FONDASI ALKITABIAH
kitab suci adalah sumber esensial untuk bisa mengerti juan ikan kristen dalam pendidikan oleh
karena itu seluruh pemikiran dan praktik para pendidik harus dipimpin oleh kebenaran peryataan allah
ketika mereka berusaha taat kepada kristus dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. orang
kristen biasanya mengalami kebingungan dalam menghadapi keragaman teori pendidikan dalam
masyarakat. dalam situasi seperti ini, eksplorasitapi terhadap pondasi alkitab akan menjadi standar
penting untuk menilai praktik pendidikan. pendidikan kristen yang dibangun di atas perolehan berdasar
pada alkitab justru akan memberikan pengalaman educational yang dinamis dan beragam. ada beberapa
Pondasi alkitabiah yang bisa kita temukan di Perjanjian Lama dan perjanjian baru. pondasi-pondasi
alkitabiah tersebut menawarkan kepada kita berbagai model atau paradigma ketika kita membaca teks
Alkitab di level yang sangat mendasar sekalipun. semua pendidik mempunyai model atau paradigma
tersendiri yang mengarahkan pemikiran dan praktek pendidikan mereka. dalam kebanyakan kasus
model-model tersebut kerap kali tidak diperiksa atau diuji sama sekali tantangan bagi orang Kristen
adalah memeriksa model-model pendidikan tersebut. berbagai model yang dibangun di atas informasi
yang alkitabiah akan berfungsi sebagai acuan untuk mengkaji semua upaya pendidikan yang dilakukan
pada masa lampau masa kini dan masa depan
PERJANJIAN LAMA
perjanjian lama memberikan suatu variasi yang luas tentang konteks historis dan komunal untuk
mengeksplorasi hakikat dari belajar mengajar dalam komunitas orang Israel karya tulis dari seorang
pendidik Amerika Latin bernama Matias preiswerk sangat membantu kita dalam Mengidentifikasi
berbagai agen pendidikan. kitab Ulangan menekankan pentingnya meneruskan konten dan norma-
norma yang mendasar bagi kehidupan dari komunitas Imam dari bangsa Israel. dalam komunitas Iman
Kristiani warisan injili menekankan pentingnya transmisi dari hal-hal yang sangat mendasar ini.
terjadinya suatu transformasi menjadi dengan dibolehkannya warisan turun-temurun seperti yang
digambarkan di dalam Mazmur 78 dan kitab nehemia.
Kitab-kitab Hikmat menggambarkan tentang bagaimana norma-norma Imam berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan dan isu-isu yang relevan dan dengan zamannya Hikmat dibutuhkan untuk
menghubungkan tuntutan-tuntutan Iman dengan konteks tertentu. para Nabi adalah pendidik sosial di
zamannya dan mereka mengungkapkan isi hati Allah dengan perkataan yang mengandung pesan sesuai
dengan zamannya untuk mengkonfrontasi umatnya dengan harapan akan memulihkan bangsa ini
sekaligus para pemimpinnya.
KITAB ULANGAN
kitab Ulangan adalah kitab yang utama dalam hal menggariskan norma-norma yang harus
ditaati oleh komunitas iman dan diajarkan kepada generasi berikutnya. lewat pengajarannya, Musa
memanggil komunitas beriman untuk menghubungkan iman mereka kepada Allah dengan seluruh aspek
kehidupan mereka. perikop dari kitab Ulangan ini memberikan ide-ide baru yang berkaitan dengan
tujuan, pendidik,peserta didik, konten, dan latar belakang pendidikan yang alkitabiah. mandat
pendidikan di dalam ulangan 6:4-9 berisi tentang kewajiban untuk menyampaikan perintah perintah
Allah kepada generasi selanjutnya tujuan akhirnya adalah menanamkan kasih akan Allah yang di
Ekspresikan lewat kesetiaan dan ketaatan mengasihi Allah identik dengan menjawab panggilan yang
unik. Dalam pengertian yang paling Hakiki adalah guru di dalam pendidikan yang akitabiah. Allah
adalah penulis kebenaran dan dialah yang menyebabkan seluruh kebenaran baik pendidik maupun
peserta
berikutnya di situlah terbentuknya sebuah konteks bagi pendidikan Kristen dengan demikian, hubungan
antar generasi harus ada dalam menunjang terjadinya pendidikan Kristen. komunitas-komunitas baik Di
perjanjian lama maupun perjanjian baru memiliki satu memory atau sejarah yang serupa.
di Perjanjian Baru gereja berfungsi sebagai keluarga besar dan keluarga Allah yang diadopsi.
KITAB HIKMAT
sekelompok orang tertentu diberikan karunia hikmat dan mempunyai tanggungjawab untuk
membagikan nasihat mereka kepada orang lain tugas mereka adalah mengembangkan rencana yang
baik dan memberikan nasihat yang bersifat untuk meraih kehidupan yang berhasil. Namun, Hikmat pada
hakikatnya nya hanya dapat dimengerti kalau dikaitkan dengan sumbernya yaitu Allah.
Aplikasi apakah yang bisa kita pelajari dari pengertian pendidikan di Perjanjian Lama ini.
● Allah memberikan hikmat dan manusia bergantung pada anugerahnya untuk bisa memahami
hikmat.
● pendidikan harus mempunyai dampak terhadap hidup orang dan seharusnya dapat
memantulkan
mereka untuk menangkap konsekuensi praktis dari kebenaran yang dipelajari atau diteliti
dengan saksama.
● bahwa mereka yang berstatus pendidik harus dievaluasi untuk melihat sejauh mana mereka
telah menunjukkan kepemilikan akan karunia nikmat yang dari Allah.
