Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

INOVASI “KOPAJA AKTIF”


TAHUN 2020

1. Pendahuluan

Dewasa ini, peningkatan prevalensi penyakit tidak menular telah menjadi


permasalahan yang serius, khususnya dalam perkembangan kesehatan
masyarakat. Strategi yang dikembangkan pemerintah untuk mengendalikan
penyakit tidak menular ini salah satunya dengan model Pengendalian
Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis masyarakat melalui Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta
masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor
risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. 
Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi
minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas,
stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara
dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera
merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama
adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah
(PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit jantung dan pembuluh darah


(PJPD) yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia. Hipertensi juga disebut
sebagai silent killer, yang memiliki makna bahwa penyakit hipertensi dapat
membunuh penderitanya secara diam-diam tanpa disadari oleh penderita. Hal
ini terjadi karena seringkali penderita hipertensi tidak memiliki gejala, sehingga
tidak menganggap serius penyakit yang dideritanya. Padahal meskipun tanpa
gejala, penyakit hipertensi secara perlahan berkembang menjadi lebih parah,
yang dapat mengakibatkan timbulnya komplikasi seperti stroke, retinopati,
hingga gagal ginjal. Oleh karena itu, diperlukan peran serta masyarakat dalam
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pencegahan penyakit hipertensi
dan pengendalian komplikasinya. Peran serta masyarakat dapat
diekspresikan dalam program Posbindu PTM sehingga kejadian PTM di

Kerangka Acuan Inovasi “KOPAJA AKTIF” Tahun 2020 UPTD Puskesmas


Sruweng 1
masyarakat dapat ditekan. Pengembangan Posbindu PTM dapat dipadukan
dengan upaya kesehatan yang telah terselenggara di masyarakat.

Desa Karang Gedang dan Sidoagung, Kecamatan Sruweng merupakan


desa yang memiliki prevalensi hipertensi cukup tinggi. Namun, kesadaran
penderita hipertensi akan pentingnya kontrol dan minum obat rutin masih
rendah. Seringkali penderita hipertensi hanya kontrol dan minum obat jika
muncul gejala, padahal penyakit hipertensi secara perlahan berkembang
mengarah pada kondisi komplikasi meskipun tanpa gejala. Oleh karena itu,
diperlukan upaya yang serius secara terpadu, rutin, dan periodik untuk
menstimulus masyarakat, khususnya penderita hipertensi agar menyadari
pentingnya kontrol dan minum obat secara rutin dalam usaha mengendalikan
penyakit hipertensinya, mempertahankan fungsi tubuhnya, dan mencegah
terjadinya komplikasi. Karena apabila penderita hipertensi mengalami
komplikasi akan membutuhkan perawatan yang intensif di rumah sakit,
menghabiskan biaya yang banyak, dan dapat meninggalkan gejala sisa yang
mampu mempengaruhi kualitas hidup pasien di kemudian hari.

2. Latar belakang

Untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pasien hipertensi akan


pentingnya kontrol dan minum obat rutin di Desa Karang Gedang dan
Sidoagung maka dibentuklah program “KOPAJA AKTIF” yang merupakan
singkatan dari beberapa langkah hidup sehat untuk pasien Hipertensi yaitu
Kontrol Rutin, Patuh Minum Obat, Jaga Pola Makan, dan Aktivitas Fisik Rutin.

Kegiatan ini merupakan strategi pelayanan program P2PTM sesuai


standar yang dilaksanakan oleh Tim, yang terdiri dari dokter, perawat, bidan
dan kader. Kegiatan yang dilakukan antara lain games diskusi, review materi
hipertensi, pemeriksaan dan pengobatan, dan pemantauan kepatuhan kontrol
serta minum obat rutin melaui buku bantu “KOPAJA AKTIF”.

3. Tujuan
a. Umum
Buku bantu “Kopaja Aktif” disusun agar dapat mendorong pasien untuk
rutin kontrol Hipertensi ke fasilitas kesehatan dan rutin minum obat
antihipertensi. Selain itu, agar indikator Standar Pelayanan Minimal
Posbindu P2PTM tercapai.

Kerangka Acuan Inovasi “KOPAJA AKTIF” Tahun 2020 UPTD Puskesmas


Sruweng 2
b. Khusus
Meningkatkan pengawasan dan dukungan keluarga kepada pasien dalam
mengontrol penyakit Hipertensinya melalui perubahan gaya hidup, patuh
untuk rutin kontrol ke fasilitas kesehatan dan minum obat antihipertensi
secara teratur, sehingga tekanan darah pasien dapat terkendali dan
mencegah terjadinya komplikasi. Proses ini termonitor dengan baik oleh
kader Posbindu P2PTM dan petugas kesehatan di puskesmas.

4. Kegiatan
a. Pokok
Melakukan kegiatan Posbindu P2PTM bersama tim kesehatan dan kader.
b. Rincian Kegiatan
1) Pendaftaran
2) Games Diskusi : Mitos atau Fakta
3) Review Materi Hipertensi
4) Pemeriksaan & Pengobatan
5) Pemantauan kepatuhan melalui Buku Bantu “KOPAJA AKTIF”.

5. Cara melaksanakan kegiatan


Pelaksanaan kegiatan Posbindu P2PTM “KOPAJA AKTIF” yaitu pasien
hipertensi melakukan pendaftaran. Setelah itu, dilakukan diskusi terkait
Hipertensi dalam bentuk Games : Mitos atau Fakta, yang mengajak pasien
untuk berdiskusi secara aktif, sehingga dapat lebih memahami penyakit yang
dideritanya. Selanjutnya dilakukan review materi Hipertensi untuk
memperdalam pengetahuan pasien dan agar pasien dapat mengingat materi
dengan lebih baik. Selesai materi, pasien diperiksa dan diberi obat oleh
dokter, kemudian diberikan juga Buku Bantu “KOPAJA AKTIF” beserta
penjelasan mengenai cara pengisian buku bantu. Tugas keluarga adalah turut
memantau pengobatan pasien melalui buku bantu.

a) Buku Bantu
Untuk mengatasi kesulitan pelaporan dan pengawasan pasien hipertensi
dalam kontrol serta minum obat secara rutin maka disusun buku
pengawasan minum obat yang dinamakan “KOPAJA AKTIF” yang
merupakan singkatan dari beberapa langkah hidup sehat untuk pasien
Hipertensi yaitu Kontrol Rutin, Patuh Minum Obat, Jaga Pola Makan,

Kerangka Acuan Inovasi “KOPAJA AKTIF” Tahun 2020 UPTD Puskesmas


Sruweng 3
dan Aktivitas Fisik Rutin. Buku pengawasan minum obat ini selain
berfungsi sebagai alat bantu pengawasan minum obat, juga memuat
materi-materi yang penting dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga dapat mengedukasi pasien hipertensi dengan lebih
baik.
Beberapa hal yang menjadi keunggulan buku pengawasan minum obat
“KOPAJA AKTIF”, yakni :
1. Pasien hipertensi, yang sebagian besar berusia lanjut dapat
menggunakan buku bantu “KOPAJA AKTIF” dengan mudah karena tidak
memerlukan aplikasi khusus.
2. Buku bantu “KOPAJA AKTIF” dapat merekam riwayat kontrol dan minum
obat pasien sehingga dapat diketahui tingkat kepatuhan pasien.
3. Buku bantu “KOPAJA AKTIF” memuat materi edukasi terkait hipertensi
sehingga pasien dan keluarga dapat memahami pola hidup yang baik
untuk pasien hipertensi dalam mencegah terjadinya komplikasi.
6. Sasaran
Pasien hipertensi dan keluarga, tim kesehatan, dan kader.
7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan “KOPAJA AKTIF” dilaksanakan sesuai jadwal posbindu di Balai
Desa Karang Gedang dan Balai Desa Sidoagung.
8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan sekali
oleh penanggung jawab P2PTM kepada Kepala Puskesmas.
9. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Setiap kegiatan yang dilakukan berserta hasilnya dicatat dan dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas, kemudian dilakukan evaluasi setiap bulan sekali.

Kerangka Acuan Inovasi “KOPAJA AKTIF” Tahun 2020 UPTD Puskesmas


Sruweng 4

Anda mungkin juga menyukai