Anda di halaman 1dari 30

KONSTRUKSI BAJA II

Materi Baja II → Perencanaan konstruksi kuda-kuda kop baja


- Pembebanan pada gording
- Dimensi gording
- Perhitungan gaya-gaya batang pada titik simpul
- Mendimensi batang Tarik dan tekan
- Pengontrolan pelat simpul
- Perhitungan kolom
- Perhitungan pondasi

→ Perhitungan konstruksi dengan bahan las

RANGKA :
Rangka yaitu : suatu konstruksi pendukung yang terdiri dari segi tiga batang dan
bentuk degi tiga ini di pilih berhubung tahan bentuk.

Dan titik-titik dimana batang itu bertemu di pandang sebagai engsel. Suatu rangka
dapat statis tertentu dan tidak tertentu. Hal ini tergantung pada banyaknya batang dan
juga ttik simpul. Konstruksi menjadi statis tertentu bila :

S=2.n–3

s = banyak batang

n = banyak titik simpul

Untuk konstruksi statis tertentu gaya-gaya batang dapat dihtung dengan cara Ritter,
Culman, atau dengan diagram Cremona.

Bentuk Rangka :

Bentuk rangka adalah tergantung pada tujuanya, kalau kita memerlukan pinggir
atas yang datar, maka dapat dibuat gelagar sejajar. Jika rangka itu diperlukan untuk
kuda-kuda, maka pinggir atas mengikuti bidang atap sedang pinggir bawah bisa dibuat
datar.
Tinggi rangka untuk gelagar-gelagar sejajar atau yang hampr sejajar dibuat 1/8 – 1/2
kali bentang (L).

Atap Datar

Kuda-Kuda Type Inggris

Kuda-Kuda Polonceau

a. Kuda – kuda Portal b. Kuda-kuda Engsel tiga


KONSTRUKAI ATAP
Pada kuda-kuda baja maka penutup atap bias terdiri dari :
 Genteng (α min 30°)
 Penutup dari Sirap (α min 10°)
 Seng gelombang
 Eternit bergelombang

Eternit gelombang sifat menyekatnya lebih baik dari pada seng gelombang dan tidak
membutuhkan pemeliharaan. Kejelekanya ialah, bahwa pelat-pelat ini tidak tahan
tumbukan maka dari itu pemasangan dan pengangkutanya harus hati-hati dan tentang
pemasangannya hampir sama dengan seng gelombang.

 Batang Tarik
Batang Tarik merupakan elemen yang paling sederhana perencanaannnya dibandingkan
dengan elemen lainya. Sebab pada umumnya akibat beban sentris tegangan merata pada
P
seluruh penampang dimana σ = Dan instabilitas bukanlah problem jaminan yang
F
harus di pertimbangkan. Pembuatan lubang untuk penyambungan pada batang Tarik
mengakibatkan berkurangnya luas penampang batang. Hal ini harus di perhitungkan
pada perencanaan.

 Dimensi batang Tarik yang dibebani gaya P.


P
Fbr + 1,15 Fn → Fn =
σt
Dengan diketahui Fbr, maka ukuran profil dapat ditentukan kontrol akibat
perlemahan :
Fbr yang ada = 2 . F1 = ……..cm²
F perlemahan = = ……..cm² _
Fn = ……..cm²
P
Jadi σt = < σt ( Ok )
Fn
 Batang Tekan :
Batang tekan adalah batang yang menerima atau mendukung suatu gaya tekan baik
secara sentris maupun exentris, sehingga batang tersebut hanya menerima gaya axial
atau kombinasi antara gaya axial dengan momen.

Dalam perencanaan suatu batang tekan yang perlu kita perhatikan adalah peristiwa
tekuk. Batang tekan akan menekuk kearah sumbu yang mempunyai jari-jari inersia
terkecil.
Macam-macam batang tekan yang berhubungan dengan panjng tekuknya :

Besarnya Pkr. di pengaruhi oleh kelangsingan batang yaitu ( λ ) dimana :


LK i
I=i ².F
λ=
i
dan i =
√ F

π 2. E . I π 2 . E .i 2 . F π 2. E . F
Maka Pkr = = =
L2 λ 2 . i2 λ2
Pkr π 2. E . F π 2. E
Kalau Pkr = F. σkr → σkr = F = λ2 . F = λ2 Rumus Euler

Jadi Jelas sekali bahwa harga Pkr dan σkr berubah – ubah tergantung dari besarnya λ .

