakit ini tidak diketahui tetapi mungkin melibatkan perubahan pada sistem
Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simplek kronik. Gatal bisa paroksismal, terus
likenifikasi (penebalan kulit dengan garis-garis kulit semakin terlihat), plak yang berbatas tegas
dan ekskoriasi, sedikit edematous, lambat laun eritema dan edema menghilang, bagian tengah
berskuama dan menebal, sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Liken
simplek kronik dapat didiagnosis banding dengan dermatitis atopi, dermatitis kontak alergi, dan
liken planus. Terapi yang dapat diberikan pada liken simplek kronik adalah steroid topical,
editor. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta : FKUI ; 2015.p. 183-185.
2. Wolff, Klaus, Johnson, Richard A., Suurmond, Dick, 2007. In: Fitzpatrick’s Color Atlas &
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s