LAPORAN BACAAN
CINTA DALAM 99 NAMA-MU
OLEH :
GISHA NOVITA SARI
RIDA NUR APRIANTI
KELAS : 1A
DOSEN PEMBIMBING :
SUKRA, S.Pd, M.Pd
Arum dan Alif terperangkap pada alur yang sama sekali jauh dari keinginan, tapi pada akhirnya
meraka cinta sepenuh jiwa.
Arum yang sepanjang hidupnya bertarung dengan kematian, dan alif yang terjebak dalam
kesunyian, lambat laun jatuh cinta dengan nama-nama indah Sang Pencipta.
Meski hidup bagai sebuah kisah panjang dengan beberapa alur tak terduga, mereka percaya
bahwa ujung perjalanan ada pada 99 nama-Nya.
Selain mereka, karakter-karakter seperti Bapak, Ibu, Mama, Mang Sarpin, Pak Dahlan,
Tantri, Farah, Zubir, Ria, Bik Nah dan anak-anak asuh, menjadi pelengkap yang membuat novel
ini mulai dari lembar pertama, ingin berlanjut membacanya sampai akhir.
Buku yang sangat menyenangkan untuk dibaca. Menariknya, di setiap episode kehidupan yang
dilalui baik suka maupun duka karakter utama dalam buku ini, mereka selalu mengingat 99 nama
Allah, atau biasa disebut 99 Asmaul Husna.
LAPORAN BUKU
ALIF
Anak tunggal. Cuma kepada Ibu, dua telinganya selalu terpasang. Sapa-saya singkat,
nasihat, bahkan ceramah panjang perempuan berwajah lembut, tak pernah mengukir kebosanan
atau lelah pada diri Alif. Sebaliknya, ia akan menunjukkan wajah antusias dan binar di sepasang
mata elang yang dinaungi deretan alis tebal. Nama lengkapnya Alif Vignet Rahmani yang kira-
kira bermakna kamu adalah anak pertama yang diciptakan secara Indah dan artistik oleh Allah
Yang Maha Pengasih.
ARUM
Baik, kadang lembut, kadang cuek. Tapi sangat peduli terhadap persoalan orang lain, dan
ya….belum menganggap kekasih sebagai prioritas.
Ia memiliki anak-anak Asuh. Tiga kali ia selamat dari sel kanker yang menggerogoti tubuhnya,
sebelum akhirnya ia harus menerima vonis serangan kanker keempat. Baginya, gadget memang
penting, tapi bukan yang utama. Itupun tak membuatnya bangga bila memiliki yang termahal
atau paling mutakhir. Semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidupnya yang juga
begitu simpel. Arum tak ingin menjadi sosok yang terpenjara dalam teknologi canggih.
Terdapat seseorang pria yang hidup dalam kesunyian, kedua Ayah Ibunya telah wafat.
Ibu yang selama ini dicintainya pergi meninggalkannya ketika Ia masih duduk dibangku SMA.
Pria itu bernama Alif. Hubungan Alif dengan Ayahnya cenderung kurang harmonis. Tidak
seakrab dan sedekat dengan alm ibunya. Bahkan setelah Ibunya wafat Alif semakin menjauh
dengan Tuhan-Nya. Tidak ada sesosok manusia yang Ia sayangi dapat mengingatkannya kepada
Tuhan-Nya. Tak lama setelah Ibu Alif wafat, Ayahnya mengidap penyakit jantung sehingga pada
suatu hari Alif mendapatkan telpon dari seorang pegawai dirumahnya yang mengabarkan bahwa
Ayahnya telah tiada. Kehidupan Alif semakin terasa sunyi. Kini Ia hanya sendiri tak ada seorang
pun yang dapat menghiburnya, walaupun dengan perawakan Alif yang gagah, tampan dan
rambut ikalnya dapat membuat kaum hawa terpesona dengannya, sehingga banyak dari mereka
yang selalu berusaha mengejar dan ingin mendapatkan hati dari seorang pria bugis ini.