(Sebab besarnya λ², E dan F adalah tetap )


 Rumus Euler di buat dengan anggapan bahwa perpanjangan atau perpendekan,
berbanding lurus (seharga) dengan naikya tegangan.
 ( Hukum Hoke )
Sedang Hukum Hoke berlaku, apabila besarnya Tegangan hanya sampai pada batas
perbandingan seharga (batas propotio yang bagi baja St 37 besarnya batas propotio ini
(σp = 2000 kg/cm2) sehingga persamaannya :

π 2. E
σkr = σp = λ2
3,14 x 2100000 20726000
2000 =
λ2
→ λ=
√ 2000
= 102

Diambil praktis λ = 100


Jadi dalam daerah λ < 100 Rumus Euler tidak berlaku. Dan rumus Euler berlaku pada
daerah elastis (kenyal), daerah dimana λ ≥ 100
Untuk daerah tidak kenyal (daerah λ < 1000, dari beberapa penyelidik antara lain : Von
Tetmayer, Rein, Karman, dan Enggeser berusaha dengan jalan pengalaman, untuk
mencari perbandingan antara σkr dan λ dari pendapat Rein, tampak bahwa :

1. Pada λ 0 – 60 besarnya σkr adalah tetap (sebesar batas lumer St 37 yakni = 2400
kg/cm2
2. Pada kelangsingan λ dari 60-100 besarnya σkr berubah-ubah menurut garis lurus
yaitu σkr = 2890-8,17 λ
3. Pada λ > 100, adalah daerah kenyal dan berlaku
π 2. E
Rumus Euler → σkr = λ2

Grafik σkr (tegangan kritis)

Dimensi Batang Tekan :


Penentuan Profil :

I min = 1,69 Plk2 untuk σt 1400 kg/cm2 (Potma 82)

A. Kontrol tekuk terhadap sumbu bahan (x – x)


lk
Λx = →αx = ………….(tabel baja)
ix
Ժ dɑ = ɑx . Ժt
P
 Ժ kerja = < Ժ dɑ (memenuhi)
F
B. Kontrol tekuk terhadap sumbu bebas bahan y-y

Iy = 2 [ Iy + F ( f + 1/2a )2 ] = ……. Cm4

Iy 0,9 Iy
Iy =
√ F
→iyf =¿
√ F
lk
λyf = → ɑyf = …………….(tabel)
iyf

αx
Syarat ɑyf . ɑy1 > ɑx → ɑy1 > = ………….
αyf
Sehingga untuk ɑy1 = ……→ λy1 = ……………(tabel)
Ik’ = λy1 . iy (I min) = ………cm
Kalau la’ > Ik’ → harus dipergunakan pelat kopel untuk memeperpendek lapangan
tekuk.
Dimana : la’ = Panjang batang tekan mula-mula
Ik’ = Panjang batang tekan yang diijinkan
IA
Banyak Lap. Tekuk (n) = =………..
Ik '
IA
Panjang Lap. Tekuk (L’) = =………..cm
n

Pemeriksaan Tegangan Tekan :


l'
λu = = ……….. → ɑu = …………(tabel)
imin
Ժdɑ = ɑu . ɑyt . Ժt = ……….kg/cm2
P
Jadi Ժ kerja = < Ժ dɑ → (Ok)
2F
Perencanaan Kuda-Kuda Type Inggris

 Data-data Perencanaan :
- Kuda – kuda type Inggris
- Bentang L = 10 m
- Panjang 5 x 5 = 25 m
- Kemiringan atap = 20o
- Jarak kuda-kuda = 5 m
- Tekanan angin = 50 kg/m2
- Tegangan baja Ժt = 1400 kg/cm2

 Perhitungan jarak gording :

ɑ = 20 °
AB = 1,66 m
AB AB 1,66
cos ɑ = → A’ = → A’ = = 1,76
A' cos ɑ 0,936
m
 Perhitungan Gording :
Berat gording ditaksir = 10 kg/m2
Berat atap seng (BWG 24) = 10 kg/m2
Q = 20 kg/m2
Jadi G = Q x Jarak gording x jarak kuda-kuda
= 20 x 1,76 x 5 = 176 kg
 Perhitungan Tegangan Angin:
Koefisien angin tekan (c) = 0,02 ɑ - 0,4
Koefisien angin hisap c = -0,4