LITERATUR PROFETIK
Para Nabi adalah pendiri Sosial di zamannya. Mereka memanggil umat Allah, para pemimpin,
dan bangsa-bangsa lain untuk mempertanggungjawabkan gaya hidup mereka. mereka menyatakan
Kerinduan Hati Allah yang menginginkan kebenaran dan keadilan tercipta di lingkungan mereka hidup.
tradisi profetik ini menyatakan pentingnya bagi para pendidik Kristen untuk mengungkapkan
implikasi dari komitmen iman terhadap bidang sosial, politik, dan ekonomi. para Nabi adalah para
penafsir di zamannya yang mengambil resiko dalam rangka menyatakan tuntutan Allah. pengajaran yang
profetik tidak selalu diterima dengan baik dan membungkam mulut para Nabi adalah salah satu respons
terhadap pengajaran Mereka. salah satu pertimbangan penting bagi mereka pendidikan profetik di masa
ini adalah manifestasi kasih saat menghadapi pendengarnya, karena kita sadar bahwa kepedulian adalah
sesuatu sesuatu yang dibutuhkan ketika berhadapan dengan orang lain yang melakukan dosa dan
tindakan yang merusak.
PERJANJIAN BARU
perjanjian baru sama seperti kitab suci orang Ibrani atau Perjanjian Lama juga memberikan
berbagai ide ide penting berkaitan dengan tugas mengajarkan iman.orang-orang Kristen yang hidup
abad pertama dan kedua juga menghadapi tantangan serupa ketika menyebarkan Injil.
para pemimpin tersebut termasuk para rasul nabi Uskup di agen penatua para wanita anggota-anggota
gereja bahkan anak-anak yang sudah terserap dalam lingkup pengajaran Yesus di sini mengatakan
bahwa semua orang harus menjadi pendidik.
METODE DARI SANG GURU AGUNG
Tujuan pelayanan pemerintah dan ini adalah mengumpulkan orang lain menjadi murid-murid
Yesus Kristus yang taat. Pengajaran tentang tanggung jawab ini berlaku bagi semua orang yang adalah
murid Yesus. Mengajarkan ketaatan adalah tugas yang sulit. Tantangan bagi praktik pendidikan Kristen
di zaman kini adalah: Apakah murid Yesus yang taat dipelihara dan diajar selaras dengan semua yang
telah diajarkan oleh Yesus? Kalau iya, ada dasar bagi suatu afirmasi dan kebergantungan yang terus-
menerus terhadap anugerah Allah. kalau tidak demikian ada sesuatu Tantangan untuk melakukan
evaluasi yang cermat dan untuk mengambil tindakan-tindakan pembaharuan.
pola pengajaran dalam Injil Matius menunjukkan Bagaimana pengajaran dilaksanakan di gereja
Perdana. Injil Matius dalam manual pengajaran tentang bagaimana memberikan orang Kristen.
Pengajaran Yesus dibagi menjadi beberapa blog pengajaran yang berfungsi sebagai panduan kurikulum
bagi Gereja Kristen yang baru terbentuk itu.
pengetahuan di dalam dia, orang Kristen dipanggil untuk melakukan tugas yang berat dalam
bidang pendidikan. Paulus hadir sendiri sebagai teladan sehingga apa yang dilihat dalam kehidupannya
diajarkannya juga. ini adalah dimensi pendidikan yang lebih ditangkap daripada diajarkan lewat
hubungan yang dibangun dengan peserta didik.
SUPREMASI HUBUNGAN
pendidikan Kristen berpusat pada hubungan dengan Allah Tritunggal, dengan orang lain dan
dengan semua ciptaan lainYesus memberi teladan kasih ini dalam peristiwa ketika ia mengajar
nikodemus dan wanita Samaria seperti yang dicatat dalam Injil Yohanes. Perintah untuk mengasihi ini
adalah suatu perintah yang sangat berat namun mendasar sekali dalam menjalin semua interaksi
interpersonal dalam pendidikan Kristen. Yang tidak kalah penting adalah natur Hubungan Yesus, sebagai
guru Agung dengan murid-muridnya sebagai peserta didik. sebisa mungkin pendiri dipanggil untuk
membangun persahabatan dengan peserta didiknya dan mengorbankan diri mereka seperti yang telah
dilakukan oleh Kristus. Paulus menjelaskan hubungan dengan murid-muridnya di Tesalonika sebagai
sebuah hubungan yang mempunyai dimensi paternal dan Maternal.
Tantangan bagi para pendidik Kristen adalah membuka diri untuk mencapai tingkat pelayanan
ini, yaitu satu tingkat dimana para pendidik memosisikan diri pada tempat yang beresiko dan rentan saat
menjalin hubungan Kasih dengan peserta didiknya. para pendiri mempunyai tanggung jawab tambahan
seperti yang ditunjukkan dalam nasihat Paulus para pendidik dipanggil untuk menggandakan upaya-
upaya mereka melalui pelayanan pengajaran mereka kepada peserta didik.
Oleh karena itu pendidik Kristen harus peka dalam melihat kesempatan kesempatan yang ada
untuk memuridkan orang lain. Untuk memenuhi tanggung jawab ini, pendidik Kristen harus gantung
pada pekerjaan dan keadilan Allah sang pencipta, penebus, ini dan pemelihara.
KESIMPULAN:
Ada banyak pondasi Alkitab yang dapat diambil dan dirajut untuk membangun pendidikan
Kristen dengan tujuan untuk membentuk suatu karya tenunan yang indah sekali dari pelayanan kepada
Yesus Kristus. Gulungan-gulungan benda yang kita gunakan untuk menemukan merupakan upaya-upaya
yang dilakukan oleh Allah Tritunggal dan orang-orang yang telah diangkat menjadi anggota keluarga
Allah yaitu mereka yang telah diberi karunia dan diperlengkapi bagi pelayanan pendidikan.
