Anda di halaman 1dari 5

JOURNAL READING

STASE ANESTESI
“Manajemen Anestesi pada Pasien Hernia Inguinalis Lateral”

Disusun oleh:

Abyantara Insan Firjatullah (1102014001)

Pembimbing:
dr. Rizky Ramadhana, Sp.An

Kepaniteraan Klinik Stase Anestesi RS Moh Ridwan Meuraksa Periode


Kepaniteraan 10 Agustus 2020 – 5 September 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|72


Manajemen Anestesi pada Pasien Hernia Inguinalis Lateral
Imam Ghozali1 , Airlangga Damara2
1
Bagian Anestesiologi, RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
2Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Hernia inguinalis lateralis adalah suatu penonjolan dinding perut yang terjadi di daerah inguinal disebelah lateral pembuluh
epigastrika inferior. Penyebab terjadinya hernia inguinalis lateralis yaitu karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Pada hernia inguinalis lateralis pada orang dewasa berupa b enjolan d i l ip at paha ya n g ti mb ul pad a waktu
mengejan, batuk, atau mengangkat beban berat dan menghilang waktu istirahat barin g. Se kitar 80 - 90% d ari h ernia
inguinalis lateralis ditemukan pada laki-laki dan 10% pada perempuan. Lebih dari 750.000 pasien yang menjalani o p erasi
per tahun di Amerika Serikat. Insidens hernia inguinalis lateralis yang mengalami inkarserata atau strangulata bervariasi 5 -
15% pada seluruh dunia. Hernia inguinalis inkarserata dan strangulata merupakan kasus akut abdomen yang harus segera
ditangani oleh karena dapat memengaruhi morbiditas (19-30%) dan juga mortalitas (1,4-13,4%). Anestesi regional d apat
dibagi menjadi dua yaitu Blok sentral (blok neuroaxial) meliputi blok spinal, epidural, dan kaudal, d an B lo k p erifer ( bl o k
saraf), misalnya blok pleksus brakialis, aksiler, analgesia regional intravena, dan lain-lainnya. Indikasi anestesi spinal p ada
pasien yaitu akan dilakukannya pembedahan pada daerah anogenital dimana indikasi untuk anestesi spinal a ntara la in :
bedah ekstremitas bawah, bedah panggul, tindakan sekitar rektum-perineum, bedah obstetri-ginekologi, b edah u ro logi,
bedah abdomen bawah, dan pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri yang dikombinasikan dengan anastesia u mu m
ringan.

Kata Kunci: Blok QL , Diagnosis, Hernia.

Management Of Anesthesia In Lateral Inguinal Hernia


Abstract
The lateral inguinal hernia i s a protrusion of the abdominal wall that occurs i n th e in guin al a rea n ext to th e in ferio r
epigastric vessels. The causeof lateral inguinal hernia i s due to congenital anomalies or because of the reasons obtained. In
lateral inguinal hernia in adults in the form of lumps in the groin that arise at the time of straining, coughing, or l ifting heavy
loads and disappearing during bed rest. About 80-90% of lateral inguinal hernias are found i n men and 10% i n wo men .
More than 750,000 patients undergo surgery annually in the United States. The in cid e nce o f lateral inguinal h ernias
incarceration or strangulata varies from 5-15% in the entire world. Incarcerate and strangular inguinal h ernias are acute
abdominal cases that must be treated immediately because they can affect morbidity (19-30%) and also mortality ( 1.4 -
13.4%). Regional anesthesia can be divided into two, namely the central block (n euroaxial block) includes spinal, epid ural,
and caudal blocks, and peripheral blocks (nerve blocks), such as brachial plexus b lock , axillary, i n traveno us re gional
analgesia, and others. Indications of spinal anesthesia in patients are surgery in the anogenital area where indicatio ns fo r
spinal anesthesia include: lower l imb surgery, pelvic surgery, rectal-perineal surgery, o bstetric- gynecolo gical su rgery,
urological surgery, lower abdominal surgery, and upper abdominal surgery and pediatric su rgery co mb ined with mild
general anesthesia.

Keywords: Diagnose, Hernia, QL block

Korespondensi: Airlangga Damara, Jl. Abdul Muis 8 no.46 Gedung Meneng Rajabasa Bandar Lampung,
HP: 082122392512, e-mail: airlanggadamara@gmail.com.