Bila ɑ = 20° → koef. Angin tekan c = 0,02 x 20 – 0,4 = 0


Maka angin tekan tiap m2 = 0,50 kg/m2 = 0 kg/m2
Sehingga setiap titik simpul menerima beban angin tetap
W1 = 0 g/m2 x jarak gording x jarak kuda-kuda
= 0 x 1,76 x 5 = 0 kg
Koefisien Angin Hisap = -0,4
Angin hisap tiap m2 = -0,4 x 50 kg/m2 = -20 kg/m2
W2 = -20 kg/m2 x 1,76 x 5
= -176 kg (bekerja pada bidang atap)
 Perhitungan Beban Kebetulan (P) :
Beban ni adalah beban akibat orang yang sedang memeperbaiki / memasang dan
memelihara konstruksi tsb. dimana ditentukan P = 100kg (vertical)
 Bagan Hasil Pembebanan :

A. Berat Sendiri B. Gaya Angin C. Beban Kebetulan


Kombinasi Pembebanan :
→A + B
Gaya yang sumbu x
Qx = G cos ɑ + W1
= 165,264 + 0 = 165,264 kg
Qx = G cos ɑ + W2
= 165,264 – 176
= -10,736 kg
Gaya yang sumbu y
Qy = g sin ɑ = 60,192 kg

Kombinasi Pembebanan A + C :
Gaya yang sumbu x
Qx = G cos ɑ + P cos ɑ
= 165,264 + 93,9
= 259,164 kg
Gaya yang sumbu y
Qy = G sin ɑ + P sin ɑ
= 60,192 + 34,2
= 94,392 kg
Jadi dari kedua kombinasi tersebut yang menentukan adalah kombinasi A + C yang
terbesar

 Perhitungan Momen Pada Gording :


Adapun arah qx dan qy menurut Perhitungan diatas adalah bekerja pada titik
simpul / tumpuan, dalam hal ini maka beban-beban tersebut merata pada gording
dengan syarat , beban tumpuan qx dan qy dibagi dengan bentang gording.

Untuk menentukan gording di ambil M max dimana M max = M2 = M3 = 0,105 ql2


Dimana q = Q/l → Q = q/l
Mx = 0,105 x Q x l
= 0,105 x 259,164 x 5 = 129,582 kg.m
= 12958,2 kg.cm
My = 0,105 x 94,392 x 5 = 47,196 kg.m
= 4719,6 kg.cm
M M
Momen Penahan → W = →Ժ=
Ժ W
Mx My
Ժ max = ± ≤ժ Rumus Hukum Hoke
Wx Wy
Diamana Wy = 1/8 . Wx
My
Mx Mx+ 8 My
Ժ max = + 1 Wx =
Wx Wx
8
Mx+ 8 My 12958,2+ 8. 4719,6
Wy perlu = =
ժ max 1400
= 36,225 cm3 → [ 10
Dimana data [10 → Wy = 41,2 cm3
Wx perlu
Wx = 8,49 cm3
Ix = 206 cm4 ; Iy = 29,3 cm4 ; G = 10,6 kg/m’
Kontrol Lendutan : → f = 1/400 L
Q. l ³
F tengah =K. Rumus Potma hal 106
I
Dimana K1 = 3,07 K2 = 0,72 K3 = 1,5
Q = dalam ton
L = dalam meter
3,07 .0,259 . 5³
Fx = = 0,496 cm
206
3,07 .0,094 .5³
Fy = = 1,291 cm
29,3

Fm = √ f x 2+ fy ² = 1,383 cm
fm 1,383
≤ 1/400 → > 1/400 →belum memenuhi
L 500

Untuk mengatasi hal tersebut diatas agar tidak terjadi lenturan, →perlu dipasang
trek stang / batang penguat dengan Ø 1/4”. Dimana trek stang hanya mempengaruhi
lenturan atas sumbu y. Sehingga momen yang berubah kearah sumbu y keatas sumbu x
tetap.

