Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS RASIO KEUANGAN (LIKUIDITAS, AKTIVITAS, SOLVABILITAS DAN

PROFITABILITAS) SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA 


PERIODE 2015-2017

Disusun Oleh:
Abdullah Sabila Rosyad 1705617092
Ahmad Miptahil Fadli 1705617105
Clarissa Mercyana 1705617005
Hassan Askary H 1705617121
Ignatius Capestrano Dionisius           1705617041
Kartiko Abimanyu         1705617022
Wisnu D. Bagaskara                       1705617055
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah tugas ujian akhir semester mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Jakarta.
Selama proses penyusunan laporan ini, kami menemui beberapa hambatan. Namun
berkat niat, usaha, doa dan bantuan dari anggota kelompok, laporan ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada anggota
kelompok yang terlibat dalam proses penyusunan laporan ini. Terima kasih pula tak lupa
kami ucapkan kepada Bapak Agung Ahmad Buchdadi selaku dosen mata kuliah Analisis
Laporan Keuangan yang telah membimbing kami hingga kami mengerti dan dapat
menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari benar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
laporan ini karena keterbatasan yang kami miliki. Oleh sebab itu, kami sangat menerima
saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki laporan ini. Dan kami berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi sumber informasi bagi
orang banyak.

Jakarta, 19 Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
BAB II 5
TINJAUAN UMUM 5
2.1 Rasio Likuiditas 5
2.1.1 Rasio Lancar 5
2.1.2 Rasio Cepat 6
2.1.3 Rasio Kas 6
2.2 Rasio Solvabilitas 6
2.2.1 Debt Ratio 7
2.2.2 Debt to Equity Ratio 7
2.3 Rasio Profitabilitas 7
2.2.1 Gross Profit Margin 7
2.2.2 Net Profit Margin 8
2.2.3 Return on Investment (ROI) 8
2.2.4 Return on Equity (ROE) 8
BAB III 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I

PENDAHULUAN

Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan


keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Martono dan Harjito, 2003:51). Laporan
keuangan pada umumnya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu laporan neraca dan laporan
labarugi. Laporan keuangan sangat diperlukan oleh manajer untuk meningkatkan kinerja
perusahaan, bagi investor laporan keuangan berguna untuk mengevaluasi kemungkinan
dibayarnya pinjaman dan bagi pemegang saham berguna untuk meramalkan laba, dividen,
dan harga saham (Moeljadi, 2006:67). Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai informasi
dalam pengambilan keputusan investasi, keputusan pemberian kredit, penilaian aliran kas,
penilaian sumber-sumber ekonomi, melakukan klaim terhadap sumbersumber dana (Martono
dan Harjito, 2003:52)..
Analisis rasio keuangan dimanfaatkan sebagai alat ukur yang ada pada keuangan
suatu perusahaan di masa periode tertentu. Cara tersebut dilakukan dengan melakukan
perbandingan dua variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan dan diletakkan
pada kolom neraca ataupun laba rugi laporan perusahaan yang ada. Analisa rasio keuangan
memerlukan data laporan keuangan yang sudah tersedia sebagai acuan penilaiannya. Namun
begitu, didasarkan dengan data serta keadaan masa lalu, analisis rasio keuangan diartikan
untuk melihat resiko serta peluang yang ada di masa yang akan datang. Laporan ini dibuat
sebagai salah satu cara bagi kami untuk menganalisis laporan keuangan pada beberapa sektor
industri. Dengan dilakukannya analisis ini kami berharap dapat mempelajari tentang risiko
serta peluang yang akan terjadi bagi perusahaan tersebut di masa depan.
BAB II

TINJAUAN UMUM

Laporan Keuangan pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan gambaran


informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman
dalam pengambilan keputusan bisnis. Analisis Rasio keuangan merupakan alat analisis yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan tertentu antara poin yang satu dengan poin yang lain
dalam suatu laporan keuangan diperiode tertentu. Laporan keuangan yang dimaksud adalah
neraca atau bisa disebut balance sheet dan laporan laba rugi atau disebut income statement.
Neraca menggambarkan posisi aset, liabilitas (hutang), dan ekuitas (modal) yang dimiliki
perusahaan pada saat tertentu. 
Laporan laba rugi mencerminkan hasil yang dicapai oleh perusahaan selama suatu
periode tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Analisis rasio keuangan terhadap suatu
perusahaan digunakan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan keuangan perusahaan
terutama bagi pihak manajemen. Hasil analisis dapat digunakan untuk melihat kelemahan
perusahaan selama periode waktu berjalan. Menurut Munawir (2010:106), Future oriented
atau berorientasi dengan masa depan, artinya bahwa dengan analisa ratio keuangan dapat
digunakan sebagai alat untuk meramalkan keadaan keuangan serta hasil usaha dimasa yang
akan datang. Kelemahan yang terdapat di perusahaan dapat segera diperbaiki, sedangkan
hasil yang cukup baik harus dipertahankan untuk waktu yang akan datang.

1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang berfungsi untuk menggambarkan seberapa besar
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang bersifat jangka
pendek. Dengan kata lain, apabila perusahaan tersebut ditagih, perusahaan akan mampu
memenuhi kewajiban utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Adapun
jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur
kemampuannya yaitu:

a) Rasio Lancar
Rasio Lancar (Current Ratio), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar
yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
suatu perusahaan. Rasio lancar dapat diukur dengan rumus
b) Rasio Cepat
Rasio Cepat (Quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar
tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Dengan kata lain, nilai persediaan
diabaikan dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar karena menurut
perusahaan, persediaan dianggap memerlukan waktu yang relatif cukup lama untuk
diuangkan, apabila perusahaan sedang dalam kondisi membutuhkan dana cepat guna
untuk membayar kewajiban atau utangnya dibandingkan dengan aktiva lancar
lainnya.  Rasio cepat dapat diukur dengan rumus:

c) Rasio Kas
Rasio Kas (Cash Ratio), merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas
dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti
rekening giro atau tabungan yang ada di bank (yang dapat ditarik setiap saat
menggunakan kartu ATM).Rumus rasio kas yaitu: 

2. Rasio Solvabilitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, solvabilitas adalah kemampuan
perusahaanuntuk membayar utang-utangnya karena jumlah aktivanya melebihi utang-
utang tersebut. Menurut Kasmir rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiaya dengan hutang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas itu adalah bagaimana cara
perusahaan agar mampu menjaga dan memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka
panjangnya. 
Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan
bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
dibubarkan (dilikuidasi). 
Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang
dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila
perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai risiko kerugian
yang lebih kecil.
Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu:
1. Total assets to total debt ratio, adalah rasio yang dihasilkan dengan membandingkan
jumlah aktiva (total aset) di satu pihak dengan jumlah utang (total debt di lain pihak).
2. Net worth to total debt ratio, rasio ini membandingkan modal sendiri (net worth) di
satu pihak dengan total hutang (total debt) di lain pihak.

a) Debt Ratio
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. 

Debt Ratio=Total DebtTotal Asset x 100%

b) Debt to Equity Ratio


Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.

Debt to Equity Ratio=Total DebtEquity x 100%

3. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari pendapatan
(earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu.
Rasio ini digunakan untuk mengukur dan membantu mengendalikan pendapatan, yaitu
dengan cara memperbesar penjualan,memperbesar margin, mendapatkan manfaat yang
lebih besar dari pengeluaran biaya-biaya, dan atau kombinasi ketiga hal ini.
A) Gross Profit Margin
Gross Profit Margin atau Margin Laba Kotor merupakan rasio profitabilitas
untuk menilai persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari
penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas memaparkan besaran
laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya yang terpakai
untuk memproduksi produk atau jasa.
Gross Profit Margin=Laba KotorPenjualan Bersih x 100%

B) Net Profit Margin


Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk
menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
Net Profit Margin=Laba Bersih setelah pajakPenjualan Bersih x 100%

C) Return on Investment (ROI)


Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba
bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna
untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi suatu perusahaan.
ROI=EATInvestasi x 100%
atau
ROI=(Laba Atas Investasi – Investasi Awal)Investasi x 100%
atau
ROI=Laba tahun BerjalanTotal Asset x 100%

D) Return on Equity (ROE)


Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham
perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam persentase.
ROE=Laba BersihEkuitas x 100%
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rasio Likuiditas.
Current ratio   Cash ratio   Quick ratio  
Mean 2.31 Mean 0.71 Mean 1.57
Standard Standard Standard
Deviation 1.4379 Deviation 1.0046 Deviation 1.4542
Minimum 0.61 Minimum 0.01 Minimum 0.24
Maximum 4.88 Maximum 3.22 Maximum 4.85
Count 21 Count 21 Count 21

