Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum KI2241

Praktikum Energetika Kimia


Percobaan A-1
TERMOKIMIA

Nama : Katrina Rosalba Irsal


NIM : 10518002
Kelompok :1
Tanggal Percobaan : 30 Januari 2020
Tanggal Pengumpulan : 07 Februari 2020
Asisten : Akbar

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
I. JUDUL
Termokimia

II. TUJUAN
1. Menentukan kapasitas kalor asam benzoat
2. Menentukan kalor pembakaran naftalena dan parafim cair dengan parr adiabatik

III. DASAR TEORI


Ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia disebut
termokimia. Dimana, energi kimia adalah energi yang terdapat disetiap unsur ataupun
senyawa. Satuannya biasa dinyatakan sebagai kalor, joule, atau kilo kalori.
(Sukardjo,1997).
Energi yang dihasilkan oleh reaksi sebagai kalor, dan dapat dihitung bergantung
pada kondisinya. Apakah dengan perubahan energi dalam atau perubahan entalpi
(Atkins,1999). Pada proses kimia akan didapat perubahan entalpi yang biasanya
terjadi padasekumpulan kondisi standar. Kalor pembakaran dalam keadaan standar
(∆H) kalor yang dilepaskan atau diserap pada proses pembakaran 1 mol unsur atau
senyawa dalamkeadaan standar(Kartini,2004).
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kaloryang
dilepaskan pada pembakaran sempurna suatu senyawa. Kalorimeter bom
bekerjasecara adiabatik. Kalor yang dilepaskan pada proses pembakaran di dalam
kalorimeterbom akan menaikkan suhu kalorimeter dan dijadikan dasar
penentuan kalorpembakaran dengan diagram: Dari diagram, yang harus ditentukan
adalah ∆Ur yaitu perubahan energi dalam bagi proses dengan pereaksi dan hasil
reaksi berada pada suhu yang sama. Berdasarkan Hukum Hess:
∆Uk = ∆ UT + ∆ U ' = ∆ UT + C (T’ – T)
Dimana C adalah kapasitas kalor kalorimeter (ember + air + bom). ∆ Uk akan
bernilai nol karena prosesnya adiabatik, sehingga:
∆UT = - C (T’ – T)

IV. ALAT DAN BAHAN


IV.1 Alat
 Buret
 Klem
 Stopwatch
 Botol Semprot
 Termometer
IV.2 Bahan
 Air
 Asam Benzoat
 Naftalena
 Parafin
 Gas Oksigen
 Larutan baku Na2CO3
 Indikator Metil Merah

V. Cara Kerja
A. Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter
Pertama asam benzoat ditimbang lalu dimasukkan ke dalam bom dan
kawat pemanas dipasang pada kedua elektroda bom yang diisi dengan oksigen
sampai tekanan di nanometer 30 atm. Setelah itu, ember kalorimeter diisi air dua
liter dan suhunya diatur sampai ± 1,5o C di bawah suhu kamar. Lalu ember
dimasukkan ke kalorimeter dan sebelumnya bom diletakkan di ember.
Diamkan selama lima menit sampai suhu dalam air setimbang. Lalu arus
listrik dijalankan dan diamati perubahan suhunya. Suhu air dalam ember dicatat
setelah suhu setimbang setelah pembakaran.
Perubahan suhu dicatat setiap menit hingga dicapai nilai maksimum yang
konstan. Lalu bom dikeluarkan dan gas hasil reaksinya dari bom dibuang. Bagian
dalam bom dicuci dan hasilnya ditampung ke Erlenmeyer. Hasilnya dititrasi
dengan Na2CO3 dengan indikator metil merah.
Kawat pemanas yang tidak terbakar dilepaskan dari elektroda. Panjang
kawat sisanya diukur untuk menentukan panjang kawat terbakar. Lalu kapasitas
kalornya dapat dihitung.

B. Penentuan Kalor Pembakaran Zat


Langkahnya sama dengan yang sebelumnya dengan jumlah cuplikan yang
dimasukan sebesar kuran lebih satu gram. Jika zat berupa padatan, zat tersebut
harus ditekan menjadi tablet dan ditimbang, bila berupa cairan zat dimasukkan
dalam kapsul kaca tipis.

VI. DATA PENGAMATAN


4.1 Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter
a. Asam Benzoat
Massa = 1,0008 gram
Po = 13 atm
To = 25,61oC
T’ = 28,18oC
Lo = 12, 1 cm
Lt = 7,2 cm
∆L = 4,9 cm

Waktu (menit) T(oC)


1 27,40
2 27,95
3 28,10
4 28,16
5 28,17
6 28,18
7 28,18

Vtitrasi = 1,6 mL
[Na2CO3] = 0,0725 M
4.2 Penentuan Kalor Pembakaran Zat
1. Naftalena
a. Kalorimeter Bom Sederhana
Massa = 0,5148 gram
Po = 12,5 atm
To = 26,11oC
T’ = 28,13oC
Lo = 12, 1 cm
Lt = 5,9 cm
∆L = 6,2 cm

Waktu (menit) T(oC)


1 27,28
2 27,87
3 28,04
4 28,1
5 28,12
6 28,13
7 28,13
8 28,13

Vtitrasi = 3,2 mL
[Na2CO3] = 0,0725 M
b. Kalorimeter Bom Modern
Massa = 0,9478 gram
∆T = 3,6294oC
∆H = 9632 kal/gram

2. Parafin
a. Kalorimeter Bom Sederhana
Massa = 0,7948 gram
Po = 13 atm
To = 26,61oC
T’ = 31oC
Lo = 12 cm
Lt = 6 cm
∆L = 6 cm

Waktu (menit) T(oC)


1 28,82
2 29,75
3 30,0
4 30,6
5 31

Vtitrasi = 3,9 mL
[Na2CO3] = 0,0725 M

b. Kalorimeter Bom Modern


Massa = 0,8469 gram
∆T = 3,7008oC
∆H = 10,958 kal/gram

5 PENGOLAHAN DATA
A. Kapasitas Kalor Kalorimeter
 Faktor Koreksi Asam Nitrat
U1 = VNa2CO3 x (-1) kal/mL
U1 = 1,6 mL x (-1) kal/mL
U1 = -1,6 kal
 Faktor Koreksi Kawat O2
U2 = ∆L x (-2,3) kal/cm
U2 = 4,9 cm x (-2,3) kal/cm
U2 = -11,27 kal
 Kapasitas Kalor
−( ∆ UT x massa as . benzoat )−U 1−U 2
C=
∆T
kal
C= (
− −6318
gram )
x 1,0008 gram −(−1,6 kal )−(−11,27 kal)

(28,18−25,61)
o
C = 2465,34 kal/ C

B. Kalor Pembakaran Zat


1. Naftalena
 Faktor Koreksi Naftalena
U1 = VNa2CO3 x (-1) kal/mL
U1 = 3,2 mL x (-1) kal/mL
U1 = -3,2 kal
 Faktor Koreksi Kawat (O2)
U2 = ∆L x (-2,3) kal/cm
U2 = 6,2 cm x (-2,3) kal/cm
U2 = 14,26 kal
 Kapasitas Kalor
−( C x ∆ T )−U 1−U 2
∆ UT =
massa sampel
∆ UT = −¿ ¿
∆UT = -9707,55 kal/gram
 Perubahan Entalpi
∆HT = ∆UT + ∆nRT
∆HT = -9707,55 kal/gram + (-2)(1,987kal/mol.K)(28,13+273K)
∆HT = -10904,24 kal/gram
 Persentase Galat
∆Hliteratur = -5156,3 kJ/mol x 1000 J/kJ x 1 mol/128gram x 1kal/4,191J
∆Hliteratur = -9611,92 kal/gram

¿
% kesalahan = ¿ ∆ H literatur−∆ H percobaan∨ ∆ H teoritis ¿ x 100%
¿
= ¿−9611,92−(−10904,24)∨−9611,92 ¿ x 100%
= 13,4%
2. Parafin
 Faktor Koreksi Naftalena
U1 = VNa2CO3 x (-1) kal/mL
U1 = 3,9 mL x (-1) kal/mL
U1 = -3,9 kal
 Faktor Koreksi Kawat (O2)
U2 = ∆L x (-2,3) kal/cm
U2 = 6 cm x (-2,3) kal/cm
U2 = 13,8 kal
 Kapasitas Kalor
−( C x ∆ T )−U 1−U 2
∆ UT =
massa sampel
∆ UT = −¿ ¿
∆UT = -13639,33 kal/gram
 Perubahan Entalpi
∆HT = ∆UT + ∆nRT
∆HT = -13639,33 kal/gram + (-16)(1,987kal/mol.K)(31+273K)
∆HT = -23215,08 kal/gram
 Persentase Galat
∆Hliteratur = -373,51 kal/gram

¿
% kesalahan = ¿ ∆ H literatur−∆ H percobaan∨ ∆ H teoritis ¿ x 100%
¿
= ¿−373,51−(−23215,08)∨−373,51 ¿ x 100%
= 61,15%
IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan didapat kapasitas kalor untuk asam benzoate adalah 2465,34
kalori. Untuk kalor pembakaran naftalena dari hasil percobaan didapat sebesar
-9715,58 kal/gram dengan galat sebesar 1,078%. Sedangakn untuk paraffin dari hasil
percobaan didapat kalor pembakarannya sebesar..

X. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, dan Paula.2006.Physical Chemistry,(8th ed).New York : WH.F. Company.
Sukardjo.1997.Kimia Fisika. Rineka Cipta. Yogyakarta
Lide, David R.2005.CRC Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton: CRC
PressLCCC.
Yu, X., Zhou, C.R, Han, X. W, et al.2013.Study on Thermodynamic Properties of
GlyPhosate by Oxygen-Bomb Calorimeter and DSC.J.Therm.Anal. Calorium.
111:943-949

XI. LAMPIRAN
Kalor Pembakaran Naftalena
Ikatan Energi Ikatan (kJ/mol)
C=C 614
C-C 348
O-H 366
O=O 498
C-H 413
C=O 803

C10H8 + 12 O2 10 CO2 + 4H2O


6(C-C)+5(C=C)+8(C-H)+12(O=O) 20(C=O)+8(O-H)
o
∆H c = {6(C-C) + 5(C=C) + 8(C-H) + 12(O=O)} – {20(C=O) + 8(O-H)}
∆Hoc = {6(348) + 5(614) + 8(413) + 12(948)} – {20(803) + 8(366)}
∆Hoc = -4550 kJ/mol x 1000 J/kJ x 1 mol/128gram x 1kal/4,191J
∆Hoc = -8481,72 kal/gram
∆Hliteratur = -9611,92 kal/gram
XI.1 Kalorimeter Bom Moedrn Naftalena
11. 2 Kalorimeter Bom Modern Parafin
Ilmu yang mempelajari
hubungan antara energi panas
dan energi kimia disebut
termokimia. Dimana, energi
kimia adalah energi yang
terdapat disetiap unsur ataupun
senyawa.Satuannya bias
dinyatakan sebagai kalor,
joule, atau kilokalori.
(Sukardjo,1997). Energi yang
dihasilkan oleh reaksi sebagai
kalor, dan dapat dihitung
bergantung pada kondisinya.
Apakah dengan perubahan
energi dalam atau perubahan
entalpi (Atkins,1999).
Pada proses kimia akan didapat
perubahan entalpi yang
biasanya terjadi pada
sekumpulan kondisi standar.
Kalor pembakaran dalam
keadaan standar (
∆H¿
kalor
yang dilepaskan atau diserap
pada proses pembakaran 1 mol
unsur atau senyawa dalam
keadaan standar(Kartini,2004).
Kalorimeter bom adalah alat
yang digunakan untuk
mengukur jumlah kalor
yang dilepaskan pada
pembakaran sempurna suatu
senyawa. Kalorimeter bom
bekerja
secara adiabatik. Kalor yang
dilepaskan pada proses
pembakaran di dalam
kalorimeter
bom akan menaikkan suhu
kalorimeter dan dijadikan
dasar penentuan kalor
pembakaran dengan diagram :
Dari diagram, yang harus
ditentukan adalah
∆U
r
yaitu perubahan energi dalam
bagi
proses dengan pereaksi dan
hasil reaksi berada pada suhu
yang sama. Berdasarkan
Hukum Hess :
∆U
k
=
∆U
T
+
∆U'
=
∆U
T
+ C (T’ – T)
Dimana C adalah kapasitas
kalor kalorimeter (ember + air +
bom).
∆U
k
akan bernilai
nol karena prosesnya adiabatik,
sehingga :
∆U
T
= - C (T’ – T)

Anda mungkin juga menyukai