Anda di halaman 1dari 7

Materi Prakarya Kelas 8 SMP K13 Jenis Budidaya Kerajinan Bahan Lunak

Beberapa bahan lunak yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan terbagi menjadi dua
jenis sebagai berikut.

1. Bahan Lunak Alam

Bahan lunak alam adalah bahan lunak untuk karya kerajinan yang diperoleh dari alam sekitar dan
cara pengolahannya juga secara alami tidak dicampur maupun dikombinasi dengan bahan
buatan. Contoh bahan lunak alam adalah tanah liat, kulit, getah nyatu, bubur tisu, dan flour clay.

2. Bahan Lunak Buatan

Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah dan dicampur dengan zat
kimia tertentu, sehingga menjadi lunak, lembut, empuk, dan mudah dibentuk.

Beragam karya kerajinan dari bahan lunak buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang
digunakan. Bahan-bahan yang digunakan bisa berupa polymer clay, gips, fiberglass, lilin, sabun,
dan parafin.

Baca : Materi Prakarya Kelas 8 SMP K13 Prinsip Kerajinan Bahan Lunak. 

Keragaman bahan lunak tentunya memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lainnya. Berikut
ini merupakan ciri-ciri dari bahan lunak yang perlu dikenal dan dimengerti.

1. Bahan Lunak Alam

Bahan lunak alam adalah bahan yang berasal dari tumbuhan dan hewan atau lapisan bumi yang
bersifat lunak.

a. Tanah Liat

Tanah liat memiliki warna yang beragam, tetapi semuanya merupakan warna natural tanah, yaitu
cokelat. Ada yang berwarna cokelat muda, tua atau cokelat keabu-abuan, serta cokelat keputihan.

Setiap warna bergantung pada kandungan dari masing-masing tanah tersebut. Tanah yang
mengandung kaolin lebih banyak akan berwarna lebih putih, stoneware lebih kehitam/keabu-
abuan, sedangkan earthenware lebih terlihat cokelat kemerahan.

 Tanah liat stoneware memiliki daya bakar hingga 1300ºC, sedangkan earthenware hanya
sampai 900ºC.
 Tanah liat mudah hancur jika tidak melalui proses pembakaran. Jika dibakar, jenis
kerajinan ini disebut keramik.
 Campuran tanah liat adalah air.
 Pewarnaan tanah liat dapat dilakukan dengan glasir (pembakaran tinggi hingga 1300OC),
dapat pula hanya dibakar bisquit (900ºC) lalu diberi warna cat langsung.\

b. Kulit

 Kulit berasal dari kulit hewan yang sudah tersamak sehingga mudah dibentuk.
 Kulit ada yang berwarna hitam, putih, cokelat ataupun krem, sesuai dengan hewan yang
dikuliti.
 Kulit alami jika terbakar akan berbau sate.
 Kulit tidak tahan air, jika terkena air akan merusak struktur kulit.

c. Getah Nyatu

 Getah nyatu merupakan getah dari pohon nyatu yang berwarna putih.
 Warnanya yang putih memudahkan untuk diberi warna warni.
 Warna yang digunakan berasal dari pewarna alam sehinga warnanya pun natural tidak
secemerlang warna buatan.
 Jika ingin dibentuk, getah harus dimasak terlebih dahulu agar lunak dan elastis.
 Jika dipanaskan akan melunak, tetapi lama kelamaan akan
mengeras.

d. Flour Clay

 Flour clay berasal dari adonan tepung yang dilumat hingga kalis dan mudah dibentuk.
 Flour clay juga dicampur dengan air.
 Kerajinan dari flour clay tidak tahan air, karena jika terkena air akan mudah rusak.
 Pewarnaan flour clay dapat dilakukan dengan pewarna makanan atau sintetis agar muncul
warna-warna yang cemerlang.

