Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ketik katakunci
Skoring, Interpretasi, dan Administrasi Tes MMPI Menurut Ahli - MMPI adalah salah satu tes pertama
yang mengembangkan skala-skala untuk mendeteksi apakah responden menjawab dengan cara yang
akan membuat hasilnya secara keseluruhan tidak valid. Meta analisa terhadap studi-studi tentang skala
validitasnya secara umum menunjukkan bahwa mereka mampu mendeteksi kepura-puraan secara
efektif. Strategi yang paling efektif adalah kemampuan skala F untuk mendeteksi overreporting patologi.
Skala K, meskipun masih berguna, sedikit kurang efektif dalam mendeteksi underreporting (R. Baer,
Wetter, & Berry, 1992; Putzke, Williams, Daniel, & Boll, 1999).
Skala ? (Cs) bukan benar-benar sebuah skala formal tetapi sekadar mempresentasikan jumlah item yang
dibiarkan tak terjawab pada lembar profil. Kegunaan mencatat total jumlah pertanyaan yang tak
terjawab adalah memberikan salah satu di antara beberapa indeks validitas.
2. Skala F (Infrequency)
Skala F (infrequency) mengukur sejauh mana seseorang menjawab dengan cara yang menyimpang.
Item-item skala F MMPI dan MMPI-2 di seleksi berdasarkan dukungan (endorsement) oleh kurang dari
10% populasi. Jadi, dari segi definisi statistik, mereka merefleksikan cara berpikir yang non-konvensional.
Keempat puluh item Fb MMPI-2 dirancang untuk mengidentifikasi cara merespons “fake-bad” (pura-
pura sakit) untuk 197 item terakhirnya. Hal ini mungkin penting karena skala F tradisional didapatkan
dari beberapa item yang diperoleh dari apa yang sekarang merupakan 370 pertanyaan pertama pada
MMPI-2. Tanpa skala Fb, tidak akan ada pengecekan pada validitas beberapa item selanjutnya.
4. Skala Fp (Infrequency-Psychopathology)
Oleh karena skala F biasanya terelevasi pada pasien-pasien psikiatrik, seringkali sulit untuk membedakan
antara para penyandang psikopatologi sejati dengan mereka yang memiliki sedikit patologi, tetapi
berpura-pura sakit. Hal ini terutama terjadi jika psikopatologinya cukup berat.
Blog Psikologi_
Fake Bad Scale (FBS) dikembangkan dengan harapan bahwa skala ini akan dapat mendeteksi pihak yang
mengajukan tuntutan cedera pribadi yang membesar-besarkan masalahnya (Less-Haley, English, &
Glenn, 1991).
Skala Lie (kebohongan) terdiri atas 15 item yang mengindikasikan sejauh mana seorang klien berusaha
mendeskripsikan dirinya dengan cara positif yang tidak realistis. Jadi, mereka yang mendapat skor tinggi
mendeskripsikan dirinya secara terlalu besar perfeksionistik dan idealis. Skor tinggi pada skala L (T = 65)
sedangkan skor rendah pada skala L (T = 35-45).
7. Skala K (Correction)
Skala K dirancang untuk mendeteksi klien-klien yang terlalu positif dalam mendeskripsikan dirinya. Jadi,
skala ini mempunyai kesamaan dengan skala L. Akan tetapi, skala K lebih subtil dan efektif. Individu
dengan skor sedang sering kali mempunyai kekuatan ego yang baik, pertahanan emosional yang efektif,
kontak yang baik dengan realitas, dan keterampilan coping yang sangat baik. Skor tinggi pada K (T = 65
atau 70), skor sedang pada K (T = 56-64), dan skor rendah pada K (T = profil fake bad).
8. Skala S (Superlative)
Oleh karena efektivitas skala K dan L ditemukan hanya sedang-sedang saja dalam membedakan orang
yang pura-pura baik-baik, skala S dikembangkan dengan harapan bahwa skala bisa mengidentifikasi
dengan lebih akurat orang yang berusaha tampak selalu baik (Butcher & Han, 1995).
