Critical Appraisal Pulmonologi
Critical Appraisal Pulmonologi
Disusun oleh :
dr. Atikanur
dr. Mario Oktafiendi Ginting
dr. Riska Yuliana Sari
dr. Rizki Romadani
dr. Said Tryanda syafitra
Skenario
Ny.R umur 46 tahun datang ke poli umum Puskesmas Kecamatan Petala Bumi
dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang lalu. Batuk yang dirasakan berdahak
putih kental namun 3 minggu smrs pasien mengaku batuknya bercampur darah
merah segar yang dirasakan seringkali dari malam hingga pagi. Jumlah darah
yang keluar tidak dapat dijelaskan oleh pasien, namun bila pasien batuk dan
menutup mulut dengan tissue, terkadang disertai darah. Keluhan lain yang
dirasakan pasien adalah adanya keringat malam sejak 2 minggu smrs. Pasien juga
mengaku berat badan menurun dari 50 menjadi 47 kg setelah muncul keluhan
batuk-batuk. Keluhan lain seperti sesak nafas dan demam disangkal. Pasien juga
tidak ada masalah dengan nafsu makan. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien
mengatakan dirumahnya ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama
dan sedang mendapatkan pengobatan 6 bulan. Dokter kemudian melakukan
pemeriksaan fisik dan ditemukan rhonki pada paru kanan. Dokter kemudian
melakukan pemeriksaan penunjang berupa BTA Sputum dan hasilnya (+). Dokter
kemudian mendiagnosa pasien dengan Tuberculosis paru kategori I. Dokter
kemudian memberikan obat 4FDC (Fixed dose combination). Pasien berkata
bahwa adiknya di rumah mendapat 4 jenis obat sehari. Pasien bertanya apakah
obat sehari sekali minum (fixed dose combination) lebih aman daripada regimen
terpisah? Dokter kemudian melakukan pencarian bukti ilmiah menggunakan
metode Evidence Based Medicine.
Langkah 1
Pertanyaan (foreground question)
Apakah obat anti tuberkulois fixed dose combination memiliki tingkat keamanan
yang sama dibanding regimen terpisah?
PICO
• Population : Pasien usia 46 tahun yang sudah di diagnosis TB Paru
• Intervention : OAT fixed dose combination
• Comparison : OAT regimen terpisah
• Outcomes : OAT fixed dose memiliki tingkat keamanan lebih tinggi darpiada
regimen terpisah
Langkah 2
Pencarian bukti ilmiah
Alamat website : http://web.b.ebscohost.com/
Kata kunci :anti-tuberculosis and fixed dose combination and monotherapy
Limitasi : 5 years dan free full text
Hasil Pencarian : 37
Background. There are limited data on the performance of the use of fixed-dose
combination (FDC) TB drugs when used under programmatic settings in high TBendemic
countries. We evaluated the efficacy and safety of FDC versus loose formulation (LF) TB
treatment regimens for treatment of pulmonary TB (PTB) in the context of actual medical
practice in prevailing con-ditions within programmatic settings in five sites in two high
TB-burden African countries.
(mITTcc) and a per protocol cohort analysis defined as mITT cc patients who received at
least 95% of their intended doses and had an EOT culture result.
Results. In the mITT analysis, the cure rate in the FDC group was 86.7% (398/459) and
in the LF group 85.2% (396/465) (difference 1.5-% (90% confidence interval (CI) (2.2%–
5.3%)). Per Protocol analysis showed similar results: FDC 98.9% (359/363) versus LF
96.9% (345/
356), (difference 2.0% (90% CI: 0.1%– 3.8%)). The two arms showed no significant
differ-ences in terms of safety, early culture conversion and patient adherence to
treatment.
Interpretation. The comparison of the two drug regimens satisfied the pre-specified
noninferiority criterion. Our results support the WHO recommendations for the use of
FDC in the context of actual medical practice within health services in high TB-endemic
countries.
Langkah 3
Efficacy and Safety of ‘Fixed Dose’ Versus ‘Loose’ Drug Regimens for Treatment
of Pulmonary Tuberculosis in Two High TB-Burden African Countries: A
Randomized Control Trial
Validity
Langkah 4
Importance
0. 00007071
= 0.0084
Langkah 5
Applicability
Keuntungan :
Kerugian :
Tidak dijelaskan kerugian secara spesifik dalam jurnal