Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

FONDASI ALKITABIAH

kitab suci adalah sumber esensial untuk bisa mengerti juan ikan kristen dalam pendidikan oleh
karena itu seluruh pemikiran dan praktik para pendidik harus dipimpin oleh kebenaran peryataan allah
ketika mereka berusaha taat kepada kristus dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. orang
kristen biasanya mengalami kebingungan dalam menghadapi keragaman teori pendidikan dalam
masyarakat. dalam situasi seperti ini, eksplorasitapi terhadap pondasi alkitab akan menjadi standar
penting untuk menilai praktik pendidikan. pendidikan kristen yang dibangun di atas perolehan berdasar
pada alkitab justru akan memberikan pengalaman educational yang dinamis dan beragam. ada beberapa
Pondasi alkitabiah yang bisa kita temukan di Perjanjian Lama dan perjanjian baru. pondasi-pondasi
alkitabiah tersebut menawarkan kepada kita berbagai model atau paradigma ketika kita membaca teks
Alkitab di level yang sangat mendasar sekalipun. semua pendidik mempunyai model atau paradigma
tersendiri yang mengarahkan pemikiran dan praktek pendidikan mereka. dalam kebanyakan kasus
model-model tersebut kerap kali tidak diperiksa atau diuji sama sekali tantangan bagi orang Kristen
adalah memeriksa model-model pendidikan tersebut. berbagai model yang dibangun di atas informasi
yang alkitabiah akan berfungsi sebagai acuan untuk mengkaji semua upaya pendidikan yang dilakukan
pada masa lampau masa kini dan masa depan

PERJANJIAN LAMA
perjanjian lama memberikan suatu variasi yang luas tentang konteks historis dan komunal untuk
mengeksplorasi hakikat dari belajar mengajar dalam komunitas orang Israel karya tulis dari seorang
pendidik Amerika Latin bernama Matias preiswerk sangat membantu kita dalam Mengidentifikasi
berbagai agen pendidikan. kitab Ulangan menekankan pentingnya meneruskan konten dan norma-
norma yang mendasar bagi kehidupan dari komunitas Imam dari bangsa Israel. dalam komunitas Iman
Kristiani warisan injili menekankan pentingnya transmisi dari hal-hal yang sangat mendasar ini.
terjadinya suatu transformasi menjadi dengan dibolehkannya warisan turun-temurun seperti yang
digambarkan di dalam Mazmur 78 dan kitab nehemia.
Kitab-kitab Hikmat menggambarkan tentang bagaimana norma-norma Imam berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan dan isu-isu yang relevan dan dengan zamannya Hikmat dibutuhkan untuk
menghubungkan tuntutan-tuntutan Iman dengan konteks tertentu. para Nabi adalah pendidik sosial di
zamannya dan mereka mengungkapkan isi hati Allah dengan perkataan yang mengandung pesan sesuai
dengan zamannya untuk mengkonfrontasi umatnya dengan harapan akan memulihkan bangsa ini
sekaligus para pemimpinnya.

KITAB ULANGAN
kitab Ulangan adalah kitab yang utama dalam hal menggariskan norma-norma yang harus
ditaati oleh komunitas iman dan diajarkan kepada generasi berikutnya. lewat pengajarannya, Musa
memanggil komunitas beriman untuk menghubungkan iman mereka kepada Allah dengan seluruh aspek
kehidupan mereka. perikop dari kitab Ulangan ini memberikan ide-ide baru yang berkaitan dengan
tujuan, pendidik,peserta didik, konten, dan latar belakang pendidikan yang alkitabiah. mandat
pendidikan di dalam ulangan 6:4-9 berisi tentang kewajiban untuk menyampaikan perintah perintah
Allah kepada generasi selanjutnya tujuan akhirnya adalah menanamkan kasih akan Allah yang di
Ekspresikan lewat kesetiaan dan ketaatan mengasihi Allah identik dengan menjawab panggilan yang
unik. Dalam pengertian yang paling Hakiki adalah guru di dalam pendidikan yang akitabiah. Allah
adalah penulis kebenaran dan dialah yang menyebabkan seluruh kebenaran baik pendidik maupun
peserta
berikutnya di situlah terbentuknya sebuah konteks bagi pendidikan Kristen dengan demikian, hubungan
antar generasi harus ada dalam menunjang terjadinya pendidikan Kristen. komunitas-komunitas baik Di
perjanjian lama maupun perjanjian baru memiliki satu memory atau sejarah yang serupa.
di Perjanjian Baru gereja berfungsi sebagai keluarga besar dan keluarga Allah yang diadopsi.

KITAB HIKMAT
sekelompok orang tertentu diberikan karunia hikmat dan mempunyai tanggungjawab untuk
membagikan nasihat mereka kepada orang lain tugas mereka adalah mengembangkan rencana yang
baik dan memberikan nasihat yang bersifat untuk meraih kehidupan yang berhasil. Namun, Hikmat pada
hakikatnya nya hanya dapat dimengerti kalau dikaitkan dengan sumbernya yaitu Allah.

Aplikasi apakah yang bisa kita pelajari dari pengertian pendidikan di Perjanjian Lama ini.
● Allah memberikan hikmat dan manusia bergantung pada anugerahnya untuk bisa memahami
hikmat.
● pendidikan harus mempunyai dampak terhadap hidup orang dan seharusnya dapat
memantulkan
mereka untuk menangkap konsekuensi praktis dari kebenaran yang dipelajari atau diteliti
dengan saksama.
● bahwa mereka yang berstatus pendidik harus dievaluasi untuk melihat sejauh mana mereka
telah menunjukkan kepemilikan akan karunia nikmat yang dari Allah.

LITERATUR PROFETIK
Para Nabi adalah pendiri Sosial di zamannya. Mereka memanggil umat Allah, para pemimpin,
dan bangsa-bangsa lain untuk mempertanggungjawabkan gaya hidup mereka. mereka menyatakan
Kerinduan Hati Allah yang menginginkan kebenaran dan keadilan tercipta di lingkungan mereka hidup.
tradisi profetik ini menyatakan pentingnya bagi para pendidik Kristen untuk mengungkapkan
implikasi dari komitmen iman terhadap bidang sosial, politik, dan ekonomi. para Nabi adalah para
penafsir di zamannya yang mengambil resiko dalam rangka menyatakan tuntutan Allah. pengajaran yang
profetik tidak selalu diterima dengan baik dan membungkam mulut para Nabi adalah salah satu respons
terhadap pengajaran Mereka. salah satu pertimbangan penting bagi mereka pendidikan profetik di masa
ini adalah manifestasi kasih saat menghadapi pendengarnya, karena kita sadar bahwa kepedulian adalah
sesuatu sesuatu yang dibutuhkan ketika berhadapan dengan orang lain yang melakukan dosa dan
tindakan yang merusak.

PERJANJIAN BARU
perjanjian baru sama seperti kitab suci orang Ibrani atau Perjanjian Lama juga memberikan
berbagai ide ide penting berkaitan dengan tugas mengajarkan iman.orang-orang Kristen yang hidup
abad pertama dan kedua juga menghadapi tantangan serupa ketika menyebarkan Injil.
para pemimpin tersebut termasuk para rasul nabi Uskup di agen penatua para wanita anggota-anggota
gereja bahkan anak-anak yang sudah terserap dalam lingkup pengajaran Yesus di sini mengatakan
bahwa semua orang harus menjadi pendidik.
METODE DARI SANG GURU AGUNG
Tujuan pelayanan pemerintah dan ini adalah mengumpulkan orang lain menjadi murid-murid
Yesus Kristus yang taat. Pengajaran tentang tanggung jawab ini berlaku bagi semua orang yang adalah
murid Yesus. Mengajarkan ketaatan adalah tugas yang sulit. Tantangan bagi praktik pendidikan Kristen
di zaman kini adalah: Apakah murid Yesus yang taat dipelihara dan diajar selaras dengan semua yang
telah diajarkan oleh Yesus? Kalau iya, ada dasar bagi suatu afirmasi dan kebergantungan yang terus-
menerus terhadap anugerah Allah. kalau tidak demikian ada sesuatu Tantangan untuk melakukan
evaluasi yang cermat dan untuk mengambil tindakan-tindakan pembaharuan.

pola pengajaran dalam Injil Matius menunjukkan Bagaimana pengajaran dilaksanakan di gereja
Perdana. Injil Matius dalam manual pengajaran tentang bagaimana memberikan orang Kristen.
Pengajaran Yesus dibagi menjadi beberapa blog pengajaran yang berfungsi sebagai panduan kurikulum
bagi Gereja Kristen yang baru terbentuk itu.

IMPLIKASI BAGI PARA PENDIDIK KRISTEN


● Merencanakan waktu-waktu dimana sejarah karya Allah dapat diceritakan kembali dan
dirayakan di dalam sebuah komunitas gereja lokal atau sebuah denominasi.
● menghubungkan sejarah gereja lokal bagi kemajuan Kerajaan Allah yang telah berlangsung
selama Berabad-abad.
● mengidentifikasi poin-poin spesifik tentang terjadinya suatu kontiunitas atau diskontinuitas
dengan masa lampau dalam hubungannya dengan gereja lokal di masa kini dan di masa
mendatang.
● melibatkan anak-anak muda-mudi dan orang dewasa dalam eksplorasi akar sejarah. pendekatan
Yesus dalam berinteraksi dengan murid-muridnya mengandung tiga elemen yang sangat penting
untuk diperhatikan.
● Yesus mengajukan pertanyaan Sang Guru Agung sudah mengetahui semua jawabannya tetapi
dia mau murid-muridnya berpikir bagi dirinya.
● dia mendengarkan respon mereka terhadap pertanyaan yang diajukan.
● hanya setelah bertanya dan mendengarkan Yesus menasihati para muridnya dan membuka
kitab suci sambil menjelaskan maknanya Yesus menjelaskan tentang kebenaran kebenaran yang
dibahas oleh Musa dan para nabi lewat interprestasinya terhadap teks Alkitab tersebut.