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa pada 7 perusahaan sektor aneka industri yang
menjadi sampel terjadi beberapa fluktuasi ringan per tahunnya untuk current ratio, cash
ratio, dan quick ratio dari semua rata-rata perusahaan yang kami teliti. Untuk current ratio,
puncak kenaikan terjadi pada tahun 2017, yang apabila kami teliti, perusahan Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk dengan kode saham INTP, memiliki current ratio tertinggi pada saat
itu hingga 4.88 kali dan terendah adalah Krakatau Steel Tbk, dengan kode saham KRAS
hanya 0,61 kali saja dari hutang mereka. Hal ini terjadi oleh karena pada saat itu,
pertumbuhan perekonomian sedang meningkat, sejak tahun 2015.
Grafik kembali stagnan dan pada akhirnya turun cukup signifikan pada tahun 2016 di
karenakan beberapa perusahaan besar pesaing di industri sub-sektor semen yang IPO seperti,
PT. Waskita Beton Precast Tbk yang mana pada saat itu merupakan perusahaan yang banyak
dilirik oleh investor walaupun masih perusahaan baru, dan Wijaya Karya Beton Tbk, yang
merupakan perusahaan yang menjanjikan jika dilihat dari track record penjualan produk,
yang mana perusahaan ini telah melakukan IPO sejak tahun 2014 dan menjadi sasaran
beberapa investor dikarenakan kinerja perusahaan yang menjanjikan, dan pada tahun 2016
juga salah satu anak perusahaan dari Wijaya Karya Tbk ini, menggarap banyak proyek
infrastruktur dan highrise building yaitu contohnya, proyek terbesar jalan tol Balik Papan –
Samarinda dan proyek pembangunan Gedung vertikal seperti proyek apartemen Cimanggis
dan proyek PLTU, yang mana pada tahun tersebut pembangunan tengah gencar-gencarnya
dilakukan. Sehingga perusahaan tersebut mampu melampaui target kontrak baru dan
pencapaian di tahun tersebut.
Sementara itu, untuk quick ratio sendiri, terlihat puncak peningkatan pada awal
hingga pertengahan tahun 2015 ke 2016. Berdasarkan data yang kami dapat dari keseluruhan
perusahaan yang diteliti cash ratio tertinggi diberikan oleh Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
dengan kode saham INTP, yang jumlahnya mencapai 4.61 kali dari kewajiban atau hutang
mereka, pada tahun tersebut. Kondisi ini tentu didukung oleh kas dan pendapatan setara kas
mereka yang meningkat dari tahun 2015 sampai 2016. 
Pada tahun 2017, terjadi titik terendah penurunan pada cash ratio, selama periode
penelitian kami. Apabila dilihat lebih dalam melalui fakta lapangan yang terjadi, pada saat
itu, perekonomian sedang lesu karena efek dari perekonomian global yang juga melemah.
Oleh karena itu, beberapa perusahaan memang terlihat tidak dapat menambah jumlah aset
yang dimiliki dan kurangnya kemampuan beberapa perusahaan dalam membayar hutangnya.
Namun, pada saat itu, Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki strategi yang baik dalam
menangani hutangnya sehingga perputaran quick ratio mencapai 3.22 kali. Cash ratio dalam
hal ini juga mengalami stagnansi yang dimana pertumbuhan ekonomi juga tidak signifikan.

Rasio Solvabilitas
Debt to equity
Total debt ratio ratio
Mean 0.4814 Mean 1.6723
Standard
Deviation 0.250 Standard Deviation 2.043
Minimum 0.13 Minimum 0.15
Maximum 0.88 Maximum 7.38
Count 21 Count 21
 

 
              Dari hasil perhitungan total debt ratio  diatas, mulai dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2017 menunjukan bahwa nilai rasio stagnan. Setiap tahunnya terjadi perubahan total
hutang dan aktiva. Hal ini menunjukan bahwa di tahun-tahun tertentu perusahaan mampu
untuk mendanai  dengan modalnya sendiri dengan salah satu cara seperti menjual aktiva tetap
yang dimilikinya untuk menutupi semua hutangnya. Namun untuk perusahaan Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk dengan kode saham INTP, memiliki ratio yang cukup kecil yaitu
sebesar 0.13 di bandingkan dengan beberapa perusahaan di sub-sektor lainnya, khususnya
perusahaan yang bergerak di sub-sektor semen.

Namun untuk perusahaan di sub-sektor lain seperti Tirta Mahakam Resources Tbk.
Mengalami perputaran hutang yang cukup cepat dengan rata-rata diatas angka 0.50 kali
dalam setahun. Sedangkan untuk debt to equity ratio sendiri pada pertengahan tahun 2016
sampai dengan 2017 mengalami peningkatan dikarenakan PT Mahakam Resources Tbk,
memiliki peningkatan pada hutang yang cukup signifikan dari 2016 (5.43) ke 2017 (5.94).
Hal ini terjadi di karenakan PT Mahakam Resources Tbk, pada tahun 2017 melakukan
modifikasi mesin. Dengan penyesuaian mesin ini, emiten dengan kode saham TIRT ini dapat
melebarkan sayapnya selain ke Jepang. Pasar ekspor baru yang dapat dibidik seperti India,
Taiwan, Eropa, dan Australia yang menyebabkan mereka harus meminjam dana dari luar atau
harus menjual obligasi mereka untuk mengatasi hal ini karena meningkatnya beban
kewajiban terhadap pihak luar menunjukkan bahwa sumber modal perusahaan sangat
tergantung dari pihak luar, dan ini salah satu langkah ekspansi yang di lakukan oleh PT
Mahakam Resources Tbk,