Mx = 0,105 x 259,164 x 5 = 129,582 kg.m

= 12958,2 kg.cm

My = 0,105 . ½ qy . ½ L

= 0,105 . ½ . 94,392 . ½ . 5 . = 11,799 kg.m

=1179,9 kg.cm
Momen tahanan yang diperlukan :
Mx+ 8 My
Wx perlu = = 16 cm3
ժ
Jadi dipakai profil [ 8 →Wx = 26,5 cm3 > Wx perlu
Wy = ……..Ix = ……..Iy =……….
G =……….

Mx My
Kontrol Tegangan : ժ max = + <ժ (Ok)
Wx Wy

Catatan Penyelesaian ! sama dengan rumus seperti diatas

F’m / e = harus lebih kecil 1/400 (Ok)

Perhitungan Gaya-Gaya Vertikal Pada Titik Simpul :


a. Bobot Kuda-Kuda = ( L + 2 ) kg/m2
= 10 + 2 = 12 kg/m2

Tiap titik simpul tengah memikul :

L
P = . jarak kuda-kuda . 12
6

10
= . 5 . 12 = 100 kg
6
Titik simpul tepi memikul ½ P = ½ . 100 = 50 kg.

Dimana arah gaya-gaya pada titik simpul tersebut vertical ( bidang atap)

b. Berat sendiri penutup atap seng BWG 24


- Berat seng BWG 24 = 10 kg/m2 (PMI)
- Titik simpul tengah = 1,76 . 5 . 10 = 88 kg
- Titik simpul tepi = ½ . 88 = 44 kg

c. Berat sendiri gording [ 8 → G = 8,64 kg/m’


- Titik simpul tepi dan tengah = 5 . 8,64 = 43,2 kg
- Titik simpul puncak = 2 . 43,2 = 86,4 kg

Dimana semua gaya-gaya tersebut bekerja bidang atap

d. Beban angin
- Angin tekan →dalam perhitungan besarnya angin tekan w1 = 0 kg maka
konstruksi tersebut tidak menerima angin tekan sehingga yang timbul
hanyalah angin hisap.
- Angin hisap (W2) = -20 kg/m2
- Titik simpul tengah = 1,76 . 5 . -20 = -176 kg
- Titik simpul tepi = ½ . -176 = -88 kg

Jadi untuk mempermudah dalam penggambaran gaya-gaya yang bekerja maka di


buatlah tabel hasil perhitungan sebagai berikut.

 Beban Sendiri

Simpul Tengah Simpul Tepi Puncak


Nama Beban
kg kg kg
Bs. Kuda-kuda 100 50 100
Bs. Seng BWG 24 88 44 88
Bs. Gording 43,2 43,2 86,4
Jumlah beban 231,2 137,2 274,4
di bulatkan ~232 ~138 ~275

 Beban karena tekanan angin

Simpul tengah Simpul Tepi Puncak


Nama Beban
kg kg kg
Angin Tekan
0 0 0
(W1)
Angin Hisap
-176 -88 -88
(W2)

 Skema Pembebanan

Akibat berat sendiri


Tekanan angin kiri

Tekanan angin kanan

Dari skema pembebanan kita adakan suatu penyelesaian dengan cara cremonna untuk
menghitung besarnya gaya-gaya batang baik akibat berat sendiri angin kiri maupun
akibat tekanan angin kanan.

 Daftar gaya-gaya batang hasil Cremona


Angin Gaya
Gaya Batang Angin Kiri
Batang Kanan Batang
Berat sendiri kg kg Terbesar
A1 -1775 430 845 -1775
A2 -1775 430 880 -1775
A3 -1435 430 680 -1435
A3' -1435 680 430 -1435
A2' -1775 880 430 -1775
A1' -1775 845 430 -1775
H1 1660 -200 -950 1660
H2 1350 -200 -680 1350
H3 1020 -200 -410 1020
H3' 1020 -200 -410 1020
H2' 1350 -460 -410 1350
H1' 1660 -740 -410 1660
V1 -230 0 190 -230
V2 -355 0 280 -355
V3 0 0 0 0
V2' -355 280 - -355
V1' -230 190 - -230
D1 395 0 -335 395
D2 485 0 -390 485
D2' 485 -390 0 485
D1' 395 -335 0 395

