Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA

KONSEP DASAR TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR


DI RUANG PERINATOLOGI 1 RSUD BANYUMAS

Topik : Konsep dasar teknik menyusui yang baik dan benar


Topik Perawatan : Pengertian, tanda menyusui yang sudah benar
Sasaran : Ibu bayi di ruang Perinatologi
Tempat : Ruang Perinatologi
Hari / Tanggal : Sabtu 25 Juli 2020
Waktu : 45 menit

A. Latar belakang
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan kepada ibu bayi di ruang Perinatologi, di
dapatkan data bahwa ada beberapa ibu yang mengalami kelahiran pertama dan dari data
wawancara di dapatkan data bahwa ibu bayi yang berada di ruang perinatologi belum paham
betul tentang teknik menyusui yang baik dan benar, oleh karena itu kita akan mengangkat
masalah tentang teknik menyusui yang baik dan benar untuk diberikan pendidkan kesehatan
kepada ibi-ibu bayi yang berada di ruang Perinatologi.

B. Tujuan
1.  Tujuan Instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai konsep dasar teknik menyusui yang baik dan
benar diharapkan peserta dapat memahami dan menerapkannya.
2.    Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. Mengetahui tentang pengertian teknik menyusui yang baik dan benar
b. Mengetahui dan mempraktekan tentang posisi dan perlekatan menyusui
c. Mengetahui tentang cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi
d. Mengetahui tentang cara menyendawakan bayi setelah minum ASI
e. Mengetahui tentang tanda-tanda teknik menyusui sudah baik dan benar
f. Mengetahui tentang lama dan frekuensi menyusui
g. Mengetahui tentang hal-hal yang perlu diingat dalam menyusui bayi

C. Pokok Bahasan         
1. Konsep Dasar Teknik Menyusui Yang Baik Dan Benar
2. Pengertian teknik menyusui yang baik dan benar
3. Posisi dan perlekatan menyusui
4. Cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi
5. Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI
6. Tanda-tanda teknik menyusui sudah baik dan benar
7. Lama dan frekuensi menyusui
8. Hal-hal yang perlu diingat dalam menyusui bayi

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

F. Media
 Boneka
 Leaflet
H.   Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta
Kegiatan
Pendahulua  Memberikan salam  Menjawab salam
n  Perkenalan  Mendengarkan dan
5 menit  Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan.-  
 Menyebutkan materi yang akan
disampaikan
 Kontrak waktu
Penyajian  Menjelaskan tentang pengertian teknik Mendengarkan dan
30 menit menyusui yang baik dan benar memperhatikan
  Menjelaskan tentang posisi dan Bertanya pada
perlekatan menyusui penyuluh apabila
 Menjelaskan tentang cara memasukkan ada yang belum
puting susu ibu ke mulut bayi jelas
 Menjelaskan tentang cara
menyendawakan bayi setelah minum ASI
 Menjelaskan tentang tanda-tanda teknik
menyusui sudah baik dan benar
 Menjelaskan tentang lama dan frekuensi
menyusui
 Menjelaskan tentang hal-hal yang perlu
diingat dalam menyusui bayi
Evaluasi  Menanyakan kepada peserta tentang  Menjawab
10 menit materi yang telah diberikan, dan pertanyaan
reinforcement kepada yang dapat
menjawab pertanyaan.
Penutup  Menyampaikan kesimpulan  Mendengarkan
 Mengucapkan terimakasih atas peran
5 menit
serta peserta.  Menjawab salam
 Mengucapkan salam penutup
 Membagikan leaflet

I. Setting Tempat

Keterangan: : Peserta penyuluhan

: Fasilitator dan Observer

: Penyaji

J. Pengorganisasian
a. Penyaji : Wiediyati Hari Purwanti
b. Fasilitator/ Observer : Lutfi

K. Rencanan Evaluasi
Jenis pertanyaan:
1. Apa pengertian teknik menyusui yang baik dan benar?
2. Jelaskan tentang cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi ?
3. Jelaskan tentang cara menyendawakan bayi setelah minum ASI ?
4. Jelaskan tentang tanda-tanda teknik menyusui sudah baik dan benar ?
5. Jelaskan tentang lama dan frekuensi menyusui ?
6. Jelaskan tentang hal-hal yang perlu diingat dalam menyusui bayi ?
Referensi

Johnson Ruth-Taylor Wendy,2007, Buku Ajar Praktik Kebidanan, EGC, Jakarta.


Simkin Penny,P.T,2008, Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan & Bayi, Edisi Revisi,
Arcan, Jakarta.
Varney, Helen, 2002, Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta.
Varnney,Helen,2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4 EGC, Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa, 2002. Ilmu Kebidanan, Edisi III, YBP-SP, Jakarta
Lampiran Materi

KONSEP DASAR TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

A.    Pengertian teknik menyusui yang baik dan benar


Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh seorang ibu kepada
bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi yang benar.

B.     Posisi dan perlekatan menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan,
yaitu:
1.  Posisi menyusui sambil berdiri
2. Posisi menyusui sambil duduk
3. Posisi menyusui sambil berbaring
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi
sesar. Bayi diletakkan di samping kepala ibu dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi
kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, di payudara
kiri dan kanan.

C.     Cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi


1.  Bila dimulai dengan payudara kanan, letakkan kepala bayi pada siku bagian dalam
lengan kanan, badan bayi menghadap ke badan ibu.
2.    Lengan kiri bayi diletakkan diseputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang
pantat/paha kanan bayi
3.  Sanggah payudara kanan ibu dengan empat jari tangan kiri, ibu jari di atasnya tetapi
tidak menutupi bagian areola.
4.  Sentuh mulut bayi dengan puting payudara ibu
5.  Tunggu sampai bayi membuka mulutnya lebar
6.  Masukkan puting payudara secepatnya ke dalam mulut bayi sampai bagian areola

D.    Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI


1.      Sandarkan bayi di pundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan sampai bayi
bersendawa
2.    Bayi ditelungkupkan di pangkuan ibu sambil digosok punggunggnya.

E.     Tanda-tanda teknik menyusui sudah baik dan benar


Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet
, ASI tidak keluar sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan
menyusu. Apabila bayi telah menyusu dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-
tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Mulut dan dagu bayi menempel pada payudara ibu
5. Sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7. Puting susu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi berada pada  satu garis lurus
9. Kepala bayi agak menengadah

F.      Lama dan Frekuensi menyusui


Sebaiknya dalam menyusui tidak dijadwalkan , sehingga tindakan menyusui
dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila menangis bukan karena sebab lain
(kencing, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Dengan menyusui tanpa jadwal sesuai kebutuhan bayi akan
mencegah timbulnya masalah menyusui.
G.    Hal-hal yang perlu diingat dalam menyusui bayi
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara berusaha menyusui sampai payudara terasa
kosong agar  produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan
payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan
bra yang dapat menyangga payudara tetapi tidak terlalu ketat

Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar


Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).

Pembentukan dan Persiapan ASI


Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara
semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang
dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan
persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin
menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak
menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan
bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.

Posisi dan perlekatan menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan
adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)


Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994)

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi
diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan
dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada
ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan
kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)


Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)


Langkah-langkah menyusui yang benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting,
duduk dan berbaring dengan santai.

Gambar 9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)

Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)

Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya
leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga
hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh
bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)
Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah
puting susu.
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi
terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)


Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)
Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi
lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi
enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut :
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.

Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)


Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
(kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan
ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki
pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu
kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai
kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar
lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai
payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan
kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

Anda mungkin juga menyukai