Pendahuluan
Hernia inguinalis lateralis adalah suatu laki dan 10% pada perempuan. Lebih dari
penonjolan dinding perut yang terjadi di 750.000 pasien yang menjalani operasi per
daerah inguinal disebelah lateral pembuluh tahun di Amerika Serikat. Insidens hernia
epigastrika inferior. Penyebab terjadinya inguinalis lateralis yang mengalami inkarserata
hernia inguinalis lateralis yaitu karena anomali atau strangulata bervariasi 5-15% pada seluruh
kongenital atau karena sebab yangdidapat.1,2 dunia. Hernia inguinalis inkarserata dan
Pada hernia inguinalis lateralis pada strangulata merupakan kasus akut abdomen
orang dewasa berupa benjolan di lipat paha yang harus segera ditangani oleh karena dapat
yang timbul pada waktu mengejan, batuk, atau memengaruhi morbiditas (19-30%) dan juga
mengangkat beban berat dan menghilang mortalitas (1,4-13,4%)..3,4
waktu istirahat baring. Sekitar 80-90% dari Pengobatan operatif merupakan satu-
hernia inguinalis lateralis ditemukan pada laki - satunya pengobatan hernia inguinalis yang
Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|73
rasional. Indikasi operasi sudah ada saat Angka Eritrosit 4,64 106/uL, Angka Trombosit
diagnosis ditegakkan. Hernia inguinalis lateralis 173.103/uL, BT 3, CT 11, Ureum 23 mg/dl,
pada anak-anak harus diperbaiki secara Kreatinin 1,05 mg/dl. Berdasarkan pemeriksaan
operatif tanpa penundaan, karena adanya fisik, dan pemeriksaan penunjang maka
risiko komplikasi yang besar terutama diagnosis pada pasien ini adalah hernia
inkarserata, strangulata, termasuk gangren inguinalis lateral dengan direncanakan untuk
saluran cerna (usus), testis, serta peningkatan herniorapi.
risiko infeksi dan rekurensi yang mengikuti Pada kunjungan preoperatif didapatkan
tindakan operatif.1 kondisi pasien stabil dengan skor American
Anestesi regional dapat dibagi menjadi Society of Anesthesiologist (ASA) II. Di ruangan
dua yaitu Blok sentral (blok neuroaxial) dipasang iv line untuk akses pemberian cairan,
meliputi blok spinal, epidural, dan kaudal, dan dilakukan pemasangan dower catheter untuk
Blok perifer (blok saraf), misalnya blok pleksus evaluasi carian, dan diberikan premedikasi
brakialis, aksiler, analgesia regional intravena, antasida, H2 blocker dan metocloperamid.
dan lain-lainnya. Indikasi anestesi spinal pada Pasien dipindahkan ke area penyimpanan
pasien yaitu akan dilakukannya pembedahan preoperatif dan monitor standar ASA
pada daerah anogenital dimana indikasi untuk diterapkan. Dia ditempatkan dalam posisi
anestesi spinal antara lain : bedah ekstremitas terlentang sedikit miring ke kiri untuk lebih
bawah, bedah panggul, tindakan sekitar mengekspos sayap kanan dan menerima
rektum-perineum, bedah obstetri-ginekologi, fentanil 50 mcg untuk sedasi. Setelah
bedah urologi, bedah abdomen bawah, dan persiapan steril dan menggunakan teknik
pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri aseptik standar, probe linier frekuensi tinggi
yang dikombinasikan dengan anastesia umum yang ditutupi oleh lengan plastik steril
ringan. 5 ditempatkan secara horizontal pada umbilikus
dan dipindahkan ke lateral. Baik rectus
Kasus abdominis dan 3 lapisan otot dari dinding perut
Seorang laki-laki 54 tahun datang ke diidentifikasi dan ditelusuri ke posterior ke titik
poliklinik dengan keluhan terdapat benjolan di fasia yang dalam dari transversus abdominal
selangkangan kanan sejak ±6 bulan yang lalu. dengan fasia thoracolumbar. Sebuah jarum 10-
Benjolan dapat keluar masuk. Kadang benjolan G 10-cmnon merangsang echogenic Tuohy
membesar ketika pasien mengangkat beban maju inplane dengan probe sampai lokasi yang
dan ketika pasien jalan, namun ketika pasien tepat untuk blok QL tipe I. Posisi jarum
tiduran benjolan dapat masuk. Benjolan dipastikan dengan hidrodiseksi yang hati-hati
tersebut tidak nyeri, lunak dan tidak dengan salin normal dan, setelah aspirasi
mengeluarkan cairan. Tidak terdapat nyeri negatif, 20 ml ropivacaine 0,5% disuntikkan
perut , mual, muntah , nyeri kepala, batuk . dan tepat, penyebaran posterior diamati.
BAB dan BAK normal. Riwayat hipertensi, Selanjutnya pemeliharaan anestesi
jantung, diabetes mellitus, asma maupun alergi dilakukan dengan ventilasi kendali memakai O2
disangkal. Riwayat anestesi sebelumnya dan durante operasi dilakukan monitoring
disangkal. secara ketat tekanan darah arterial, heart rate,
Pemeriksaan didapatkan, keadaan saturasi oksigen, end tidal CO2, produksi urin,
umum baik, kesadaran compos mentis, dan perdarahan. Operasi berlangsung selama 1
tekanan darah 133/77 mmHg, nadi 90 x/menit, jam, hernia dapat diperbaiki. Selama operasi
respirasi 16 x/menit, suhu 36,7 oC. pasien mengalami perdarahan sekitar 500 ml,
Pemeriksaan kepala-leher, konjungtiva anemis, dan produksi urin 200 ml, tekanan darah
sklera tidak ikterik, hidung, mulut, mandibula arterial antara 90-120/50-70 mmHg, end tidal
tidak didapatkan kelainan. Pemeriksaan thorak, CO2 33-35 mmHg, saturasi oksigen 97-100%.
abdomen, dan ekstremitas tidak didapatkan Pasca operasi pasien, dilakukan pemulihan
kelainan. Status Lokalis pada regio Inguinalis penuh di ruang observasi selama 1 jam. Setelah
dextra teraba benjolan diameter + 4 cm, dipastikan tidak ada komplikasi dan kondisi
konsistensi lunak, tunggal, bisa dimasukkan lagi pasien stabil, pasien di pindahkan ke ruang
(reponibel), tak nyeri dan tak panas. perawatan untuk mendapatkan evaluasi lebih
Pemeriksaan penunjang : darah lengkap Hb lanjut dari bagian bedah.
13,5 g/dL, Hmt 44, Angka Leukosit 4,5 103/uL,

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|74


Pembahasan serupa. Cakupan yang lebih baik yang
Hernia merupakan protrusi atau diperoleh oleh blok QL-1 dibandingkan dengan
penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau blok TAP tradisional adalah karena blok yang
bagian lemah dari dinding rongga yang lebih dapat diandalkan dari iliohypogastric /
bersangkutan / Locus Minoris Resistentiae ilioinguinal serta saraf genitofemoral di ruang
(LMR). Bagian-bagian hernia meliputi pintu pararenal posterior. Meskipun perbandingan
hernia, kantong hernia, leher hernia dan isi prospektif antara QL dan blok TAP pada orang
hernia. Sedangkan dikatakan hernia inguinalis dewasa saat ini sedang berlangsung, data awal
lateral apabila hernia tersebut melalui annulus dari studi pada anak-anak menunjukkan bahwa
inguinalis abdominalis (lateralis/internus) QL memberikan analgesia yang lebih unggul
dan mengikuti jalannya spermatid cord di dan lebih lama daripada blok TAP. Untuk alasan
canalis inguinalis serta dapat melalui annulus ini, dirasakan bahwa QL-1 adalah pilihan yang
inguinalis subcutan (externus) sampai scrotum. lebih baik daripada blok TAP, umum, dan
Hernia inguinalis disebut juga hernia scrotalis bahkan anestesi spinal dan pendekatan ini
bila isi hernia sampai ke scrotum. Masih memungkinkan kami untuk menghindari
menjadi kontroversi mengenai apa yang penempatan garis arteri untuk prosedur
sesungguhnya menjadi penyebab timbulnya pembedahan kecil. Blok QL memberikan
hernia inguinalis. Disepakati adanya 3 faktor anestesi bedah yang sangat baik dengan satu
yang mempengaruhi terjadinya hernia jarum suntik, menyebabkan minimal jika ada
inguinalis yaitumeliputi: gangguan dalam sistem otonom, dan tidak
1. Processus vaginalispersistent menimbulkan risiko bagi fungsi pita suara
Hernia mungkin sudah tampak sejak bayi pasien kami. Akhirnya, itu memungkinkan
tapi kebanyakan baru terdiagnosis untuk tetap terjaga dan berorientasi dengan
sebelum pasien mencapai usia 50 tahun. baik, sehingga meminimalkan risiko delirium
Sebuah analisis dari statistik menunjukkan yang disebabkan obat baik intra atau pasca
bahwa 20% laki-laki yang masih operasi.7-9
mempunyai processus vaginalis hingga
saat dewasanya merupakan predisposisi Simpulan
herniainguinalis.6 Penggunaan blok QL yang memberikan
2. Naiknya tekanan intra abdominal secara anestesi bedah yang sangat baik dan lengkap
berulang untuk perbaikan inguinal terbuka, mencegah
Naiknya tekanan intra abdominal biasa intervensi lebih lanjut yang kemungkinan akan
disebabkan karena batuk atau tertawa menyebabkan kompromi hemodinamik atau
terbahak-bahak, partus, prostat hipertrofi, perubahan status mental. Cakupan yang lebih
vesiculolitiasis, carcinoma kolon, sirosis baik yang diperoleh oleh blok QL-1
dengan asites, splenomegali massif dibandingkan dengan blok TAP tradisional
merupakan factor resiko terjadinya hernia adalah karena blok yang lebih dapat diandalkan
inguinalis. Pada asites, keganasan hepar, dari iliohypogastric/ilioinguinal serta saraf
kegagalan fungsi jantung, penderita yang genitofemoral di ruang pararenal posterior.
menjalani peritoneal dialisa menyebabkan
peningkatan tekanan intra abdominal Daftar Pustaka
sehingga membuka kembali processus 1. Rasjad C. Hernia. In: Sjamsuhidayat R, Jong
vaginalis sehingga terjadi hernia indirect.6 WD, editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
3. Lemahnya otot-otot dinding abdomen. Ke-3. Jakarta: EGC;2010.
Blok QL telah terbukti memberikan 2. Townsend, Courtney M. Hernias. Sabiston
analgesia superior dibandingkan dengan blok Textbook of Surgery. Edisi Ke-17.
TAP setelah operasi abdomen pada anak-anak. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2004.
Scimia dkk. menerbitkan satu laporan kasus 3. Aru W, Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit
penggunaan blok ultrasoundguided Dalam Jilid III. Edisi ke-5. Jakarta: Interna
transversalis fascia untuk pasien yang Publishing; 2009.
menjalani herniorrhaphy inguinalis. Menurut 4. Sherman V, Macho JR, Brunicardi FC.
beberapa penulis blok QL tipe 1 dan blok fasia Inguinalis hernias. In: Brunicardi FC,
transversalis pada dasarnya merupakan blok Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter
yang sama karena pola penyebaran injeksinya JG, Matthews JB, et al, editors. Schwartz’s

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|75


Principles of Surgery. Edisi Ke-9. New York: 8. P. Scimia, E. Basso Ricci, E. Petrucci, A. U.
McGraw-Hill Companies; 2010. Behr, F.Marinangeli, and P. Fusco,
5. Ruhl CE, Everhart JE. Risk factors for “Ultrasound-Guided Transversalis Fascia
inguinal hernia among adults in the US Plane Block,”A & A Case Reports. Case Rep
population. American Journal of Anesthesiol. 2018;2018:7161860.
Epidemiology. 2007;165(10):1154-61. 9. O. Choquet and X. Capdevila, “Quadratus
6. Kahan S. Buku Ajar Ilmu Bedah. Tagerang: Lumborum 1 and Transversalis Fascia
BinarupaAksara; 2011. Blocks: Different Names for the Same
7. G. Oksuz, B. Bilal, Y. Gurkan dkk. Posterior Pararenal Space Block,” Regional
“Quadratus Lumborum Block Versus Anesthesia and Pain Medicine.
Transversus Abdominis Plane Block in 2017;42(4):547-8.
Children Undergoing Low Abdominal
Surgery: A Randomized Controlled Trial,”
Regional Anesthesia and Pain Medicine.
2017;42(5):674-9.

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|76

Anda mungkin juga menyukai