Secara keseluruhan hasil dari perhitungan rasio total hutang menunjukan kinerja keuangan
perusahaan cukup baik karena perusahaan bisa menutupi atau membayar hutang jangka
panjangnya. Namun untuk debt to equity ratio sendiri kurang baik yang artinya hutang
perusahaan lebih tinggi di bandingkan dengan modal perusahaan sendiri. 
Rasio Profatibilitas

Gross
Profit Net Profit
margin   Margin   ROI   ROE  
Mean 1,41 Mean -2,04 Mean 0.04 Mean -0.59
Standard Standard Standard Standard
Deviation 0.4174 Deviation 0.60792 Deviation 0.0657 Deviation 0.2557
Minimum -2.76 Minimum -24.70 Minimum -0,08 Minimum -8,82
Maximum 15,12 Maximum 0.25 Maximum 0.15 Maximum 2.71
Count 21 Count 21 Count 21 Count 21

  Dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 tingkat laba kotor mengalami peningkatan
yang cukup signifikan terutama untuk perusahaan PT Krakatau Steel Tbk yang memiliki
gross profit maximum dengan nilai sebesar 1500,12%, hal ini disebabkan karena banyaknya
proyek yang di garap seperti Karakatau Steel sendiri sehingga meningkatnya total laba kotor
yang diterima oleh perusahaan yang kemungkinan besar berasal dari penjualan produk baja
contohnya pembangunan Dermaga dan Bendung Cipasauran dimana Krakatau Steel
merupakan produsen baja terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 3,15 juta ton
pertahun. Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa selama kurun waktu tahun 2015
sampai dengan tahun 2017 perusahaan di sektor Industri dasar dan kimia mampu
meningkatkan penjualan bersih. Sedangkan kinerja keuangannya dapat dikategorikan sangat
baik karena rata-rata gross profit margin lebih dari 141%.

Untuk net profit margin sendiri dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 margin
laba bersih di sektor aneka industri sangat berfluktuatif. Secara umum perolehan margin laba
bersih perusahaan dapat dikategorikan sangat kurang baik karena jika dilihat dari grafik
diatas perusahaan di sektor ini memiliki angka yang minus. Untuk profit terbesar sendiri
hanya berkisar 25% yang di miliki oleh perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
pada tahun 2016 namun pada tahun berikutnya turun menjadi 12% untuk tahun 2017. Ini di
sebabkan karena PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki saingan yang sangat
kompetitif. Namun secara keseluruhan terjadi peningkatan yang cukup signifikan setiap
tahunnya, karena pada masa itu Jokowi sedang menggencarkan pembangunan di Indonesia
terutama dalam bidang infrastruktur. Sehingga hal tersebut meningkatkan pemasukan
perusahaan.

Untuk ROI sendiri perusahaan di sektor aneka industri mengalami stagnan selama
tahun 2015-2017. Dimana ROI mengalami stagnan dengan rata-rata 4% setiap tahunnya. ROI
tertinggi diraih oleh perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk dengan nilai 15%. Hasil dari ROI ini
dapat kita simpulkan bahwa perusahaan ini mendapatkan laba atas investasi yang cukup
tinggi dibandingkan  perusahaan yang lain. Selain itu hasil dari ROI ini bisa kita simpulkan
bahwa perusahaan Kalbe Farma cukup efisien dalam penggunaan modal kerja, produksi,
hingga penjualan. Karena dapat dilihat di lapangan bahwa produk dari Kalbe Farma
merupakan produk kesehatan dengan kualitas terbaik dan juga harga yang affordable dan juga
dibutuhkan oleh semua kalangan.

Terakhir perhitungan ROE maksimum didapatkan oleh PT.Indo Acidatama dengan


nilai 271%. Artinya perusahaan ini sangat-sangat efisien dalam menggunakan uang dari
pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan dan menumbuhkan perusahaannya. ROE
adalah rasio profitabilitas dari sudut pandang investor, bukan dari sudut pandang
perusahaan. Jika dilihat dari sudut pandang industri ROE yang terjadi dari tahun 2015 s/d
2017 mengalami peningkatan. Salah satu faktor mengapa ROE dapat naik adalah laba
perusahaan mengalami peningkatan. Selain itu juga alasan mengapa ROE naik adalah karena
kinerja perusahaan yang baik. 
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/rasio-profitabilitas/
https://www.materi.carageo.com/pengertian-laporan-keuangan-menurut-para-ahli/
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-analisis-rasio-keuangan/
https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/
http://lembarsaham.com/daftar-emiten/sektor/3/industri-dasar-kimia?page=1

Anda mungkin juga menyukai