HIKMAT DARI ROH KUDUS


Para pendidik Kristen harus mempertimbangkan pelayanan pengajaran Paulus di abad pertama
titik fokus Paulus adalah Hikmat dari Allah, hikmat yang sumbernya adalah Roh Kudus. proses belajar
mengajar yang efektif membutuhkan kehadiran dan pekerjaan Roh Kudus yang kontinu pelajaran itu
sendiri digambarkan sebagai salah satu karunia yang diberikan Kristus kepada gereja melalui Roh Kudus.
Hikmat dari Roh Kudus berbeda sekali dengan pengetahuan atau Hikmat dari dunia. Sebagai
perbandingan pengetahuan rohani dan hikmah ditandai dengan adanya kasih yang membangun orang
lain pengetahuan dengan mudah melahirkan kesombongan memberikan jawaban yang cepat namun
tidak lengkap. yang lebih penting adalah Hikmat rohani yang dinyatakan dalam kasih yang melakukan
kebajikan bagi orang lain dan memuliakan Allah.
POLA DAN TUJUAN
pola umum pelayanan polos seperti terlihat di surat efesus dan juga di surat-surat lainnya
adalah sebuah pola yang menggabungkan pengajaran doa syafaat dan nasihat. bagaimana membedakan
pengajaran atau pelayanan pengajaran kerja secara spesifik. Mengajar adalah sebuah karunia rohani.
Tujuan pengajaran adalah menyiapkan umat Allah untuk pekerjaan pelayanan dalam gereja dan di
dunia. Selain bertujuan mempersiapkan orang percaya percaya bagi pelayanan Tujuan akhir dari
pendidikan adalah untuk mendidik. tujuan akhir ini adalah untuk membangun jemaat karunia mengajar
diberikan supaya tubuh Kristus gereja bisa dibangun.
Oleh karena itu pendidikan dalam iman Kristiani yang tidak menghasilkan buah pelayanan harus
dipertanyakan karena tidak memadai lagi, sebagaimana hal tersebut dipertanyakan dalam surat Yakobus
bahwa Iman harus nyata dalam perbuatan.

HIKMAT DALAM KRISTUS


Paulus berdoa agar Allah memenuhi orang-orang Kristen Kolose dengan pengetahuan akan
kehendak Allah secara sempurna melalui seluruh hikmat dan pengertian yang benar. di dalam Kristuslah
integrasi dan kebutuhan pendidikan dapat ditemukan, karena di dalam dialah berdiam seluruh kekayaan
hikmat dan pengetahuan. dalam hubungannya dengan sentralitas Kristus dan kekayaan hikmat dan

pengetahuan di dalam dia, orang Kristen dipanggil untuk melakukan tugas yang berat dalam
bidang pendidikan. Paulus hadir sendiri sebagai teladan sehingga apa yang dilihat dalam kehidupannya
diajarkannya juga. ini adalah dimensi pendidikan yang lebih ditangkap daripada diajarkan lewat
hubungan yang dibangun dengan peserta didik.

SUPREMASI HUBUNGAN
pendidikan Kristen berpusat pada hubungan dengan Allah Tritunggal, dengan orang lain dan
dengan semua ciptaan lainYesus memberi teladan kasih ini dalam peristiwa ketika ia mengajar
nikodemus dan wanita Samaria seperti yang dicatat dalam Injil Yohanes. Perintah untuk mengasihi ini
adalah suatu perintah yang sangat berat namun mendasar sekali dalam menjalin semua interaksi
interpersonal dalam pendidikan Kristen. Yang tidak kalah penting adalah natur Hubungan Yesus, sebagai
guru Agung dengan murid-muridnya sebagai peserta didik. sebisa mungkin pendiri dipanggil untuk
membangun persahabatan dengan peserta didiknya dan mengorbankan diri mereka seperti yang telah
dilakukan oleh Kristus. Paulus menjelaskan hubungan dengan murid-muridnya di Tesalonika sebagai
sebuah hubungan yang mempunyai dimensi paternal dan Maternal.
Tantangan bagi para pendidik Kristen adalah membuka diri untuk mencapai tingkat pelayanan
ini, yaitu satu tingkat dimana para pendidik memosisikan diri pada tempat yang beresiko dan rentan saat
menjalin hubungan Kasih dengan peserta didiknya. para pendiri mempunyai tanggung jawab tambahan
seperti yang ditunjukkan dalam nasihat Paulus para pendidik dipanggil untuk menggandakan upaya-
upaya mereka melalui pelayanan pengajaran mereka kepada peserta didik.
Oleh karena itu pendidik Kristen harus peka dalam melihat kesempatan kesempatan yang ada
untuk memuridkan orang lain. Untuk memenuhi tanggung jawab ini, pendidik Kristen harus gantung
pada pekerjaan dan keadilan Allah sang pencipta, penebus, ini dan pemelihara.

PERTAYAAN TENTANG KESIAPAN


Penulis Kitab Ibrani memperingatkan mereka yang murtad dan menjelaskan tentang pentingnya
mengajarkan kembali kebenaran-kebenaran dasar dari firman Allah. persoalan tentang bagaimana cara
mengukur kesiapan peserta dalam pendidikan Kristen itu adalah suatu yang kompleks dan bisa saja
sangat
melelahkan karena ada banyak variabel yang mempengaruhi seseorang secara pribadi, korporat, dan
kontekstual. namun ada seorang narasumber yang selalu menyertai para pendidik Kristen dalam proses
menaikkan tugas ini narasumber ini adalah Roh Kudus.

MODEL YANG TERINTEGRASI


Berdasarkan pondasi-pondasi alkitabiah yang diterapkan dalam pendidikan Kristen terbukalah
kemungkinan untuk menyarankan satu model untuk mengarahkan pemikiran dan praktik pendidikan
masa kini. dalam model ini salah satu basis menggambarkan pendidikan untuk pemberitaan yang
bertujuan membuat orang mempertimbangkan komitmen pribadi mereka kepada Yesus Kristus. tugas
yang bertani ini mencakup pengajaran dan khotbah tentang Injil yang dilakukan bersamaan dengan
pelayanan penginjilan.

KESIMPULAN:
Ada banyak pondasi Alkitab yang dapat diambil dan dirajut untuk membangun pendidikan
Kristen dengan tujuan untuk membentuk suatu karya tenunan yang indah sekali dari pelayanan kepada
Yesus Kristus. Gulungan-gulungan benda yang kita gunakan untuk menemukan merupakan upaya-upaya
yang dilakukan oleh Allah Tritunggal dan orang-orang yang telah diangkat menjadi anggota keluarga
Allah yaitu mereka yang telah diberi karunia dan diperlengkapi bagi pelayanan pendidikan.

BAB 2
FONDASI TEOLOGIS

EMPAT ELEMEN TEOLOGI YANG UNIk


Pendekatan Injil pada pendidikan agama menekankan pada empat elemen unik yang secara
natural merupakan teknologi utama: otoritas Alkitab, pentingnya pertobatan, karya penebusan Yesus
Kristus dan kekudusan pribadi. Kekuatan individu bisa berpotensi menjadi kelemahan apabila Kekuatan
tersebut membatasi kendaraan akan dimensi dimensi lain seperti dimensi kehidupan kemenangan atau
reaksi.

OTORITAS ALKITAB
kitab suci dipandang sebagai yang diinspirasi secara Ilahi dan orang percaya dipanggil untuk
menemukan agenda alkitabiah di dalam pendidikan Kristen, sama seperti mereka juga terpanggil untuk
menemukannya di dalam seluruh aspek pemikiran dan kehidupan. kitab suci berfungsi sebagai final dan
sebagai filter atau penyaring yang digunakan untuk memeriksa semua kebenaran atau kesesuaian dan
konsisten atau tidak dengan dunia dan terpandang kekristenan.
kitab suci berfungsi sebagai firman Allah yang tertulis yang menyebabkan Firman hidup Yesus
Kristus yang memberikan kepada Firman yang kreatif seperti yang digambarkan dalam alkitab. Oleh
karena itu, orang Kristen injili harus dengan hati-hati mendasarkan apa yang mereka bangun terhadap
pondasi Alkitab seperti yang disebutkan sehingga program pendidikan mereka dapat dipandu dengan
baik.
PENTINGNYA PERTOBATAN
pemberitaan Injil dan pertobatan adalah 2 isu dalam pendidikan Injil yang bisa saling
melengkapi fokus pada katekisasi dan pembinaan. katekisasi adalah instruksi yang membina proses
integrasi kebenaran Kristen dengan kehidupan. pembinaan adalah berbagai Aktivitas keseharian
persamaannya dilakukan secara interpersonal di antara orang Kristen yang dicirikan oleh adanya kasih
dan pemeliharaan spiritual yang menghasilkan bangunan gereja Kristen.
melalui usaha-usaha pendidikan dasar dasar kebenaran imam yang alkitabiah dibagikan dan secara
khusus karya penyelamatan Allah yang luar biasa dinyatakan dalam kelahiran, kehidupan, kematian, dan
kebangkitan Yesus Kristus.

beberapa konsekuensi yang membantu dalam meningkatkan penjualan di dalam pendidikan:


● peserta didik harus mengetahui hukum moral dan implikasi etika Kristen bagi orang yang
bertanggung jawab secara moral.
● harus dibina dalam iman dan bertumbuh dalam kasih karunia.
● ada yang pengen jalan di dalam pendidikan melibatkan pengetahuan prinsip dasar teologi
Kristen.
● salah satu fungsi pelayanan pendidikan gereja adalah rekrutmen peserta baru.
● kesatuan doa bagi mereka yang mempertimbangkan untuk mengambil komitmen Kristiani
harus menjadi komponen reguler dalam persiapan pengajaran.

KARYA PENEBUSAN YESUS KRISTUS


kemunculan Tuhan Allah yang luar biasa dengan kemuliaan-nya dan juruselamat kita Yesus
Kristus. Mari kita pahami sekali dan selamanya bahwa kebenaran ini bukanlah tentang masalah
keagamaan semua ini adalah kebenaran umum yang dipegang oleh seluruh cabang Gereja Kristen.
bahkan di beberapa tempat kebenaran-kebenaran itu setelah dikurangi kotanya dengan cara
dikompromikan dan dibatasi kotanya atau dikabulkan melalui tradisi buatan manusia dan faktanya
adalah bahwa kebenaran kebenaran itu tetap berdiri baik sebagai pondasi maupun kerangka referensi
untuk cara pandang kekristenan. meskipun elemen unik ini memampukan kita untuk memperjelas
kepercayaan dan kontinuitasnya dengan pernyataan Alkitab tetap saja elemen ini bisa membawa kita
kepada kondisi statis dan sikap tidak kritis yang membuat kita gagal menjawab kebutuhan untuk
kontekstualisasi.

menghidupi kabar baik tetapi juga mempercayainya. sebuah kepastian biologis yang mengirim
nasi kebutuhan untuk kontekstualisasi yang menyangkut karya kreatif dan presidensial yang bekerja
dalam sejarah dan masa sekarang. hal itu juga berarti gagal dalam mempercayai inkarnasi yang
diwujudkan dalam diri Yesus Kristus.

hubungan antara teologi dengan pendidikan Kristen adalah sebuah isu krusial. Sara little
memberikan beberapa kemungkinan berikut:
● teologi adalah konten yang diajarkan dalam pendidikan Kristen.
● Teologi adalah referensi untuk apa yang harus diajarkan serta untuk metodologi dan berfungsi
sebagai norma untuk menganalisis karya-karya kritis dan mengevaluasi semua pendidikan
Kristen.
● ideologi tidak relevan dengan tugas pendidikan Kristen: karena itu pendidikan Kristen sifatnya.
● biologi dan pendidikan Kristen adalah 2 disiplin ilmu yang berbeda yang terikat secara mutual
dan saling bekerja sama untuk kemajuan Kerajaan Allah.
sama seperti pendidikan Kristen mampu berkontribusi pada tugas-tugas teologi teologi juga bisa
berkontribusi pada pendidikan Kristen titik geologi juga bisa memberitahu u Apakah praktek pendidikan
Kristen yang dilakukan sudah sesuai dengan Alkitab dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan kekonsistenan terhadap nilai-nilai Alkitab.

KEKUDUSAN PRIBADI
sejarah dengan yang khusus pada elemen kedua orang ingin mendengarkan kebutuhan untuk
menyelaraskan setiap pribadi di dalam iman Kristen dan untuk bertumbuh dalam keintiman dan
perizinan relasi dengan Kristus. Bahaya dari elemen unik ini dengan kecenderungannya yang terbuka
pada anggapan yang personal dan introspeksi sehingga menyebabkan kehilangan kesadaran sosial
secara rohani atau kekudusan. ketidakpedulian yang jelas terhadap proses sosial dan kepasifan sosial
yang pada akhirnya melahirkan status quo juga pada akhirnya bisa dengan cepat muncul.

Ada beberapa hubungan antara Kristus dan budaya:


● Kristus melawan budaya titik Kristus adalah otoritas tunggal: klaim budaya ditolak.
● Kristus dari budaya. sistem kekerabatan berbeda dari budaya bukan dari jenisnya tetapi dari
kualitasnya: budaya terbaik harus diseleksi untuk disesuaikan dengan Kristus.
● Kristus di atas budaya. penerimaan terhadap anugerah menyempurnakan dan melengkapi
budaya, walaupun tidak ada "Kurva yang mulus atau garis yang tidak putus" di
antara keduanya.
● Kristus dan budaya adalah paradoks. kedua otoritas harus ditaati: oleh karena itu orang percaya
hidup dalam ketegangan seperti ini.
● Kristus mentransformasi budaya. budaya mencerminkan keadaan manusia yang sudah jatuh
kedalam dosa: dalam Kristus pribadi tersebut ditebus dan budaya dapat diperbaharui menjadi
untuk memuliakan Tuhan dan mendukung rencana atau tujuan Tuhan.

FONDASI ORTODOKS
diluar empat orang teologi yang unik tersebut, sangatlah mungkin untuk menggambarkan
fondasi teologis dari pendidikan injili dengan merujuk kepada pengakuan Imam rasuli, yang memberikan
kerangka untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan teknologi yang sesuai dengan kitab suci.

TUHAN SANG PENCIPTA


karena Tuhan adalah pencipta dunia dan umat manusia maka Tuhan adalah sumber kehidupan
dan manusia bertanggung jawab kepada Tuhan. Tuhan sebenarnya menciptakan perjanjian kreatif
dengan manusia. pendekatan pendidikan yang berpusat pada Tuhan bergantung pada pernyataan Ilahi
dan mendorong manusia untuk menemukan makanan hidup dalam Tuhan yang merupakan hal esensial.
manusia harus di instruksikan dalam tanggung jawab mereka sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Tuhan
telah berinisiatif untuk bersekutu dengan manusia dan praktik pendidikan harusnya memelihara respons
manusia kepada Tuhan. Manusia diadopsi sebagai anggota keluarga Allah dan sebagai efeknya manusia
mendapatkan hak istimewa serta tanggung jawab.
BAB 3
FONDASI FILOSOFIS

Pondasi ketiga bagi pendidikan Kristen adalah filosofi yang dalam hubungannya dengan fondasi
Alkitab dan teologi akan memberikan dasar-dasar universal yang bersifat transkultural dan kultural
dalam rangka membantu pola pikir dan praktik pendidikan. Filosofi pendidikan berusaha
mengartikulasikan sebuah pemikiran yang sistematis dan memberikan kehidupan yang berfungsi untuk
memandu praktik pendidikan. tantangan bagi pendidik Kristen adalah menyusun suatu perlu Sofi
pendidikan yang bersifat eksplisit dan konsisten dengan cara pandang Kristiani sementara tetap
memberi tempat bagi terjadinya paradoks.

DEFENISI UMUM
sebuah cara pandang bisa didefinisikan sebagai sekumpulan asumsi mendarat yang melahirkan
pola pikir dan tindakan cara pandang Kristen terdiri dari sekumpulan kepercayaan Kristen yang
fundamental yang paling mumpuni dalam menjelaskan hubungan antara Allah dengan ciptaan. karena
itu tugas pendidik Kristen pertama-tama dalam mengeksplorasi cara pandang Kristiani nya yang aku
mempunyai implikasi langsung dan hasil berupa tindakan bagi pendidikan. sementara secara umum
filsafat berarti suatu disiplin ilmu yang membahas tentang Nature realitas dan meneliti tentang prinsip-
prinsip umum pengetahuan eksistensi dan kebenaran filsafat Kristen juga peduli tentang realitas dan
kebenaran Allah bagi orang Kristen Allah adalah sumber kebenaran dan realitas.

karena itu tantangan bagi orang Kristen adalah berpikir secara Kristiani dan secara benar dalam
semua area kehidupan salah satu alat tersebut adalah pendidikan sehingga tantangan bagi orang Kristen
dalam berpikir dan moralitas ikan pendidikan yang bersifat Kristiani.
Filosofi pendidikan Kristen atau filosofi Kristen tentang pendidikan hendaknya didefinisikan sebagai
suatu usaha untuk menyusun secara sistematis beberapa pemikiran tentang pendidikan ketika diberikan
maka berdasarkan pengajaran yang alkitabiah yang menyatakan Imam Kristen Ortodoks.

DEFINISI PENDIDIKAN
definisi dari beberapa istilah penting seperti pendidikan dan pendidikan Kristen mengandung
tantangan yang keras terhadap dirinya bermacam-macam Filosofi pendidikan di dunia modern dan
Nature pendidikan yang bersifat paradigmatik. Berbagai macam definisi pendidikan telah diberikan dan
dapat ditempatkan sebagai suatu jajaran yang berkutub dua yaitu: pendidikan formal dan informal.
● Pendidikan formal secara langsung dikaitkan dengan institusi sekolah dan pengalaman kelas
yang aktual.
● definisi pendidikan informal memandang seluruh kehidupan dan pengalaman sebagai
pendidikan dan menghargai interaksi informal dan tidak sengaja sebagai kesempatan untuk
belajar.

Alkitab menyatakan dampak dari keempat agen tersebut dalam proses pembentukan seseorang
ketika menyampaikan imam yang alkitabiah dan budaya Yahudi. Banyak tanggung jawab pendidikan
yang digariskan Alkitab dialah makan kepada orang tua sebagai wakil dari komunitas iman. mereka
harus meneruskan Iman di dalam Tuhan kepada gereja selanjutnya. Saat seseorang bertumbuh dalam
sebuah komunitas Iman atau keluarga sebagian atau mungkin sebagian besar dari pengalaman
pembelajaran yang bersifat tidak terencana dan tidak disengaja. Yang jelas adalah pendidikan mencakup
sekolah formal pengalaman hidup dan sosialisasi politik namun karakteristik unik apakah yang dapat
menyambung penilaian yang dipakai adalah cara pandang Kristiani dalam arti bahwa pendidikan yang
benar itu adalah
pendidikan yang selaras dengan cara pandang Kristiani sedangkan yang tidak benar adalah yang
tidak Selaras agar dapat mendefinisikan dan menentukan dengan tepat Apakah pendidikan itu Para
pendidik Kristen harus mengidentifikasi nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang diharapkan sebagai pemandu
bagi seluruh proses pendidikan.
dalam rangka membahas tentang pendidikan setelah memilih untuk menggunakan sebuah definisi
yang umum Deskripsi dalam rangka mengembangkan tugas saya sebagai seorang pendidik. saya
mendefinisikan sepeda di Gang sebagai proses berbagi konten dengan orang lain dalam konteks
masyarakat dan komunitas mereka.

DEFENISI PENDIDIKAN KRISTEN


mengingat pentingnya dimensi normatif dalam mendefinisikan pendidikan orang Kristen
panggilan untuk mengajukan sebuah definisi pendidikan Kristen yang bisa memandu pendidikan
mereka.
● pendidikan Kristen adalah proses belajar mengajar yang berdasarkan Alkitab dimampukan oleh
Roh Kudus atau berpusat kepada Kristus.
● Pendidikan Kristen adalah proses yang berpusat pada Kristus berdasarkan pada Alkitab
berkaitan dengan mimbar ketika mengkomunikasikan firman Allah yang tertulis melalui kuasa
Roh Kudus dengan tujuan memimpin orang lain kepada Kristus dan membangun mereka dalam
Kristus.
● pendidikan adalah proses yang melibatkan kerja sama antara Tuhan dengan manusia dalam
rangka menumbuhkan dan mengembangkan orang-orang yang dalam kehidupannya yakni
dalam hal pengenalan nya sale Iman pengharapan dan kasih melalui Kristus.

pendidikan Kristen lebih dari sekedar sekolah minggu atau pembinaan gerejawi dan para pendiri
Kristen yang bergumul dengan pertanyaan pertanyaan filosofis bisa mengeksplorasi kontur dari
pendidikan Kristen lebih dalam lagi.

HAL-HAL SPESIFIK TENTANG BERKENAAN DENGAN FILOSOFIS PENDIDIKAN.


Pembahasan tentang aksiologi telah membuat kita Memahami pentingnya peran dari nilai
Kristiani dalam pengambilan keputusan untuk merumuskan tujuan umum dan khusus pendidikan.
Pendiri Kristen harus mengadopsi sebuah model yang mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari
Filosofi pendidikan itu sendiri. tujuan umum dan khusus. Bagaimana pemberitaan Injil, komunitas,
pelayanan, pembelahan dan penyembahan berhubungan dengan tujuan pendidikan Kristen atau
pendidikan secara umum.
tujuan apakah yang bisa kita capai orang Kristen di bidang pelatihan kejuruan yang diberikan
Sekolah Negeri sebagian orang lagi mengatakan bahwa memperoleh pengetahuan, nilai, keterampilan,
kepekaan dan tingkah laku adalah tujuan akhirnya. Walaupun penekanan yang relatif dari setiap tujuan
khusus diatas mungkin saja bervariasi dalam konteks pengajaran yang sebenarnya jangkauan umum dari
ke-7 tujuan itu tetap mempunyai kualitas yang teruji waktu. walaupun posisi Alkitab dalam pendidikan
Kristen sudah kita tekankan terus-menerus sampai sejauh ini memberikan suatu perspektif pendidikan
Kristen yang lebih luas lagi yaitu pendidikan Kristen yang berpusat pada firman Allah yang hidup atau
Kristus dan firman Allah yang tertulis atau Alkitab.
karena para penyidik menyajikan konten kepada peserta didik dalam konteks tertentu. dalam
sebuah masyarakat yang sangat disibukan untuk memenuhi banyak sekali kebutuhan penduduk Injil
yang harus berhati-hati membedakan Nature dari kebutuhan-kebutuhan tersebut. para pendidik Kristen
patung
FILSAFAT-FILSAFAT PENDIDIKAN YANG MODERN
Setelah membahas tentang spesifikasi dari filsafat pendidikan Sekarang kita akan meneliti
beberapa filsafat modern untuk mengidentifikasi elemen-elemen unik yang ada di dalamnya.
● Perenialisme meningkatkan pengolahan kekuatan rasional dan keunggulan akademis. Mengakui
tujuan intelektual spiritual dan etis dalam pendidikan ketika membimbing individu kepada
kebenaran kekal.

pendidik dipandang sebagai sarjana akademis filsuf yang memiliki keunggulan dalam beragam
bidang pengetahuan yang luas dan dalam hal Peran pendidik peserta didik dipandang sebagai makhluk
rasional yang hasil dibimbing berdasarkan prinsip-prinsip yang terutama sebagaimana diungkapkan
dalam mata pelajaran klasik dan seni liberal.
Perennealisme dapat dikenal dengan jelas karena kepekaannya pada masa lalu kepeduliannya pada
rasionalitas dan penekanannya pada keunggulan. filsafat ini menyatakan bahwa ada kebenaran yang
absolut dan bahwa Nature manusia itu bersifat konsisten. keseragaman kurikulumnya mungkin bisa
memadamkan kreativitas dan pendekatan pengajaran yang sangat berpusat kepada pendidik dan sangat
terfokus pada kemampuan intelektual mungkin berakibat pada pendidikan yang tidak mengenal seluruh
karakter manusia dan keterbatasan logika manusia.

ESENSIALISME
para pendidik yang menganut filsafat esensialisme menekankan keunggulan akademis penguatan
intelektual serta transmisi dan asimilasi dari sekian mata pelajaran yang wajib sifatnya.
Bagi esensialisme konten pendidikan mencakup beberapa disiplin akademis yang fundamental dan
penguasaan pengetahuan dasar dan lanjutan. Berbeda dengan perenialisme esensialisme menganggap
penelitian ilmu yang modern dan penelitian eksperimental sama pentingnya dengan mata-mata
pelajaran klasikal. bagi esensialisme pendidikan teladan adalah seorang yang mengerti kesusastraan dan
ilmu pengetahuan yang mengikuti perkembangan zaman modern dan yang telah mencapai tingkat
seorang ahli dalam bidang kompetensinya. esensialisme bisa dikenal dari penekanannya pada
penguasaan keterampilan keterampilan belajar yang mendasarkan pengenalannya akan pentingnya
kerja keras dan disiplin belajar.
Karena pengajaran yang sangat diharapkan oleh pendidik dan kecenderungannya pada
rasionalisme hal ini bisa mengarah pada eksklusivisme jika orang-orang kebutuhan khusus diabaikan
dengan alasan bahwa penekanannya hanya pada bidang bidang tertentu.

BEHAVIORISME
penganut behaviorisme berusaha membentuk manusia yang berfungsi secara efektif ekonomis
tepat dan objektif. pendidikan berfungsi sebagai pembentuk manusia untuk menunjukkan sikap tingkah
laku dan Respon yang sifatnya efektif Sebagaimana telah ditetapkan oleh pendidik. filsafat behaviorisme
menggabungkan Suatu urutan dari modifikasi tingkah laku dengan tujuan untuk mendapatkan respon
dan keterampilan yang diharapkan dari peserta didik.
tujuan-tujuan dalam bentuk tingkah laku dinyatakan dengan jelas dan tepat dan peserta didik diekspor
pada sebuah lingkungan yang akan memberinya pahala bila berhasil menggunakan pelajaran yang
terprogram dan teknologi pengajaran lainnya. pendidik dipandang sebagai teknisi yang terampil
pemahat manusia dan lingkungannya. dalam pandangan Kristiani manusia diberikan kebebasan dan
bermartabat sehingga dari perspektif. Manusia sangat mungkin mengalami transformasi yang
melampaui area
Condition.
BAB IV
FONDASI HISTORIS

Dalam menyelidiki fondasi historis, para pendidik dipaksa untuk mempertimbangkan aspek
pendidikan yang lebih cenderung berubah dan berbagai kejadian dalam kurun waktu dan tempat yang
berbeda. Diperlukan adanya kepekaan dan kewaspadaan untuk menghindari pola pikir yang tidak
mempertimbangkan aspek historis. Pertimbangan tentang fondasi historis ini juga bias
mengidentifikasikan aspek kekhususan sejarah yang membutuhkan perhatian khusus apabila seseorang
ingin membahas aspek tertentu yang unik dalam konteks waktu dan lokasi tertentu.

SEJARAH DAN METODE SEJARAH


Marc Bloch mendefinisikan sejarah sebagai “ilmu tentang manusia di dalam kerangka waktu”.
Sejarah adalah ‘ilmu’ dalam arti sejarah adalah kumpulan seperangkat penyelidikan yang berisi analisis
dokumen dan bukti-bukti lain yang dilakukan dengan penuh keteraturan dan objektivitas. Sejarah adalah
ilmu tentang manusia dalam arti sejarah berkaitan dengan manusia secara individu dan kelompok dalam
pemahaman konkret dan dengan pemahaman terhadap manusia dalam situasi yang konkret. Karena itu
tugas untuk mengerti sejarah adalah sebuah tugas yang tidak pernah berakhir karena manusia terus
berkembang dan punya perspektif baru tentang masa lalu. Metode sejarah dalam arti sempit berpusat
pada pengejaran kebenaran yang didasarkan pada penyelidikan dan pemeriksaan bukti-bukti sejarah
yang terdokumentasi secara hati-hati. Sedangkan dalam arti luas, metode sejarah melibatkan
metodologi yang menggunakan data dan fakta yang diakumulasi melalui penyelidikan dokumen yang
kritis untuk mengerti masa lalu.

SEJARAH DAN PENDIDIKAN


Sejarah tidak bisa dijadikan sarana pencarian solusi cepat dan mudah bagi masalah masa kini
dan masa depan. Sejarah tidak menyingkapkan jawaban yang khusus dan konkret bagi dilema di bidang
pendidikan. Lebih jauh, sejarah memberikan kepekaan akan adanya kemungkinan dan kompleksitas
dalam dunia pendidikan. Sebagai contoh, pertanyaan dalam pendidikan masa kini mungkin sama dengan
pertanyaan yang timbul pada Abad Pertengahan, tetapi mungkin cara menanyakan konteksnya lah yang
berbeda. Sebagai tambahan, untuk menstimulasi kesadaran kita akan kontinuitas dan diskontinuitas,
sejarah juga bisa meluaskan pengertian kita melampaui fokus yang terbatas pada masa lalun dan
memberikan inspirasi bagi usaha pendidikan saat ini maupun yang akan diproyeksikan di masa depan.

SEJARAH DAN PENDIDIKAN KRISTEN


Martin Luther melihat sejarah sebagai cerita mengenai providensi ilahi dan sebuah panduan
praktis bagi kehidupan. Pendidik Kristen bisa menghargai usaha para pendidik Kristen di abad-abad awal
sebagai sumber kunci bagi cara pandang dan pembelajaran. Karena itu masa lalu bertindak sebagai
pembimbing bagi pendidikan Kristen di masa kini dan di masa depan. Para pendidik Kristen tidak harus
kembali menciptakan roda (melakukan hal yang sama seperti pendahulu mereka). Pendidik Kristen bias
membedakan bagaimana Allah telah menyatakan diri-Nya dan menyampaikan kebenaran-kebenaran-
Nya melalui berbagai macam proses pendidikan di masa lalu.

PERJANJIAN LAMA
Pengajaran Perjanjian Lama termasuk di dalamnya instruksi dan nasihat atau peringatan.
Pendidikan berpusat pada Taurat, hokum Tuhan, yang pertama-tama disampaikan secara oral (mulut ke
mulu), lalu ditulis dalam kitab Suci, yang didalamnya terkandung penyataan moral dan spiritual Tuhan.
Tujuan pendidikan dalam Perjanjian Lama adalah membawa seseorang kepada kekudusan dan
transformasi. Konteks utama dari pendidikan ini adalah rumah, orang tua yang bertanggung jawab untuk
mengajar anak-anak mereka dalam hukum Taurat, membawa mereka masuk ke dalam pernikahan, dan
mengajarkan kepada mereka kemampuan tertentu. Metodologi pengajaran bergantung pada kombinasi
moral yang disertai dengan berbagai alat bantu menghafal, termasuk puisi, permainan kata-kata, dan
teka-teki. Prinsip utama dalam semua praktik pengajaran ini adalah bahwa manusia harus membawa
kehormatan dan pujian bagi nama Tuhan dan keluarga mereka melalui cara hidup mereka.

WARISAN YUNANI
Dalam diskusinya tentang pendidikan Barat, Freeman Butts, seorang sejarawan pendidikan,
membuat observasi seperti ini: “kita bisa berpikir seperti sekarang sebagian besar karena orang Yunani
berpikir dengan cara seperti itu sebelumnya. Cara berpikir Barat sangat dipengaruhi oleh cara berpikir
orang Yunani, sejalan dengan itu pola pikir dan praktik pendidikan yang ada juga sangat dipengaruhi
oleh warisan intelektual Yunani yang unik. Idealisme plato menjaga kepeduliaan seseorang terhadap
reformasi sosial dan politik karena itu merupakan hasil dari pendidikan dalam diri seseorang yang
memercayai dan menangkap hal ideal tersebut. Tantangan ini berlaku bagi mereka yang mengajar di
rumah sebagai orang tua dan anggota keluarga; di gereja, sekolah dn komunitas sebagai pendidik,
gembala dan sesama orang Kristen dan dalam semua seting kehidupan lainnya. Heschel menunjukkan
kalau pendidik Kristen harus melampaui pragmatisme yang dominan di Amerika Serikat.

PERJANJIAN BARU
Murid-murid Yesus mengikuti pola penyembahan dan pembelajaran orang Yahudi. Beberapa
kitab dalam Perjanjian Baru menunjukkan ada berbagai metode pendidikan yang berbeda, yang
kebanyakan mencerminkan budaya Yahudi Kuno. Dalam banyak cara Perjanjian Baru, yang ditulis dalam
bahasa Yunani, mengawinkan idealisme dari pendidikan Perjanjian Lama dan warisan Yunani. Beberapa
tokoh Perjanjian Baru mempelajari iman Kristen mereka dalam seting mereka. Timotius dipengaruhi
oleh neneknya, Lois, dan ibunya Eunike. Cara mengetahui dan hidup seperti yang diajarkan dalam
Perjanjian Baru membutuhkan keterlibatan aktif dalam dunia dalam ketaatan pada pemerintahan
Kristus dan dalam respons terhadap pengalaman menjadikan Kristus raja dalam hidup mereka. Dalam
terang perspektif Perjanjian Baru ini, satu isu yang dimunculkan untuk praktik pendidikan masa kini dan
masa depan adalah sampai sejauh apa praktik pendidikan bisa memelihara respons hati, kepala dan
tangan seseorang sesuai dengan penyataan Allah di dalam Yesus Kristen.

ORANG KRISTEN MULA-MULA


Dalam gereja mula-mula, ada penekanan pada penyampaian warisan Kristen yang benar.
Tantangan dari dalam dan dari luar harus dihadapi dengan hati-hati sambil terus bercermin kepada
iman. Dalam konteks ini, komunitas iman dipelihara sambil tetap menekankan pada kanon, aturan iman
dan tatanan gereja. Aturan iman termasuk di dalamnya pengakuan akan ketuhanan Yesus, pengakuan
iman rasuli, dan ringkasan sejarah alkitabiah yang dipercaya oleh pengikut Yesus yang setia. Tantangan
gereja secara spesifik menjelaskan organisasi yang sah dan disiplin yang mencerminkan gereja yang
sejati dan mereka yang punya otoritas untuk mengarahkan kehidupan dunia. Berbagai bentuk
pendidikan pun lahir untuk menjawab tantangan menafsirkan iman dalam terang ekspektasi eskatologi
yang tidak terpenuhi. Pengakuan iman adalah pengakuan tentang ketuhanan Yesus, yang dielaborasi
dalam pengakuan Iman Kristen. “Jalan” adalah ekspektasi moral yang spesifik bagi pengikut Yesus yang
dengan jelas digambarkan dalam Didakhe, bentuk instruksi katekismus paling awal.
ABAD PERTENGAHAN
Setelah era Constantine dan pendirian kekristenan, peran pendidikan Kristen pun berubah.
Penyembahan muncul sebagai media utama pendidikan Kristen. Walaupun penyembahan diarahkan
kepada Tuhan, perkembangan kekayaan simbiolismenya dalam arsitektur, seni dan music menjadi
sarana pengajaran iman bagi para peserta didiknya. Karakter penyembahan yang dielaborasi termasuk
di dalamnya Misa, yang dirayakan setiap hari, berbagai hari raya Kristen yang diasosiasikan dengan
kalender liturgical dan drama religius tentang moralitas dan ‘mystery plays’ (dalam kekristenan di abad
pertengahan). Di abad ke -12, universitas menjadi terlalu besar bagi gerakan sekolah katedral dan
berusaha menghasilkan profesional dan para pemikir. Dalam ‘Children without Childhood, Marie Winn
menyarankan bahwa masyarakat Amerika Utara bergerak ke arah “Abad Pertengahan Baru” dalam cara
berhubungan dan mendidik anak-anak mereka. Dia menyatakan bahwa ada perubahan fokus dari anak-
anak yang dilindungi dan dibedakan dari orang dewasa di abad lalu kepada penekanan masa kini pada
persiapan kehidupan dewasa bagi anak-anak, yang menempatkan mereka dalam posisi yang tidak
dibedakan. Sarannya yang provokatif adalah bahwa gerakan ini membangkitkan kembali cara pandang
yang popular di Abad Pertengahan. Perkembangan abad pertengahan ini paralel dengan meningkatnya
anomali dan pluralitas visi dalam hidup, dan gereja lokal di zaman modern harus menjawab kebutuhan
akan adanya satu pusat yang menyatukan kehidupan kelompok dan komunitas.

RENAISSANCE
Renaissance adalah kebangkitan kembali, kelahiran kembali, pembaharuan pembelajaran yang
terjadi di abad ke-14 hingga ke-16. Berbagai area kehidupan dipengaruhi oleh Renaissance yang pada
akhirnya mempengaruhi pendidikan. Pendidikan ala Renaissance bercirikan adanya tujuan yang
diperluas, dengan penekanan lebih pada perkembangan individual. Isu-isu yang lahir dari Renaissance
adalah memperkenalkan kembali pertanyaan-pertanyaan dari warisan pendidikan Yunani, secara
khusus, posisi logika manusia dalam hubungannya dalam iman Kristen. Bagi sebagian pemikir
Renaissance, logikan diposisikan di atas iman. Ada kecenderungan untuk menempatkan humanisme,
ilmu pengetahuan dan seni setara dengan kebenaran-kebenaran Kristen yang sudah dinyatakan.

REFORMASI
Reformasi menekankan pembenaran oleh iman(sola fide). Perbedaan-perbedaan antara iman
dan tindakan percaya pun dibuat. Iman menekankan pada seseorang yang berjalan, sementara percaya
menekankan pada konten dan pengakuan iman. Baik iman dan tindakan percaya sama-sama penting,
tetapi keselamatan dipandang dalam arti iman pribadi, komitmen personal, dan percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Di dalam prinsip ini melahirkan visi baru bagi pendidikan Kristen
dalam pengertian pendidikan universal. Tujuan pendidikan Kristen adalah melatih semua orang Kristen
untuk menjadi imam Allah yang hidup. Dengan membandingkan dan mengkontraskan perkembangan di
masa Renaissance dan Reformasi, kita bisa mengidentifikasi isu-isu yang berkaitan dengan pola piker
dan praktik pendidikan. Keduanya merupakan ekspresi dari pembaharuan sosial dalam masyarakat:
dalam Reformasi pembaharuan terutama berfokus pada teologi dan gereja. Dalam masa Reformasi ada
nuansa iman pribadi yang diperoleh dengan membaca Kitab Suci dan tanggung jawab pribadi seseorang
kepada Tuhan sebagai imam dalam komunitas Kristen dan dunia.

AMERIKA SERIKAT
Lawrence Cremin mengajukan sebuah jaringan atau konfirgurasi institusi yang mendidik,
sekaligus diidentifikasi sebagai ekologi pendidikan. Selain Amerika Serikat, perkembangan di belahan
dunia Selatan di mana iman Kristen bersifat dinamis dan berkembang, orang Kristen dituntut untuk
menuliskan sejarah kehidupan Kristen berdasarkan konteks-konteks tersebut. Hubungan antar-institusi
atau agen yang membentuk sebuah konfigurasi pendidikan bisa digambarkan sebagai hubungan yang
saling meneguhkan, melengkapi dana tau bertentangan satu sama lain. Hubungan anta institusi ini juga
bisa digambarkan sebagai saling melengkapi satu dengan yang lain dengan cara saling memberi input
dan dampak bagi institusi sejenis lain yang mengalami kekurangan di area tertentu.
Cremin mengidentifikasi setidaknya ada lima serangan yang mengancam pendidikan di Amerika:
● ada banyaknya institusi
● dalam mengevaluasi perkembangan di Amerika Serikat adalah pada masa yang berbeda
masyarakat juga menekankan pada institusi yang berbeda.
● di Amerika Serikat ada usaha bersama yang dilakukan sekolah-sekolah untuk menyeimbangkan
idealism sosial tentang kebebasan, persamaan hak dan persaudaraan.
● ada usaha yang tidak tergoyahkan untuk mempopulerkan pendidikan, untuk membuatnya lebih
mudah dan tersedia untuk diakses semua orang.
● dari Cremin adalah catatan sejarah pendidikan di Amerika Serikat yang menunjukkan usaha
menekan atau membebaskan itu tergantung pada orang-orang atau kelompok yang terlibat.

PENDIDIK INJILI DI PASCA-PERANG DUNIA


Kontribusi pendidik Injili setelah Perang Dunia II harus dipandang dalam kaitannya dengan
kontroversi fundamentalis-modernis yang sebelumnya. Perkembangan ini kemudian membentuk
konteks yang di dalamnya mengeksplorasi karya-karya:
● Frank E. Gaebelein
● Lois E. LeBar
● Lawrence O. Richards
● Gene A. Getz

KONTINUITAS DAN PENEGASAN ULANG


Untuk menjawab pertanyaan tentang kontinuitas, kita sebaiknya mengingat apa yang C.S Lewis
sebut sebagai “kepercayaan palsu yang kronologis”. Teologi Injili mengimplikasikan adanya penegasan
pada dasar-dasar kebenaran di atas dasar pewahyuan dan hubungannya dengan realitas sebagai bukti
yang dinyatakan dalam studi sejarah. Cara pandang ini menjadi panduan yang membantu kita dalam
pola piker dan praktik pendidikan saat ini. Walaupun cara pandang ini memberikan kesinambungan, cara
pandang ini juga membutuhkan adaptasi terhadap konteks yang spesifik. Dunia dan kehidupan Kristen
harus peka terhadap perkembangan sejarah. Perkembangan teori pendidikan adalah sebuah seni yang
memasukkan kreativitas, subjektivitas, dan resiko. Orang Kristen tidak bisa memilih waktu perjalanan
sejarah hidup mereka, tetapi berada di satu titik tertentu dalam sejarah mengharuskan mereka belajar
dari masa lalu dan hidup di masa kini dengan kepedulian akan masa depan di dalam Tuhan.

KESIMPULAN :
Pendidikan tidak hanya dipandang kegiatan investasi untuk masa depan, namun harus berbicara
sampai sejauh mana mampu memberikan kontribusi positif bagi penyelesaian permasalahan kekiniaan.
Masa lampau menjadi pondasi dasar untuk pijakan bagi pengembangan selanjutnya. Sehingga dengan
istilah lain dasar pengembangan pendidikan berpijak pada akar historis, akar filosofis, akar sosiologis dan
akar psikologis. Dasar pengembangan atau lebih dikenal dengan fondasi-fondasi pendidikan yang
merupakan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pencarian kebijakan-kebijakan dan
praktik pendidikan yang berharga dan efektif. Prinsip-prinsip ini adalah dasar dibangunnya rumah
pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial, sandaran dari struktur itu kemungkinan akan kuat, dan
sebaliknya.
BAB V
FONDASI SOSIOLOGIS

Tugas ilmu sosiologi adalah menganalisis proses-proses yang olehnya realitas dikonstruksi secara
sosial. Tugas ini secara khusus menjadi penting untuk mempertimbangkan oleh pendidik Kristen karena
pendidik pendidikan pada dasarnya menekankan pada proses menghasilkan dan mendistribusikan
pengetahuan. dalam kasus iman Kristen pendidik bermaksud Memberikan pengetahuan tentang Tuhan
seperti yang dinyatakan dalam Yesus Kristus dan pengetahuan tentang iman Kristen itu sendiri inilah
realitas yang mereka harapkan orang lain akan berpegang dan gunakan sebagai hasil pengajaran
mereka.
karena itu harus ada perhatian khusus yang diberikan pada penjelasan fondasi sosiologi dalam
pendidikan Kristen. pondasi-pondasi sosiologis ini termasuk di dalamnya cara pandang yang berasal dari
sosiologi dan antropologi dan secara khusus antropologi budaya. Untuk mengerti proses pendidikan
Kristen seseorang harus merujuk kepada budaya dan masyarakat. Tuhan menciptakan manusia dengan
kapasitas untuk menciptakan budaya dan membentuk masyarakat titik tanpa Budaya kekristenan adalah
sesuatu yang abstrak yang tidak berhubungan dengan kehidupan manusia.

KONTRUKSI SOSILA DARI REALITAS: BUDAYA


Analisis yang mengelilingi mengindikasikan bahwa perubahan dalam pendidikan tidak bisa
menyesuaikan dengan kecepatan dan perubahan sosial dan budaya. tugas pendidik adalah untuk
membuat pengajaran mereka tetap update dan relevan untuk konteks budaya mereka supaya bisa terus
memberi dampak pada peserta didik yang hidup dalam budaya tersebut. untuk membedakan kebenaran
kebenaran relatif dari ketiga perspektif ini kita harus mendefinisikan budaya secara umum dan
mempertimbangkan perspektif Kristen terhadap gaya yang membentuk esensi hidup kita.
Budaya adalah sistem konsep yang diwariskan yang diekspresikan dalam bentuk simbol di mana
manusia menggunakan simbol-simbol itu untuk berkomunikasi bertahan hidup dan mengembangkan
pengetahuan dan sikap mereka dalam kehidupan. budaya bagi orang Kristen bisa menjadi gaya hidup
kudus yang diekspresikan melalui kejujuran keadilan dan kebenaran. orang Kristen bisa melakukan
pekerjaan ini dengan kepekaan dan akun tabilitas dengan imajinasi kreatif dan ekspresi diri yang
memberikan kemuliaan kepada Tuhan. tantangan bagi orang Kristen adalah kemungkinan adanya sikap
diskriminasi tentang asal-usul lensa tersebut.
sikap origenes adalah mempercayai keterlibatan dalam dunia tetapi dia juga melihat adanya
potensi untuk akomodasi budaya dan sekularisme. Aku nak akomodasi Budaya adalah sikap yang dunia
tidak mendiskriminasi tidak peka dan fauna. Ketaatan kepada budaya atau keterlibatan Sebaliknya bisa
dijadikan sebagai kondisi berada di luar dunia tanpa menjadi sama dengan dia atau bukan berasal dari
dunia.tertullianus mewakili model Kristus melawan budaya titik kekuatan model ini adalah
penekanannya pada kita akan untuk dikukus kan hanya bagi Tuhan dan tidak berasal dari dunia secara
mendasar
berkomitmen terhadap kekudusan dan benar hanya bagi Tuhan. Kelemahannya adalah
penarikan diri keterpisahan hati dan pikiran dari dunia. teladan Kristus sebagai pengubah budaya
menyoroti kebutuhan orang Kristen untuk mempromosikan pembaharuan dan kebangkitan dalam
budaya yang lebih luas sebagai sarana untuk mempromosikan kehendak tuhan dalam kehidupan
manusia. untuk membedakan hubungan mereka dengan budaya yang lebih luas pendidikan stan bisa
mempertimbangkan peran kontekstualisasi dan Dekontekstualisasi dalam pelayanan mereka.
kontekstualisasi dan Dekontekstualisasi dalam budaya
Dalam pembahasan pondasi-pondasi teologi kontekstualisasi didefinisikan sebagai proses yang
kontinu di mana kebenaran diaplikasikan dan muncul dari situasi sejarah yang konkrit. sedangkan
dekontekstualisasi adalah penghakiman oleh firman Allah yang mentransformasi aspek personal politik
ekonomi sosial dan budaya dalam dimensi kehidupan. proses kedua adalah Dekontekstualisasi yang
mengharuskan adanya dialog antar pendidik Kristen dan kitab suci yang transenden. dalam proses kedua
ini dibutuhkan proses fermentasi terhadap kitab suci. kedua proses ini saling melengkapi dan sama-sama
penting untuk menghasilkan Respon yang tepat bagi tuntutan Injil untuk menjadi ada di dalam tetapi
tidak berasal dari dunia. Dalam kontekstualisasi ini pendidik bisa mempertimbangkan masukan-masukan
yang berasal dari sosiologi dari pengetahuan untuk membantu bagaimana mereka membangun struktur
pengajaran.

SOSIAL PENGETAHUAN
sosiologi pengetahuan memperlakukan pengetahuan atau Apa yang disebut sebagai
pengetahuan sebagai suatu yang dikonstruksi dengan atau mengandung unsur sosial sosiologi
pengetahuan juga meneliti bagaimana subjek atau disiplin ilmu bisa di konstruksi secara sosial sebagai
sebuah makanan yang diterima semua orang. Berdasarkan tradisi aspirasi yang bergerak menuju Absolut
menuju sebuah pengetahuan yang berotoritas kaum injili mungkin dengan mudah mengembalikan
permintaan semacam itu atau cara pandang lain yang berasal dari perspektif yang tampaknya relatif ini.

dari perspektif mereka dunia sosial mempunyai tiga fungsi dalam kaitannya dengan pengetahuan.
● pengetahuan memprogram saluran yang daripadanya sebuah dunia yang objektif dihasilkan.
● Pengetahuan membuat dunia ini menjadi suatu objek melalui bahasa dan media kognitif yang
didasarkan pada bahasa yaitu bahasa yang mengatur dia menjadi objek yang bisa dimengerti
sebagai realitas ada memberi nama makhluk ciptaan dan dalam proses menamai tersebut dia
membuat realitas menjadi sesuatu yang objektif.
● Pengetahuan diinternalisasi sekali lagi sebagai kebenaran yang valid dan objektif melalui
tindakan sosialisasi.

sosiologi pengetahuan mengharuskan pendidik Kristen memikirkan dan mempertimbangkan beberapa


hal tersebut:
Pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari keberadaan seseorang dalam dunia dan pengetahuan
seperti yang dinyatakan oleh masyarakat dan komunitas Imam mengandung dan menentukan tugas
pemberian nama menciptakan mengkritik dan mentransformasi dunia oleh manusia secara individu dan
kelompok yang ada didalamnya. pengetahuan mengimplikasikan aktualisasi dan ekspresinya tetapi Apa
artinya pengetahuan Tanpa adanya kepastian dan hanya mengetahui sebagian saja yang di implikasi kan
oleh Nature Tuhan yang tersembunyi yang tidak dinyatakan dalam pertanyaannya orang Kristen harus
mengenali dan pengetahuan yang merupakan misteri dan tidak lengkap dalam hal dokter dan kehidupan
yang melawan sikap Arogan dalam kaitannya dengan efektif seseorang terhadap kehidupan teknologi
dan pendidikan. Orang Kristen menggunakan logika pengalaman dan otoritas untuk menilai dunia nyata
mereka mengenali adanya sesuatu yang melampaui dunia nyata yang bisa hanya bisa diketahui lewat
pernyataan.
Alkitab melihat pengetahuan sebagai sesuatu yang lahir dari pertemuan pribadi dengan Allah
dan pengenalan akan Allah dikaitkan dengan pernyataan Allah dalam sejarah di masa lalu dan janjinya
akan masa depan titik namun Allah juga dinyatakan dalam situasi dunia masa kini di mana makhluk
ciptaan Allah berada dan menghidupi sejarah mereka. eksplorasi cara pandang Sosiologi dari
pengetahuan ini membawa orang Kristen kepada penghargaan dan pengertian yang lebih penuh dari
berbagai dimensi pengetahuan.

SOSIOLOGI PENDIDIKAN
selain mempertimbangkan pengetahuan itu sendiri, Penyelidikan Sosiologi juga diarahkan
kepada praktik pendidikan yang lebih luas. sebagian karya yang bisa membantu para pendidik Kristen
mempunyai jarak pandang yang benar dalam Mengerti bagaimana pendidikan berfungsi dalam
masyarakat dan budaya yang luas. Hal ini bisa membantu para pendidik Kristen dalam meningkatkan
praktik pendidikan mereka dengan pengajaran yang dilakukan orang lain orang lain, agen lain dan
institusi lain di masyarakat luas. Psikologi dan sosiologi dari filosofi mempunyai Tempat khusus di dalam
usaha memahami pendidikan. di tingkat penyelidikan ini pendidik Kristen bisa berempati berpartisipasi
dalam penelitian dan menggunakan deskripsi yang diperolehnya sebagai hipotesis untuk teori pedagogi
di tingkat berikutnya.
tujuan dari tingkat ini bukan menggambarkan atau menjelaskan apa saja isu-isu dalam
pendidikan, Tetapi untuk menentukan Isu apa yang harus ada dalam pendidikan. cara melakukan
pendidikan ini adalah produk dari pengalaman tradisional yang dikomunikasikan oleh komunitas dan
atau produk dari pengalaman pribadi. praktik adalah kreatif yang merupakan sebuah seni yang mungkin
diterangi oleh refleksi. tanpa teori-teori atau teologi praktik itu, para pendidik Injil menjadi terikat
dengan konteks dan tidak responsif terhadap isu-isu kritis yang penting dan menjadi bergantung pada
strategi-strategi tradisional atau tren pendidikan terbaru.