Sesaat sebelum mendapatkan kabar dari seorang pekerja di rumahnya, ketika Alif sedang
berada di Mall bersama temannya untuk sekedar bermain dan melihat paras-paras cantik wanita
yang sedang berlalulalang di Mall, Alif bertemu dengan seorang wanita yang pearawakannya
kurus, wajah putih yang layu, dan mata yang berbinar. Bahkan ketika itu Ia menabrak wanita
tersebut, dengan bodohnya Ia malah berlari-larian di dalam Mall dengan temannya entah apa
yang sedang mereka lakukan. Sehingga tindakan yang Ia lakukan membuat barang bawaan yang
digenggam oleh wanita itu berjatuhan dilantai. Padahal wanita itu sedang terburu-buru membawa
box makanan yang dibelinya untuk anak-anak asuh di Rumah Jalanan. Alif tidak meminta maaf
kepada wanita tersebut Ia malah berbalik memarahi wanita beparas layu itu. Dan si wanita pun
tidak menerima tindakan yang Ia dapatkan dari seorang pria yang tidak dikenalnya itu. Ia sangat
marah atas apa yang pria tersebut lakukan terhadapnya. Akan tetapi Alif tak menghiraukan
ocehan dari wanita malang itu Ia dan temannya malah pergi menjauh meninggalkan wanita
tersebut.
Sesosok wanita yang berjumpa dengan Alif di Mall itu bernama Arum. Arum adalah
seorang yang mencintai anak-anak jalanan, hatinya tulus menolong mereka yang hidup dijalanan.
Meskipun Ia berasal dari keluarga berada, Ayahnya seorang kepala Lapas, dan Ibunya seorang
Dokter. Ia tetap berusaha meluangkan waktunya untuk bercengkrama dan berbagi dengan anak-
anak jalanan. Namun selama hidupnya Ia terus berjuang dalam menghadapi penyakit yang Ia
dapati ketika dimasa kecilnya. Ia mengidap penyakit kanker, bahkan kemo dan obat-obatan
sudah menjadi sahabat yang dalam hidupnya. Dengan izin Allah Ia masih diberi kesempatan
untuk menjalankan hidup di dunia. Hal inilah yang membuat Arum semakin mantap untuk
membulatkan tekadnya dalam memperbaiki diri dan beribadah kepada Yang Maha Kuasa. Ayah
dan Ibunya seringkali taka da dirumah. Di rumah, Arum hanya berdua dengan seorang
pembantu. Pembantunya yang juga mengajarkan Arum untuk mengenal asma-asma Allah.
Sehingga tak heran jika disetiap waktu Arum selalu merutinkan dzikir asma-asmanya. Bahkan
ketika Arum mendapatkan hal yang tidak mengenakan dari seorang pria yang berambut ikal di
Mall, Ia langsung meminta kepada As-shabar untuk dapat melangpangkan dadanya dan
memaafkan prilaku dari pria itu.
Dilain tempat Alif semakin terpuruk dengan kehidupannya. Ia mendapatkan fitnah dari
saudara-saudara Ibunya yang ingin menguasai harta warisan dari mendiang kakek Alif yang
diberikan kepada Ibunya. Sehingga akibat adanya fitnah itu, Alif dijebloskan ke dalam penjara.
Dipenjara Alif mendaptkan hikmah atas perbuatannya selama ini, jauh dari Tuhan-Nya, banyak
melakukan hal-hal yang maksiat, mabuk-mabukan atau hal lainnya. Dipenjara Alif bertemu
dengan seorang Napi yang mengingatkan Alif kepada kebaikan, dan kepada jalan kebenaran
yang tentunya Allah meridhoi segala sesuatu hal yang baik dan benar. Napi itu bernama Dahlan,
sesosok pria berusia lanjut akan tetapi disegani oleh seluruh penduduk Napi di Lapas tersebut.
Lewat Pa Dahlan pulan Ia mulai mengenal asma-asma Allah. Padahal ketika Alif kecil bersama
Ibunya, Ibunya pun selalu mengingatkan Alif akan asma-asma Allah, yang jika kita
menggunakan asma tersebut dalam lantunan do’a kita Allah akan senantiasa mengabulkan doa’a
yang bergelantungan di langit sana. Alif yang kini semakin menunjukkan perubahan yang baik
dalam hidupnya, membuat sosok dengan perawakan yang gagah dan tampan ini semakin terlihat
cerah dan santun. Kegiatannya kini hanya beribadah, dan menjadi marbot dimasjid Lapas.
