Anda di halaman 1dari 19

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBORONGAN

SUBKONTRAK
Nomor :
Tanggal :

………………………

Antara

………………
Dengan

…………………….

Berdasarkan :

SURAT PERJANJIAN
……………………………….

Nomor Kontrak :
Tanggal Kontrak :
Nomor Kontrak Addendum – 01 :
Tanggal Kontrak :
Kontraktor Pelaksana :
Sumber Dana :
Tahun Anggaran :
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBORONGAN

SUBKONTRAK
………………………………….

Nomor :
Tahun Anggaran :
Pada hari ini ………… Tanggal ……… Bulan April Tahun Dua Ribu Dua Puluh ( /04/2020)
kami yang bertanda tangan dibawah ini :

I. Nama :

No. KTP :

Perusahaan :

Jabatan :

Alamat :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ………….. sebagaimana tersebut diatas dan
berdasarkan Akta Pendirian nomor : ……. tanggal ………….. yang dibuat dihadapan notaris
…………..,SH untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

II. Nama :
No. KTP :

Perusahaan :

Jabatan :

Alamat :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama …………………..sebagaimana tersebut diatas
dan berdasarkan Akta Perubahan nomor : ……tanggal …………… yang dibuat dihadapan
notaris ……………. untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK terlebih dahulu menyatakan dan sepakat untuk hal-hal sebagai berikut :

Bahwa PIHAK PERTAMA telah menerima perjanjian kontrak pekerjaan (selanjutnya


disebut MAIN KONTRAK) dengan nomor : ………………. Tanggal ………………. dari
(selanjutnya disebut PEMBERI TUGAS) untuk PAKET PEKERJAAN ……………………. dan PIHAK
PERTAMA menerima dan mematuhi segala ketentuan dan persyaratan yang tercantum
dalam pasal-pasal perjanjian tersebut.

Bahwa PIHAK PERTAMA bermaksud untuk malaksanakan PAKET PEKERJAAN


…………………… dan mensubkontrakkan Item pekerjaan tersebut kepada PIHAK KEDUA.

Bahwa PARA PIHAK telah melakukan negosiasi dan klarifikasi terhadap Kuantitas dan
Harga pekerjaan yang disubkontrakkan.

PIHAK KEDUA akan mematuhi, memenuhi syarat-syarat, dan ketentuan serta spesifikasi
yang termaktub didalam MAIN KONTRAK antara PIHAK PERTAMA dan PEMBERI TUGAS.

Bahwa PIHAK KEDUA akan mendukung, mematuhi dan memenuhi KEBIJAKAN MUTU dan
KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN PT/CV………………..

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk menandatangani Sub
Kontrak ini dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal
berikut ini :

PASAL I

KETENTUAN UMUM

Kecuali ditentukan lain dalam surat perjanjian ini, kata-kata dan expresi berikut ini harus
mempunyai arti seperti yang dimaksud sebagai berikut :

KONTRAK berarti Surat Perjanjian tertulis yang sah antara PEMBERI TUGAS dan
Kontraktor, yang menetapkan kewajiban dari PARA PIHAK menurut kontrak termasuk
tidak terbatas pada administrasi kontrak, pelaksanaan dan jaminan pekerjaan,
penyediaan gambar, tenaga kerja, bahan dan peralatan, dan dasar pembayaran serta
penentuan jumlah nilai kontrak.

DOKUMEN KONTRAK berarti keseluruhan kontrak yang mengikat PEMBERI TUGAS dan
Kontraktor, terdiri atas pernyataan perjanjian, harga-harga, kuantitas dan pembayaran,
gambar-gambar (merupakan uraian secara visual) dan spesifikasi-spesifikasi (merupakan
uraian dalam bentuk kata-kata) dari pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material dan
hal lain yang harus dilengkapi dan kualitas, standar, persyaratan-persyaratan, batas-batas
dan syarat-syarat sesuai terhadap penampilan termasuk setiap perjanjian tambahan atau
lembaran tambahan yang dianggap perlu.