Skala-Skala Klinis
Skala 1 : Hypochondriasis
Skala 5 : Masculinity-Feminimity
MMPI-2 dan MMPI-A hanya memiliki satu booklet form, meskipun mereka tersedia dengan softcover
atau hardcover. Penyelesaian 370 item yang pertama pada MMPI-2 dan 350 item pertama pada MMPI-A
memungkinkan untuk penskoran beberapa skala validitas dasar dan skala klinis standar; 197 item
terakhir MMPI-2 dan 128 item terakhir MMPI-A digunakan untuk menskor skala-skala suplementer dan
skala isi yang berbeda. Untuk individu yang mempunyai kesulitan khusus, sebuah form/bentuk individual
(Box) dan sebuah bentuk rekaman suara telah dikembangkan. Form Box paling cocok bagi individu yang
mengalami kesulitan konsentrasi dan/atau membaca. Masing-masing item diberikan pada sebuah kartu,
yang subyek diperintahkan untuk menempatkannya ke dalam salah satu di antara tiga bagian yang
berbeda untuk menunjukkan respon “benar”, ”salah”, dan “cannot say”. Bentuk rekaman suara
digunakan bagi individu yang mengalami kesulitan membaca akibat faktor-faktor seperti buta huruf,
kebutaan atau afasia.
Jadi, administrasi apapun seharusnya mengikuti prosedur administrasi yang digunakan untuk sampel
normatif. Hal ini berarti memberikan instruksi yang jelas dan konsisten, memastikan bahwa
pengarahannya dipahami, memberikan pengawasan yang adekuat, dan memastikan bahwa settingnya
akan meningkatkan konsentrasi dengan membatasi suara yang menggangu dan kemungkinan interupsi.
Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian total untuk MMPI-2 seharusnya kira-kira 90 menit. Administrasi komputer biasanya
15 sampai 30 menit lebih singkat (60 sampai 75 menit secara total). MMPI-A biasanya membutuhkan
waktu 60 menit, dengan komputer biasanya 15 menit lebih singkat (45 menit secara total). Jika
dibutuhkan waktu 2 jam atau lebih untuk MMPI-2 atau 1,5 jam atau lebih untuk MMPI-A, kemungkinan
adanya gangguan psikologis berat khususnya depresi atau psikosis berat, tidak mampu memutuskan, IQ
dibawah rata-rata atau kemampuan membaca yang buruk akibat latar belakang pendidikan yang tidak
adekuat, hendaya serebral. Jika klien menyelesaikan dalam waktu kurang dari 60 menit, seharusnya
dicurigai bahwa profil itu tidak valid, ada kepribadian implusif, atau keduanya.
Petunjuk khusus untuk menabulasikan skor-skor kasar MMPI-2 dan mengonversikannya menjadi profil
tersedia dalam lampiran D. Kalau tester ingin menskor atau membuat profil dari skala-skala isi, subskala
Harris-Lingoes dan subskala Si, skala-skala suplementer yang paling sering digunakan, skala-skala klinis
yang direkstrukturisasi, atau lima skala psikopatologi kepribadian, kunci tambahan dan form profil dapat
diperoleh melalui National Computer Systems. Selain kemungkinan menskor skala-skala alternatif, klinis
seharusnya mengompilasikan informasi lain, termasuk skor IQ, riwayat yang relevan, variabel
demografis, dari observasi yang didapatkan dari langkah 1 dan 2.
Mengorganisasikan Skala-Skala dan Mengidentifikasi Tipe Kode
Mengembangkan kode-kode rangkuman (tipe kode) memberikan metode cepat untuk mencatat hasil-
hasil MMPI-2/MMPI-A. Skor-skor dapat dirangkum dengan sekadar memerinci skor-skornya sesuai
urutan kemunculannya di lembaran profil (VRIN, TRIN, L, Fb, Fp, L, K, S, 1, 2, 3 dan sebagainya) dengan
skor-skor T di kanan skala-skala ini. Maksud mengkomunisasikan skor-skor skala, skor T adalah yang
seharusnya digunakan, bukan skor kasar.