Seiring berjalannya waktu Arum mendapatkan perintah dari Ayahnya untuk menemuinya
di Lapas tempat Ayahnya bekerja. Sekaligus Ayahnya menyarankan untuk Arum mengadakan
program bakti sosial di tempat Ayahnya bekerja. Arum pun pergi menemui Ayahnya. Ternyata
di Lapas yang menjadi tempat Ayahnya bekerja Arum bertemu dengan sosok pria yang ia temui
di Mall beberapa waktu yang lalu. Namun saat ini pria itu terlihat lebih cerah, dan semakin
tampan. Bahkan yang Ia lihat saat ini, pria itu sedang menyibukkan dirinya dalam masjid.
Pertemuan kedua inilah yang menjadi awal dari kisah cinta antara insan yang sebelumnya tidak
mengenal satu sama lain. Pada akhirnya Alif berusaha untuk memantaskan dirinya dan berniat
untuk mengkhitbah Arum. Tak jarang percakapan diantara mereka berdua selalu
melantunkan asma-asma Allah. Mereka saling mengingatkan satu sama lain dan menjaga agar
hubungan mereka tetap diridhoi oleh Al-Khalik, Ar-rahman, Allah yang menciptakan makhluk
diseluruh alam semesta dan Allah pula yang menyatukan dua insan yang sebelumnya tidak
mengenal satu sama lain menjadi saling menyayangi dan megasihi, seperti dalam QS. Arrum
ayat 21.
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum ayat 21).
1. “Hari gini masih baca koran, nggak salah?” “Baca koran itu penting buat mengasah
pancaindra. Teknologi boleh saja lebih maju. Tapi, membaca koran dan buku sangat berguna
untuk melatih kemampuan.” (Halaman 5)
2. “Mencium tangan orangtua bukanlah sikap berlebihan,” kata Ibu Alif yang meski keturunan
Betawi lama tapi pernah merasakan dunia pesantren di Jawa Timur. “Itu sikap hormat dan
pengikat hubungan batin.” (Halaman 6)
3. “Hormati teman-teman perempuanmu. Dengan begitu kamu menghormati Ibu.” Pesan yang
digenggamnya erat hingga sekarang. (Halaman 9).
4. “Apa yang diberikan kepada yang membutuhkan, justru menjadi bekal yang menemani
seseorang ketika kehidupan di dunia berakhir.” (Halaman 19).
5. “Sebab, konon manusia lebih sanggup menahan derita yang disebabkan tangan mereka sendiri.
Jauh lebih pedih jika hidup hanya untuk menyaksikan orang yang mereka cintai menanggung
penderitaan.” (Halaman 24).
6. “Nggak perlu jadi orang religius untuk tahu korupsi itu salah.” (Halaman 24)
7. “Bukan sebuah aib bekerja di lingkungan para pelanggar hukum. Ini malah pengabdian yang
nggak semua orang punya kesempatan.” (Halaman 27)
8. “Dan lagi aku nggak mau mendidik mereka jadi manusia yang gampang kagum sama hal-hal
materi.” (Halaman 29)
9. “Lilin yang habis setelah memberi cahaya jauh lebih baik dari yang utun sebab tak pernah
dinyalakan”. (Halaman 33)
10. “Sebenarnya yang dilakukan setiap hamba hanya meneruskan semangat di balik setiap nama
Nya.” (Halaman 33)
11. “Mengajak siapa saja gemar meminta dengan 99 nama-Nya. Pemilik nama-nama Indah itu
telah menemaninya melewati hari-hari panjang yang menyakitkan. Allah dengan 99 nama-Nya
telah menguatkan Arum. Memberinya daya tahan, juga semangat untuk hidup agar bisa
bermanfaat bagi orang lain.” (Halaman 50)
12. “Jangan mencaci, tapi doakan orang yang kamu sebelin agar dapat hidayah.” (Halaman 116)
13. “Barangkali benar kata orang, ujianlah yang justru membuat seseorang menjadi besar.
Rasulullah Saw. adalah manusia yang dijamin masuk surga oleh Allah. Tapi justru beliau
termasuk contoh yang ujiannya paling besar. Itu memang skenario Allah SWT agar manusia bisa
melihat teladan yang paling lengkap”. (Halaman 136)
14. “Kalau punya landasan hidup yang baik, bagaimana pun sesat dan terjal yang kamu lalui,
kamu akan dengan mudah bisa kembali saat ingin pulang.” (Halaman 140)
15. “Allah tak pernah sedikit pun meninggalkan hamba-Nya yang mau memilih jalan lurus.”
(Halaman 151)
16. “Setiap orang melewati cara yang berbeda untuk tiba pada titik terbaik dalam hidupnya
sebagai manusia, jadi bersikaplah bijaksana!” (Halaman 152)
17. “Security, boleh! Bodyguard boleh. Jangankan jadi bodyguard, jadi pengawal dunia akhirat
juga siap”. (Halaman 159).
18. “Sekolah itu nggak ada batasnya. Mau besar, mau kecil, mau miskin, mau kaya. Sekolah tuh
penting.” (Halaman 162)
19. “Sehat dan sakit. Pada dua keadaan itu Allah menyisipkan pelajaran syukur dan sabar. Dan
lagi, sebetulnya kita bisa melihat sakit dengan cara yang sederhana sebagai peluang untuk
menata ulang apa yang ada dalam diri. Semacam recharge atas kemampuan dalam meningkatkan
daya hidup. Atau anggap saja kejutan kecil agar selalu menjaga dengan baik segala yang sudah
Allah titipkan.” (Halaman 196).
NOVEL PEMBANDING
Novel Assalamualaikum Beijing
Dewa dan Ra adalah sepasangan kekasih sejak mereka duduk di bangku kuliah dan
tinggal selangkah lagi hubungan mereka menuju gerbang pernikahan. Namun, tidak disangka
hubungan mereka berdua berakhir. Pada saat cinta Asma telah di hianati oleh Dewa. Asma pun
pergi ke Beijing untuk menenangkan pikiran.
Selama perjalanannya Asma ke Beijing dia bertemu dengan seseorang laki-laki tampan
yang bernama Zhongwen. Kisah pun berlanjut ketika Zhongwen dan Asma saling mencari satu
sama lain. Dan pada akhirnya mereka di pertemukan kembali. Selanjutnya, Zhongwen dan
Asma menjalin perteman dan Asma pun mengajarkan Zhongwen tentang islam dan pada saat
itulah Zhongwen menjadi mualaf.
Musibah selanjutnya menimpa Asma yang telah divonis menderita penyakit APS.
Penyakit itu berhubungan dengan pengentalan darah yang membuat dirinya hampir meninggal.
Dan penyakit yang dideritanya juga membuat dia tidak bisa memiliki keturunan karena terjadi
kelainan jantung. Penyakit itu pun semakin parah dan membuat Asma semakin merasa sakit.
Selanjutnya, Zhongwen yang mulai mencintai Asma kembali mencarinya. Pada saat itu
Zhongwen tidak tahu bahwa Asma telah pulang ke Indonesia dan divonis terkena penyakit APS.
Setelah Zhongwen mengetahuinya langsunglah dia terbang ke Indonesia dan bertemu dengan
Asma.
Kemudian jalinan cinta Asma dan Zhongwen berakhir dengan pernikahan. Dan cerita
legenda cinta ashima yang telah Zhongwen ceritakan kepada Asma berunjung kebahagian.
Mereka berdua yakin usia pernikahan yang baru beberapa tahun pasti memiliki cinta sejati.
PENUTUP
Keunggulan novel
Keunggulan dalam novel ini adalah dalam hal tutur kata yang membuat para
pendengar dan pembaca ikut merasakan alur ceritanya dan membuat para pembaca
memahami inti dari ceritanya. karangan novel Asma Nadia juga banyak sekali yang
memunculkan nilai-nilai keagamaan, puisi yang indah dan pesan-pesan moral yang terdapat
di setiap babnya dan menjadikan keunggulan tersendiri dalam setiap novel Asma Nadia tulis.
Sehingga, membuat novel Cinta dalam 99 Nama-Mu ini banyak diminati dan dicari oleh
semua orang karena terdapat kisah cinta yang membuat orang penasaran dan membuat orang
menjadi paham apa itu cinta dan dalam novel ini juga terdapat pengorbanan dan perjuangan
dalam menghadapi masalah yang telah di hadapinya.
Kelemahan novel
Kelemahan dalam novel ini adalah sering memnuculkan kata-kata yang diulang-
ulang dalam setiap babnya dan terkadang membuat para pembacanya susah memahami tutur
kata beliau yang disampaikan. Tetapi, kelemahan dari novel tersebut tidak membuat para
pembaca dan pendengarnya jadi tidak suka kepada novel Cinta dalam 99 Nama-Mu.