Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Restu Ramadhanie

NIM : 190910101035

Realitas Etis Masyarakat Tentang Keadaban Demokrasi


Demokrasi merupakan suatu hal mulia yang harus dijunjung tinggi dengan etika.
Etika tersebut mampu menjadi cerminan keteladanan bagi masyarakat sehingga menjaga
etika merupakan suatu hal yang penting dalam demokrasi. Dalam demokrasi tentu yang
dituju adalah suatu kebebasan, salah satunya adalah kebebasan berpendapat. Demokrasi
bukan hanya menyampaikan pendapat secara bebas saja namun harus didasari dengan etika
dan nilai nilai kemanusiaan. Indonesia sebagai negara yang menerapkan sistem demokrasi
tentu memberikan rakyat kebebasan. Namun pelaksanaannya di Indonesia saya rasa kurang
maksimal. Demokrasi di Indonesia belum didasari oleh etika yang benar baik dari
masyarakat maupun pemerintah sendiri.

Sesuai apa yang kita tahu beberapa waktu lalu Indonesia melaksanakan sebuah
pesta demokrasi yaitu pemilu presiden. Dalam pemilu tentunya ada pihak yang menang
maupun yang kalah. Tentunya semua keputusan harus diterima dengan lapang dada. Apa
yang terjadi di Indonesia tidak seperti demikian melainkan banyaknya aksi protes yang
terjadi. Aksi protes disertai demo ini tentu merupakan hal yang wajar dalam demokrasi.
Demo dapat dilakukan namun harus sesuai prosedur, tidak menyalahi etika dan sesuai
porsinya. Demo yang terjadi pada pemilu tahun lalu merupakan sebuah demo tanpa
menjunjung adab demokrasi. Aksi ini membawa nama yaitu aksi bela islam dilakukan tidak
dengan damai. Banyak sekali hal yang diluar etika demokrasi seperti aksi pembakaran mobil
polisi yang menimbulkan polusi dan mengganggu lingkungan sekitar. Aksi ini juga
menimbulkan kemacetan yang sangat panjang membuat aktivitas masyarakat terhenti.
Banyak juga fasilitas umum yang menjadi rusak akibat banyaknya masa yang hadir. Mereka
juga bentrok dengan pihak aparat padahal aparat disini hanya berusaha menertibkan demo
agar sesuai dengan prosedur. Kericuhan ini tidak bisa lagi disebut dengan aksi menyuarakan
pendapat atas dasar demokrasi. Kekerasan dan perusakan fasilitas yang terjadi tentu sangat
jauh dari etika demokrasi. Korban jiwa yang ditimbulkan juga menjadi salah satu faktor tidak
adanya sebuah etika dalam aksi ini. Demo ini juga membawa-bawa nama agama, hal itu
tentu membuat demokrasi yang mereka lakukan melebihi porsinya. Mereka menganggap
apa yang dilakukan merupakan jihad dan menilai orang orang yang tidak sesuai dengan apa
yang mereka mau adalah orang kafir. Kasus lain juga terjadi saat kasus Basuki Tjahja
Purnama yang di protes masyarakat karena alasan agama. Mereka menilai jika pemimpin
yang memimpin mereka haruslah seiman dan membawa dalil dalil dalam kitab suci sebagai
senjata. Bahkan mereka dengan tidak segan memusuhi orang orang yang menaruh
dukungan pada Basuki Tjahja Purnama. Etika demokrasi seketika hilang dalam penerapan
kali ini. Apa yang seharusnya dapat dillakukan dengan lancar dan sesuai dengan aturan yang
berlaku berubah menjadi suatu kemarahan yang tak jelas maksudnya.

Selain dari masyarakat, pemerintah juga melakukan blunder yang menciderai etika
demokrasi. Pelaku pemimpin pemerintahan cenderung lebih mementingkan kepentingan
pribadi dan tidak mau mendengar aspirasi yang rakyat sampaikan. Apa yang siampaikan
para pemimpin tidak sesuai dengan tindakan yang mereka lakukan. Pada saat pencalonan
diri, mereka mengumbar banyak janji namun hal itu sering tidak sesuai dengan kenyataan.
Para politisi juga biasanya mencari popularitas dikalangan masyarakat dengan tindakan
money politik. Perbuatan itu merupakan tindakan tak bermoral dimana menyalahi aturan
tentang hak asasi manusia dalam kebebasan berpendapat. Memang semua orang memiliki
hak pilih masing-masing namun secara tidak langsung mempengaruhi hak pilih orang lain.
Money politik juga mencurangi asas pemilu yaitu luberjurdil. Para calon pemimpin yang
melakukan tindakan tidak demokratis tadi tentu dapat menjadi hama dalam pemerintahan
dan bisa saja melakukan tindakan korupsi nantinya. Contoh lain pelanggaran etis demokrasi
adalah para lembaga yudikatif sering kali menyalahi aturan huku. Hukum yang berlaku di
Indonesia sering sekali tumpul keatas dan tajam kebawah. Siapa yang punya uang akan
dengan mudah lolos dari jeratan hukum. Aspirasi rakyat yang meminta keadilan sepertinya
tidak didengar oleh para hakim karena memiiki kekuatan yang kecil.

Banyaknya aksi demokrasi namun tidak disertai dengan etika tentunya akan menjadi
bumerang bagi negara kita sendiri. Baik oleh para masyarakat dan pemerintah keduanya
sama sama belum mampu memberikan contoh demokrasi yang baik. Demokrasi bukannya
akan menyatukan rakyat namun malah menjadi pemecah persatuan lantaran banyaknya
aksi demokrasi yang ditunggangi kepentingan golongan. Oleh karena itu, sepatutnya kita
memperhatikan etika dalam berdemokrasi. Etika tak jadi Cuma aturan dan tatanan
formalitas namun juga menjadi filsafat hidup yang tertanam didalam jiwa masing masing
masyarakat dan mampu membentuka dab yang baik. Seorang individu yang mampu
menumbuhkan etika tentu akan membentuk pribadi yang tangguh dan tidak akan
mengedepankan rasa egoisme. Kemudian demokrasi dapat berjalan lancar sesuai aturan
aturan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai