Anda di halaman 1dari 15

FARMAKOLOGI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN OBAT

DOSEN :

Purwati,S.Pd.,MAP

Di Susun Oleh :

Nabila Zahra (1914401102)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2019/2020

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT ORAL

1 DEFINISI Pemberian obat per-oral adalah memberikan obat yang


dimasukan melalui mulut.

2 TUJUAN 1. Untuk memudahkan proses pemberian obat


2. Membuat proses reabsorbsi lebih lambat sehingga
bila muncul efek samping dari obat tersebut dapat
segera di atasi
3. Untuk menghindari pemberian obat yang
menyebabkan nyeri
4. Untuk menghindari pemberian obat yang
menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan

3 PERSIAPAN ALAT 1) Baki berisi obat


2) Kartu atau buku yang berisi rencana pengobatan
3) Pemotong obat ( bila diperlukan )
4) Martl dan lumping penggerus ( bila diperlukan )
5) Gelas pengukur ( bila diperlukan )
6) Gelas dan air minum
7) Sedotan
8) Sendok
9) Spuit sesuai dengan ukuran untuk mulut anak-anak

4 CARA KERJA a) Siapkan peralatan dan cuci tangan


b) Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per-
oral(menelan,mual,muntah,adanya program tahan
makan atau minum,akan dilakukan pengisapan
lambung dll)
c) Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien,
nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian)
periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian
pada perintah pengobatan laporkan pada
perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang
meminta.
d) Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah
pengobatan dan ambil obat yang diperlukan)
e) Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan
jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang
diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan
tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
5 PROSEDUR UNTUK OBAT 1) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk
TABLET ATAU KAPSUL disposibel tanpa menyentuh obat.
2) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk
membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
3) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat
menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan
lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan
menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi
sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak
boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya
kerjanya.

6 CARA KERJA UNTUK 1) Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur


OBAT DALAM BENTUK dengan rata sebelum dituangkan, buang obat yang
CAIR telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
2) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas.
Untuk menghindari kontaminasi pada tutup botol
bagian dalam.
3) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada
telapak tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi
label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan
cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan
tepat.
4) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam
mangkuk obat berskala.
5) Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol
dengan menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup
botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang
mengering pada tutup botol.
6) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit,
kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk
mengambilnya dari botol..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL


1 DEFINISI Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat
secara lokal pada kulit atau pada membrane.

2 TUJUAN 1. Pemberian Obat Topikal Pada Kulit adalah untuk


memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
2. Pemberian obat melalui mata
a) Untuk mengobati gangguan pada mata
b) Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan
struktur internal mata
c) Untuk melemahkan otot lensa mata pada
pengukuran refraksi mata
d) Untuk mencegah kekeringan pada mata
3. Pemberian obat tetes telinga
a) Untuk memberikan effek terapi lokal
(mengurangi peradangan, membunuh organisme
penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal
b) Menghilangkan nyeri
c) Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk
diambil
4. Pemberian obat tetes hidung
a) Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi
drainase dari hidung
b) Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
3 PROSEDUR
A. PEMBERIAN OBAT TOPICAL PADA KULIT
a) Persiapan alat 1. Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion,
aerosol, bubuk, spray)
2. Buku obat
3. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
4. Sarung tangan
5. Lidi kapas atau tongue spatel
6. Baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan
sabun basah
7. Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai
kebutuhan)

b) Persiapan pasien 1) Menjelaskan tujuan pemberian obat oles


2) Menjelaskan langkah yang akan dilakukan

c) Cara kerja  Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat,


daya kerja dan tempat pemberian
 Cuci tangan
 Atur peralatan disamping tempat tidur klien
 Tutp gorden atau pintu ruangan
 Identifikaasi klien secara tepat
 Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan
hanya membuka area yang akan diberi obat
 Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan
semua debris dan kerak pada kulit
 Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
 Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen
topikal
 Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
 Oleskan agen topical :
a. Krim, salep dan lotion yang mengandung
minyak
 Letakkan 1-2 sendok teh obat ditelapak
tangankemudian lunakkan dengan
menggosok lembut diantara kedua
tangan
 Usapkan merata diatas permukaan kulit,
lakukan gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu
 Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat
terasa berminyak setelah pemberian
b. Lotion mengandung suspensi
 Kocok wadah dengan kuat
 Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa
balutan atau bantalan kecil
 Jelaskan pada klien area akan terasa dingin
dann kering
c. Bubuk
 Pastikan bahwa permukaan kulit kering
secara menyeluruh
 Regangkan dengan baik lipatan bagian
kulit seperti dintara ibu jari atau bagian
bawah lengan
 Bubuhkan secara tipis pada area yang
bersangkutan
d. Spray aerosol
 Kocok wadah dengan keras
 Baca label untuk jarak yang di anjurkan
untuk memegang spray menjauhi area
(biasanya 15-30 cm)
 Bila leher atau bagian atas dada harus
disemprot, minta klien untuk memalingkan
wajah dari arah spray
 Semprotkan obat dengan cara meratapada
bagian yang sakit
 Rapihkan kembali alat-alat yang masih
dipakai, buang peralatan yang sudah
digunakan pada tempat yang sesuai
 Cuci tangan
B. PEMBERIAN OBAT PADA MATA
a) Persiapan alat 1. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam
tube (tergantung jenis sediaan obat)
2. Buku obat
3. Bola kapas kering steril (stuppers)
4. Bola kapas basah (normal salin) steril
5. Baskom cuci dengan air hangat
6. Penutup mata (bila perlu)
7. Sarung tangan
b) Prosedur 1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat,
daya kerja dan tempat pemberian.
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Identifikasi klien secara tepat
4. Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
5. Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk
dengan hiperektensi leher
6. Pakai sarung tangan
7. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopk mata
dari dalam keluar
8. Minta klien untuk melihat ke langit – langit
9. Teteskan obat tetes mata :
1) Dengan tangan dominan anda di dahi klien,
pegang penetes mata yang terisi obat kurang
lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas sacus
konjungtiva. Sementara jari tangan non dominan
menarik kelopak mata kebawah.
2) Teteskan sejumlah obat yang diresepkan
kedalam sacus konjungtiva. Sacus konjungtiva
normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat
tetes ke dalam sacus memberikan penyebaran
obat yang merata di seluruh mata.
3) Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila
tetesan jatuh ke pinggir luar kelopak mata,
ulangi prosedur
4) Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk
menutup mata dengan perlahan
5) Berikan tekanan yang lembut pada duktus
nasolakrimal klien selama 30-60 detik
10. Memasukan salep mata :
a. Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak
mata, pencet tube sehingga memberikan aliran
tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah
pada konjungtiva
b. Minta klien untuk melihat kebawah
c. Membuka kelopak mata atas
d. Berikan aliran tipis di sepanjang kelopak mata atas
pada konjungtiva bagian dalam
e. Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok
kelopak mata secara perlahan dengan gerakan
sirkuler menggunakan bola kapas
11. Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata,
dengan perlahan usap dari bagian dalam keluar
kantus
12. Bila klien mempunyai penutup mata, pasang
penutup mata yang bersih diatas mata yang sakit
sehingga seluruh mata terlindungi, plester dengan
aman tanpa memberikan penekanan pada mata.
13. Lepaskan sarung tangan dan buang peralatan yang
sudah dipakai
14. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu
pemberian dan mata (kiri,kanan, atau keduanya)
yang menerima obat.
C. PEMBERIAN OBAT TETES PADA TELINGA
a) Persiapan alat 1. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam
tube (tergantung jenis sediaan obat)
2. Buku obat
3. Cotton bud
4. Normal salin
5. Sarung tangan
b) Cara kerja 1. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis
serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
2. Siapkan klien
a. Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan
namanya
b. Sediakan asisten bila diperlukan, untuk
mencegah cidera pada bayi dan anak kecil
c. Atur posisi klien miring kesamping (side lying)
dengan telinga yang akan diobati pada bagian
atas.
3. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga
a. Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada
infeksi
b. Dengan menggunakan cotton bud yang dibasahi
cairan, bersihkan daun telinga dan meatus
auditory
4. Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam
obat ke dalam air hangat dalam waktu yang singkat
5. Tarik daun telinga keatas dan kebelakang (untuk
dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun), tarik daun
telinga kebawah dan kebelakang (bayi)
6. Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang
sisi kanal telinga
7. Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada
tragus telinga
8. Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring
selama 5 menit.
9. Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya
ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Lakukan
segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada
saat efek obat telah bekerja.
10. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak
dipakai
11. Dokumentasikan semua tindakan
8 D. PEMBERIAN OBAT TETES PADA HIDUNG
a) Persiapan alat a. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam
tube (tergantung jenis sediaan obat)
b. Buku obat
c. Sarung tangan
b) Cara kerja 1. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis
serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
2. Siapkan klien
1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan
namanya
2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk
mencegah cidera pada bayi dan anak kecil
3) Atur posisi klien berbaring supinasi
dengankepala hiperekstensi diatas bantal (untuk
pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid) atau
posisi supinasi dengan kepala hiperektensi dan
miring kesamping (untuk pengobatan sinus
maksilaris dan frontal)
3. Bersihkan lubang telinga
4. Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
5. Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada
bagian tengah konka superior tulang etmoidalis
6. Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini
selama 1 menit
7. Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya
ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Lakukan
segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada
saat efek obat telah bekerja.
8. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak
dipakai
9. Dokumentasikan semua tindakan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBERIAN OBAT PER-REKTAL / SUPOSITORIA

1 DEFINISI Pemberian obat dengan melalui anal dan kemudian


rectum.
2 TUJUAN Memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh: efek local
untuk melunakkan faeces dan merangsang/melancarkan
defekasi, efek sistemik untuk dilatasi bronkus.

3 PROSEDUR
4 a. Persiapan Alat
5 b. Cara Kerja 1. Cocokan akurasi kelengkapan tiap obat dengan
resep dokter, periksa kembali nama klien dan nama
obat,dosis,jalur,dan waktu pemberian obat
2. Lihat kembali rekam medis apakah terdapat riwayat
pembedahan rectal atau pendarahan
3. Siapkan obat dan bandingkan label obat dengan
resep dokter setidaknya dua kali sebelum
memberikan obat.
4. Berikan obat pada klien tepat waktu dan selalu cuci
tangan
5. Kenali klien dengan menggunakan setidaknya dua
tanda identifikasi klien. Bandingkan nama klien dan
tanda identifikasi yang lain pada gelang pasien
dengan resep dokter. Mintalah klien untuk
menyebutkan nma nya sebagai identifikasi terakhir
6. Ajari klien mengenai obatnya. Jelaskan prosedur
mengenai posisi dan sensasi yang mungkin terjadi
seperti rasa ingin buang air. Pastikan klien mengerti
prosedur tersebut jika ia ingin menggunakan
obatnya sendiri.
7. Pasang sampiran
8. Gunakan handscoen
9. Bantu klien mencapai posisi sims. Tutup bagian
bawah klien sehingga hanya area anus yang terlihat.
10. Pastikan pencahayaan cukup untuk melihat anus
dengan jelas. Periksa kondidi anus external dan
palpasi dinding rectum sperlunya. Lepas sarung
tangan jika kotor dan buang ke tempat yang telah
disediakan
11. Gunakan sarung tangan baru
12. Ambil supositoria dari bungkusnya, berikan
pelumas pada ujung yang bulat dengan jelly
pelumas larut air licinkan jari telunjuk dominan
dengan pelumas yang sama
13. Minta klien mengambil nafas melalui mulut dengan
relaks
14. Tarik bokong dengan tangan non dominan.
Masukan perlahan supositoria  menyusuri dinding
anus melewati sfinter bagian dalam, 10cm (4 inci)
pada orang dewasa, 5cm (2 inci) pada anak-anak
dan bayi (lihat ilustrasi). Tekan dengan lembut
untuk menahan bokong sesaat sehingga obat tidak
keluar lagi.
15. Keluarkan jari, dan usap area anus dengan tisu.
16. Bereskan alat-alat, lepaskan sarung tangan, dan cuci
tangan.
17. Mintalah klien untuk tetap berbaring atau miring
selama kurang lebih 5   menit untuk mencegah obat
keluar.
18. Jika supositoria mengandung laksatif atau pelunak
feses, letakan lampu pemanggil didekat klien.
19. Catat pemberian obat pada MAR.
20. Perhatikan efek supositoria (contoh gerakan otot,
obat mual) sesuai dengan onset dan durasi obat
21. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak
dipakai
22. Dokumentasikan semua tindakan

SOP Pemberian obat intrakutan

1. Pengertian
Pemberian obat dengan cara intracutan adalah pemberian obat dengan caramemasukkan
obat kedalam permukaan kulit. Tempat penting yang banyak dipakai untuk melakukan suntikan
intrakutan adalah bagian atas dari lengan bawah.

Tujuan pemberian obat dengan intracutan :

o -Pasien mendapatkan pengobatb sesuai program pengobatan dokter.


o -Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian obat.
o -Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).
o -Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).

Persiapan alat pemberian obat intrakutan

o buku catatan pemberian obat


o kapas alkohol
o sarung tangan sekali pakai
o obat yang sesuai
o spuit 1 ml dengan uk.25,26,atau 27, panjang jarum ¼ samapi 5/8 inci
o pulpen atau spidol
o bak spuit
o baki obat

2. Prosedur

- Cuci tangan.

- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

- Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang buka dan ke
ataskan.

- Pasang perlak/ pengalas di bawah bagian yang disuntik.


- Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquadcs (cairan pelarut)
kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak injeksi
atau steril.

- Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.

- Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik.

- Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 50 – 150 dengan
permukaan kulit.

- Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.

- Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.

- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat serta
reaksinya setelah penyuntikan.

Anda mungkin juga menyukai