BAB 2
FONDASI TEOLOGIS
OTORITAS ALKITAB
kitab suci dipandang sebagai yang diinspirasi secara Ilahi dan orang percaya dipanggil untuk
menemukan agenda alkitabiah di dalam pendidikan Kristen, sama seperti mereka juga terpanggil untuk
menemukannya di dalam seluruh aspek pemikiran dan kehidupan. kitab suci berfungsi sebagai final dan
sebagai filter atau penyaring yang digunakan untuk memeriksa semua kebenaran atau kesesuaian dan
konsisten atau tidak dengan dunia dan terpandang kekristenan.
kitab suci berfungsi sebagai firman Allah yang tertulis yang menyebabkan Firman hidup Yesus
Kristus yang memberikan kepada Firman yang kreatif seperti yang digambarkan dalam alkitab. Oleh
karena itu, orang Kristen injili harus dengan hati-hati mendasarkan apa yang mereka bangun terhadap
pondasi Alkitab seperti yang disebutkan sehingga program pendidikan mereka dapat dipandu dengan
baik.
PENTINGNYA PERTOBATAN
pemberitaan Injil dan pertobatan adalah 2 isu dalam pendidikan Injil yang bisa saling
melengkapi fokus pada katekisasi dan pembinaan. katekisasi adalah instruksi yang membina proses
integrasi kebenaran Kristen dengan kehidupan. pembinaan adalah berbagai Aktivitas keseharian
persamaannya dilakukan secara interpersonal di antara orang Kristen yang dicirikan oleh adanya kasih
dan pemeliharaan spiritual yang menghasilkan bangunan gereja Kristen.
melalui usaha-usaha pendidikan dasar dasar kebenaran imam yang alkitabiah dibagikan dan secara
khusus karya penyelamatan Allah yang luar biasa dinyatakan dalam kelahiran, kehidupan, kematian, dan
kebangkitan Yesus Kristus.
menghidupi kabar baik tetapi juga mempercayainya. sebuah kepastian biologis yang mengirim
nasi kebutuhan untuk kontekstualisasi yang menyangkut karya kreatif dan presidensial yang bekerja
dalam sejarah dan masa sekarang. hal itu juga berarti gagal dalam mempercayai inkarnasi yang
diwujudkan dalam diri Yesus Kristus.
hubungan antara teologi dengan pendidikan Kristen adalah sebuah isu krusial. Sara little
memberikan beberapa kemungkinan berikut:
● teologi adalah konten yang diajarkan dalam pendidikan Kristen.
● Teologi adalah referensi untuk apa yang harus diajarkan serta untuk metodologi dan berfungsi
sebagai norma untuk menganalisis karya-karya kritis dan mengevaluasi semua pendidikan
Kristen.
● ideologi tidak relevan dengan tugas pendidikan Kristen: karena itu pendidikan Kristen sifatnya.
● biologi dan pendidikan Kristen adalah 2 disiplin ilmu yang berbeda yang terikat secara mutual
dan saling bekerja sama untuk kemajuan Kerajaan Allah.
sama seperti pendidikan Kristen mampu berkontribusi pada tugas-tugas teologi teologi juga bisa
berkontribusi pada pendidikan Kristen titik geologi juga bisa memberitahu u Apakah praktek pendidikan
Kristen yang dilakukan sudah sesuai dengan Alkitab dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan kekonsistenan terhadap nilai-nilai Alkitab.
KEKUDUSAN PRIBADI
sejarah dengan yang khusus pada elemen kedua orang ingin mendengarkan kebutuhan untuk
menyelaraskan setiap pribadi di dalam iman Kristen dan untuk bertumbuh dalam keintiman dan
perizinan relasi dengan Kristus. Bahaya dari elemen unik ini dengan kecenderungannya yang terbuka
pada anggapan yang personal dan introspeksi sehingga menyebabkan kehilangan kesadaran sosial
secara rohani atau kekudusan. ketidakpedulian yang jelas terhadap proses sosial dan kepasifan sosial
yang pada akhirnya melahirkan status quo juga pada akhirnya bisa dengan cepat muncul.
FONDASI ORTODOKS
diluar empat orang teologi yang unik tersebut, sangatlah mungkin untuk menggambarkan
fondasi teologis dari pendidikan injili dengan merujuk kepada pengakuan Imam rasuli, yang memberikan
kerangka untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan teknologi yang sesuai dengan kitab suci.
Pondasi ketiga bagi pendidikan Kristen adalah filosofi yang dalam hubungannya dengan fondasi
Alkitab dan teologi akan memberikan dasar-dasar universal yang bersifat transkultural dan kultural
dalam rangka membantu pola pikir dan praktik pendidikan. Filosofi pendidikan berusaha
mengartikulasikan sebuah pemikiran yang sistematis dan memberikan kehidupan yang berfungsi untuk
memandu praktik pendidikan. tantangan bagi pendidik Kristen adalah menyusun suatu perlu Sofi
pendidikan yang bersifat eksplisit dan konsisten dengan cara pandang Kristiani sementara tetap
memberi tempat bagi terjadinya paradoks.
DEFENISI UMUM
sebuah cara pandang bisa didefinisikan sebagai sekumpulan asumsi mendarat yang melahirkan
pola pikir dan tindakan cara pandang Kristen terdiri dari sekumpulan kepercayaan Kristen yang
fundamental yang paling mumpuni dalam menjelaskan hubungan antara Allah dengan ciptaan. karena
itu tugas pendidik Kristen pertama-tama dalam mengeksplorasi cara pandang Kristiani nya yang aku
mempunyai implikasi langsung dan hasil berupa tindakan bagi pendidikan. sementara secara umum
filsafat berarti suatu disiplin ilmu yang membahas tentang Nature realitas dan meneliti tentang prinsip-
prinsip umum pengetahuan eksistensi dan kebenaran filsafat Kristen juga peduli tentang realitas dan
kebenaran Allah bagi orang Kristen Allah adalah sumber kebenaran dan realitas.
karena itu tantangan bagi orang Kristen adalah berpikir secara Kristiani dan secara benar dalam
semua area kehidupan salah satu alat tersebut adalah pendidikan sehingga tantangan bagi orang Kristen
dalam berpikir dan moralitas ikan pendidikan yang bersifat Kristiani.
Filosofi pendidikan Kristen atau filosofi Kristen tentang pendidikan hendaknya didefinisikan sebagai
suatu usaha untuk menyusun secara sistematis beberapa pemikiran tentang pendidikan ketika diberikan
maka berdasarkan pengajaran yang alkitabiah yang menyatakan Imam Kristen Ortodoks.
