STASE ANESTESI
“Manajemen Anestesi pada Pasien Hernia Inguinalis Lateral”
Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Rizky Ramadhana, Sp.An
Abstrak
Hernia inguinalis lateralis adalah suatu penonjolan dinding perut yang terjadi di daerah inguinal disebelah lateral pembuluh
epigastrika inferior. Penyebab terjadinya hernia inguinalis lateralis yaitu karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Pada hernia inguinalis lateralis pada orang dewasa berupa b enjolan d i l ip at paha ya n g ti mb ul pad a waktu
mengejan, batuk, atau mengangkat beban berat dan menghilang waktu istirahat barin g. Se kitar 80 - 90% d ari h ernia
inguinalis lateralis ditemukan pada laki-laki dan 10% pada perempuan. Lebih dari 750.000 pasien yang menjalani o p erasi
per tahun di Amerika Serikat. Insidens hernia inguinalis lateralis yang mengalami inkarserata atau strangulata bervariasi 5 -
15% pada seluruh dunia. Hernia inguinalis inkarserata dan strangulata merupakan kasus akut abdomen yang harus segera
ditangani oleh karena dapat memengaruhi morbiditas (19-30%) dan juga mortalitas (1,4-13,4%). Anestesi regional d apat
dibagi menjadi dua yaitu Blok sentral (blok neuroaxial) meliputi blok spinal, epidural, dan kaudal, d an B lo k p erifer ( bl o k
saraf), misalnya blok pleksus brakialis, aksiler, analgesia regional intravena, dan lain-lainnya. Indikasi anestesi spinal p ada
pasien yaitu akan dilakukannya pembedahan pada daerah anogenital dimana indikasi untuk anestesi spinal a ntara la in :
bedah ekstremitas bawah, bedah panggul, tindakan sekitar rektum-perineum, bedah obstetri-ginekologi, b edah u ro logi,
bedah abdomen bawah, dan pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri yang dikombinasikan dengan anastesia u mu m
ringan.
Korespondensi: Airlangga Damara, Jl. Abdul Muis 8 no.46 Gedung Meneng Rajabasa Bandar Lampung,
HP: 082122392512, e-mail: airlanggadamara@gmail.com.
Pendahuluan
Hernia inguinalis lateralis adalah suatu laki dan 10% pada perempuan. Lebih dari
penonjolan dinding perut yang terjadi di 750.000 pasien yang menjalani operasi per
daerah inguinal disebelah lateral pembuluh tahun di Amerika Serikat. Insidens hernia
epigastrika inferior. Penyebab terjadinya inguinalis lateralis yang mengalami inkarserata
hernia inguinalis lateralis yaitu karena anomali atau strangulata bervariasi 5-15% pada seluruh
kongenital atau karena sebab yangdidapat.1,2 dunia. Hernia inguinalis inkarserata dan
Pada hernia inguinalis lateralis pada strangulata merupakan kasus akut abdomen
orang dewasa berupa benjolan di lipat paha yang harus segera ditangani oleh karena dapat
yang timbul pada waktu mengejan, batuk, atau memengaruhi morbiditas (19-30%) dan juga
mengangkat beban berat dan menghilang mortalitas (1,4-13,4%)..3,4
waktu istirahat baring. Sekitar 80-90% dari Pengobatan operatif merupakan satu-
hernia inguinalis lateralis ditemukan pada laki - satunya pengobatan hernia inguinalis yang
Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|73
rasional. Indikasi operasi sudah ada saat Angka Eritrosit 4,64 106/uL, Angka Trombosit
diagnosis ditegakkan. Hernia inguinalis lateralis 173.103/uL, BT 3, CT 11, Ureum 23 mg/dl,
pada anak-anak harus diperbaiki secara Kreatinin 1,05 mg/dl. Berdasarkan pemeriksaan
operatif tanpa penundaan, karena adanya fisik, dan pemeriksaan penunjang maka
risiko komplikasi yang besar terutama diagnosis pada pasien ini adalah hernia
inkarserata, strangulata, termasuk gangren inguinalis lateral dengan direncanakan untuk
saluran cerna (usus), testis, serta peningkatan herniorapi.