2. Bahan Lunak Buatan

Bahan lunak buatan adalah sesuatu yang diolah manusia dari bahan kimia dan paduannya, bukan
asli dari alam dengan maksud mendapatkan efek duplikasi bahan alam dan bersifat lunak.

a. Polymer Clay dan Plastisin

 Polymer clay dan plastisin memiliki ciri-ciri yang serupa, memiliki aneka warna yang
cerah, dan bertekstur padat lunak.
 Yang membedakan hanya pada polymer clay tidak mengandung minyak, sedangkan
plastisin mengandung minyak.
 Pada saat pengeringan, polymer clay dapat mengeras, sedangkan plastisin tetap seperti
semula.

b. Fiberglass
 Fiberglass memiliki struktur cair, dan jika mengering akan mengeras.
 Fiberglass juga dapat dibentuk ketika setengah mengeras.
 Kerajinan fiberglass dibuat dengan cara dicetak/dicor.
 Campuran fiberglass adalah katalis. Katalis inilah yang membuat fiberglass dapat cepat
mengeras.
 Pewarnaan fiberglass dilakukan saat masih keadaan cair maupun saat bahan mengering.
 Fiberglass tahan lama dan kuat. Wujudnya bening sebening kaca atau air, sehingga dapat
dibentuk kerajinan yang menyerupai air.

c. Lilin dan Parafin

 Lilin dan parafin berwujud padat, namun jika dipanaskan akan mencair.
 Pengolahan kerajinan dengan bahan lilin dan parafin dilakukan dengan cara cetak/cor.
 Pewarnaan dilakukan saat lilin mencair.
 Lilin atau parafin dapat dicampur dengan aroma pewangi tertentu untuk menambah
sensasi saat digunakan.
 Lelehan lilin atau parafin yang terbuang dapat dipanaskan dan dicetak kembali.

d. Gips

 Wujud bahan gips adalah bubuk, dicampur dengan air menjadi adonan yang kental.
 Adonan inilah yang akan mengeras jika didiamkan. Oleh karena itu, mengolah gips harus
dengan cara dicor atau dicetak.
 Pewarnaan gips biasanya setelah produk jadi.
 Gips mudah pecah sehingga harus berhati-hati saat berkarya dengan bahan ini.

e. Sabun

 Sabun berwujud padat sehingga dapat langsung diukir saat padat.


 Sabun dapat pula diparut/dihaluskan dan dibentuk seperti flour clay.
 Sabun yang didiamkan akan mengeras.
 Pewarnaan sabun dilakukan dengan mempertahankan warna
 sabun atau dapat pula ditambah biang warna saat sabun dibuat adonan.

 Materi Prakarya Kelas 8 SMP Kurikulum 2013 Prinsip Kerajinan Bahan Lunak

 Amongguru.com. Pengetahuan dalam keragaman bahan dan alat serta teknik yang
digunakan merupakan cermin dari kepiawaian pengrajin dalam penciptaan karyanya.

 Perkembangan dari pemanfaatan bahan, cara pembuatan, maupun penampilan bentuk


sebuah karya yang muncul, menunjukkan adanya kemampuan daya serap pengrajin untuk
mengadaptasi segala perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat.
 Meskipun tidak dilakukan secara menyeluruh, baik secara langsung maupun coba-coba,
tanpa disadari mereka mampu melakukan perubahan-perubahan kreatif.

 Masuknya teknologi dalam bentuk memanfaatkan bahan, terutama bahan lunak buatan,
merupakan sesuatu yang baru dan tidak mudah untuk diterapkan. Perubahan-perubahan
yang terjadi semua karena adanya permintaan pasar.

 Pada praktiknya kerajinan dibuat dengan mempertimbangkan wilayah kerja dengan


beberapa prinsip berikut.

 1. Keterampilan Tangan

 Kerajinan dibuat dengan menggunakan keterampilan tangan. Meskipun diproduksi


banyak, produk kerajinan masih tetap mengandalkan tangan.

 Sementara itu, industri bertumpu pada kekuatan mesin. Inilah yang membedakan antara
produk kerajinan dan produk industri.

 2. Keterampilan Teknik

 Pembuatan benda-benda kerajinan dilakukan secara berulang-ulang dan didasari oleh


keterampilan teknik/keprigelan.

 Dengan demikian, produk yang dihasilkan sudah tentu memiliki kekhasan tangan yang
nampak dengan detail, rumit, dan hanya bisa dilakukan dengan keterampilan teknik yang
dimiliki oleh tangan seseorang.