DEFINISI PENDIDIKAN
definisi dari beberapa istilah penting seperti pendidikan dan pendidikan Kristen mengandung
tantangan yang keras terhadap dirinya bermacam-macam Filosofi pendidikan di dunia modern dan
Nature pendidikan yang bersifat paradigmatik. Berbagai macam definisi pendidikan telah diberikan dan
dapat ditempatkan sebagai suatu jajaran yang berkutub dua yaitu: pendidikan formal dan informal.
● Pendidikan formal secara langsung dikaitkan dengan institusi sekolah dan pengalaman kelas
yang aktual.
● definisi pendidikan informal memandang seluruh kehidupan dan pengalaman sebagai
pendidikan dan menghargai interaksi informal dan tidak sengaja sebagai kesempatan untuk
belajar.
Alkitab menyatakan dampak dari keempat agen tersebut dalam proses pembentukan seseorang
ketika menyampaikan imam yang alkitabiah dan budaya Yahudi. Banyak tanggung jawab pendidikan
yang digariskan Alkitab dialah makan kepada orang tua sebagai wakil dari komunitas iman. mereka
harus meneruskan Iman di dalam Tuhan kepada gereja selanjutnya. Saat seseorang bertumbuh dalam
sebuah komunitas Iman atau keluarga sebagian atau mungkin sebagian besar dari pengalaman
pembelajaran yang bersifat tidak terencana dan tidak disengaja. Yang jelas adalah pendidikan mencakup
sekolah formal pengalaman hidup dan sosialisasi politik namun karakteristik unik apakah yang dapat
menyambung penilaian yang dipakai adalah cara pandang Kristiani dalam arti bahwa pendidikan yang
benar itu adalah
pendidikan yang selaras dengan cara pandang Kristiani sedangkan yang tidak benar adalah yang
tidak Selaras agar dapat mendefinisikan dan menentukan dengan tepat Apakah pendidikan itu Para
pendidik Kristen harus mengidentifikasi nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang diharapkan sebagai pemandu
bagi seluruh proses pendidikan.
dalam rangka membahas tentang pendidikan setelah memilih untuk menggunakan sebuah definisi
yang umum Deskripsi dalam rangka mengembangkan tugas saya sebagai seorang pendidik. saya
mendefinisikan sepeda di Gang sebagai proses berbagi konten dengan orang lain dalam konteks
masyarakat dan komunitas mereka.
pendidikan Kristen lebih dari sekedar sekolah minggu atau pembinaan gerejawi dan para pendiri
Kristen yang bergumul dengan pertanyaan pertanyaan filosofis bisa mengeksplorasi kontur dari
pendidikan Kristen lebih dalam lagi.
pendidik dipandang sebagai sarjana akademis filsuf yang memiliki keunggulan dalam beragam
bidang pengetahuan yang luas dan dalam hal Peran pendidik peserta didik dipandang sebagai makhluk
rasional yang hasil dibimbing berdasarkan prinsip-prinsip yang terutama sebagaimana diungkapkan
dalam mata pelajaran klasik dan seni liberal.
Perennealisme dapat dikenal dengan jelas karena kepekaannya pada masa lalu kepeduliannya pada
rasionalitas dan penekanannya pada keunggulan. filsafat ini menyatakan bahwa ada kebenaran yang
absolut dan bahwa Nature manusia itu bersifat konsisten. keseragaman kurikulumnya mungkin bisa
memadamkan kreativitas dan pendekatan pengajaran yang sangat berpusat kepada pendidik dan sangat
terfokus pada kemampuan intelektual mungkin berakibat pada pendidikan yang tidak mengenal seluruh
karakter manusia dan keterbatasan logika manusia.
ESENSIALISME
para pendidik yang menganut filsafat esensialisme menekankan keunggulan akademis penguatan
intelektual serta transmisi dan asimilasi dari sekian mata pelajaran yang wajib sifatnya.
Bagi esensialisme konten pendidikan mencakup beberapa disiplin akademis yang fundamental dan
penguasaan pengetahuan dasar dan lanjutan. Berbeda dengan perenialisme esensialisme menganggap
penelitian ilmu yang modern dan penelitian eksperimental sama pentingnya dengan mata-mata
pelajaran klasikal. bagi esensialisme pendidikan teladan adalah seorang yang mengerti kesusastraan dan
ilmu pengetahuan yang mengikuti perkembangan zaman modern dan yang telah mencapai tingkat
seorang ahli dalam bidang kompetensinya. esensialisme bisa dikenal dari penekanannya pada
penguasaan keterampilan keterampilan belajar yang mendasarkan pengenalannya akan pentingnya
kerja keras dan disiplin belajar.
Karena pengajaran yang sangat diharapkan oleh pendidik dan kecenderungannya pada
rasionalisme hal ini bisa mengarah pada eksklusivisme jika orang-orang kebutuhan khusus diabaikan
dengan alasan bahwa penekanannya hanya pada bidang bidang tertentu.
BEHAVIORISME
penganut behaviorisme berusaha membentuk manusia yang berfungsi secara efektif ekonomis
tepat dan objektif. pendidikan berfungsi sebagai pembentuk manusia untuk menunjukkan sikap tingkah
laku dan Respon yang sifatnya efektif Sebagaimana telah ditetapkan oleh pendidik. filsafat behaviorisme
menggabungkan Suatu urutan dari modifikasi tingkah laku dengan tujuan untuk mendapatkan respon
dan keterampilan yang diharapkan dari peserta didik.
tujuan-tujuan dalam bentuk tingkah laku dinyatakan dengan jelas dan tepat dan peserta didik diekspor
pada sebuah lingkungan yang akan memberinya pahala bila berhasil menggunakan pelajaran yang
terprogram dan teknologi pengajaran lainnya. pendidik dipandang sebagai teknisi yang terampil
pemahat manusia dan lingkungannya. dalam pandangan Kristiani manusia diberikan kebebasan dan
bermartabat sehingga dari perspektif. Manusia sangat mungkin mengalami transformasi yang
melampaui area
Condition.