SUB KONTRAK berarti perjanjian tertulis yang sah antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA, yang berisi Hak dan Kewajiban PARA PIHAK yang diketahui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) pekerjaan yang dimaksud.

DOKUMEN SUB KONTRAK berarti keseluruhan Sub Kontrak yang mengikat PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan terdiri atas pernyataan perjanjian, ketentuan –
ketentuan umum antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA, ketentuan-ketentuan
teknis antara PEMBERI TUGAS dan PIHAK PERTAMA, Ruang lingkup Pekerjaan Sub
Kontrak, Waktu Pelaksanaan Pekerjaan, Daftar Peralatan, Struktur Organisasi, dan Daftar
Kuantitas dan Harga termasuk setiap perjanjian tambahan atau lembaran tambahan yang
dianggap perlu.

PEMBERI TUGAS berarti orang yang ditunjuk sebagai yang mewakili dan diberi wewenang
oleh Pemberi Tugas yang bertindak dalam ruang lingkup tugas-tugas tertentu dan dalam
wewenang yang diberikan kepadanya oleh Pemberi Tugas.

KONSULTAN PENGAWAS berarti suatu tim penasehat atau badan pengawas yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas dengan tugas dan wewenang dibidang pengawasan teknik
pelaksanaan pekerjaan, dan administrasi teknik serta untuk menyelenggarakan tugas-
tugas yang ditetapkan.

KEPALA PROYEK / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA berarti wakil resmi PIHAK
PERTAMA di lapangan yang berkewenangan penuh mengawasi, memeriksa dan
mengarahkan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan pekerjaan.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN berarti jumlah hari atau minggu yang ditetapkan
didalam Dokumen Sub Kontrak untuk penyelesaian pada setiap jenis pekerjaan, dan
pekerjaan secara keseluruhan terhitung setelah diterbitkannya Surat Perintah Perintah
Pelaksanaan Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA.

HARGA SUB KONTRAK berarti harga sesuai dengan Sub Kontrak ini, termasuk PPn dan
PPh.

PPN berarti Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan Peraturan Perpajakan sebesar 10%
dari harga fisik.

HARI berarti hari kalender sesuai dengan kalender, termasuk hari minggu, hari besar dan
hari libur, yang berawal dan berakhir pada tengah malam pukul 24.00 atau 00.00.
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA berarti daftar kuantitas dan harga yang telah diisi
lengkap dengan volume, harga satuan dan jumlah harga yang merupakan bagian dari Sub
Kontrak.

PRESTASI PEKERJAAN adalah pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan di lapangan dan
telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan KONSULTAN / PEMBERI TUGAS.

BERITA ACARA SERAH TERIMA PERTAMA adalah Berita Acara yang dibuat dan
ditandatangani bersama PARA PIHAK setelah disetujui oleh PEMBERI TUGAS yang
menyatakan bahwa prestasi pekerjaan dilapangan telah selesai 100% dan dengan
demikian pekerjaan dapat diserahterimakan untuk yang pertama.

BERITA ACARA KEDUA adalah Berita Acara yang dibuat dan ditandatangani bersama
PARA PIHAK setelah disetujui oleh PEMBERI TUGAS yang menyatakan bahwa prestasi
pekerjaan dilapangan telah selesai 100% dan telah melalui masa pemeliharaan dengan
demikian pekerjaan dapat diserah terimakan untuk yang kedua.

PEKERJAAN TAMBAH KURANG adalah suatu pekerjaan karena kondisi lapangan dan
pelaksanaan pekerjaan yang tidak diperhitungkan (tak terduga) akan terjadi, dan tidak
dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan dapat disetujui oleh PIHAK
PERTAMA.