BACA JUGA:
Ases validitas profil dengan mencatat pola skala-skala validitasnya. Ada sejumlah indikator yang
menunjukkan profil-profil yang tidak valid, yang dideskripsikan di bagian berikutnya. Pola-pola dasarnya
yaitu :
Gaya defensif yang meminimalkan patologi (elevasi L, K, dan, S pada MMPI-2 dan L dan K pada MMPI-A).
Melebih-lebihkan patologi (elevasi F, Fb, Fp, FBS, pada MMPI-2 atau F, F1, atau F2 pada MMPI-1).
Catat jumlah skala yang di atas 65 dan elevasi relatif skala-skala tersebut. Sejauh mana F terelevasi juga
dapat menjadi indikator yang sempurna untuk tingkat patologi (dengan asumsi bahwa skala tidak terlalu
tinggi yang mengindikasikan profil yang tidak valid). Semakin banyak elevasi relatif skala-skala ini,
semakin besar pula kemungkinan individu untuk mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan tanggung
jawab dasarnya dan mengalami ketidaknyamanan sosial maupun pribadi.
Langkah ini merepresentasikan proses inti dalam interpretasi. Skor-skor dalam rentang ini pada MMPI-A
disoroti dengan shading, sehingga menunjukkan zona marginal dan transisional antara normalitas dan
patologi. MMPI-2 dan MMPI-A merupakan karakteristik yang lebih kuat dari individu dan dengan
peningkatan yang secara progresif semakin besar, cenderung mempretasikan fitur-fitur inti dari fungsi
kepribadian. Akan tetapi mendasarkan interpretasi pada elevasi-elevasi skor T tertentu semata bisa
menyesatkan, karena ciri-ciri demografis atau tingkat fungsi seorang klien bisa mengubah
interpretasinya.
Meskipun MMPI-2/MMPI-A belum berhasil untuk langsung menghasilkan diagnosis, mereka sering
menyumbangkan informasi yang cukup banyak, yang relevan untuk formulasi diagnosis. Di bagian tipe-
tipe kode, berbagai kemungkinan diagnosis DSM-IV-TR yang konsisten dengan masing-masing tipe kode
telah dimasukkan.
Kemungkinan klien untuk mendapatkan manfaat intervensi, berarti mengelaborasi kekuatan dan
kelemahan seseorang, tingkat defensifnya, kemampuannya untuk membentuk hubungan penanganan,
prediksi respon terhadap psikoterapi (terutama skala Es/Ego Streght dan TRT), tendensi anti sosial, dan
tingkat insight. Lewak et al (1990) tidak hanya memberikan saran-saran untuk penanganan tetapi juga
mengikhtisarkan prosedur-prosedur langkah demi langkah untuk menstralasikan hasil-hasil MMPI-2
menjadi umpan balik yang jelas dan relevan bagi klien. Langkah-langkah ini termasuk isu-isu spesifik
untuk latar belakang dan pengalaman hidup awal klien dan saran-saran untuk menolong diri sendiri.
Sekian artikel tentang Skoring, Interpretasi, dan Administrasi Tes MMPI Menurut Ahli.
ARTIKEL TERKAIT
BELUM ADA KOMENTAR UNTUK "SKORING, INTERPRETASI, DAN ADMINISTRASI TES MMPI MENURUT
AHLI"
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.
MENGENAI SAYA
Sigmund Freud
CATEGORY
Psikologi Bencana
Psikologi Cinta
Psikologi Eksperimen
Psikologi Kepemimpinan
Psikologi Kepribadian
Psikologi Kognitif
Psikologi Konseling
Psikologi Pendidikan
Psikologi Perkembangan
Psikologi Populer
Psikologi Sosial
Psikologi Umum
POPULAR