BAB IV
FONDASI HISTORIS
Dalam menyelidiki fondasi historis, para pendidik dipaksa untuk mempertimbangkan aspek
pendidikan yang lebih cenderung berubah dan berbagai kejadian dalam kurun waktu dan tempat yang
berbeda. Diperlukan adanya kepekaan dan kewaspadaan untuk menghindari pola pikir yang tidak
mempertimbangkan aspek historis. Pertimbangan tentang fondasi historis ini juga bias
mengidentifikasikan aspek kekhususan sejarah yang membutuhkan perhatian khusus apabila seseorang
ingin membahas aspek tertentu yang unik dalam konteks waktu dan lokasi tertentu.
PERJANJIAN LAMA
Pengajaran Perjanjian Lama termasuk di dalamnya instruksi dan nasihat atau peringatan.
Pendidikan berpusat pada Taurat, hokum Tuhan, yang pertama-tama disampaikan secara oral (mulut ke
mulu), lalu ditulis dalam kitab Suci, yang didalamnya terkandung penyataan moral dan spiritual Tuhan.
Tujuan pendidikan dalam Perjanjian Lama adalah membawa seseorang kepada kekudusan dan
transformasi. Konteks utama dari pendidikan ini adalah rumah, orang tua yang bertanggung jawab untuk
mengajar anak-anak mereka dalam hukum Taurat, membawa mereka masuk ke dalam pernikahan, dan
mengajarkan kepada mereka kemampuan tertentu. Metodologi pengajaran bergantung pada kombinasi
moral yang disertai dengan berbagai alat bantu menghafal, termasuk puisi, permainan kata-kata, dan
teka-teki. Prinsip utama dalam semua praktik pengajaran ini adalah bahwa manusia harus membawa
kehormatan dan pujian bagi nama Tuhan dan keluarga mereka melalui cara hidup mereka.
WARISAN YUNANI
Dalam diskusinya tentang pendidikan Barat, Freeman Butts, seorang sejarawan pendidikan,
membuat observasi seperti ini: “kita bisa berpikir seperti sekarang sebagian besar karena orang Yunani
berpikir dengan cara seperti itu sebelumnya. Cara berpikir Barat sangat dipengaruhi oleh cara berpikir
orang Yunani, sejalan dengan itu pola pikir dan praktik pendidikan yang ada juga sangat dipengaruhi
oleh warisan intelektual Yunani yang unik. Idealisme plato menjaga kepeduliaan seseorang terhadap
reformasi sosial dan politik karena itu merupakan hasil dari pendidikan dalam diri seseorang yang
memercayai dan menangkap hal ideal tersebut. Tantangan ini berlaku bagi mereka yang mengajar di
rumah sebagai orang tua dan anggota keluarga; di gereja, sekolah dn komunitas sebagai pendidik,
gembala dan sesama orang Kristen dan dalam semua seting kehidupan lainnya. Heschel menunjukkan
kalau pendidik Kristen harus melampaui pragmatisme yang dominan di Amerika Serikat.
PERJANJIAN BARU
Murid-murid Yesus mengikuti pola penyembahan dan pembelajaran orang Yahudi. Beberapa
kitab dalam Perjanjian Baru menunjukkan ada berbagai metode pendidikan yang berbeda, yang
kebanyakan mencerminkan budaya Yahudi Kuno. Dalam banyak cara Perjanjian Baru, yang ditulis dalam
bahasa Yunani, mengawinkan idealisme dari pendidikan Perjanjian Lama dan warisan Yunani. Beberapa
tokoh Perjanjian Baru mempelajari iman Kristen mereka dalam seting mereka. Timotius dipengaruhi
oleh neneknya, Lois, dan ibunya Eunike. Cara mengetahui dan hidup seperti yang diajarkan dalam
Perjanjian Baru membutuhkan keterlibatan aktif dalam dunia dalam ketaatan pada pemerintahan
Kristus dan dalam respons terhadap pengalaman menjadikan Kristus raja dalam hidup mereka. Dalam
terang perspektif Perjanjian Baru ini, satu isu yang dimunculkan untuk praktik pendidikan masa kini dan
masa depan adalah sampai sejauh apa praktik pendidikan bisa memelihara respons hati, kepala dan
tangan seseorang sesuai dengan penyataan Allah di dalam Yesus Kristen.
RENAISSANCE
Renaissance adalah kebangkitan kembali, kelahiran kembali, pembaharuan pembelajaran yang
terjadi di abad ke-14 hingga ke-16. Berbagai area kehidupan dipengaruhi oleh Renaissance yang pada
akhirnya mempengaruhi pendidikan. Pendidikan ala Renaissance bercirikan adanya tujuan yang
diperluas, dengan penekanan lebih pada perkembangan individual. Isu-isu yang lahir dari Renaissance
adalah memperkenalkan kembali pertanyaan-pertanyaan dari warisan pendidikan Yunani, secara
khusus, posisi logika manusia dalam hubungannya dalam iman Kristen. Bagi sebagian pemikir
Renaissance, logikan diposisikan di atas iman. Ada kecenderungan untuk menempatkan humanisme,
ilmu pengetahuan dan seni setara dengan kebenaran-kebenaran Kristen yang sudah dinyatakan.
REFORMASI
Reformasi menekankan pembenaran oleh iman(sola fide). Perbedaan-perbedaan antara iman
dan tindakan percaya pun dibuat. Iman menekankan pada seseorang yang berjalan, sementara percaya
menekankan pada konten dan pengakuan iman. Baik iman dan tindakan percaya sama-sama penting,
tetapi keselamatan dipandang dalam arti iman pribadi, komitmen personal, dan percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Di dalam prinsip ini melahirkan visi baru bagi pendidikan Kristen
dalam pengertian pendidikan universal. Tujuan pendidikan Kristen adalah melatih semua orang Kristen
untuk menjadi imam Allah yang hidup. Dengan membandingkan dan mengkontraskan perkembangan di
masa Renaissance dan Reformasi, kita bisa mengidentifikasi isu-isu yang berkaitan dengan pola piker
dan praktik pendidikan. Keduanya merupakan ekspresi dari pembaharuan sosial dalam masyarakat:
dalam Reformasi pembaharuan terutama berfokus pada teologi dan gereja. Dalam masa Reformasi ada
nuansa iman pribadi yang diperoleh dengan membaca Kitab Suci dan tanggung jawab pribadi seseorang
kepada Tuhan sebagai imam dalam komunitas Kristen dan dunia.
AMERIKA SERIKAT
Lawrence Cremin mengajukan sebuah jaringan atau konfirgurasi institusi yang mendidik,
sekaligus diidentifikasi sebagai ekologi pendidikan. Selain Amerika Serikat, perkembangan di belahan
dunia Selatan di mana iman Kristen bersifat dinamis dan berkembang, orang Kristen dituntut untuk
menuliskan sejarah kehidupan Kristen berdasarkan konteks-konteks tersebut. Hubungan antar-institusi
atau agen yang membentuk sebuah konfigurasi pendidikan bisa digambarkan sebagai hubungan yang
saling meneguhkan, melengkapi dana tau bertentangan satu sama lain. Hubungan anta institusi ini juga
bisa digambarkan sebagai saling melengkapi satu dengan yang lain dengan cara saling memberi input
dan dampak bagi institusi sejenis lain yang mengalami kekurangan di area tertentu.
Cremin mengidentifikasi setidaknya ada lima serangan yang mengancam pendidikan di Amerika:
● ada banyaknya institusi
● dalam mengevaluasi perkembangan di Amerika Serikat adalah pada masa yang berbeda
masyarakat juga menekankan pada institusi yang berbeda.
● di Amerika Serikat ada usaha bersama yang dilakukan sekolah-sekolah untuk menyeimbangkan
idealism sosial tentang kebebasan, persamaan hak dan persaudaraan.
● ada usaha yang tidak tergoyahkan untuk mempopulerkan pendidikan, untuk membuatnya lebih
mudah dan tersedia untuk diakses semua orang.
● dari Cremin adalah catatan sejarah pendidikan di Amerika Serikat yang menunjukkan usaha
menekan atau membebaskan itu tergantung pada orang-orang atau kelompok yang terlibat.
KESIMPULAN :
Pendidikan tidak hanya dipandang kegiatan investasi untuk masa depan, namun harus berbicara
sampai sejauh mana mampu memberikan kontribusi positif bagi penyelesaian permasalahan kekiniaan.
Masa lampau menjadi pondasi dasar untuk pijakan bagi pengembangan selanjutnya. Sehingga dengan
istilah lain dasar pengembangan pendidikan berpijak pada akar historis, akar filosofis, akar sosiologis dan
akar psikologis. Dasar pengembangan atau lebih dikenal dengan fondasi-fondasi pendidikan yang
merupakan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pencarian kebijakan-kebijakan dan
praktik pendidikan yang berharga dan efektif. Prinsip-prinsip ini adalah dasar dibangunnya rumah
pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial, sandaran dari struktur itu kemungkinan akan kuat, dan
sebaliknya.
BAB V
FONDASI SOSIOLOGIS
Tugas ilmu sosiologi adalah menganalisis proses-proses yang olehnya realitas dikonstruksi secara
sosial. Tugas ini secara khusus menjadi penting untuk mempertimbangkan oleh pendidik Kristen karena
pendidik pendidikan pada dasarnya menekankan pada proses menghasilkan dan mendistribusikan
pengetahuan. dalam kasus iman Kristen pendidik bermaksud Memberikan pengetahuan tentang Tuhan
seperti yang dinyatakan dalam Yesus Kristus dan pengetahuan tentang iman Kristen itu sendiri inilah
realitas yang mereka harapkan orang lain akan berpegang dan gunakan sebagai hasil pengajaran
mereka.
karena itu harus ada perhatian khusus yang diberikan pada penjelasan fondasi sosiologi dalam
pendidikan Kristen. pondasi-pondasi sosiologis ini termasuk di dalamnya cara pandang yang berasal dari
sosiologi dan antropologi dan secara khusus antropologi budaya. Untuk mengerti proses pendidikan
Kristen seseorang harus merujuk kepada budaya dan masyarakat. Tuhan menciptakan manusia dengan
kapasitas untuk menciptakan budaya dan membentuk masyarakat titik tanpa Budaya kekristenan adalah
sesuatu yang abstrak yang tidak berhubungan dengan kehidupan manusia.
SOSIAL PENGETAHUAN
sosiologi pengetahuan memperlakukan pengetahuan atau Apa yang disebut sebagai
pengetahuan sebagai suatu yang dikonstruksi dengan atau mengandung unsur sosial sosiologi
pengetahuan juga meneliti bagaimana subjek atau disiplin ilmu bisa di konstruksi secara sosial sebagai
sebuah makanan yang diterima semua orang. Berdasarkan tradisi aspirasi yang bergerak menuju Absolut
menuju sebuah pengetahuan yang berotoritas kaum injili mungkin dengan mudah mengembalikan
permintaan semacam itu atau cara pandang lain yang berasal dari perspektif yang tampaknya relatif ini.
dari perspektif mereka dunia sosial mempunyai tiga fungsi dalam kaitannya dengan pengetahuan.
● pengetahuan memprogram saluran yang daripadanya sebuah dunia yang objektif dihasilkan.
● Pengetahuan membuat dunia ini menjadi suatu objek melalui bahasa dan media kognitif yang
didasarkan pada bahasa yaitu bahasa yang mengatur dia menjadi objek yang bisa dimengerti
sebagai realitas ada memberi nama makhluk ciptaan dan dalam proses menamai tersebut dia
membuat realitas menjadi sesuatu yang objektif.
● Pengetahuan diinternalisasi sekali lagi sebagai kebenaran yang valid dan objektif melalui
tindakan sosialisasi.
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
selain mempertimbangkan pengetahuan itu sendiri, Penyelidikan Sosiologi juga diarahkan
kepada praktik pendidikan yang lebih luas. sebagian karya yang bisa membantu para pendidik Kristen
mempunyai jarak pandang yang benar dalam Mengerti bagaimana pendidikan berfungsi dalam
masyarakat dan budaya yang luas. Hal ini bisa membantu para pendidik Kristen dalam meningkatkan
praktik pendidikan mereka dengan pengajaran yang dilakukan orang lain orang lain, agen lain dan
institusi lain di masyarakat luas. Psikologi dan sosiologi dari filosofi mempunyai Tempat khusus di dalam
usaha memahami pendidikan. di tingkat penyelidikan ini pendidik Kristen bisa berempati berpartisipasi
dalam penelitian dan menggunakan deskripsi yang diperolehnya sebagai hipotesis untuk teori pedagogi
di tingkat berikutnya.
tujuan dari tingkat ini bukan menggambarkan atau menjelaskan apa saja isu-isu dalam
pendidikan, Tetapi untuk menentukan Isu apa yang harus ada dalam pendidikan. cara melakukan
pendidikan ini adalah produk dari pengalaman tradisional yang dikomunikasikan oleh komunitas dan
atau produk dari pengalaman pribadi. praktik adalah kreatif yang merupakan sebuah seni yang mungkin
diterangi oleh refleksi. tanpa teori-teori atau teologi praktik itu, para pendidik Injil menjadi terikat
dengan konteks dan tidak responsif terhadap isu-isu kritis yang penting dan menjadi bergantung pada
strategi-strategi tradisional atau tren pendidikan terbaru.
Pendidikan Kristen harus memperhatikan are-are yang belum mendapat perhatian yang cukup.
hal ini terjadi sebagian disebabkan oleh Sikap konservatif yang telah meluas melampaui kategori
teknologi untuk memasukkan semua area kehidupan. dalam sikap seperti itu manusia secara umum
enggan untuk mempertanyakan identitas dan legitimasi mereka yang mengarahkan dan mengendalikan
berbagai pelayanan pendidikan. integritas intelektual dan konsistensi dipertaruhkan bersama dengan
kebutuhan untuk mengerti berbagai perspektif yang berbeda terhadap perubahan sosial dan
pendidikan. tugas pendidik injili dan para pemimpin lainnya dalam mengangkat masalah pilihan sekolah
dengan mengaitkannya dengan pertanyaan komitmen imam yang lebih besar dan panggilan orang
Kristen.
PROGRESIVISME
progresivisme mendukung perkembangan pemikiran yang relatif dalam rangka menyelesaikan
masalah sosial hubungan demokratis dan pertumbuhan.konten pendidikan bagi progresivisme terdiri
dari pemaparan yang bersifat komprehensif dan terpadu terhadap penelitian-penelitian yang Berfokus
pada pemecahan permasalahan. pendidik bukanlah seorang pemimpin kelas yang otoriter sebagaimana
digambarkan dalam filsafat perenialisme esensialisme dan behaviorisme. konteks yang lebih disukai
adalah ruang kelas yang demokratis sensitif dan relief reflektif terhadap masyarakat yang luas titik
dalam arti yang sebenarnya konteks pendidikan bagi progresivisme adalah dunia karena pengalaman
belajar adalah sebagian dari kehidupan Bukan Satu persiapan yang terpisah dari kehidupan.
REKONSTRUKSIONISME
filsafat pendidikan rekonstruksionisme mempunyai tujuan membangun susunan masyarakat
yang ideal dan adil. Seluruh usaha diarahkan untuk membangun sebuah Utopia praktik di mana orang-
orang dibebaskan dan dapat menjadi apa saja sesuai dengan mereka kehendaki. pendidik dipandang
sebagai orang yang super chef kritikus sosial dan pengatur komunitas yang berusaha menampilkan
kesadaran orang lain menuju terjadinya perubahan yang dibutuhkan titik peserta didik dipandang
sebagai agen perubahan yang potensial untuk berkomitmen dan terlibat dalam membangun
pembaharuan dan pengarahan masyarakat secara konstruktif. konteks pengajarannya bervariasi
meliputi ruang kelas ruang pertemuan kelompok yang kecil pusat komunitas di jalan atau di ladang.
NATURALISME ROMANTIS
menghargai kebebasan individu untuk mengembangkan potensinya dengan tujuan aktualisasi
diri. kepuasan pribadi dan reaksi realisasinya akan dicapai lewat berbagai proses pertumbuhan dalam
pendidikan yang menekankan ekspresi yang kreatif.aktivitas pembelajaran didasarkan pada kebutuhan
kebutuhan yang dirasakan dan kebutuhan kebutuhan riil seseorang yang dapat diidentifikasi dengan
bantuan orang lain. Pendidik dipandang sebagai pemimpin visioner yang memberikan ruang bagi
penemuan diri sendiri dan eksplorasi oleh orang lain. naturalisme romantis dapat dikenal dari
kepeduliannya terhadap individu, kebebasan manusia, estetika, dan kreativitas.
EKSISTENSIALISME
sebagai salah satu filsafat pendidikan menekankan pada pencarian makna keberadaan
seseorang dalam merealisasikan jati dirinya. konten pendidikan eksistensialisme berpusat pada tema-
tema tentang keadaan manusia dengan aktivitas pembelajaran yang bebas dari batasan-batasan
nasional. Pendidik dipandang sebagai rekan pencari dan rekan seperjalanan bagi peserta didik dalam
pencarian makna tadi.
BAB VI
FONDASI PSIKOLOGIS
pendidikan secara umum dipahami dan dipraktekkan selama abad ke-21 sangat tergantung pada
Psikologi dan berbagai teorinya penemuan-penemuan penelitiannya dan prakteknya.
bermacam-macam cabang psikologi termasuk psikologi behavioral, psikoanalisis kognitif,
perkembangan, gestalt, humanistik, sosial,. dan transformasional.
orang Kristen ditantang untuk tetap setia pada pemikiran psikologi secara umum atau mengembangkan
suatu psikologi Kristen untuk membangun konsep dan praktik pendidikan Kristen. Setiap psikologi
memberikan pengertian tentang apa yang harus ditekankan saat bekerja dengan manusia sementara
manusia itu terus berkembang dari lahir sampai meninggal dan sampai kehidupan setelah kematian.
Lawrence CRabb Seorang psikolog Kristen yang menyebutkan tentang empat pendekatan.
bisa digambarkan sebagai pendekatan referensi atau fragmentasi. Pendekatan yang terpisah tetapi
setara dalam memandang manusia dan dalam relasi dengan manusia.Dalam pendekatan ini kehidupan
manusia akan diarahkan oleh perspektif psikologis dalam semua bidang kehidupan yang sekuler yang
menganggap bahwa Iman religi atau Iman Kristiani dan perkembangannya pada hakekatnya tidak
berkaitan dan tidak terpengaruh oleh proses psikologis.
menolak pengetahuan dari psikolodi dan menempatkan manusia dalam konteks agama yang telah
ditenrukan sebelumnya dimana kehidupan manusia secara total dibentuk oleh pengetahuan dan
perspektif agama yang tidak ternodai oleh psikologi ataupun oleh pengetahuan pengembangan diri.
Dengan segenap manusia dapat didefinisikan sebagai suatu realitas yang muncul dimana
struktur-struktur yang potensial dalam berubah seseorang diberikan bentuk tertentu dan bervariasi
jangka waktu tertentu sepanjang hidupnya. Menurut definisi pertama adalah perspektif yang bersifat
Developmental dan nondevelmental. Perubahan tingkah laku ini sama mendasar dan sama pentingnya
dengan perubahan perkembangan dalam struktur fisik yang dimulai pada masa kehamilan yang berhasil
ketika tubuh seseorang menjadi dewasa secara fisik. Ini akan sangat mempengaruhi bagaimana pendidik
kristen formulasikan psikologi pendidikan yang dianutnya dan bagaimana direksi bank secara eksplisit
atau implisit dalam mengajar atau berinteraksi dengan orang lain.
BAB VII
FONDASI KURIKULUM
Pendiri dipanggil untuk memberikan perhatian pada peserta didik mereka yang berasal dari
berbagai latar belakang dan pengalaman yang berbeda penduduk juga dipanggil untuk memperhatikan
konten yang mereka bagikan mengingat potensi transformatif yang ada dalam diri dan hidup peserta
didik pendidik terpanggil untuk memperhatikan Tuhan teks tempat hidup dimana para peserta didik
mereka berada termasuk komunikasi masyarakat dan pada akhir dunia mereka yang mencerminkan
kasih Allah bagi seluruh ciptaan.
Evaluasinya harus mencakup kelebihan dan kekurangan dari materi yang disampaikan dan
kebutuhan unik masing-masing setiap pendidik. Keputusan yang diambil berkaitan dengan kurikulum
harus dinaungi oleh fokus yang lebih besar dalam kehidupan dan pelayanan pendiri kita sendiri
pendidikan secara sadar tergantung pada tuntunan roh kudus dan menunjukkan kasih yang murni bagi
peserta didiknya.
METAFORA KURIKULUM
Herbert M. Memberikan analisis yang membantu tentang metafora akan penyusunan
kurikulum. Dia mengidentifikasi 3 metafora yang mempengaruhi pola pikir dan praktik penyusunan
kurikulum dalam pendidikan umum atau pendidikan Kristen: produk, pertumbuhan, dan perjalanan.
METAFORA KURIKULUM
Dalam metafora ini kurikulum dilihat sebagai sarana produk dalam pendidikan sementara
peserta didik adalah bahan mentah yang akan ditransformasikan menjadi produk yang sempurna dan
berguna di bawah pengawasan teknisi yang berkemampuan tinggi yaitu pendidik.
Tujuan pembelajaran anak-anak dalam teks laporan ini seringkali disusun secara kompetitif atau
komparatif oleh pendidik dengan berfokus pada pembentukan peserta didik menjadi sesuai dengan apa
yang ditetapkan sebelumnya.
METAFORA PRODUKSI
dalam metafora ini, kurikulum dilihat sarana produksi dalam pendidikan, semenytara peserta
didik adalah bahan mentah yang akan ditransformasi menjadi produk yang sempurna dan berguna.
METAFORA PERTUMBUHAN
dalam metafora ini kurikulum digambarkan seperti pemeliharaan rutin yang diberikan dalam
situasi rumah kaca di mana peserta didik akan bertumbuh dan berkembang menuju potensi tertinggi
mereka dibawah pengawasan dan perhatian pendidik yang bijaksana dan sabar. Potensi ini terfokus
pada Kebutuhan individu fokus pada manusia memperoleh spon mereka dan kebebasan Untuk
meringankan elemen-elemen yang berbeda dan unik.
METAFORA PERJALANAN
Metafora ini melambangkan keseimbangan pendekatan yang berfokus pada pendidik dan peserta didik.
tujuan pembelajaran peserta didik disusun dalam struktur yang kooperatif atau kolaboratif yang
mengasumsikan adanya suatu tingkatan tanggung jawab dalam diri peserta didik.
KESIMPULAN :
Dimensi praktis terkait implementasi kurikulum dalam pembelajaran, meliputi hakikat
implementasi kurikulum sebagai inovasi dan perubahan kurikulum, termasuk faktor-faktor yang memicu
perlunya perubahan kurikulum dan yang menghambat implementasinya dalam pembelajaran. Uraian
juga membuat strategi penanggulangan hambatan tersebut bagi kelancaran implementasi kurikulum
(baru) dalam pembelajaran. pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka
penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum
membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian
yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat
fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap
kegagalan proses pengembangan manusia.