K0MP0SISI :
Tiap gram krim mengandung Betamethason Valerat yang setara dengan Betamethason 1
mg
INDIKASI :
Untuk meringankan inflamasi dari dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid .
DOSIS :
Dioleskan secara tipis dan merata pada bagian kulit yang meradang / sakit, dilakukan 2
atau 3 kali sehari atau sesuai dengan petunjuk dokter.
KONTRA INDIKASI :
- TBC kulit
- Tidak untuk penyakit kulit yang disebabkan oleh virus seperti: cacar, herpes zoster dan
setelah vaksinasi.
- Tidak untuk infeksi yang disebabkan jamur.
- Rosacea, acne vulgaris
- Dermatitis perioral, genital pruritus
- Penderita yang hipersensitif terhadap komponen diatas.
EFEK SAMPING :
- Penggunaan kortikosteroid topikal dapat menyebabkan efek samping lokal seperti: kulit
kering, gatal-gatal, rasa terbakar, iritasi, folikulitis, hipertrikosis, erupsi menyerupai acne,
hipopigmentasi, dermatitis perioral, dermatitis alergi kontak.
- Penggunaan-bersamapembalutoklusiLdapatmeningkatkaninsideD maserasi kulit, atrofi
kulit, striae, miliaria dan infeksi sekunder.
CARA PENYIMPANAN :
Simpan di tempat sejuk dan kering dalam wadah tertutup rapat.
KEMASAN :
Dus.Tube @ 10 g krim
No. Reg. GKL 0707116729 A1
b) Mahasiswa mampu menentukan basis krim yang sesuai dengan bahan aktifnya
c) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan krim yang telah dibuat.
1.2 Prinsip Praktikum
ü Proses pembuatan sediaan krim, yaitu bahan sebagai fase minyak dicampurkan
kemudian dilelehkan dan bahan sebagai fase air dilarutkan dalam air. Kedua campuran
tersebut kemudian dicampurkan secara bersamaan dalam kondisi suhu ± 70oC dengan
pengadukan yang kuat dan konstans hingga terbentuk basis krim. Selanjutnya
ditambahkan fase aktif dan dilakukan pengadukan hingga homogen.
ü Evaluasi terhadap sediaan krim, yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH dan
pengujian kadar zat aktif dalam sediaan krim.
I TEORI DASAR
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa
emulsi mengandng air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Menurut Formularian Nasional, krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Krim adalah sediaan semi solid kental, umumnya berupa emulsi m/a (krim berair) atau emulsi
konsentrasi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak (a/m) atau minyak dalam
air (m/a).
Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak langsung dengan zat-zat berbahaya.
(anief,1999)
Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari inkopatibilitas,
stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam kamar.
Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan
homogen.
Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan
Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair
Penggolongan Krim
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau
alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk
Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud memberikan rasa dingin
dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold
Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan,
melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizing)
Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam.
Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak lemak,
Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
Zat berkhasiat
Minyak
Air
Bahan Pengemulsi
Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat
krim yang akan dibuat /dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan
emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alkohol, stearil alkohol, trietanolamin
stearat, polisorbat, PEG. Sedangkan, bahan-bahan tambahan dalam sediaan krim, antara
Bahan Pengawet
Bahan pengawet sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin) 0,12-0,18%, propil
Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak
jenuh.
Praktis
Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.
Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas
Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu system
Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses emulsifikasi. Biasanya
komponen yang tidak bercampur dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-
sama di penangas air pada suhu 70-75°C, sementara itu semua larutan berair yang tahan
panas, komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan
campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan, temperatur dipertahankan selama
5-10 menit untuk mencegah kristalisasi dari lilin/lemak. Selanjutnya campuran perlahan-
Bila larutan berair tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin
akan menjadi padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair
(Munson, 1991).
II. Monografi Bahan Aktif
Betametason
Rumus bangun
NAMA GENERIK
Betametason
NAMA KIMIA
Betamet, Flubenisolon, 9-fluoro-11beta,17,21-trihidraoksi-16 beta-metilpregna-1,4-diena-3,20
dion. Garam Valerat atau dipropionat.
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk hablur, putih sampai hampir putih, larut dalam air, agak sukar larut dalam aseton, etanol,
dioksan, dan metanol. Tidak dapat bercampur dengan alkali, logam berat, metabisulfit.
FARMAKOLOGI
Betametason dapat diabsorpsi oleh saluran cerna, juga pada pemberian secara lokal. ;Saat
digunakan secara lokal, khususnya pada penggunaan transdermal atau pada kerusakan kulit,
sejumlah betametason dapat diabsorbsi dan selanjutnya memberikan efek sistemik.
STABILITAS PENYIMPANAN
Simpan dalam wadah kedap dan terhindar dari cahaya
KONTRA INDIKASI
Infeksi virus, spt varisela dan vasinia, sirkulasi tak sempurna dengan nyata. Tidak dianjurkan
untuk pruritus dan jerawat
EFEK SAMPING
Absorpsi melalui kulit dapat mensupresi adrenal dan sindrom cushing tergantung luas
permukaan kulit dan lama pengobatan. ;Pada kulit dapat terjadi peningkatan lebar dan
buruknya infeksi yang tidak diobati, penipisan kulit dan perubahan struktur kulit,
dermatitis kontak, dermatitis perioral. Timbul jerawat atau memperparah jerawat,
depigmentasi sedang dan hipertrikosis.