PASAL II

MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima penunjukan
tersebut dan bertanggung jawab untuk melaksanakan PAKET PEKERJAAN …………………
(Pekerjaan Divisi 1. UMUM, Divisi 2. DRAINASE, Divisi 3. PEKERJAAN TANAH, Divisi 7.
STRUKTUR) sampai selesai serta diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA dan
KONSULTAN / PEMBERI TUGAS.

PASAL III
LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut untuk melaksanakan pekerjaan yang meliputi :

………………………

Hal-hal yang belum tercantum dalam kontrak mengacu pada Berita Acara Klarifikasi dan
Negosiasi, Gambar dan Spesifikasi Teknis.

PASAL IV

DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 3 perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
sesuai dengan ketentuan dan persyartan yang berlaku dan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari sub kontrak ini, dan tersurat dalam :

Surat perjanjian ini dengan segala perubahannya dan addendumnya (jika ada) :

Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan pekerjaan


dan keselamatan kerja yang tercantum dalam peraturan perundangan yang berlaku.

Penjelasan, petunjuk dan peringatan baik tertulis maupun lisan yang selanjutnya menjadi
instruksi tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA untuk mencapai maksud dan
tujuan yang berlaku.

Perubahan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan
gambar/lampiran kontrak, hanya dapat dilakukan setelah mendapat instruksi atau
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA dan untuk dijadikan bahan perhitungan
pekerjaan tambah kurang sesuai ketentuan yang diatur dalam pasal pekerjaan tambah
kurang.

PIHAK KEDUA mengikatkan diri kepada PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan
dengan ketentuan dan spesifikasi teknis yang sama seperti PIHAK PERTAMA terikat
kepada PEMBERI TUGAS untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dalam sub kontrak.

Apabila timbul pertanyaan mengenai penafsiran gambar atau spesifikasi, pertanyaan


tersebut akan diajukan kepada PIHAK PERTAMA dan keputusan dari PIHAK PERTAMA
merupakan keputusan terakhir dan mengikat PARA PIHAK.

PASAL V
HARGA SATUAN PEKERJAAN

Harga Sub Kontrak pekerjaan sebagaimana tersebut dalam perjanjian ini adalah sebesar
Rp. ………………………termasuk PPn 10% dengan perincian sebagai berikut :

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

No Jenis Pekerjaan Volume Satuan Harga (Rp.) Jumlah Harga


(Rp.)

Biaya Konstruksi
PPN (10 %)
Total Jumlah

Didalam harga pekerjaan tersebut sudah, Termasuk : Keuntungan untuk PIHAK KEDUA,
Barak kerja, gudang kerja dan kebersihan lingkungan (K3).

Asuransi Jamsostek senilai Rp. ……………………sesuai dengan perhitungan terlampir.

PASAL VI

ESKALASI/PENYESUAIAN HARGA

PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan / klaim atas kenaikan harga selama masa
pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA kecuali ada kebijaksanaan resmi
mengenai eskalasi/penyesuaian harga dari Pemerintah.

PASAL 7

WAKTU PELAKSANAAN

Total waktu pelaksanaan (Construction Period) adalah …………..(…………………) hari kalender


untuk seluruh rangkaian Pekerjaan ……………. terhitung sejak tanggal ……………..

Masa Pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditentukan selama 180 (Seratus Delapan Puluh)
hari kalender terhitung sejak tanggal Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO).

Apabila masa pemeliharaan ini telah dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK KEDUA serta
diterima dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan KONSULTAN / PEMBERI TUGAS, maka
akan diterbitkan Berita Acara Serah Terima Kedua (FHO). Dalam hal ini adanya
perbaikan-perbaikan melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam pasal ini maka masa
pemeliharaan dihitung sampai dengan selesainya perbaikan dan semua biaya yang timbul
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL VIII

UANG MUKA

Untuk melaksanakan pekerjaan ini PIHAK KEDUA tidak memperoleh uang muka dari
PIHAK PERTAMA

PASAL IX

JAMINAN-JAMINAN

PIHAK KEDUA selambat-lambatnya pada saat ditandatanganinya kontrak, harus


menyerahkan surat Jaminan Pelaksanaan Asli sebesar 5% (lima perseratus) dari seluruh
harga perjanjian yang nilainya sebesar Rp……………….. (……………………..). Jaminan
pelaksanaan dari PIHAK KEDUA dapat berupa Bank Garansi yang diterbitkan oleh Bank
yang terdaftar di Bank Indonesia, atau berupa Surety Bond yang diterbitkan oleh
Lembaga Asuransi yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA, masa berlaku jaminan
pelaksanaan terhitung sejak tanggal ditanda tangani kontrak ini oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA sampai dengan ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada pasal 3 kontrak ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
ditambah 30 (tiga puluh) hari kalender, serta dapat diperpanjang/ditambah masa
berlakunya apabila diperlukan.

Biaya untuk mendapatkan Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pasal ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA akan mengembalikan Jaminan pelaksanaan sebagaiaman dimaksud ayat


(2) kepada PIHAK KEDUA dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
setelah Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA.

PASAL X

CARA PEMBAYARAN
Pembayaran Harga Sub Kontrak tersebut dalam Pasal Perjanjian ini dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan cara sebagai berikut:

Pembayaran akan dilakukan berdasarkan prestasi dengan mengajukan perhitungan


prestasi yang tercapai di lapangan dan dinyatakan dalam Berita Acara Prestasi Pekerjaan.

Setiap permintaan pembayaran harus disertai dengan kelengkapan adminitrasi sebagai


berikut :

Untuk Tagihan Reguler :

1. Invoice / kuitansi yang ditanda tangani PIHAK KEDUA/ Penanda tangan surat
Perjanjian ini dalam rangkap 4 (empat).
2. Faktur Pajak Asli.
3. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Pembayaran ditanda tangani
Project Manager dalam rangkap 4 (empat).
4. Laporan Kemajuan Prestasi Pekerjaan ditanda tangani Project Manager dalam
rangkap 4 (empat).
5. Copy kontrak atau Addedum (bila ada).
6. Copy Jaminan Pelaksanaan yang masih berlaku.

Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan melalui pencairan
Bank penerus PIHAK KEDUA dengan Nomor Rekening :

Bank :

Atas Nama :

Nomor rekening : ………………..

PASAL XI

PEKERJAAN TAMBAH KURANG

Penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan berupa penambahan atau


pengurangan pekerjaan dianggap sah sesudah ada perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA
di lapangan yaitu KEPALA PROYEK dengan menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan
secara jelas dan dituangkan dalam amandemen.

Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk mengubah
waktu penyelesaian pekerjaan kecuali apabila PIHAK PERTAMA menyetujui bahwa
pekerjaan tambah tersebut diperlukan tambahan waktu pelaksanaan.
PASAL XII

PELAKSANAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA wajib menyerahkan struktur organisasi lengkap yang akan ditugaskan di
lapangan kepada PIHAK PERTAMA dan ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil dari
PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli yang mempunyai
wewenang atau kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA serta dapat menerima,
memberikan dan memutuskan segala petunjuk dari PIHAK PERTAMA.

PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Jadwal Rencana Kerja sesuai dengan Jangka Waktu
yang telah disepakati oleh PARA PIHAK, dengan Metode Network Planning.

Pemimpin Pelaksana haruslah seorang ahli teknik yang cakap sesuai dengan bidang serta
pengalaman dan berpendidikan cukup serta disetujui PIHAK PERTAMA.

Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli /


Tenaga yang tercantum dalam struktur organisasi tersebut tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana yang diharapkan, maka PIHAK PERTAMA melalui KEPALA PROYEK akan
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA. Dalam waktu 2 x 24 jam setelah
menerima penolakan tersebut PIHAK KEDUA harus segera menggantikan dengan yang
lain yang memenuhi persyaratan.

Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, alat yang digunakan PIHAK KEDUA tidak
layak dan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang diharapkan / rusak, maka
PIHAK PERTAMA memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA. Dalam waktu 1 x
24 jam setelah menerima penolakan tersebut PIHAK KEDUA harus segera mengganti alat
tersebut dengan yang lain dan memenuhi persyaratan.

PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berwenang


dan memperoleh segala lisensi dan ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan
serta membayar segala biayanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK


PERTAMA berkaitan dengan pengeluaran alat dari lapangan.

PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk menyerahkan atau mensubkontrakkan sebagian


atau seluruh Pekerjaan Subkontraktor kepada Pihak Ketiga tanpa persetujuan tertulis
sebelumnya dari PIHAK PERTAMA.

PIHAK KEDUA wajib memberikan jadual waktu terinci dan rencana kerja yang sudah
termasuk urutan / tahapan pekerjaan, termasuk di dalamnya jadual kebutuhan alat,
material dan tenaga.
PIHAK PERTAMA wajib menyediakan fasilitas lapangan sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan Pekerjaan yang meliputi barak kerja, gudang / tempat menyimpan
persediaan BBM, olie, spare part dan lain-lainnya.

Kemajuan pekerjaan akan dievaluasi oleh PIHAK PERTAMA melalui KEPALA PROYEK
minimum setiap 2 (dua) minggu, dan PIHAK KEDUA harus, jika diperintahkan oleh PIHAK
PERTAMA melalui KEPALA PROYEK diwajibkan untuk memobilisasi tambahan peralatan
dan personil yang diperlukan untuk menjamin kemajuan pekerjaan telah sesuai dengan
keinginan PIHAK PERTAMA. Dalam hal ini tidak ada biaya tambahan yang dikeluarkan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA berkenaan dengan mobilisasi tersebut atau
hal lainnya.

PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk


pelaksanaan.

PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Quality Assurance (QA) System dan Prosedur
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) kepatuhan pada QA system dan K3L
ini tidak membebaskan PARA PIHAK atas tanggung jawabnya sesuai sub kontrak.

PIHAK KEDUA wajib mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA atau PIHAK LAIN. Apabila terjadi kerusakan pada
pekerjaan tersebut yang diakibatkan oleh kelalaian PIHAK KEDUA, PIHAK KEDUA wajib
memperbaiki kerusakan tersebut atas biaya sendiri hingga diterima baik oleh PIHAK
PERTAMA, KONSULTAN, dan PEMBERI TUGAS.

PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala resiko akibat tuntutan dari
PIHAK KETIGA.

Pengukuran volume pekerjaan berdasarkan data rill di lapangan yang didasarkan gambar
dan patok ukur yang dilakukan opname bersama pada saat sebelum dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan.

PASAL XIII

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN (K3L)

PIHAK KEDUA wajib menerapkan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
(K3L) yang berlaku di lingkungan proyek, yang berupa :
Memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi semua tenaga kerja dan
lingkungan sesuai dengan ketentuan / norma yang berlaku untuk mencapai nihil
kecelakaan kerja.

Menjamin terlaksananya usaha pencegahan kecelakaan pada semua tingkatan pekerjaan


dan selalu terus berupaya mewujudkan tidak ada kecelakaan kerja, dengan memakai dan
menggunakan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan.

Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD), seperti: helm, sepatu kerja, sarung tangan (jika
diperlukan),kaca mata las, sabuk pengaman (jika diperlukan), pelindung telinga (jika
diperlukan) dan sebagainya.

Menjamin kebersihan lokasi kerja dari sampah-sampah sisa pekerjaan dan sampah yang
berasal dari luar (pekerja, bungkusan makanan, plastik makanan, bungkus rokok, puntung
rokok dan lain sebagainya), serta membuang sampah tersebut keluar area proyek atau
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

PASAL XIV

CARA PELAPORAN

Pihak Kedua berkewajiban untuk mempersiapkan dan menyimpan buku laporan harian
yang berisi kegiatan harian, terdiri dari :

1. Kuantitas dan macam bahan atau barang yang ada di lapangan (yang belum
dipakai).
2. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan / atau ketrampilan.
3. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan
4. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.
5. Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, perubahan desain
dan lain-lain.
6. Buku Laporan tersebut di atas ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan diserahkan
minimum setiap 2 (dua) mingguan yaitu periode tanggal 10 dan 25 setiap
bulannya untuk diperiksa dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA.

PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan Laporan Bulanan kepada PIHAK PERTAMA


yang terdiri dari:

1. Perhitungan Volume Pekerjaan / Calculation Sheet


2. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang disetujui PIHAK PERTAMA.
3. Prestasi Pekerjaan yang disetujui PIHAK PERTAMA
4. Dokumentasi untuk hal yang dianggap penting oleh PIHAK PERTAMA

PASAL XV

KEADAAN MEMAKSA

Keadaan Memaksa (“Force Majeure”) menurut perjanjian ini adalah keadaan atau
peristiwa yang terjadi diluar dugaan, kemampuan dan kekuasaan PARA PIHAK, yang
mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kewajiban salah satu atau PARA PIHAK yang
disebabkan oleh karena:

Bencana alam termasuk akan tetapi tidak terbatas pada gempa bumi, tanah longsor,
banjir, dan kebakaran.

Perang, huru-hara, pemogokan, pemberontakan dan epidemi yang secara keseluruhan


ada hubungan langsung kepada para pihak, sehingga menjadi tidak mungkin untuk dapat
memenuhi kewajiban berdasarkan perjanjian ini.

Keadaan memaksa harus diberitahukan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadi keadaan / peristiwa
tersebut disertai dengan bukti-bukti yang sah dari instansi yang berwenang.

Apabila lewat waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana dimaksud ayat 2 Pasal ini terlampaui,
maka keadaan memaksa (force majeure) yang terjadi dianggap tidak pernah ada.

Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan melakukan pemeriksaan


terlebih dahulu atas pemberitahuan dari PIHAK KEDUA serta akan memberikan
tanggapan menyetujui atau menolak secara tertulis keadaan memaksa (force majeure)
tersebut dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya surat
pemberitahuan tersebut.

Jika dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak pemeberitahuan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA belum/tidak memberikan jawaban, maka PIHAK PERTAMA dianggap
menyetujui adanya keadaan memaksa (force majeure).

Apabila sebagai akibat adanya keadaan memaksa (force majeure), perjanjian ini
diputuskan berdasarkan persetujuan PARA PIHAK, maka kerugian yang timbul sebagai
adanya keadaan memaksa (force majeure) tersebut ditanggung oleh masing-masing pihak
dan masing-masing pihak tidak dapat menuntut ganti rugi apapun terhadap pihak
lainnya.

Setelah terjadinya keadaan Force Majeure sebagai dimaksud ayat 1 dan 2 Pasal ini, PIHAK
KEDUA hanya berhak untuk menerima pembayaran sampai dengan tahap pekerjaan yang
telah dikerjakan dan telah diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL XVI

SANKSI – SANKSI

Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran atas Surat perjanjian ini, PIHAK KEDUA harus
menjamin PIHAK PERTAMA dari semua kerugian yang mengakibatkan PIHAK PERTAMA
menjadi bertanggung jawab berdasarkan Kontrak antara PEMBERI TUGAS dan PIHAK
PERTAMA akibat pelanggaran PIHAK KEDUA tersebut.

Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran tersebut dalam pasal 12 ayat 8, tanpa
sepengetahuan PIHAK PERTAMA, PEMBERI TUGAS ataupun KONSULTAN PENGAWAS,
maka PIHAK PERTAMA akan langsung mengambil alih pekerjaan Surat perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA tanpa mengurangi tata cara perbaikan atas pelanggaran tersebut dalam
ayat 1 dapat memotong kerugian akibat pelanggaran tersebut dari pembayaran tagihan
yang menjadi hak PIHAK KEDUA.

Jika PIHAK KEDUA gagal dalam menyelesaikan setiap bagian pekerjaan atau keseluruhan
Pekerjaan dalam Jangka Waktu sesuai dengan rencana yang telah ada pada Lampiran di
surat perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA diwajibkan untuk membayarkan kepada PIHAK
PERTAMA dengan jumlah sebagaimana tersebut di ayat 7 di bawah ini. Pihak pertama
berhak untuk memotong secara langsung terhadap pembayaran yang belum
dilaksanakan.

Jika PIHAK KEDUA gagal dalam menyelesaikan setiap bagian pekerjaan atau keseluruahan
pekerjaan dalam jangka waktu sesuai dengan rencana yang telah ada pada lapiran Sub
Kontrak ini, maka PIHAK PERTAMA akan mengambil alih pekerjaan PIHAK KEDUA dengan
biaya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

Jumlah Denda Keterlambatan untuk setiap hari kalender pada penyelesaian setiap bagian
Pekerjaan atau keseluruhan surat perjanjian ini adalah: 0.01% dari nilai setiap bagian
Surat perjanjian ini atau keseluruhan Nilai surat perjanjian ini dan maksimal 3 % dari
keseluruhan nilai Surat perjanjian ini
PIHAK KEDUA harus menyerahkan Pekerjaan sesuai mutu dan kualitas yang disyaratkan
dan telah disepakati. Bila mutu dan kualitas tersebut tidak sesuai, maka PIHAK PERTAMA
berhak menolak pekerjaan tersebut dan PIHAK KEDUA wajib memperbaiki atau
mengganti pada waktu yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA, tanpa ada biaya dan waktu
tambahan dari PIHAK PERTAMA.

PASAL XVII

BERAKHIRNYA PERJANJIAN

Perjanjian ini dengan sendirinya berakhir setelah PARA PIHAK telah menyelesaikan
seluruh kewajiban-kewajibannya berdasarkan perjanjian/kontrak ini.

Menyimpang dari ketentuan ayat 1 pasal ini, PIHAK PERTAMA berhak memutuskan
perjanjian ini secara sepihak dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya
setelah melakukan peringatan / teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dalam hal
PIHAK KEDUA:

Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu sebagaimana yang
dimaksud pada pasal 7 perjanjian ini dan denda keterlambatan sudah mencapai 3 % dari
nilai surat perjanjian ini secara keseluruhan.

Setelah 1 (satu) minggu terhitung tanggal berlakunya surat perjanjian ini tidak atau belum
mulai melaksanakan kegiatan dalam rangka memenuhi pasal 3.

7 (tujuh) hari berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan di lapangan yang telah


dimulainya, kecuali apabila hal ini disebabkan oleh keadaan memaksa atau hal-hal lain
yang dapat memenuhi dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA

Memberikan keterangan yang tidak benar yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA
sehubungan dengan pekerjaan ini.

PIHAK KEDUA tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA telah
menyerahkan pekerjaan baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain.

Dalam hal PIHAK PERTAMA mengakhiri perjanjian ini berdasarkan ketentuan ayat 2 pasal
ini maka PIHAK PERTAMA berhak untuk :

1. Melakukan pencairan atas semua jaminan yang telah diberikan oleh PIHAK
KEDUA.
2. Menunjuk pihak lain untuk melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan
3. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sebelum masa berlakunya berakhir, Para
Pihak sepakat untuk mengesampingkan kalimat kedua dan ketiga Pasal 1266
KUHPerdata yang berlaku di Indonesia sepanjang mengenai diisyaratkannya
keputusan Badan Peradilan untuk pengakhiran sesuatu perjanjian

PASAL XVIII

PENUNDAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA berdasarkan perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA harus menunda
kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan dalam waktu atau waktu tertentu, dan dalam
cara sedemikian rupa yang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA dan selama jangka
waktu penundaan itu PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melindungi dan mengamankan
pekerjaan secara layak, sepanjang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL XIX

ASURANSI

Asuransi yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah :

Asuransi Tenaga Kerja meliputi Asuransi Ketenagakerjaan, Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (JAMSOSTEK) menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA melalui asuransi tenaga kerja
yang telah diproses oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL XX

PENYERAHAN PEKERJAAN

Serah terima pekerjaan dapat dilakukan secara umum dan menyeluruh.


Pekerjaan dinyatakan telah selesai apabila telah diterima PIHAK PERTAMA, KONSULTAN,
dan PEMBERI TUGAS, dan dinyatakan dalam :

1. Berita Acara Serah Terima Pertama untuk serah terima pertama pekerjaan selesai
100 %.
2. Berita Acara Serah Terima Terakhir untuk serah terima kedua pekerjaan selesai
100% dan sudah melalui masa pemeliharaan

PASAL XXI

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perbedaan pendapat diantara PARA PIHAK sebagai akibat dari PERJANJIAN
ini, maka PARA PIHAK akan menyelesaikan secara musyawarah.

Apabila tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka PARA PIHAK sepakat untuk
menyelesaikan perselisihan melalui dan menurut Peraturan dan Prosedur Penyelesaian
Perselisihan di Pengadilan Negeri Samarinda.

PASAL XXII

PERLINDUNGAN ATAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

PIHAK KEDUA harus menjaga untuk tidak merugikan dan melindungi PIHAK PERTAMA dari
segala tuntutan untuk menanggung persoalan yang menyangkut pelanggaran terhadap
hak-hak paten, hak cipta dan atau hak-hak lain yang dilindungi yang berkenaan dengan
peralatan konstruksi, mesin-mesin atau bahan-bahan yang digunakan sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan perjanjian ini.

PASAL XXIII

HUKUM DAN BAHASA

Perjanjian Kontrak ini akan berlaku dan tunduk pada hukum Republik Indonesia.
Pelaksanaan kontrak ini termasuk tetapi tidak terbatas pada korespondensinya
menggunakan bahasa Indonesia.

Dalam hal kontrak dan/ atau Dokumen kontrak ini dibuat dalam versi bahasa Inggris atau
bahasa lainnya, maka dalam hal terdapat penafsiran yang berbeda atas suatu ketentuan
Kontrak, yang berlaku adalah Kontrak dan/ atau Dokumen Kontrak yang dibuat dalam
bahasa Indonesia.

PASAL XXIV

LAIN-LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang
dipandang perlu oleh PARA PIHAK, akan diatur dalam perjanjian tambahan (Addendum)
dan merupakan perjanjian yang tak terpisahkan dari perjanjian ini.

PASAL XXV

PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dan apabila ada perubahan-perubahan dalam perjanjian ini,
akan diatur kemudian atas dasar permufakatan kedua belah pihak yang akan dituangkan
kedalam bentuk surat perjanjian tambahan (Amandemen) yang merupakan kesatuan dan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Semua pemberitahuan dan atau surat-menyurat antara Kedua Belah Pihak sehubungan
dengan perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada
yang bersangkutan bilamana ada tanda terima tertulis. Surat-menyurat juga dapat
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dilapangan kepada PIHAK KEDUA atau wakil PIHAK
KEDUA di Site Proyek dengan nilai bobot kekuatan hukum yang sama.

Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari dan tanggal tersebut
diatas, dan berakhir setelah kedua belah pihak menyelesaikan kewajiban masing-masing
dan dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan 2 (dua) diantaranya bermaterai cukup untuk
masing-masing Pihak yang mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Di tetapkan di :
Pada tanggal :

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT………………………..

Direktur Utama direktur


Mengetahui ;
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kegiatan……………….

NIP.

Anda mungkin juga menyukai