Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANALISIS KASUS PELANGGARAN HAM

Mata Kuliah Konsep Dasar PKN

Dosen Pengampu: Agustina Tyas Asri Hardini, S. Pd., M.Pd.

Oleh Kelompok 2:

Liberta Mude 292017157

Meina Candra Anggraini 292018005

Prajna Angger Kusuma 292018009

Debi Ariska Saputri 292018014

Mutea Septiana Mutiara 292018017

KELAS RS18A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019
Apakah kasus penusukan yang dialami Wiranto dapat
dikatakan sebagai pelanggaran HAM?

Kronologi

https://www.instagram.com/p/B3eWZiLhjAj/?igshid=17l3kpki2domw
https://www.suara.com/news/2019/10/10/135206/menkopolhukam-wiranto-ternyata-kena-2-kali-tusukan-di-
perut

Penusukan dialami oleh Menko Polhukam Wiranto pada hari Kamis tanggal 10 Oktober 2019 di
Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten. Kejadian bermula ketika Wiranto turun dari mobil tiba-tiba
ditusuk oleh orang tidak dikenal.

Kasus penusukan yang dialami oleh Wiranto yang menjabat sebagai Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan seusai menghadiri acara peresmian Gedung Kuliah Bersama
di Universitas Mathla’ul Anwar yang berada di Kampung Cikalung, Desa Sindanghayu, Kecamatan
Saketi. Saat turun dari mobil, bersalaman dengan ulama dan tokoh masyarakat Menes tiba-tiba
orang tidak dikenal muncul dari belakang mobil menusuk Wiranto dari samping kiri mobil
menggunakan senjata tajam. Orang tidak dikenal itu beraksi bersama seorang wanita yang melukai
Kapolsek Menes Kompol Daryanto.

Dari informasi yang didapat, ternyata pelaku penusukan adalah sepasang suami istri yang
bernama Syahrial Alamsyah alias Abu Rara dan istrinya Fitri Andriana. Pelaku tinggal di kontrakan
Kampung Sawah, Desa Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten sejak bulan Ferbuari 2019. Menurut
pemilik kontrakan H. Yusep dan ketua RT Mulyadi, Abu Rara merupakan seorang warga yang
tertutup dan istrinya bercadar. Riwayat pendidikan pelaku adalah sarjana hukum dan ternyata
pelaku adalah mantan narapidana yang pernah menggunakan narkoba.

Diduga motif pelaku melakukan aksi penusukan dilatar belakangi karena posisi militant ISIS
di Indonesia semakin terjepit dengan penangkapan terduga teroris di seluruh pelosok Indonesia.
Satu diantaranya yang baru-baru ini ditangkap oleh densus 88 adalah bos dari pelaku (Abu Rara)
yakni Abu Zee yang merupakan pemimpin Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi pada September
lalu. JAD adalah sebuah kelompok militan Indonesia yang dilaporkan memiliki kaitan dengan
pengeboman pada tahun 2018. Tujuan dari JAD adalah wadah menyatukan para pendukung ISIS di
Indonesia dan mempersiapkan orang-orang yang hendak berjihad. Akibat penangkapan temannya,
pelaku merasa takut sehingga beranggapan bahwa dirinya sebentar lagi juga akan ditangkap.
Sehingga pelaku mencari momentum untuk melakukan jihad. Maka harapan pelaku melakukan
penusukan terhadap Wiranto yaitu supaya pelaku di tembak mati polisi dengan begitu ia
beranggapan jihadnya berhasil. Menurut pengamat psikolog forensik, Dra. A Kasandra Putranto,
motif pelaku berhubungan dengan keyakinannya. Ada kemungkinan pelaku terlibat dalam jaringan
kelompok radikal. Selain itu, kemungkinan yang lain adalah kejiwaan pelaku terganggu karena ia
pernah menggunakan narkoba.

Setelah kejadian tersebut, Wiranto mengalami 2 luka tusukan dibagian perut. Wiranto pun
langsung dilarikan ke rumah sakit setempat kemudian dipindahkan ke RSPAD Gatot Subroto
Jakarta. Setelah mengalami masa kritis, kondisi Wiranto saat ini sudah membaik.

Berdasarkan kasus ini dapat dinyatakan bahwa kasus penusukan terhadap Wiranto sebagai
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan merupakan sebuah pelanggaran HAM.
Aksi penusukan ini melanggar Hak Asasi Manusia bagi Wiranto pada UUD 1945 Pasal 28 I ayat 1
yang berbunyi ”Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusiayang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun ”. Pada ayat ini menekankan
pelanggaran pada hak untuk hidup dan untuk tidak disiksa. Sesuai pasal 28 G ayat 1 yang berbunyi
“setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,kehormatan,martabat,dan harta benda
yang dibawah kekuasaanya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”. Diperkuat lagi dalam Dalam
UU No.39 tahun 1999 tentang HAM. Berdasarkan UU No.39 tahun 1999 pelaku melanggar pasal 1
ayat 6 yang berbunyi “ Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian,membatasi,dan atau
mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU ini , dan tidak
mendapatkan,atau di kawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
benar,berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku”. Sesuai hukum yang ada di Indonesia,
pelanggaran yang dilakukan oleh Abu Rara dan Istrinya dapat dijerat hukum dengan pasal 340
KUHP yang berbunyi “ barang siapa dengan sengaja dan persetujuan lebih dari yang di tangguhkan
orang lain,disetujui karena disetujui oleh (moord), dengan hukuman mati atau pembunuhan,atau
hukuman mati selama-lamanya 20 tahun”. Dari uraian bunyi pasal diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembunuhan berencana memiliki dua unsur yaitu: unsur subyektif dan unsure obyektif. Di dalam
unsur subyektif (aksi pelaku sudah direncanakan terlebih dahulu karena pelaku menunggu
kedatangan Wiranto di belakang mobil), sedangkan unsur obyektif (aksi pelaku tersebut menusuk
perut Wiranto dengan menggunakan senjata tajam).
Kesimpulan :

Dari kasus penusukan yang dialami Wiranto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik
Hukum dan Keamanan, dapat dikatakan sebagai pelanggaran HAM karena melanggar UUD 1945
pasal 28 G dan I ayat 1 dan UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. dan juga
diberatkan pada pasal 1 ayat 6. Pelaku (Abu Rara) diberatkan sehingga dapat dijerat hukum pada
pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
DAFTAR PUSTAKA:
https://www.suara.com/news/2019/10/10/150403/12-fakta-baru-yang-terungkap-soal-penusukan-
menkopolhukam-wiranto

https://www.liputan6.com/news/read/4086010/pengakuan-pemilik-kos-tentang-identitas-abu-rara-
pelaku-penusukan-wiranto

https://wartakota.tribunnews.com/2019/10/13/mantan-teroris-blak-blakan-membongkar-isi-otak-si-
penusuk-wiranto-abu-rara?page=3

https://www.suara.com/news/2019/10/10/135206/menkopolhukam-wiranto-ternyata-kena-2-kali-
tusukan-di-perut

https://www.instagram.com/p/B3eWZiLhjAj/?igshid=17l3kpki2domw

https://www.google.com/amp/s/www.voaindonesia.com/amp/5120384.html

Anda mungkin juga menyukai