INTERAKSI OBAT
Tidak aktif dengan karbon aktif, asam salisilat.
PERINGATAN
Penggunaan lebih dari 100 g, o,1 % seminggu dapat mensupresi adrenal. Hanya diberikan
dibawah oengawasan spesialis. Penggunaan yang luas dapat menimbulkan efek sistemik .
MEKANISME AKSI
Mengontrol kecepatan sintesis protein, menekan migrasi leukosit polimorfonuklear,
fibroblast, mengubah permeabilitas kapiler dan stabilisasi lisosomal pada level selular
untuk mencegah atau mengontrol inflamasi.
Cetyl Alkohol
kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%)p dan eter larut dengan adanya
Paraffin Liquidum
Paraffin Liquidum atau minyak mineral adalah cairan, transparan berminyak kental, bebas dari
Pemerian : Transparan, tidak berwarna, cairan kental, tidak berfluoresensi, tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan air. Larut dalam jenis minyak lemak
hangat.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, hindari dari cahaya, kering dan sejuk.
yang sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam suatu formulasi untuk
meningkatkan pelarutan obat yang sukar larut. Bahan ini merupakan salah satu jenis
polimer yang dapat membentuk komplek polimer pada molekul organik apabila
Pemerian : Krim lilin berwarna putih, rasa manis, ketika dipanaskan meleleh
berwarna kuning kecoklatan, cair, tidak berbahu, atau hamper tidak berbau.
kompabilitas : Perubahan warna teroksidasi oleh sulfonamid, salisilat, zat fenolik, iodida,
garam merkuri Dan tanin. benzokain dan obat-obatan . inaktivasi pengawet fenolik
karena ikatan hidrogen dengan atom oksigen eter. Cloude poin yang tertekan oleh fenol,
sekali lagi karena ikatan hidrogen antara atom oksigen eter dan kelompok hidroksil
fenolik. garam, selain nitrat, iodida dan thioeyanetes (yang menyebabkan dan
stabilitas : Stabil dalam kondisi sangat asam atau alkali elektrolit kuat dapat
Vaselin putih/album
hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan/hampir
pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat
e kelarutan : Tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzena, dalam karbon
disulfide, dalam kloroform, larut dalam heksana, dan dalam sebagian besar minyak lemak
dan minyak atsiri, sukar larut dalam etanol dingin dan etanol panas dan dalam etanol
mutlak dingin.
a stabilitas : Vaselin putih disimpan dalam wadah tertutup dengan baik, dan
bersifat sangat stabil karena sifat reaktif petroleum dari komponen hidrokarbonya.
Kestabilan petrolatum terhadap radiasi yang tidak baik. radiasi menghasilkan
pembengkakan, perubahan warna, bau dan perubahan dalam propertis reological dari
petrolatum.
Aqua destillata
Pemerian : cairan jernih, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
III.Formula Standart
Krim Betametason
Betametason 10 mg
liquidum, dan vaselinum album. campurannya merupakan fase minyak. Aqua destillata
merupakan fase air. Dalam formula ini merupakan krim tipe air–minyak, karena fase minyak
bertindak sebagai fase kontinyu dan fase air didispersikan sebagai bola- bola kecil ke seluruh
fase kontinyu.
IV Perhitungan
1.Betametson = 10 mg x 5 = 50 mg = 0,05 gr
V. PENIMBANGAN
Betametason = 100 mg
Cetostearylalcoholum = 6 gr
Parafin liquidum = 5 gr
Nipagin = 0.1 gr
Disiapkan alat dan bahan ,lalu ditimbang bahan sesuai perhitungan
Dilelehkan basis lemak vaselinum album, cetostearylalcoholum, cetomacrogolum 1000, Paraben
dan paraffinum liquidum dalam cawan penguap di atas tangas air (waterbath)
Dilarutkan serbuk betametason dalam air hangat tambahkan pada lelehan bahan tersebut sedikit
demi sedikit
6. Timbang sediaan yang sudah jadi < berat netto> = gr= mg,lalu bagi sama banyak
menjadi 10 gr
7. Dimasukkan dalam tube beri label ,brosur dan masukkan dalam dus <kemasan yag sudah jadi>.
Agar system pengawasan mutu dapat berfungsi dengan efektif, harus dibuatkan
kebijaksanaan dan peraturan yang mendasari dan ini harus selalu ditaati. Pertama, tujuan
pemeriksaan semata-mata adalah demi mutu obat yang baik. Kedua, setiap pelaksanaan harus
berpegang teguh pada standar atau spesifikasi dan harus berupaya meningkatkan standard an
Organoleptis
Evaluasi organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur dan bentuk
sediaan,
Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan krim
bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur
secara homogen. Persyaratannya harus homogen sehingga krim yang dihasilkan mudah
digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Alat yang digunakan untuk
Dilakukan pada kulit lalu diperoleh kemudahan dalam megoleskan, kelembutan, sensasi yang di
timbulkan, kemudahan pencucian. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut
VIII PEMBAHASAN