risiko infeksi dan rekurensi yang mengikuti Pada kunjungan preoperatif didapatkan
tindakan operatif.1 kondisi pasien stabil dengan skor American
Anestesi regional dapat dibagi menjadi Society of Anesthesiologist (ASA) II. Di ruangan
dua yaitu Blok sentral (blok neuroaxial) dipasang iv line untuk akses pemberian cairan,
meliputi blok spinal, epidural, dan kaudal, dan dilakukan pemasangan dower catheter untuk
Blok perifer (blok saraf), misalnya blok pleksus evaluasi carian, dan diberikan premedikasi
brakialis, aksiler, analgesia regional intravena, antasida, H2 blocker dan metocloperamid.
dan lain-lainnya. Indikasi anestesi spinal pada Pasien dipindahkan ke area penyimpanan
pasien yaitu akan dilakukannya pembedahan preoperatif dan monitor standar ASA
pada daerah anogenital dimana indikasi untuk diterapkan. Dia ditempatkan dalam posisi
anestesi spinal antara lain : bedah ekstremitas terlentang sedikit miring ke kiri untuk lebih
bawah, bedah panggul, tindakan sekitar mengekspos sayap kanan dan menerima
rektum-perineum, bedah obstetri-ginekologi, fentanil 50 mcg untuk sedasi. Setelah
bedah urologi, bedah abdomen bawah, dan persiapan steril dan menggunakan teknik
pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri aseptik standar, probe linier frekuensi tinggi
yang dikombinasikan dengan anastesia umum yang ditutupi oleh lengan plastik steril
ringan. 5 ditempatkan secara horizontal pada umbilikus
dan dipindahkan ke lateral. Baik rectus
Kasus abdominis dan 3 lapisan otot dari dinding perut
Seorang laki-laki 54 tahun datang ke diidentifikasi dan ditelusuri ke posterior ke titik
poliklinik dengan keluhan terdapat benjolan di fasia yang dalam dari transversus abdominal
selangkangan kanan sejak ±6 bulan yang lalu. dengan fasia thoracolumbar. Sebuah jarum 10-
Benjolan dapat keluar masuk. Kadang benjolan G 10-cmnon merangsang echogenic Tuohy
membesar ketika pasien mengangkat beban maju inplane dengan probe sampai lokasi yang
dan ketika pasien jalan, namun ketika pasien tepat untuk blok QL tipe I. Posisi jarum
tiduran benjolan dapat masuk. Benjolan dipastikan dengan hidrodiseksi yang hati-hati
tersebut tidak nyeri, lunak dan tidak dengan salin normal dan, setelah aspirasi
mengeluarkan cairan. Tidak terdapat nyeri negatif, 20 ml ropivacaine 0,5% disuntikkan
perut , mual, muntah , nyeri kepala, batuk . dan tepat, penyebaran posterior diamati.
BAB dan BAK normal. Riwayat hipertensi, Selanjutnya pemeliharaan anestesi
jantung, diabetes mellitus, asma maupun alergi dilakukan dengan ventilasi kendali memakai O2
disangkal. Riwayat anestesi sebelumnya dan durante operasi dilakukan monitoring
disangkal. secara ketat tekanan darah arterial, heart rate,
Pemeriksaan didapatkan, keadaan saturasi oksigen, end tidal CO2, produksi urin,
umum baik, kesadaran compos mentis, dan perdarahan. Operasi berlangsung selama 1
tekanan darah 133/77 mmHg, nadi 90 x/menit, jam, hernia dapat diperbaiki. Selama operasi
respirasi 16 x/menit, suhu 36,7 oC. pasien mengalami perdarahan sekitar 500 ml,
Pemeriksaan kepala-leher, konjungtiva anemis, dan produksi urin 200 ml, tekanan darah
sklera tidak ikterik, hidung, mulut, mandibula arterial antara 90-120/50-70 mmHg, end tidal
tidak didapatkan kelainan. Pemeriksaan thorak, CO2 33-35 mmHg, saturasi oksigen 97-100%.
abdomen, dan ekstremitas tidak didapatkan Pasca operasi pasien, dilakukan pemulihan
kelainan. Status Lokalis pada regio Inguinalis penuh di ruang observasi selama 1 jam. Setelah
dextra teraba benjolan diameter + 4 cm, dipastikan tidak ada komplikasi dan kondisi
konsistensi lunak, tunggal, bisa dimasukkan lagi pasien stabil, pasien di pindahkan ke ruang
(reponibel), tak nyeri dan tak panas. perawatan untuk mendapatkan evaluasi lebih
Pemeriksaan penunjang : darah lengkap Hb lanjut dari bagian bedah.
13,5 g/dL, Hmt 44, Angka Leukosit 4,5 103/uL,