MODUL
PENATAAN BARANG
DAGANG
Winda Prima Rizky S.Pd.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengukuti kegiatan belajar ini siswa diharapkan dapat:
1. Mengamati pengertian penataan produk
2. Mendiskusikan ruang lingkup penataan produk
3. Menginformasikan klasifikasi display produk
4. Mengkomunikasikan bentuk penataan produk
URAIAN MATERI
Ruang Lingkup Penataan Produk
Salah satu penentu keberhasilan dalam bisnis ritel adalah cara mendisplay produk dengan
benar. Sistem display berkaitan erat dengan jenis barang, ukuran, warna, rasa, kemasan, bentuk
penataan, dan seterusnya, penataan barang dagangan atau display produk berpengaruh langsung
pada tingkat keberhasilan penjualan di dalam toko, terlebih lagi toko-toko supermarket maupun
hypermarket. Belakangan display yang dilaukan oleh para peritel modern berkembang semakin
inovatif, terutama sejak semakin banyaknya peritel yang memahami konsep dan pemanfaatan
alat bantu display (visual merchandising) yang kini semakin populer.
Salah satu lingkup pekerjaan penjualan yang memerlukan kekhususan/spesialisasi dan
memerlukan kemampuan analisis yang mendalam dan terstruktur adalah kompetensi dalam enata
produk yaitu tentang pengetahuan penataan barang (display produk) yang sesuai dengan standar
dan spesifikasi perusahaan, pemajangan barang merupakan salah satu aktivitas terpenting dalam
keseharian operasional pengelolaan sebuah toko output yang dihasilkan dari aktivitas yang satu
ini berpengaruh langsung pada tingkat keberhasilan penjualan di dalam toko, terlebih bagi toko-
toko ritel modern yang memiliki format layanan mandiri (swalayan) seperti minimarket,
4. Barang-barang di Supermarket
Barang dikelompokan menjadi tiga yaitu: barang supermarket, barang fresh, dan barang
fashion. Barang-barang supermarket meliputi departemen-departemen berikut ini:
a. Departemen food yaitu meliputi semua makanan, khususnya makanan ringan (snack)
yang banyak dikonsumsi anak-anak.
b. Departemen nonfood yaitu meliputi barang-barang selain makanan.
c. Departemen house hold adalah perlengkapan rumah tangga.
d. Departemen toys adalah sebuah sarana atau tempat atau barang-barang yang
disediakan khusus untuk anak-anak.
e. Departemen stasionary meliputi semua peralatan tulis dan kantor
Jenis barang di supermarket telah ditentukan dalam pembagian departemen dan
pembagian tersebut adalah pengklasifikasian barang berdasarkan jenis-jenisnya. Sifat
barang supermarket adalah perbedaan sifat minuman dan biskuit, yang bersifat makanan
dan minuman yang sama-sama pada departemen foods. Spesifikasi barang supermarket
adalah perbedaan kualitas dan kuantitas jenis barang dengan merek yang berbeda dalam
satu sifat dan satu departemen misalnya fruits tea dan fresh tea.
3. Eksterior Display
Eksterior diplay adalah pemajangan barang dagangan di tempat tertentu di luar
kegiatan usaha yang biasa digunakan. Pemajangan sistem ini banyak digunakan untuk
promosi barang, pengenalan produk baru, penjualan istimewa seperti cuci gudang,
discount dan sejenisnya. Untuk pemasaran secara tetap, pemajangan sistem ini kurang
optimal karena kelemahan faktor pengamanan, cuaca, pengiriman barang dan sebagainya.
Intinya, eksterior diplay hanya tepat digunakan untuk kondisi penjualan tertentu.
Fungsi ekterior display adalah:
Memperkenalkan produk dengan cepat dan ekonomis.
Membantu mengkoordinir advertising dan merchandising.
Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat.
Mendistribusikan barang ke konsumen dengan cepat.
4. Solari Display
Menempatkan barang dagangan di bagian departement store sebagai daya tarik
bagi konsumen setelah masuk ke dalam toko, misalnya pakaian yang digunakan oleh
boneka model (manequin). Baik dengan open interior display, maupun dengan closed
interior display, barang dagangan itu perlu diatur, ditata, disusun sedemikian rupa, agar
para konsumen atau para pelanggan dapat tertarik dan berminat mau membelinya.
Banyak cara yang dilakukan para pengusaha untuk memikat, merangsang agar
barang dagangannya banyak diminati, disenangi para konsumen dan para pelanggan.
Salah satu cara untuk memajukan barang dagangannya, di antaranya dengan ikut serta
menyelenggarakan pameran. Pameran (exhibition) adalah salah satu cara promosi barang
dagangan dengan melalui pameran khusus.
BAB 2
TUJUAN PENATAAN PRODUK
KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis tujuan penataan produk
4.2 Mengevaluasi tujuan penataan produk
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengukuti kegiatan belajar ini Siswa diharapkan dapat:
1. Menganalisis syarat penataan produk
2. Mengomunikasikan desain produk
3. Mengidentifikasi tujuan display bagi penjual
4. Mendiskusikan tujuan display bagi pembeli
URAIAN MATERI
Strategi display berkaitan dengan taktik dalam mengatur tampilan dan mengelompokan
barang sesuai dengan jenisnya serta menyesuaikan harga dengan produknya. Hal ini berupaya
untuk mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, display
berkaitan dengan klasifikasi semua jenis barang yang ditawarkan sesuai dengan bentuk, ukuran,
dan merek barang dagangan yang sejenis. Adalah penataan barang perlu diperhatikan pengadaan
barang dan kemudahan memperoleh barang yang didalamnya mengandung petunjuk-petunjuk
yang dapat memberitahukan dimana letak barang yang diinginkan konsumen. Dalam penampilan
barang yang perlu diperhatikan adalah kebersihan, kerapihan, pencahayaan.
Ada 5 (lima) tipe display yang dapat digunakan dalam penataan yaitu sebagai berikut:
a. Realistic Setting
Letak barang harus menghadap ke pelanggan dengan persediaan yang ada disusun dibelakang
sekitar 36% posisi barang yang menghadap ke pelanggan ke pelanggan searah jam 2 dan jam 4
juga mengalami peningkatan penjualan label harga juga termasuk ke product facing dimana label
harga harus diletakan secara seragam pada tiap produk dan sebaliknya ditempel pada ujung
kanan atas diatas produk.
a. Display
Sebuah display diharapkan dapat memicu resapan emosional tertentu dalam sekilas
pandang. Display produk yang tertangkap langsung dari arah luar, dapat membangun kesan
pertama yang memancing orang untuk masuk ke toko, merasa nyaman di dalamnya, dan
membeli produk. Untuk itu, display sebaiknya menghindari penampilan yang berlebihan,
melainkan fokus pada item-item produk seperti item best seller yang diyakini paling memancing
keinginan untuk membeli.
b. Signage
c. Graphichs
Memerhatikan unsur grafis sebagai elemen ketiga sangatlah bermanfaat tujuannya agar
suatu brandlebih mudah dan cepat diingat, karenanya, pihak desainer harus bekerja sama dengan
pihak advertising atau desain grafis untuk menciptakan tampilan grafis di suatu toko sebagai
kekuatan visual yang memikat sekaligus tetap informatif terhadap produk. Penonjolan produk-
produk utama sebagai materi grafi s diyakini akan semakin menegaskan daya tarik produk sebagi
fokus setiap shop environment. Untuk menampilkan display yang langsung berkesan (first
impression) dari sisi luar harus diperhatikan desain shop window (jendela toko) sebagai perantara
visualnya. beberapa ritel memunculkan jendela yang memperlihatkan secuplik produk sebagai
bagian dari isi yang ingin dikedepankan, sebagian lagi malah memunculkan keseluruhan isi
merchandise yang didisplay.
d. Merchandising
e. Point of Sale
Hal yang paling sulit dalam desain toko adalah menarik minat konsumen baru, sambil
tetap mempertahankan dan memerhatikan konsumen lama. Untuk itu, satu proses yang krusial
dalam tahap pradesain adalah identifi kasi pasar, siapa dan bagaimana konsumen itu sebenarnya.
tujuannya agar desain tetap up to date, tepat, sesuai target konsumen pengetahuan desainer
tentang branding, serta strategi marketing yang diprogramkan menjadi keharusan yang lain.
Harapannya, imej produk terkomunikasikan secara efektif lewat desain ruang retail yang tercipta.
Atau sebaliknya, estetika desain ruang ritel tetap serasi dengan nilai dan karakter produk yang
dijual di dalamnya.
Tata interior toko sebagai lingkungan, tidak boleh mendominasi, melainkan secara
keseluruhan tampil sebagai alat komunikasi informatif yang melengkapi dan mendukung
promosi dan penjualan produk-produk yang dipajang. Di sini, penting menampilkan shop
environment yang juga mendidik dan menghibur. Apalagi, persepsi berbelanja saat ini lebih
mengarah pada entertainment.
Selain tujuan yang telah diterangkan di atas penataan produk juga memiliki beberapa fungsi,
yaitu:
Dalam usahanya untuk menarik perhatian konsumen display mempunya peranan yang penting,
antara lain:
Manfaat Display
Pendisplayan yang baik, teliti da teratur akan memberikan lima kemudahan bagi konsumen
maupun pihak perusahaan, yaitu:
Hal-hal yang pelu diperhatikan dalam pelaksanakan display adalah sebagai berikut:
KOMPETENSI DASAR
3.3 Mengklasifikasi jenis produk yang akan di tata
4.3 Melakukan pengelompokan jenis produk yang akan di display
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengukuti kegiatan belajar ini Siswa diharapkan dapat:
1. Mengamati tipe display
2. Mengumpulkan informasi pengelompokan jenis produk yang akan di display
3. Mendiskusikan klasifikasi barang pajangan
4. Mengasosiasi/mengolah informasi pemberian kode barang
5. Mengkomunikasikan penempatan barang secara vertikal dan horizontal
URAIAN MATERI
Grouping adalah sistem untuk melakukan seleksi dan pemilihan sejumlah barang yang
akan dijual, dengan mengelompokkan penempatan item/jenis barang yang strategis guna
memudahkan pembeli memilih barang. Jadi grouping sangat erat kaitannya dengan display.
Kegiatan grouping juga dimaksudkan agar barang yang satu dengan barang lain yang memiliki
sifat kimia berbeda tidak bercampur. Karena hal ini dapat mengurangi kualitas barang. Dapat
pengelompokan di toko tiap-tiap group diberi label pada rak sesuai dengan barang yang dipajang
dengan mencantumkan kode barang, merek, jumlah barang yang ada di rak.
Rack mempunyai fungsi utama untuk memajang and meletakkan barang dagangan secara
rapih. Case berfungsi untuk memajang barang yang lebih berat atau besar dari pada dirak.
4) Poster, signs, and cards
6) Wall decoration
Display ini semacam “pameran” barang di tempat strategis, sering dilalui konsumen dan
mudah terlihat, sehingga konsumen tertarik untuk membeli. Display ini biasanya diletakkan
di rak end gondola atau juga rak display dekat kasir.
11) Merchandise Mix Display
Penataan produk di rak dengan posisi menempel di dinding. Biasanya digunakan untuk
produk fashion / aksesoris. Rak yang digunakan adalah Slat wall rack.
13) Floor display
III Lantai 3
5. Dept Perak, 34 555 Perak
Kuningan, Kulit (10) 35 556 Kuningan
1. Pencahayaan Khusus
Teknik highlighting dan silhouetting yang umum digunakan pada merchandise.
Highlighting membuat kuat cahaya objek 5 kali lebih terang dibanding latar belakangnya.
Silhouetting menekankan fitur khusus objek sekaligus menghilangkan glare. Pada manekin,
misalnya, satu spotlight yang diinstal agak rendah mendekat ke model menciptakan kontras
cahaya sangat kuat, yakni sebagian sisi begitu terang dan sebagian lain berbayang gelap. Sisi
high brightness biasa pada sebagian wajah dan bahu model, agar tercipta karakter dominan.
Gambar Backlighting
Ada pula teknik backlighting, meletakkan sumber cahaya di belakang objek untuk
performa berkas cahaya impresif dari depan. Teknik ini umumnya digunakan untuk produk-
produk kristal. Lain bila cahaya diletakkan dari arah lain, misalnya direct lighting dengan lampu
halogen spots atau fluorescents.
dari depan. Arah ini lebih menghasilkan efek refleksi dan ekspos kilap. Kilap (sparkle)
lebih keluar dengan halogen spots ketimbang fluorescents. Dengan halogen, bayangan (shadow
play) pada latar belakang pun lebih elegan.
Down lighting umumnya berupa teknik pencahayaan 180º dari langit-langit yang baik
untuk penerangan area sirkulasi. Sedang up lighting berupa pencahayaan mengarah ke bidang
atas, untuk menonjolkan ceiling atau menguatkan kesan ketinggian. Untuk cahaya pada elemen
dinding bisa dengan teknik wall washing. Kegunaannya menonjolkan objek di dinding,
memperjelas karakter fisik dinding sendiri (wujud, tekstur, warna dan semacamnya), dan
menciptakan kesan ”ruang”. Penataan cahaya yang benar dan variasi warna yang indah akan
2. Enticing Light
Selain konsep yang berbasis pada upaya menyajikan ”pengalaman” melalui ambience
ruang (enticing light), shop lighting diprediksi makin dalam merespons kebutuhan individual
(Sjef Cornelissen, International Lighting Review 002: Shop). Seperti munculnya perhatian
terhadap eksistensi figur individu dan interaksi antar mereka (humanising light), sampai peran
makin dominan atas seluruh proses dan aktivitas dalam ruang retail (light the process).
Di masa depan, kenyamanan, mood dan interaksi pengunjung (khususnya di ruang
retail) besar kontribusinya terhadap tren pencahayaan yang makin dinamis, mengombinasikan
beragam spesifi kasi terintegrasi, fleksibel dengan sistem kontrol yang mudah. Bahkan
melahirkan keberanian konsep light as art seperti gaya pencahayaan orkestra dan semacamnya.
Apabila seorang merchandiser harus mengisi rak/gondola atau melakukan display barang
maka harus memerhatikan hal hal sebagai berikut:
a. Mencatat item dan jumlah barang yang akan diambil dari gudang untuk pengisian
gondola/rak.
b. Mengumpulkan barang yang akan diambil untuk dipajang dalam troly dan dibawa ke ruangan
display.
c. Mengeluarkan barang dari kardus dan memajang barang, kardus pembungkus
dirapikan/dilipat dan dibawa keluar.
d. Jika barang di rak/shelving kosong sedang stocknya minim ,maka yang harus dilakukan.
- Mengisi barang dari floor display/end gondola,
- Memajukan barang ke depan agar terlihat penuh,
- Apabila barang di rak kosong, baik di rak shelving/gondola atau di gudang maka:
a. Rak/gondola diisi dengan barang dari atas atau bawahnya,
b. Rak/gondola diisi dengan item barang dari kanan atau kirinya.
Apabila barang di rak/gondola kosong sedangkan rak tersebut telah disewa oleh suplier
maka rak tersebut diisi dengan barang lain dari supplier yang sama, selama barang tersebut tidak
mengkontaminasi barang lain yang ada di rak tersebut.
Dalam mendisplay barang petugas merchandiser harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut.