Anda di halaman 1dari 10

.

6 BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN


.6.1 Batas Wilayah Studi
Pembangunan Secata berkaitan dengan lingkungan sekitarnya yang memungkinkan
terjadinya dampak pada ruang tertentu, selama periode waktu tertentu serta berpengaruh
pada komponen lingkungan tertentu pula. Batas teknis studi AMDAL merupakan kumulatif
dari keempat batas studi (Batas Proyek, Batas Ekologis, Batas Sosial, dan Batas
Administratif).

1. Batas Proyek
Batas proyek ini merupakan ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan
pembangunan Secata akan dilakukan, termasuk kegiatan pada tahap pra-konstruksi,
tahap konstruksi, tahap operasi, dan tahap pasca operasi yang dilakukan oleh
pemrakarsa kegiatan pembangunan. Berdasarkan izin lokasi yang telah diperoleh,
pembangunan tempat wisata berada dilahan seluas 13 Ha dengan letak di Kecamatan
Bumiaji dengan rincian koordinat pada Tabel 2.

Tabel 2. Koordinat Batas Proyek

Point E S BT LS

1 670565.3 9124956.4 112o 32’ 50” 7o 54’ 48”

2 670810.7 9125047.7 112o 32’ 58” 7o 54’ 45”

3 670810.8 9125078.4 112o 32’ 58” 7o 54’ 44”

4 670535 9125048.7 112o 32’ 49” 7o 54’ 45”

Sumber : FS dan DED


Gambar 2.13 Peta batas proyek

2. Batas Ekologis
Batas ekologis merupakan ruang terjadinya sebaran dampak-dampak yang diperkirakan
timbul dengan adanya rencana pembangunan Predator Fun Park, mengikuti masing-masing media
lingkungan dimana proses alami yang berlangsung dalam ruang tersebut diprakirakan mengalami
perubahan mendasar. Dalam hal ini, media lingkungan yang diprakirakan mengalami perubahan
adalah sungai, udara serta tanah atau lahan. Media lingkungan tersebut mengalami perubahan
karena prakiraan terjadinya dampak perubahan bentang alam, peningkatan laju erosi,
peningkatan kadar debu serta perubahan kualitas air.

A. Dampak Perubahan Bentang Alam


Dampak ini mengikuti media lingkungan berupa tanah dan lahan. Batas ekologis
dampak ini adalah area disekitar Predator Fun Park yaitu seluas 5 Ha. Batas ekologis
dampak perubahan bentang alam diperkirakan berada di sekitar Predator Fun Park di
kecamatan Junrejo yaitu desa Beji, desa Dadaprejo, desa Junrejo, desa Mojorejo,
desa Pendem, desa Tlekung, dan desa Tolongrejo.

B. Dampak Peningkatan Erosi


Dampak ini mengikuti media lingkungan tanah dan lahan. Batas ekologis dampak
ini adalah desa Dadaprejo, desa Junrejo, desa Mojorejo, desa Pendem, desa
Tlekung, dan desa Tolongrejo.

C. Dampak Peningkatan Kadar Debu dan Kebisingan


Dampak ini mengikuti media lingkungan berupa udara ambien. Batas ekologis
dampak peningkatan kadar debu dan kebisingan ini merupakan areal persebaran
debu dan areal timbulnya kebisingan akibat kegiatan. Persebaran debu ini sangat
dipengaruhi oleh kecepatan dan arah angin dan dekatnya jarak dengan areal
pembangunan. Batas ekologis dampak ini jarak 100 m batas terluar dari seluruh area
kegiatan predator fun park.

D. Dampak Penurunan Kualitas dan Kuantitas Air Tanah


Dampak ini mengikuti media lingkungan berupa sumber air atau sungai yang
alirannya melewati area pembangunan Predator Fun Park. Batas ekologis dampak
perubahan kualitas air sungai adalah sejauh 500 m.

E. Dampak Perubahan Tutupan Lahan dan Habitat Satwa Liar


Dampak terganggunya habitat satwa liar yang mengancam kepunahan satwa,
dengan batas area berada diseluruh lokasi kegiatan pembangunan Predator Fun
Park. Batas ekologis dampak ini adalah desa Dadaprejo, desa Junrejo, desa
Mojorejo, desa Pendem, desa Tlekung, dan desa Tolongrejo.

F. Dampak Pengurangan Lahan Daerah Tangkapan Air


Dampak ini mengikuti media lingkungan tanah dan lahan. Batas ekologis dampak
ini desa Dadaprejo, desa Junrejo, desa Mojorejo, desa Pendem, desa Tlekung, dan
desa Tolongrejo.
Gambar 2.14 Peta batas ekologis

3. Batas Sosial
Batas social merupakan ruang di sekitar rencana kegiatan pembangunan pabrik
semen yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi social yang
mengandung norma dan nilai tertentu sesuai dengan proses dan dinamika social. Batas
ini pada dasarnya adalah ruang dimana masyarakat terkena dampak lingkungan yang
diprakirakan timbul dari rencana kegiatan pembangunan Predator Fun Park.

A. Dampak Keresahan Masyarakat


Dampak keresahan masyarakat diprakirakan terjadi pada pemukiman penduduk
terdekat dengan lokasi pembangunan predator fun park dan pembukaan jalan ke
arah Predator Fun Park yang akan melewati desa Dadaprejo, desa Junrejo, desa
Mojorejo, desa Pendem, desa Tlekung, dan desa Tolongrejo.

B. Dampak Kepadatan Penduduk


Dampak kepadatan penduduk diprakirakan terjadi pada pemukiman penduduk terdekat
dengan lokasi pembangunan predator fun park, sehingga batas desa ini adalah desa
Dadaprejo, desa Junrejo, desa Mojorejo, desa Pendem, desa Tlekung, dan desa Tolongrejo.

C. Dampak Persepsi dan Sikap Masyarakat


Dampak persepsi dan sikap masyarakat diprakirakan terjadi pada pemukiman
penduduk yang ada desa Dadaprejo, desa Junrejo, desa Mojorejo, desa Pendem,
desa Tlekung, dan desa Tolongrejo.

D. Dampak Penurunan Pengangguran


Dampak penurunan pengangguran diprakirakan terjadi di lokasi pembangunan
Predator Fun Park yang ada di desa desa Dadaprejo, desa Junrejo, desa Mojorejo,
desa Pendem, desa Tlekung, dan desa Tolongrejo.

E. Dampak Kegiatan Ekonomi Lokal


Dampak peningkatan kegiatan ekonomi local di prakirakan akan terjadi di area
pembangunan Predator Fun Park sehingga batas dampak ini adalah desa Dadaprejo,
desa Junrejo, desa Mojorejo, desa Pendem, desa Tlekung, dan desa Tolongrejo.

F. Dampak Pengurangan Produksi Pertanian


Dampak pengurangan produksi pertanian diprakirakan akan terjadi di di area
pembangunan Predator Fun Park sehingga batas dampak ini adalah desa Dadaprejo, desa
Junrejo, desa Mojorejo, desa Pendem, desa Tlekung, dan desa Tolongrejo.
Gambar 2.15 Peta batas social
4. Batas Administratif
Batas administratif merupakan wilayah administratif yang mencakup batas proyek,
batas ekologis, dan batas sosial. Batas administrasi merupakan acuan untuk
mengarahkan pemrakarsa atau tim penyusun AMDAL untuk dapat melakukan koordinasi
pada lembaga pemerintahan tersebut, baik untuk koordinasi administratif, pengumpulan
dan rona lingkungan, dan dalam koordinasi lainnya. Batas administrative studi Amdal
pembangunan Secata ini adalah kecamatan Bumiaji.
Gambar 2.20 Peta batas administrative

5. Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi merupakan gabungan dari batas proyek, batas ekologis atas
sosial, dan batas administratif. Dari masing-masing batas tersebut diplotkan pada peta
yang kemudian di overlay sehingga dapat ditarik garis luar gabungan ke empat batas
tersebut.
Gambar 2.21 Peta batas wilayah studi

.6.2 Batas Waktu Kajian


Batas waktu kajian akan digunakan dalam melakukan prakiraan dan evaluasi
dampak penting hipotetik. Batas tersebut dilakukan selama keseluruhan rangkaian
kegiatan dalam pembangunan Secata sampai dengan selesainya kegiatan pembangunan
sampai kegiatan pasca operasi. Penentuan batas kajian ini selanjutnya digunakan
sebagai dasar untuk penentuan perubahan rona lingkungan tanpa adaya rencana usaha
dan/atau kegiatan atau dengan adanya rencana kegiatan. Waktu kajian studi Amdal ini
dirancang selama 33 tahun 3 bulan, dengan rincian tahap pra konstruksi selama 7 bulan,
tahap pembangunan konstruksi 2 tahun, tahap operasi selama 30 tahun dan pasca
operasi selama 2 tahun.
Nomor Jenis Kegiatan Batas Waktu
Kegiatan
PRA KONSTRUKSI
1. Survey dan Investigasi 7 bulan

2. Perizinan Lahan 7 bulan

3. Sosialisasi dan Publikasi Masyarakat 7 bulan

4. Pembebasan Lahan 7 bulan

KONSTRUKSI
1. Penerimaan tenaga kerja 1-2 bulan

2. Aktivitas basecamp/barak kerja 2 tahun

3. Mobilisasi tenaga kerja, alat kerja, 2 tahun


bahan dan material
4. Persiapan lahan pada tapak proyek 2 tahun

5. Pembangunan fisik gedung serta 2 tahun


sarana dan prasarana
6. Demobilisasi tenaga kerja, alat kerja, 2 tahun
bahan dan material
OPERASI
1. Penerimaan Tenaga Kerja 1-2 tahun diawal
masa operasi
2. Kegiatan Operasional Pariwisata 30 Tahun

3. Kegiatan Pengunjung-Pengunjung 30 Tahun

4. Manajemen Air 30 Tahun

5. Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat, 30 Tahun


Cair, dan B3
6. Pengadaan, Pemeliharaan, dan 30 Tahun
Perawatan Hewan
7. Fasilitas Pelayanan Umum 30 Tahun

PASCA OPERASI
1. Sosialisasi 1 bulan

2. Pelepasan Tenaga Kerja 1 minggu

3. Konservasi Satwa 5 bulan


Nomor Jenis Kegiatan Batas Waktu
Kegiatan

4. Alih Fungsi Peruntukan 6 bulan

5. Pemanfaatan Lahan dan Bangunan 7 bulan


Pariwisata
6. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar 5 bulan
Lokasi

Anda mungkin juga menyukai