Pendidikan Kristen harus memperhatikan are-are yang belum mendapat perhatian yang cukup.
hal ini terjadi sebagian disebabkan oleh Sikap konservatif yang telah meluas melampaui kategori
teknologi untuk memasukkan semua area kehidupan. dalam sikap seperti itu manusia secara umum
enggan untuk mempertanyakan identitas dan legitimasi mereka yang mengarahkan dan mengendalikan
berbagai pelayanan pendidikan. integritas intelektual dan konsistensi dipertaruhkan bersama dengan
kebutuhan untuk mengerti berbagai perspektif yang berbeda terhadap perubahan sosial dan
pendidikan. tugas pendidik injili dan para pemimpin lainnya dalam mengangkat masalah pilihan sekolah
dengan mengaitkannya dengan pertanyaan komitmen imam yang lebih besar dan panggilan orang
Kristen.

PROGRESIVISME
progresivisme mendukung perkembangan pemikiran yang relatif dalam rangka menyelesaikan
masalah sosial hubungan demokratis dan pertumbuhan.konten pendidikan bagi progresivisme terdiri
dari pemaparan yang bersifat komprehensif dan terpadu terhadap penelitian-penelitian yang Berfokus
pada pemecahan permasalahan. pendidik bukanlah seorang pemimpin kelas yang otoriter sebagaimana
digambarkan dalam filsafat perenialisme esensialisme dan behaviorisme. konteks yang lebih disukai
adalah ruang kelas yang demokratis sensitif dan relief reflektif terhadap masyarakat yang luas titik
dalam arti yang sebenarnya konteks pendidikan bagi progresivisme adalah dunia karena pengalaman
belajar adalah sebagian dari kehidupan Bukan Satu persiapan yang terpisah dari kehidupan.

REKONSTRUKSIONISME
filsafat pendidikan rekonstruksionisme mempunyai tujuan membangun susunan masyarakat
yang ideal dan adil. Seluruh usaha diarahkan untuk membangun sebuah Utopia praktik di mana orang-
orang dibebaskan dan dapat menjadi apa saja sesuai dengan mereka kehendaki. pendidik dipandang
sebagai orang yang super chef kritikus sosial dan pengatur komunitas yang berusaha menampilkan
kesadaran orang lain menuju terjadinya perubahan yang dibutuhkan titik peserta didik dipandang
sebagai agen perubahan yang potensial untuk berkomitmen dan terlibat dalam membangun
pembaharuan dan pengarahan masyarakat secara konstruktif. konteks pengajarannya bervariasi
meliputi ruang kelas ruang pertemuan kelompok yang kecil pusat komunitas di jalan atau di ladang.

NATURALISME ROMANTIS
menghargai kebebasan individu untuk mengembangkan potensinya dengan tujuan aktualisasi
diri. kepuasan pribadi dan reaksi realisasinya akan dicapai lewat berbagai proses pertumbuhan dalam
pendidikan yang menekankan ekspresi yang kreatif.aktivitas pembelajaran didasarkan pada kebutuhan
kebutuhan yang dirasakan dan kebutuhan kebutuhan riil seseorang yang dapat diidentifikasi dengan
bantuan orang lain. Pendidik dipandang sebagai pemimpin visioner yang memberikan ruang bagi
penemuan diri sendiri dan eksplorasi oleh orang lain. naturalisme romantis dapat dikenal dari
kepeduliannya terhadap individu, kebebasan manusia, estetika, dan kreativitas.

EKSISTENSIALISME
sebagai salah satu filsafat pendidikan menekankan pada pencarian makna keberadaan
seseorang dalam merealisasikan jati dirinya. konten pendidikan eksistensialisme berpusat pada tema-
tema tentang keadaan manusia dengan aktivitas pembelajaran yang bebas dari batasan-batasan
nasional. Pendidik dipandang sebagai rekan pencari dan rekan seperjalanan bagi peserta didik dalam
pencarian makna tadi.

PILIHAN TERHADAP FILSAFAT


Suatu penggabungan yang cermat dari berbagai filsafat yang dijelaskan di atas memberikan
suatu kontribusi yang terbaik bagi praktik pendidikan titik Hal ini dapat diterapkan dengan menetapkan
filsafat-filsafat atau pendekatan pendekatan tersebut dalam sebuah kerangka yang diajukan.
pendekatan terhadap pendidikan ini berpusat pada individu-individu, konten, dan masyarakat mungkin
Secara kasar bisa disamakan dengan menyiapkan makanan. pendekatan yang berpusat pada konten
berfokus pada persiapan detail dan penyajian makanan itu sendiri. pendidikan yang yang bersifat yang
berpusat kepada masyarakat berfokus pada pemilihan makanan bagi kelompok yang hadir dan
kandungan nutrisi menunya yang dikemas ke dalam berbagai aktivitas bagi para tamu selama dan
sesudah menikmati hidangan.

BAB VI
FONDASI PSIKOLOGIS

pendidikan secara umum dipahami dan dipraktekkan selama abad ke-21 sangat tergantung pada
Psikologi dan berbagai teorinya penemuan-penemuan penelitiannya dan prakteknya.
bermacam-macam cabang psikologi termasuk psikologi behavioral, psikoanalisis kognitif,
perkembangan, gestalt, humanistik, sosial,. dan transformasional.
orang Kristen ditantang untuk tetap setia pada pemikiran psikologi secara umum atau mengembangkan
suatu psikologi Kristen untuk membangun konsep dan praktik pendidikan Kristen. Setiap psikologi
memberikan pengertian tentang apa yang harus ditekankan saat bekerja dengan manusia sementara
manusia itu terus berkembang dari lahir sampai meninggal dan sampai kehidupan setelah kematian.
Lawrence CRabb Seorang psikolog Kristen yang menyebutkan tentang empat pendekatan.
bisa digambarkan sebagai pendekatan referensi atau fragmentasi. Pendekatan yang terpisah tetapi
setara dalam memandang manusia dan dalam relasi dengan manusia.Dalam pendekatan ini kehidupan
manusia akan diarahkan oleh perspektif psikologis dalam semua bidang kehidupan yang sekuler yang
menganggap bahwa Iman religi atau Iman Kristiani dan perkembangannya pada hakekatnya tidak
berkaitan dan tidak terpengaruh oleh proses psikologis.
menolak pengetahuan dari psikolodi dan menempatkan manusia dalam konteks agama yang telah
ditenrukan sebelumnya dimana kehidupan manusia secara total dibentuk oleh pengetahuan dan
perspektif agama yang tidak ternodai oleh psikologi ataupun oleh pengetahuan pengembangan diri.

Dengan segenap manusia dapat didefinisikan sebagai suatu realitas yang muncul dimana
struktur-struktur yang potensial dalam berubah seseorang diberikan bentuk tertentu dan bervariasi
jangka waktu tertentu sepanjang hidupnya. Menurut definisi pertama adalah perspektif yang bersifat
Developmental dan nondevelmental. Perubahan tingkah laku ini sama mendasar dan sama pentingnya
dengan perubahan perkembangan dalam struktur fisik yang dimulai pada masa kehamilan yang berhasil
ketika tubuh seseorang menjadi dewasa secara fisik. Ini akan sangat mempengaruhi bagaimana pendidik
kristen formulasikan psikologi pendidikan yang dianutnya dan bagaimana direksi bank secara eksplisit
atau implisit dalam mengajar atau berinteraksi dengan orang lain.

PERKEMBANGAN KOGNITIF: JEAN PIAGET


Seorang filsuf ini berkebangsaan Swiss yang mempelajari tentang bagaimana awal mula dari
struktur pikiran dan pengetahuan manusia lahir Dan bagaimana hal tersebut berupa cairan terjadinya
proses pematangan khususnya mulai dari lahir sampai usia remaja. Peran dari dimensi kognitif ini
pendiri Kristen bisa mengkritis pandangan yang terlalu menekankan pada proses berpikir tanpa
mempertimbangkan Sisi motivasi perasaan tingkah laku dan kecenderungan-kecenderungan yang
terlihat Seiring berjalannya waktu. Piagiat tidak akan menyatakan adanya pandangan Kristiani tentang
kemutlakan moral dan teologis yang akan mempengaruhi manusia.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: ERIK ERIKSON


Erik Erikson adalah seorang psikoanalisis dan profesional di bidang Psikologi Perkembangan di
Universitas Harvard. berbeda dengan yang menekankan pada perkembangan psikoseksual dan
perkembangan yang abnormal, erikson menekankan pada perkembangan yang normal. Teori Erikson
merupakan gabungan dari ilmu biologi Psikologi dan antropologi dalam menganalisis Bagaimana
seseorang merasakan tubuhnya dirinya dan perannya dalam masyarakat ketika berbenturan dengan
beragam pandangan dalam kehidupannya.

Asumsi asumsi dasarnya:


kepribadian manusia berkembang Menurut data yang sudah ditetapkan sebelum menuju uatu
kesiapan seseorang yang akan diarahkan pada disadari dan berinteraksi dengan suatu radius sosial yang
makin melebar.
berasumsi bahwa masyarakat pada prinsipnya cenderung berkonsentrasi dalam rangka
memenuhi dan mengundang serangkaian potensi untuk berinteraksi dan dalam upaya untuk
mengamankan dan mendorong terciptanya tingkat kecepatan dan urutan berkembangnya semua
potensi. Konsep ini telah memberi pendidik Kristen bisa beberapa hipotesis untuk melihat dimensi
dimensi afektif manusia dalam berbagai tahap perkembangannya.

PERKEMBANGAN MORAL: LAWRENCE KOHLBERG


Proses berpikir moral adalah faktor utama dan menentukan dalam pendidikan moral bagi
kohlberg. Dia mengidentifikasi tiga tingkat utama dan perkembangan moral: tingkat prekonvensional,
tingkat konvensional dan tingkat paksa konvensional atau tingkat prinsipil.
Pergerakan terjadi melalui ketiga tingkat ini menuntun seseorang untuk menarik diri dari usaha menjadi
pribadi yang melekat pada standar standar eksternal dan yang membutuhkan afirmasi dari prinsip-
prinsip internal yang bersifat otonom.Tingkah laku bermoral dapat dikatakan jauh lebih penting
daripada penilaian moral situasi dan tekanannya motif dan emosi pribadi serta kehendaknya. Cara
pandang teistik Menekankan hubungan dalam sebuah komunitas cara pandang ini tidak berarti
mengesampingkan individualitas dan otonomi sepanjang hal tersebut berada dalam batasan yang benar.
Dalam mempertimbangkan perkembangan moral di tingkat korporat dan masyarakat orang kristen tidak
hanya harus menilai Bagaimana gereja lokal berfungsi sebagai komunitas yang positif inklusif yang
membangun perkembangan keluarga besar dari komunitas iman Kristen tetapi mereka juga harus
melihat bagaimana gereja lokal mengabaikan sebagai barang tertentu yang bersikap tidak responsif
terhadap kebutuhan kebutuhan mereka sendiri sehingga mengakibatkan munculnya rasa persaingan
secara individual dan hilangnya komunitas.
Tujuan dari klarifikasi moral adalah memampukan peserta didik untuk lebih menyadari nilai-nilai
pribadinya pendekatan ini mengasumsikan nilai yang bersifat relatif atau netral yang bertentangan
dengan intensifikasi nilai-nilai Absolut yang disampaikan dengan pendekatan indoktrinatif.

PERKEMBANGAN IMAN: JAMES FOWLER


James fowler mengembangkan teori tentang tahap-tahap perkembangan iman yang membangun Teori
ini berdasarkan teori Piaget tentang perkembangan kognitif dan teori tentang perkembangan moral.
Metode yang digunakan untuk membentuk wawancara yang bersifat individual meskipun memang telah
memberikan beberapa pemahaman penting tentang cara-cara seseorang mendeskripsikan komitmen
imannya metode-metode ini telah membatasi kompleksitas iman yang bersifat relasional dan mental
yang harus mempertimbangkan pekerjaan Allah yang misterius dan relasi antara Allah dengan manusia.

PENELITIAN NEUROLOGIS DAN EDUKASIONAL


Penelitian baru dalam rangka memahami fungsi otak dan dampaknya terhadap pembelajaran dan
perkembangan religius telah berkontribusi pada munculnya pandangan yang holistik. Ketika seseorang
menghargai hal-hal terkait pelatihan, persepsi, pengalaman, emosi, dan daya ingat dalam pelajaran
berarti yang telah memperluas fokus sempitnya dalam kategori kognitif dan juga telah memperluas
ketergantungannya yang tadinya hanya pada perkataan ketika ia mengkomunikasikan iman yang hidup.
Perkembangan harus difokuskan kepada individu-individu dengan serangkaian karunia dan cara mereka
berfungsi di dunia ini agar dapat memberikan arah dan melayani sesamanya dan seluruh ciptaan.

ASUMSI-ASUMSI TENTANG TEORI PERKEMBANGAN


Apakah perkembangan ini lebih dari sekedar menggantikan Tetapi lebih pada mendorong seseorang
menuju ke tingkat integrasi yang terakhir yang biasanya disebut sebagai kedewasaan. Penekanan pada
perkembangan menjadi kunci penting bagi komitmen Kristiani untuk menjalani proses pengasuhan dan
penyucian nama penekanan seperti itu dampaknya bertentangan dengan komitmen orang Kristen untuk
mengalami transformasi personal dan sosial.

SEBUAH MODEL KRISTIANI YANG INTERAKTIF


Berdasarkan Nature manusia yang telah jatuh dalam dosa manusia membutuhkan instruksi koreksi dan
disiplin dengan menyadari bahwa anugerah Allah akan rasakan saat manusia merasa tak berdaya.
Lingkungan mengacu pada totalitas konteks dimana seseorang bertumbuh atau berkembang. dimensi-
dimensi lingkungan secara fisik, psikologis, familial, komunal, ekonomi, politik, sosial, budaya, edukasi,
estetik dan religius pasti mempengaruhi manusia. Lingkungan dengan berbagai ekspresinya
mempengaruhi manusia lewat pengalaman mereka. Dampak dari Nature dan cara seseorang dibesarkan
dalam diri setiap orang tidak bisa diprediksi secara tepat.
KESIMPULAN :
Psikologi pendidikan pada dasarnya berorientasi pada proses kegiatan orang-orang yang belajar
dan mengajar termasuk pendekatan, strategi, hasil, metode belajar mengajar yang digunakan baik
pembelajar maupun pengajar. Pada akhirnya psikologi pendidikan dapat digunakan sebagai pedoman
praktis sebagai kajian teoritis karena psikologi pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu disiplin
psikologi yang meyelidiki masalah-masalah psikologi yang terjadi dalam dunia pendidikan. Oleh karena
itu objek kajian psikologi pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, tetapi lebih
condong pada aspek psikologis peserta didik, khususnya ketika mereka terlibat dalam proses
pembelajaran.

BAB VII
FONDASI KURIKULUM

Pendiri dipanggil untuk memberikan perhatian pada peserta didik mereka yang berasal dari
berbagai latar belakang dan pengalaman yang berbeda penduduk juga dipanggil untuk memperhatikan
konten yang mereka bagikan mengingat potensi transformatif yang ada dalam diri dan hidup peserta
didik pendidik terpanggil untuk memperhatikan Tuhan teks tempat hidup dimana para peserta didik
mereka berada termasuk komunikasi masyarakat dan pada akhir dunia mereka yang mencerminkan
kasih Allah bagi seluruh ciptaan.
Evaluasinya harus mencakup kelebihan dan kekurangan dari materi yang disampaikan dan
kebutuhan unik masing-masing setiap pendidik. Keputusan yang diambil berkaitan dengan kurikulum
harus dinaungi oleh fokus yang lebih besar dalam kehidupan dan pelayanan pendiri kita sendiri
pendidikan secara sadar tergantung pada tuntunan roh kudus dan menunjukkan kasih yang murni bagi
peserta didiknya.

METAFORA KURIKULUM
Herbert M. Memberikan analisis yang membantu tentang metafora akan penyusunan
kurikulum. Dia mengidentifikasi 3 metafora yang mempengaruhi pola pikir dan praktik penyusunan
kurikulum dalam pendidikan umum atau pendidikan Kristen: produk, pertumbuhan, dan perjalanan.

METAFORA KURIKULUM
Dalam metafora ini kurikulum dilihat sebagai sarana produk dalam pendidikan sementara
peserta didik adalah bahan mentah yang akan ditransformasikan menjadi produk yang sempurna dan
berguna di bawah pengawasan teknisi yang berkemampuan tinggi yaitu pendidik.
Tujuan pembelajaran anak-anak dalam teks laporan ini seringkali disusun secara kompetitif atau
komparatif oleh pendidik dengan berfokus pada pembentukan peserta didik menjadi sesuai dengan apa
yang ditetapkan sebelumnya.

METAFORA PRODUKSI
dalam metafora ini, kurikulum dilihat sarana produksi dalam pendidikan, semenytara peserta
didik adalah bahan mentah yang akan ditransformasi menjadi produk yang sempurna dan berguna.
METAFORA PERTUMBUHAN
dalam metafora ini kurikulum digambarkan seperti pemeliharaan rutin yang diberikan dalam
situasi rumah kaca di mana peserta didik akan bertumbuh dan berkembang menuju potensi tertinggi
mereka dibawah pengawasan dan perhatian pendidik yang bijaksana dan sabar. Potensi ini terfokus
pada Kebutuhan individu fokus pada manusia memperoleh spon mereka dan kebebasan Untuk
meringankan elemen-elemen yang berbeda dan unik.

METAFORA PERJALANAN
Metafora ini melambangkan keseimbangan pendekatan yang berfokus pada pendidik dan peserta didik.
tujuan pembelajaran peserta didik disusun dalam struktur yang kooperatif atau kolaboratif yang
mengasumsikan adanya suatu tingkatan tanggung jawab dalam diri peserta didik.

POSISI NILAI DALAM KURIKULUM YANG EKSPLISIT


Sebuah kurikulum menyajikan nilai-nilai yang berkaitan dengan pengertian sikap kemampuan
dan perilaku yang akan diteruskan kepada peserta didik. Perubahan dan transformasi adalah realitas
yang harus dipertimbangkan dan direncanakan dalam pengembangan berbagai kurikulum mereka yang
menggunakan kurikulum harus didorong untuk mengadaptasi materi yang ada agar sesuai dengan
kelompok yang mereka ajar dan sistem pengajaran mereka.

KURIKULUM YANG IMPLISIT


Menurut Elizabeth Vallance, "kurikulum implisit" mengidentifikasi dampak samping dari
pendidik yang sifat nonakademis dan sistematis yang dirasakan tetapi tidak cukup untuk menjelaskan
atau menjadi referensi bagi kurikulum yang eksplisit kurikulum eksplisit adalah tujuan umum Kurikulum
yang dinyatakan dan program atau event mendidikan tertentu. Penekanan pada kurikulum implisit tidak
seharusnya mengecilkan fokus terhadap kurikulum implisit sebagai dimensi akademis dari kurikulum.
seiring dengan itu penekanan pada kurikulum eksplisit juga tidak seharusnya mengecilkan perhatian
pada kurikulum implisit. pendidik Kristen terpanggil untuk bertanggung jawab dalam kedua area
kurikulum ini dan saling melengkapi fokus di area akademis dan nonakademis sebisa mungkin baik
konten maupun pengalaman pendidikan keduanya harus diperhatikan. baik kurikulum implisit maupun
kurikulum eksplisit sama-sama harus menjadi fokus para pendiri Kristen dalam merencanakan dan
mengimplementasikan program pendidikan yang efektif.

KESIMPULAN :
Dimensi praktis terkait implementasi kurikulum dalam pembelajaran, meliputi hakikat
implementasi kurikulum sebagai inovasi dan perubahan kurikulum, termasuk faktor-faktor yang memicu
perlunya perubahan kurikulum dan yang menghambat implementasinya dalam pembelajaran. Uraian
juga membuat strategi penanggulangan hambatan tersebut bagi kelancaran implementasi kurikulum
(baru) dalam pembelajaran. pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka
penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum
membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian
yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat
fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap
kegagalan proses pengembangan manusia.

Anda mungkin juga menyukai