Perhitungan Dimensi Batang Tarik Dan Tekan


 Dimensi Batang Tarik
H1 = + 1660 kg
Fbr = 1,15 . Fn → Rumus Empiris pendimensian batang Tarik
P 1660
→ Fn =
ժt
= 1400
= 1,186 cm2

Fbr = 1,15 . 1,186 = 1,364 cm2


Dipakai L 45.45.5 → F = 4,3 cm2 > Fbr = 1,364
Kontrol :
Fbr yang ada = 2 . 4,3 = 8,6 cm2
Perlemahan paku = 2 . 1,4 . 0,5 = 1,4 cm2 _
F net = 7,2 cm2
P 1660
Jadi ժt° = = = 231 kg/cm2 < ժ = 1400 kg/cm2
F net 7,2
Jadi untuk batang bawah atau H dipilih profil 45.45.5

 Dimensi Batang Tekan


Batang Vertikal V2 = -335 kg → l = 1,76 m
I min = 1,93 . P . lk2 → potma hal 82
= 1,93 . 0,355 . 1,762
= 2,002 cm2
I min ˪ = ½ . 2,002 = 1,001 cm4
Jadi dipakai profil 45.45.5 → I x = Iy = 7,83 cm4 > I min
Ix = Iy = 1,35 cm
F = 4,3 cm2 .; I min = 0,87
 Kontrol Tekuk Terhadap Sumbu bahan (x-x)
λ ɑ
λx = = = 130,37
130 0,25 lk 176
130,37 ……… ix 1,35
131 0,246

130,37−130
ɑx = 0,250 - . (0,25 – 0,246)
131−130
= 0,248

Ժdx = ɑx . ժt
= 0,248 . 1400 = 347,2 kg/cm2
P 355
Ժ kerja = = = 41,22 kg/cm2 < ժdx = 347,2 kg/cm2
2F 2. 4 .3
Jadi Profil L 45.45.5 memenuhi.
 Kontrol Tekuk Terhadap Sumbu Bebas bahan (y-y)
Ukuran siku 45.45.5
Tebal Pelat Siku s = 0,8 cm
Ix = Iy = 7,83 cm4
ix = iy = 1,35 cm4
F = 4,3 cm2
e = 1,28 cm
i min = 0,87
Iy = 2 [Iy + F (s + a)2 ]
= 2 [7,83 + 4,3 (1,28 + 0,4)2 ]
= 39,93 cm2
Iy 0,9. Iy
Iy =
√ F
→ iyf =

F
= 2,044

lk 176
λyf = = = 86,11 →ɑyf = interpolasi
iyf 2,044
ɑyf = 0,537
Ada syarat bahwa : ɑyf . ժy1 > ɑx
ɑx 0,248
ɑ y1 > → ɑy1 > = 0,461
ɑx 0,537
Untuk ɑy1 = 0,461 → λ yf = 95,5
Untuk ini λ yf > λ yf → 95,5 > 86,11
lk’ = λ yf . iy1
= 95,5 . 0,87 = 83,085 cm
IA > Ik’ → 176 > 83,085 cm
Maka untuk ini di pasang pelat kopel guna untuk memperpendek lapangan
tekuk.
lk 176
 Banyaknya lap tekuk =
lk '
= 83,085
= ~ 3 lap tekuk
176
 Banyaknya lap tekuk = = 58,7 cm
3

 Kontrol Tegangan Tekuk :


58,7 58,7
Λu = = = 67,47 → ɑu = 0,691
imin 0,87
Ժ dɑ = ɑu . ɑyf . ժt
= 0,691 . 0,537 . 1400 = 519,49 kg/cm2
P 355
Ժ kerja = = = 41,3 kg/cm2 < 519,49
2 F 02. 4,3
Jadi untuk batang tekan tersebut dengan memakai 3 lapangan tekuk ternyata
telah memenuhi (aman).

 Perhitungan Pelat Kopel ;


Hn = 2W + S = 2 . 2,5 + 0,8 = 5,8
cm
lk = 176 cm
Iy = Ix = 7,83 cm4
F = 4,30 CM
Ժ dɑ = 347,2 kg/cm2
Ժt = 1400 kg/cm2
C =5.d
= 5 . 1,4 = 7 cm
K = 3d
= 3 . 1,4 = 4,2 cm

Dmax . S . lk ²
L max = Rumus
Iy
Perhitungan gaya 3 :
D max = 1,5 % . ժ dx . F
= 1,5 % . 347,2 . 2 . 4,3 = 44,79 kg
S = momen statis
S = Fl . (e + a)
= 4,3 . (1,28 + ½ . 0,8) = 7,224 cm3
lk 176
Lk’ = = = 58,66 cm
3 3
44,79 .7,224 .58,66
L max = = 1212 kg
2 .7,83
Gaya yang diterima oleh satu paku adalah :
½ . L max = ½ . 1212 = 606 kg
Ժ momen terhadap satu titik paku keling = 0
L. hn
N. c – L . hn = 0 → n=
C
606 .5,8
N= = 502,11 kg
7
Gaya yang diterima oleh satu paku
½ N max = ½ . 502,11 = 251,055 kg
2 2
1 1
R =
√( 2 ) ( ) = 655,95 kg
. L + .L
2
 Kontrol Paku Pelat Kopel :
R
Terhadap Geser → τ = π . d2
4
655,95
= 12 = 426 kg/cm2
. 1 , 4²
4
Jadi τ • = 426 kg/cm2 < τ = 0,8 . ժt (Oke)
R
Terhadap tumpuan → ժ kerja =
s.d
655,958
=
0,8 .1,4
= 586 kg/cm2
Jadi ժ kerja = 586 kg/cm2 < ժ tp = 1400 kg/cm2
Jadi pelat kopel tersebut aman terhadap desakan
 Kontrol Tegangan Pada Pelat Kopel :
b = s = 0,8 cm
h = 3d + 5d + 3d
= 11d
= 11 . 1,4
= 15,4 cm
D = Gaya yang bekerja pada pelat
D =2.½L
= 2 . 606
= 1212 kg

D
Ժ max = 3/2 .
b.h
1212
= 3/2 .
0,8 .15,4
= 147,6 kg/cm2
M
Ժ max = →M =½N.C
W
= 251,055 . 7
= 1757,4 kg.cm
W = 1/6 . b . h2 = 1/6 . 0,8 . (15,4)2 = 31,62 cm3
M 1757,4
Ժ max = = = 55,62 kg/cm2
W 31,62
ժ mx ²
Ժi max = Ժ max 1,5−
√ 6 . ժmx ²
55 , 62²

= 55,62 1,5−
6 .(147,6) ²
= 67,6 kg/cm2 < ժt
Oleh karena tegangan pada pelat kopel tidak di lampui →Konstruksi memenuhi /
aman

 Perhitungan Banyaknya Paku Keling :


Ժt = 1400 kg/cm2
Ժtp = 2 . Ժt = 2 . 1400 = 2800 kg/cm2
Ժ = 0,8 . Ժt = 0,8 . 1400 = 1120 kg/cm2
N geser = 2 . π/4 . d2 . π
= 2 . 3,14/4 . 1,42 . 1120 = 3446 kg
N geser = d . s . Ժtp
= 1,4 . 0,8 . 2800
= 3136 kg (yang menentukan) yang terkecil

 Perhitungan Paku Titik impil III :


A 2− A 3
Ƞ A2,3 = = ~ 2 Pk
3136
V2
Ƞ V2 = = ~ 2 Pk
3136
D1
Ƞ D1 = = ~ 2 Pk
3136

Demikian seterusnya perhitungan kebutuhan paku sampai dengan titik simpul


terakhir.
 Mencari letak titik berat
[ (20 . 0,8) – 2 (1,4.0,8)] Z = ( 20 . 0,8 . 0,5 . 20) – ( 1,4 . 0,8 . 2,8 ) – ( 1,4 . 0,8 .12,8)
Z = 10,35 cm
1 1
W = x b x h2 = x 0,8 x 202 = 53,33 cm3
6 6

M = -1435 (10,35 - 1,6) + 361 (10,35 - 3,6) + 110 ( 15,2 - 10,35)


= -12556,25 + 2436,75 + 533,5
= 9586 kg.cm
N = 1435 + 110 - 361
= 1184 kg
D = 338 – 161
= 177 kg
Fn = (20,08) – 2 (1,4 . 0,8) = 13,76 cm²
N M
ժ = ±
F W
1184 9586
= ±
13,76 53,33

= 86,04 ± 179,7
ժt = 86,04 ± 179,7 = 265,8 kg / cm2 < 1400 kg / cm2

ժd = 86,04 -179,7 = 93,66 kg / cm2 < ժt


177
t = D/F =
13,76
= ¿ 12,86kg / cm2

ժi = √ ժ d+ 3 . τ 2

= √ 93,66+3 . 12,862

= 96 kg / cm2 < ժt
Jadi pelat simpul dengan Ϩ = 0,8 cm aman.
Gambar detail kolom dan Plate kaki

 Perhitungan Kolom :
Gaya I II III I + II I + III Gaya Max
kg kg kg kg kg
RAV 750 150 360 900 1110 1110
RBV 750 370 140 1120 890 1120
RAH 180 180 180 180 180
RBH - - - - -

Kekerasan : I = akibat berat sendiri


II = akibat angin kiri
III = akibat angin kanan

Kolom direncanakan dØ Din 16


G = 45,8 kg /m
Wx = 329 cm3
F = 58,4 cm2
Ix = 6,71 cm
Iy = 4,1 cm

Ptotal kolom = 1120 + 45,8 . 7 = 1441 kg

M = 180 . 7 = 1260 kg.m

M 126000
ժb ( lentur ) = = = 383 kg/cm2
Wx 329

p 1441
ժd ( tekan ) = = = 24,67 kg/cm2
F 584

lk 700
λ = = = 170,73 (interpolasi)
ix F 4,2

ժ xi λ = 170,73  α = 0,14527
1 1
ω = = = 6,8823
ɑ 0,14527

p M
ժd =ω. +
F W

1441 126000
ժ xi = 6,8823 . +
584 329

= 553 kg / cm2 < 1400 kg / cm2

 Perhitungan Pelat Kaki


Bila pondasi tersebut direncanakan dengan mutu beton
Bs. Kolom = 7 . 45,8 = 320,6 kg
Reaksi Perletakan = 1120 kg _
Pv = 1440,6 kg
M = Ph . l
= 180 . 7
= 1260 kg.m

Pelat kaki dengan panjang (L) dan lebar (b)

 Tegangan kaki yang di tahan pelat.

M
P
Ժ= + . b . L ² < ժ pondasi = 40 kg/cm2
1
b.L
6

Diambil (b) = 30 cm

1440,6 6 .126000
40 = +
30 . L 30 . L²

40 (30 . L2) = 1440,6 + 756000


1200 L2 – 1440,6 L + 756000 = 0
−b ± √b 2−4 ac
L12 = Rumus abc
2a

 L1.2 = 25,69 cm
Diambil L = 40 cm

 Kontrol Tegangan :
1440,6 6 .126000
Ժ = ±
30 . 40 30 . 40
Ժ1 = -14,5 kg/cm2 < ժb = 40 kg/cm2
Ժ2 = 16,95 kg/cm2 < ժb = 40 kg/cm2

ժ1
a1 : a2 = ժ1 : ժ2 → a2 = .e
ժ 1+ ժ 2
a1 = 18,44
ժ1
a2 = . e = 21,56 cm
ժ 1+ ժ 2
Gaya Tarik (T) = ½ . a1 . ժ1 . b
= ½ . 18,44 . 14,5 . 30 =
= 4010,7 kg
Gaya Tekan (D) = ½ . a2 . ժ2 . b
= ½ . 21,56 . 16,05 . 30
= 5481,63 kg

Menghitung tebal pelat (s)

M = 12600 kg.cm
T = 4010,7 kg

M = T . W  Rumus

126000 = 4010,7 . 1/6 . 30 . s2

126000
=
√ 20053,5
= 2,5 cm = 25 mm

 Perhitungan Angker (Jangkar)


Teganga ijin angker ժt = 980 kg/cm2
T 4010,7
F= = = 4,09 cm2
ժt 980
Dipergunakan dua jangkar
4,09
 F jangkar = = ~ 3 cm2
2
Jadi diapkai angker dengan ukuran 7/8”  f = 2,72 cm2
Penampang 2 jangkar = 2 . 2,75 = 5,44 cm2 > 4,09 cm2 , dengan demikian untuk
angker 7/8” memenuhi.

Anda mungkin juga menyukai