Anda di halaman 1dari 2

“saya yakin orang-orang mau

membunuh saya”
“Orang-orang benci sama saya.
Bapak saya saja benci sama saya.” Mereka tidak bohong.
Mereka sungguh
merasakannya.

Tapi memang hal


tersebut tidak nyata.

Kenyataan : tidak ada yang ingin membunuhnya, dan Semua itu membuat mereka
tidak ada yang membencinya. juga menarik diri dari
lingkungannya

Faktor Genetik
(Keturunan)
+
Faktor Lingkungan

Pada skizofrenia,
terjadi gangguan
pada
neurotransmitter
“banyak kamera yang mengintai saya. dopamine.
orang-orang benci sama saya”

“Tetangga sebelah ngomongin saya. Neurotransmitter


Orang-orang juga ngomongin saya. adalah “bahasa
TV itu beritanya ngomongin saya semua.” komunikasi” sel-sel
Kenyataan : tidak ada kamera sama sekali, di otak.
dan tidak ada yang mengintai gerak-
geriknya

Halusinasi
Mendengar, melihat, atau
mencium sesuatu yang
orang lain tidak
Sama-sama gelas, tapi berespon berbeda ketika dibanting.
merasakannya Begitu juga pasien dengan ‘bakat’ skizofrenia ketika bertemu
masalah berat. Mereka rentan ‘pecah’.

Tanda-tanda kekambuhan
“Ada suara yang bilang kalau saya harus memukul
dia. Suaranya di dalam kepala saya.” berperilaku menyimpang
seperti mengamuk, bertindak
anarkis seperti menghancurkan
barang-barang atau yang lebih
parah lagi pasien akan melukai
bahkan membunuh orang lain
atau dirinya sendiri

SKI-ZO-FRE- “Suara-suara itu bilang ibu saya


mati gara-gara saya”
NIA “Suara-suara itu nggak berhenti-berhenti. Ini sekarang
dateng lagi nih. Ini masa’ gak denger sih?”

Tahapan dan gejala kekambuhan


skizofrenia
1. overextension
Adalah gangguan jiwa berat  ketegangan yang berlebihan
Dimana penderitanya 2. Restricted consciousnes
 kesadaran yang terbatas
sulit membedakan Kenyataan : orang lain di dekatnya 3. Disinhibition
tidak mendengar suara apapun.
penampilan hipomania dan
munculnya halusinasi
antara kenyataan 4. Psicotic disorganization
 tahap ini terdiri dari gejala : tidak
mengenal lingkungan atau orang,
dengan isi pikiran yang salah “Dia mendatangi saya setiap hari, kehilangan identitas personal, kehilangan
dia bilang saya harus mati” untuk membedakan realita

Mereka sudah sangat menderita


karena pikiran mereka sendiri.

waham Sekarang semua orang ikut


membuat mereka lebih
menderita lagi.
“Dia datang pakai baju putih. Mukanya itu hijau.

atau Delusi.
Dia bilang saya ini banyak dosa. Tidak bisa
diselamatkan lagi.” Mereka dipasung, dihina,
ditertawakan, dan dibuang
Adalah keyakinan/pikiran layaknya sampah.
yang salah terhadap suatu
hal. Dimana hal tersebut
sesungguhnya tidak nyata.

Kenyataan : orang lain tidak melihat ada


BAYANGKAN
yang mendatanginya.
Mereka butuh bantuan
anda.

Penderita Skizofreniabisa didiagnosis.


bisa diobati.
bisa produktif.
Berhenti menyebut mereka “orang gila”
bisa hidup normal.

Tapi mereka butuh bantuan


Karenanya, skizofrenia HARUS diobati.

Pencegahan kekambuhan
skizofrenia Bawa penderita ke psikiater dan
1. Faktor yang sehubungan dengan dukung pengobatan mereka
pasien
2. Faktor yang sehubungan dengan
pengobatan Setiap manusia berharga.
3. Faktor lingkungan
4. Faktor yang sehubungan dengan
dokter
5. Faktor psikososial

Mengertilah apa yang sedang


mereka rasakan.

Apa yang anda pikir, lihat, dan dengar


sekarang, tidak sama dengan mereka.

Dia itu orang gila.

Dukung mereka menjalani hari-harinya, hargai


mereka seperti anda ingin dihargai.

Jangan menjauhi mereka.

“dia itu orang gila, dia udah nggak berguna lagi”

“dia itu orang gila, awas jangan deket-deket”


Sekali lagi,
“dia itu orang gila, harusnya di rumah sakit jiwa jangan keluar-
keluar” Mereka butuh bantuan anda.
“dia itu orang gila, udah gak bisa sembuh”

“dia itu orang gila, kena kutuk, kena azab”

“dia itu orang gila, yang sakit pikirannya. Gak usah minum obat”
Beberapa jiwa-jiwa mulia terpanggil
untuk membantu mereka

Disadari atau tidak, panggilan


“ORANG GILA” anda telah
membunuh mereka dalam sekejap.

John Nash
Matematikawan dan
Ekonom, penderita
skizofrenia.

Meraih Nobel Ekonomi


tahun 1994

Kisahnya difilmkan dalam


“A Beautiful Mind”

Mereka sudah sangat menderita


karena pikiran mereka sendiri.
Sekarang semua orang ikut
membuat mereka lebih
menderita lagi.
Mereka dipasung, dihina,
ditertawakan, dan dibuang
layaknya sampah.
Setelah dilepaskan, mendapatkan pengobatan, dan
dukungan dari keluarganya, Pak Komang bisa hidup normal,
dan kini sudah menikah.

BAYANGKAN

Anda mungkin juga menyukai