Anda di halaman 1dari 7

BAB V

HASIL STUDI LITERATUR

Jumlah artikel keseluruhan yang ditemukan selama proses pencarian


dengan menggunakan kata kunci “Pre dan Post conference” yaitu sebanyak 25
artikel dengan rincian sebanyak 10 artikel dari, Google Search dan Google
Scholar dan Kemudian, artikel – artikel yang telah ditemukan diseleksi sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan oleh penulis, sehingga
menyisakan sebanyak 5 artikel yang paling sesuai dengan maksud dan tujuan
penulis. Adapun uraian 5 artikel tersebut adalah sebagai berikut
Jurnal 1
Penulis 1.Yeyen Supriyanto

2.Bunga Astria Paramashanti

3.Dewi Astiti

Tahun 2017
Judul Berat badan lahir rendah berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan
Sumber
Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu
Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Metode cross sectional
Populasi dan sampel Populasi
dalam penelitian ini adalah orang tua dan anak yang berumur 6-23 bulan yang berjumlah 1217 responden
Hasil Berdasarkan analisis Chi-Square menunjukkan anak yang BBLR memiliki hubungan yang signifi kan dengan kejadian
stunting (p value <0,000) dengan nilai OR 6,16 (95% Cl: 3,007-12,656), dengan kata lain anak yang lahir dengan
berpeluang 6,16 kali lebih besar untuk mengalami stunting dari pada anak yang memiliki berat badan lahir normal.

Kesimpulan Ada hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di

Jurnal 2
Penulis 1.Avrianti. Maulita
2.Listian Eka Pratiwi

Tahun 2017
Judul HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
USIA 24-59 BULAN DI KELURAHAN TEGALREJO
Sumber
Tujuan mengetahui Hubungan BBLR dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 bulan di kelurahan Tegalrejo
Metode analitik korelasional
Populasi dan sampel Populasi penelitian ini yaitu semua balita usia 24-59 bulan yang mengalami stunting sebanyak 67 dan pengambilan sampel
menggunakan purpossive sampling sebanyak 54 balita yang memenuhi kriteria sampel.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita stunting dengan klasifikasi pendek yang BBLR sebanyak 14 (25,93%) dan tidak
BBLR sebanyak 29 (53,7%) balita. Sedangkan balita stunting dengan klasifikasi sangat pendek yang BBLR sebanyak 9
(16,67%) dan tidak BBLR sebanyak 2 (3,7%) balita. Hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai p-value 0,005 lebih kecil dari
α (0,005 < 0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara BBLR dengan kejadian stunting pada balita
usia 24-59 bulan. Nilai Contingency Coefficient yaitu 0,372,
Kesimpulan diinterpretasikan bahwa hubungannya lemah

Jurnal 3
Penulis 1.Beauty Grace Nainggolan

2.Monalisa Sitompul

Tahun 2017
Judul HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1-3
TAHUN
Sumber
Tujuan untuk mengetahui hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 1-3 tahun.
Metode descriptive
Populasi dan sampel Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 38 responden dengan menggunakan total sampling dan uji yang digunakan
adalah Chi Square
Hasil Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai Pvalue 0,005

Kesimpulan
dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara BBLR dengan kejadian stunting. Penelitian ini dapat menjadi bahan
masukan untuk mutu pelayanan kesehatan dan pengembangan keilmuan, keterampilan dalam bidang keperawatan anak
sehingga diharapkan adanya peran aktif promosi kesehatan tentang gizi ibu hamil sebagai persiapan prenatal maupun
neonatal agar dapat menurunkan angka kejadian BBLR yang berdampak stunting.

Jurnal 4
Penulis 1.Darwin Nasution
2. Detty Siti Nurdiati
3.Emy Huriyati3

Tahun 2014
Judul Berat badan lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan
Sumber
Tujuan Menganalisis hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Yogyakarta.
Metode case control
Populasi dan sampel anak usia 6-24 bulan dengan kelompok kasus adalah anak stunting (PB/U < -2 SD Z-score) dan kelompok kontrol adalah
anak yang normal berdasarkan
indikator PB/U. Jumlah subjek penelitian untuk kelompok kasus dan kontrol sebanyak 242 dengan ibu balita sebagai
respondenpenelitian.
Hasil Proporsi anak 6-24 bulan yang mengalami BBLR sebesar 15,7%. Ada hubungan bermakna antara BBLR dengan kejadian
stunting pada anak usia 6-24 bulan (OR=5,60; 95%CI:2,27-15,70). Ada hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian
stunting pada anak usia 6-24 bulan (OR=2,14; 95%CI:1,08-4,33). Faktor sosial ekonomi (pendidikan ibu, pendapatan
keluarga, dan jumlah anggota keluarga) tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian stunting.
Kesimpulan
BBLR berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Yogyakarta.

Jurnal 5
Penulis
1. Linda Wati1, Monarisa
2. Meta Rikandi3

Tahun 2019
Judul Pengaruh Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Lubuk Buaya Padang Tahun 2019
Sumber
Tujuan untuk mengetahui pengaruh berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting pada anak usia 12-23 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019
Metode univariat dan bivariat, dan multivariat
Populasi dan sampel sampel dalam penelitian ini berjumlah 294 orang balita baik dengan stunting maupun tidak stunting.
Hasil penelitian didapatkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan dengan kejadian stunting, terdapat
hubungan yang bermakna antara riwayat infeksi dengan kejadian stunting, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pemberian ASI dengan kejadian stunting, terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan kejadian stunting,
Kesimpulan
Faktor yang paling mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang
Tahun 2019 adalah pola asuh dengan nilai p value =0,002.

Jurnal 6
Penulis 1.Atikah Rahayu
2.Fahrini Yulidasari
3.Andini Octaviana Putri
4.Fauzie Rahman

Tahun 2014
Judul Riwayat Berat Badan Lahir dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia Bawah Dua Tahun
Sumber
Tujuan untuk mengkaji risiko riwayat berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak baduta.
Metode cross sectional
Populasi dan sampel Populasi penelitian ini merupakan ibu-ibu yang memiliki anak baduta dan besar sampel sejumlah 117 terdiri dari anak
baduta. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama tiga bulan pada bulan September – November 2014. Kategori BBLR jika
riwayat berat badan lahir < 2.500 gram. Analisis data bivariat menggunakan uji kai kuadrat dan data multivariat
menggunakan uji regresi logistik.
Hasil Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat status BBLR (nilai p = 0,015)
dengan stunting pada anak baduta. Berdasarkan hasil analisis multivariat, diperoleh bahwa BBLR merupakan faktor risiko
yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting. Anak dengan BBLR memiliki risiko 5,87 kali untuk
mengalami stunting.
Kesimpulan Riwayat BBLR memiliki peranan penting dalam kejadian stunting anak baduta di wilayah Puskesmas Sungai Karias, Hulu
Sungai Utara.

Jurnal 7
Penulis Ade Ira Zahriany

Tahun 2017
Judul PENGARUH BBLR TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 12-60 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TANJUNG LANGKAT TAHUN 2017

Sumber
Tujuan untuk mengkaji risiko riwayat berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak baduta.
Metode retrospective
Populasi dan sampel sebanyak 15 orang (48,39%),
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia 12-60 bulan yang memiliki berat badan lahir rendah dan mendapatkan
stunting di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Langkat 58 padang tahun 2015 sebanyak 15 orang (48,39%), sedangkan anak
normal yang menderita stunting sebanyak 16 orang (51,61%). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian lainnya yang
mengatakan bahwa anak stunting lebih banyak memilki riwayat berat badan lahir rendah.
Kesimpulan Terdapat hubungan yang signifikan antara BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 12-60 bulan. Anak yang lahir
dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko untuk menderita stunting sebesar 3 kali.

Anda mungkin juga menyukai