 3. Kedaerahan/Tradisional

 Kerajinan merupakan benda-benda yang mempunyai nilai guna praktis, bersifat


universal, dibuat dengan keterampilan teknik tangan tetapi masih dipengaruhi oleh adat
istiadat setempat.

 Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar
yang bersifat lunak yaitu lentur, lembut, empuk, dan mudah dibentuk.

 Prinsip pembuatan kerajinan bahan lunak alam dan buatan memiliki kecenderungan yaitu
sengaja dibuat orang secara khusus dan sangat mempertimbangkan aspek pemaduannya.

 Pemaduan yang dimaksud adalah penggunaan bahan lain dengan warna dan bentuk yang
berbeda, tetapi padu dengan bahan dasarnya.

 Pemaduan juga dapat dilakukan dengan bahan serupa tetapi dibuat dengan karakteristik
yang berbeda.
 Secara umum jenis karya ini dapat dipilah menurut manfaatnya, sebagai berikut.

 1. Kelengkapan Busana

 . Aksesoris; a. flour clay, b. polymer clay

 Produk kerajinan bahan lunak dibuat dengan mempertimbangkan produk tersebut dapat
mempercantik diri dalam menggunakan busananya. Contohnya produk-produk aksesoris
seperti gelang, kalung, bros, dan cincin.

 2. Kelengkapan Suatu Benda

 Kerajinan bahan lunak yang difungsikan sebagai kelengkapan suatu benda. Sebagai
contoh, kotak tisu yang dilengkapi dengan hiasan keramik pada bagian muka.

 Kerajinan keramik sebagai kelengkapan suatu


benda; kotak tisu berhias keramik.

 Jika kotak tisu sudah tidak terpakai, keramik dapat dilepas dan dipasangkan pada kotak
tisu lainnya.

 3. Kelengkapan Rumah/Bangunan
 Kerajinan keramik sebagai kelengkapan taman
rumah.

 Produk kerajinan dapat dijadikan manfaat sebagai pelengkap rumah atau bangunan
tertentu. Contohnya, air mancur berbentuk kodok di taman rumah.

 4. Kelengkapan Keperluan Ritual/Upacara Adat

 Banyaknya ritual/upacara adat Nusantara, tentunya bervariasi pula kerajinan bahan lunak
yang dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap upacara. contohnya lilin. Lilin banyak
digunakan untuk berbagai acara ritual dan pesta adat.

 Kerajinan lilin sebagai kelengkapan ritual/upacara


adat.

 Berdasarkan prinsip kebermanfaatan di atas, maka kerajinan bahan lunak dapat


dikategorikan sebagai produk-produk berikut.

 1. Menambah keindahan

 Keberadaan kerajinan bahan lunak dapat memperindah penampilan.


 2. Memberi penekanan atau kekhasan pada suatu benda

 Jika diberi kerajinan bahan lunak, maka sesuatu akan terkesan khas.

 3. Menjadi persyaratan pemakaian

 Kerajinan bahan lunak merupakan persyaratan untuk dipakai, jika tidak digunakan maka
tidak berarti apa-apa.

 5. Merupakan pertanda atau simbol

 Produk kerajinan bahan lunak dijadikan sebagai pertanda atau simbol suatu kepentingan.

 6. Dibuat khusus sesuai benda aslinya (duplikasi)

 Kerajinan bahan lunak dibuat secara khusus menyerupai bentuk aslinya untuk alasan dan
kebutuhan tertentu.

 7. Sebagai bagian dari karya seni

 Karena mencerminkan ekspresi keberagaman budaya Nusantara, maka kerajinan bahan


lunak merupakan bagian dari karya seni.

 Pengrajin bahan lunak alam, meskipun produktif dan menghasilkan produk yang
bermutu, keberadaannya semakin menipis.

 Hal ini dikarenakan bahan alam lebih sulit untuk didapat. Sementara bahan lunak buatan
lebih dapat berkembang karena daya jualnya tinggi, lebih praktis, dan ekonomis.

 Meskipun demikian, jika dipelajari dengan baik, maka menghasilkan produk baru yang
dapat meningkatkan mutu kerajinan yang berciri khas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai