Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH TENTANG PERSEPSI SENSORI

“TONSILITIS”

DISUSUN OLEH

Faridatulanisah

20901900030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2020
A. PENGERTIAN

Tonsilitis adalah infeksi amandel pada kelenjar di kedua sisi belakang tenggorokan.

Amandel adalah bagian dari sistem kekebalan yang melindungi dan membantu tubuh

untuk melawan infeksi. Tonsilitis sangat umum dan dapat terjadi pada semua usia.

Hal ini paling umum pada anak-anak dan dewasa muda.Tonsilitis akut adalah radang

akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus

viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus.

B. PENYEBAB

1. Tonsillitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh

streptokokus beta hemolitikus group A, misalnya: Pneumococcus,

staphylococcus, Haemalphilus influenza, sterptococcus non hemoliticus atau

streptoccus viridens.

2. Bakteri merupakan penyebab pada 50% kasus. Antara lain streptococcus B

hemoliticus grup A, streptococcus, Pneumoccoccus, virus, Adenovirus, virus

influenza serta herpes.

3. Penyebabnya infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi

membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai

tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri

maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.

(Adam,1999; Iskandar,1993; firman, 2006).

C. TANDA GEJALA

Orang dengan tonsilitis sering memiliki :

1. sakit tenggorokan dan leher

2. Nyeri ketika menelan


3. drooling pada anak-anak

4. demam ( suhu tubuh lebih dari 37,5 untuk orang dewasa dan lebih dari 38

untuk anak-anak)

5. kehilangan nafsu makan dan merasa umumnya “tidak sehat”

6. mandel merah dan bengkak (dengan nanah)

7. bengkak dan kelenjar getah bening tender (kelenjar di kedua sisi leher)

8. perubahan suara mereka (seperti terdengar serak atau teredam).

D. KLASIFIKASI

1. Tonsillitis akut

Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :

a. Tonsilitis viral

Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri

tenggorok. Penyebab paling tersering adalah virus Epstein Barr.

b. Tonsilitis Bakterial

Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A stereptococcus

beta hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat, pneumococcus,

streptococcus viridian dan streptococcus piogenes. Detritus

merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mulai mati.

2. Tonsilitis membranosa.

a. Tonsilitis Difteri

Penyebabnya yaitu oleh kuman coryne bacterium diphteriae, kuman

yang termasuk gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas

yaitu hidung, faring dan laring.

b. Tonsilitis septik
Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi

sehingga menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi

dimasak dulu dengan cara pasteurisasi sebelum diminum maka

penyakit ini jarang ditemukan.

3. Angina Plout vincent

Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang

didapatkan pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi

vitamin C . gejala berupa demam sampai 39, nyeri kepala, badan lemah dan

kadang gangguan pecernaan.

4. Tonsilitis kronik

Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah rangsangan yang menahun

dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh

cuaca , kelemahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang tidak adekuat, kuman

penyebabnya sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang-kadang.

E. PATOFISIOLOGI

Saat bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut, amandel berperan

sebagai filter, menyelimuti organism yang berbahaya tersebut sel-sel darah putih ini

akan menyebabkan infeksi ringan pada amandel. Hal ini akan memicu tubuh untuk

membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi kadang-kadang

amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus. Infeksi bakteri dari virus inilah

yang menyebabkan tonsillitis. Bakteri atau viruss menginfeksi lapisan epitel tonsil-

tonsil epitel menjadikan terkikis dan terjadi peradangan serta infeksi pada tonsil.

Infeksi tonsil jarang menampilkan gejala tetapi dalam kasus yang ekstrim pembesaran

ini dapat menimbulkan gejala menelan. Infeksi tonsil yang ini adalah peradangan
ditenggorokan terutama dengan tonsil yang abses (abses peritonsiler). Abses besar

yang terbentuk dibelakang tonsil menimbulkan rasa sakit yang intens dan demam

tinggi (39-40 C), abses secara perlahan-lahan mendorong tonsil menyeberang ke

tengah tenggorokan. Dimulai dengan sakit tenggorokan ringan sehingga menjadi

parah. Pasien hanya mengeluh merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti makan.

Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan kelenjar getah

bening melemah didalam daerah submandibuler, sakit pada sendi dan otot,

kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga. Sekresi

yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar menelan, belakang tenggorokan akan

terasa mengental. Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir

setelah 72 jam.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dilakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, dan pengumpulan riwayat kesehatan yang

cermat untuk menyingkirkan kondisi sistemik atau kondisi yang berkaitan. Usap

tonsilar dikultur untuk menentukan adanya infeksi bakteri. Jika tonsil adenoid ikut

terinfeksi maka dapat menyebabkan otitis media supuratif yang mengakibatkan

kehilangan pendengaran, pasien harus diberikan pemeriksaan audiometik secara

menyeluruh sensitivitas/resistensi dapat dilakukan jika diperlukan.

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan tonsillitis secara umum :

1. Jika penyebab bakteri, diberikan antibiotik peroral ,melalui mulut selama 10 hari,

jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan. 

2. Pengangkatan tonsil (Tonsilektomi) dilakukan jika :

a. Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih/tahun.


b. Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih/tahun dalam kurun waktu 2

tahun.

c. Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih/tahun dalam kurun waktu 3

tahun.

d. Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

Penatalaksanaan tonsillitis adalah :

1. Penatalaksanaan tonsillitis akut

a. Antibiotik golongan penelitian atau sulfanamid selama 5 hari dan obat

kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan

eritromisin atau klidomisin.

b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid

untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.

c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari

komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan

tenggorok 3 kali negative.

d. Pemberian antipiretik  

2. Penatalaksanaan tonsillitis kronik 

Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur/hisap.

Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi

konservatif tidak berhasil.


H. PATHWAYS

I. PENGKAJIAN

1. Aktivitas/istirahat 

Gejala : kelemahan dan kelelahan (fatigue).

2. Sirkulasi 

3. Integritas Ego 

4. Eliminasi 

5. Makan/cairan 

6. Nyeri/kenyamanan 

7. Faktor pencetus

J. DIAGNOSA

1. Resiko kurang nutrisi dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d respon inflamasi.

3. Peningkatan suhu tubuh b.d respon inflamasi.

4. Cemas b.d akan dilakukannya tindakan operasi tonsilektomi.


K. INTERVENSI

Diagnos Kriteria Intervensi Rasional

a hasil
Resiko Setelah - Awasi masukan dan - Memberikan informasi

kurang dilakukan berat badan sesuai sehubungan dengan

nutrisi tindakan indikasi kebutuhan nutrisi dan

dari keperawata - Auskultasi bunyi keefektifan terapi

kebutuha n 3x24 jam usus - Makan hanya dimulai

n b.d didapatkan - mulai dengan setelah bunyi usus

intake kriteria makan kecil dan membaik setelah

yang hasil : tingkatkan sesuai operasi

tidak Kebutuhan toleransi - Kandungan makan

adekuat nutrisi - Berikan diet nutrisi dapat mengakibatkan

pasien seimbang (makan ketidak toleransian,

adekuat, cair atau halus) atau memerlukan perubaha

tidak ada makanan selang n pada kecepatan/tipe

tanda-tanda yang sesuai indikasi formula.

malnutrisi,

mampu

menghabis

kan

makanan

sesuai

dengan
porsi yang

diberikan

atau

dibutuhkan
Ganggua setelah - Monitoring - Mengetahui

n rasa dilakukan perkembangan nyeri perkembangan

nyaman tindakan - Monitoring tanda- tindakan dari yang

nyeri b.d keperawata tanda vital darah dilakukan

respon n 3x12 jam dan nadi - Mengetahui keadaan

inflamas didapatkan - Berikan tindakan pasien

i. kriteria nyaman dan akivitas - Meningkatkan

hasil hiburan relaksasi dan

nyeri berku - Pantau perubahan membantu pasien

rang& karakeristik nyeri, memfokuskan !

skala nyeri periksa mulut dan erhatian pada sesuatu

menurun tenggorokan disamping diri

- Catat indikator sendiri/ketidaknyaman

nonverbal respon an. Dapat menurunkan

automatic terhadap kebutuhan dosis

nyeri evaluasi analgetik 

efek samping - Dapat menunjukkan

- Ajarkan tekhnik terjadinya komplikasi

distraksi relaksasi yang memerlukan

evaluasi lanjutan

- Dapat meningkatkan

kerjasama dan
partisipasi dalam

program pengobatan
Peningk setelah - Pantau suhu pasien - Suhu 38-40

atan dilakukan (derajad dan pola ) menunjukkan proses

suhu tindakan perhatikan penyakit infeksius

tubuh keperawata menggigil/diaphores - Suhu ruangan harus

b.d n 3x24 jam is diubah untuk

respon diharapkan - Pantau suhu mempertahankan suhu

inflamas suhu tubuh lingkungan, mendekati normal

i. normal batasi/tambahan - Dapat membantu

dengan linen tempat tidur mengurangi demam

kriteria sesuai indikasi - Gunakan untuk

hasil : - Berikan kompres mengurangi demam

suhu rubuh mandi hangat, dengan aksi sentralnya

normal (36- hindari penggunaan pada hipotalamus

37), tubuh alcohol meskipun demam

tidak terasa - Berikan antipiretik mungkin dapat

panas, dan misalnya ASA berguna dalam

pasien (aspirin) mengatasi

tidak gelisa asetaminofon pertumbuhan

h organism dan

meningkatkan

autodestruksi dari sel-

sel yang terinfeksi


Cemas Setelah - kaji sejauh mana - Untuk mengetahui

b.d akan dilakukan kecemasan klien. tingkat kecemasan


dilakuka tindakan - Informasikan klien.

nnya keperawata pasien/orang - Mengembangkan rasa

tindakan n selama terdekat tentang percaya diri

operasi 3x24 jam peran advokat - Untuk mengetahui

tonsilekt di harapkan perawat intra tingkat kecemasan

omi cemas operasi klien.

berkurang - Identifikasikan - Mengidentifikasikan

dengan tingkat rasa cemas rasa takut yang

kriteria - validasi sumber rasa spesifik

hasil : takut - Mengurangi rasa takut

kecemasan - Beritahu pasien

berkurang, kemungkinan

monitor dilakukan operasi

intensitas

kecemasan

DAFTAR PUSTAKA

Aertgeerts B, Agoritsas T, Siemieniuk R, Burgers J, Bekkering G. Corticosteroids for

sore throat: a clinical practice guideline. 2017.

https://www.bmj.com/content/358/bmj.j4090

Alasmari NS, Bamashmous R, Alshuwaykan R, Alahmari M, Almubarak R. Causes and

Treatment of Tonsillitis. Egypt J Hosp Med . 2017; 69 (8): 2975-2980.


Alotaibi A. Tonsillitis in Children Diagnosis and Treatment Measures. Saudi J Med.

2017;2(8):208-215.

Baugh RF, Archer SM, Mitchell RB, Rosenfeld RM, Amin R, Burns JJ, et al. Clinical

practice guideline: tonsillectomy in children. Otolaryngology-Head and Neck

Surgery, 2011;144(IC):S1-S30

Georgalas C, Tolley N, Narula A. Tonsillitis. BMJ Clin Evid. 2014; 2014: 0503.

Gibber M. Tonsillectomy in adults. 2018. https://www.uptodate.com

/contents/tonsillectomy-in-adults.

NCBI. Tonsillitis: Overview. 2019.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK401249/#top.

Paradise JL. Tonsillectomy and/or adenoidectomy in children: Indications and

contraindications. 2019. https://www.uptodate.com/contents/tonsillectomy-and-

or-adenoidectomy-in-children-indications-and-contraindications?

search=Tonsillectomy%20and%20adenoidectomy%20in

%20children&source=search_result&selectedTitle=2~37&usage_type=default&d

isplay_rank=2

Schams S, Goldman R. Steroids as Adjuvant Treatment of Sore Throat in Acute

Bacterial Pharyngitis. Can Fam Physician. 2012; 58(1): 52–54.

Shah U. Tonsillitis and Peritonsillar Abscess. 2018. https://emedicine.

medscape.com/article/871977-overview#a5

Anda mungkin juga menyukai