Oleh :
YULAINI
1601080466
2020
A. Pengertian Abortus
Pengguguran kandungan atau aborsi atau abortus adalah berakhirnya
kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan
penyebabnya. Bayi baru mungkin hidup di dunia luar bila berat badannya
telah mencapai lebih daripada 500 gram atau umur kehamilan lebih daripada
20 minggu (Sastrawinata, 2005)
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang
terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di luar kandungan, mempunyai berat
badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi, karena jarangnya janin yang
dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka
abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai
berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu (Prawirohardjo S, 2009).
B. Etiologi
Menurut Prawirohardjo S (2009) penyebab abortus antara lain adalah :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat juga disebut factor ovovetral.
Faktor ovovetal yang menyebabkan abortus adalah kelainan pertumbuhan
janin dan kelainan pada plasenta. Kelainan hasil konsepsi dapat
menyebabkan kematian janin atau cacat.kelainan berat biasanya
menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda.faktor-faktor yang
menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut.
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering digunakan pada abortus
spontan ialah risomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan
kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan diendometrium
disekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga penberian zat-
zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar.Radiasi, virus, obat-obat dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya
dalam uterus.Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
2. Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam viliporeales dan menyebabkan oksigenasi
plasenta terganggu ,sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin.keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya
karena hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak,seperti pmeumonea,typis abdominalis, pielonefritis,
malaria dan lain-lain yang menyebabkan abortus.Toksin, bakteri, virus,
atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga
menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus. Anemia
berat, keracuanan, laparotomi, peritonitis umum dan penyakit menahun
seperti bruselosis, mononucleosis infeksiosa, toksosplamosis juga dapat
menyebabkan abortus walaupun lebih jarang.
4. Kelainan traktus genitalis
Retriversio uteri, miomata uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat
menyebabkan abortus.tetapi, harus di ingat bahwa hanya retroversion uteri
gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan
penting. Sebab lain abortus dalam trimester II ialah serviksin kompeten
yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi
serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang
tidak dijahit.
Secara umum abortus disebabkan oleh :
1. Infeksi akut : virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis. Infeksi bakteri,
misalnya streptokokus. Parasit, misalnya malaria. Infeksi kronis : Sifilis,
biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua. Tuberkulosis paru,
aktif, pneumonia.
2. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah,air raksa, dan lain-lain.
3. Penyakit kronis, misalnya : hipertensi, nephritis, diabetes, anemia berat
penyakit jantung : toxemia gravidarum.
4. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dan lain-lain.
5. Trauma fisik. Penyebab yang bersifat lokal: Fibroid, inkompetensia serviks.
Radang pelvis kronis, endometrtis. Retroversi kronis. Hubungan seksual
yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia dan
abortus.
6. Kelainan alat kandungan.
7. Gangguan kelenjar tiroid.
8. Penyebab dari segi Janin / Plasenta Kematian janin akibat kelainan bawaan.
9. Kelainan kromosom. Linkungan yang kurang sempurna.
10. Penyakit plasenta, misalnya inflamasi dan degenerasi.
C. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan
nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu,
villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan
sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin
dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam
bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta,
fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus
Kelainan kromosom, lingkungan, teratogenik, kongenital, penyakit pada ibu
Psikologis ibu
MK : Risti infeksi Lepasnya PD dan plasenta ibu ABORTUS
kecemasan
Rangsangan pada uterus
perdarahan
MK: anxietas
anemia
Hipovolemik
Dilatasi serviks
kelemahan
MK : Gangguan aktivitas
13) Genetalia
a. Inspeksi : Kebersihan kurang, perdarahan pervaginam, terdapat bekuan
darah, serviks tampak mendatar dan dilatasi
14) Ekstremitas atas
a. Inspeksi : Ada tidaknya infus yang terpasang
b. Palpasi : CRT (Capilary Refile Time)
15) Ekstremitas bawah
a. Inspeksi : Ada tidaknya deformitas
b. Palpasi : Akral (perdarahan biasanya disertai dnegan akral dingin). 35 g)
Pemeriksaan pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan penunjang ini diperlukan
dalam keadaan abortus imminens, abortus habitualis, serta missed abortion:
1) Pemeriksaan ultrasonografi atau doppler untuk menentukan apakah janin
masih hidup atau tidak, serta menentukan prognosis.
2) Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion
3) Tes kehamilan. h. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang
dapat muncul pada ibu abortus imminens, menurut (Nugroho, 2011),
(NANDA NIC NOC, 2013) antara lain adalah:
a. Gangguan rasa nyaman Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan
intrauterine
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
c. Intoleransi berhubungan dengan respon tubuh terhadap aktivitas:
perdarahan, keletihan
d. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva
lembab
e. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan, masalah kesehatan. i.
Perencanaan Keperawatan Menurut Nugroho (2011),(NANDA NIC NOC,
2013) Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam
(2011):
a. Gangguan rasa nyaman Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan
intrauteri 36 Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan:
gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi dengan: Kriteria Hasil:
1) Nyeri tidak ada
2) Nyeri hilang Rencana Tindakan:
a) Observasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b) Observasi skala nyeri
c) Monitor tanda – tanda vital
d) Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)
e) Ajarkan memonitor nyeri secara mandiri (miring kanan, miring kiri)
f) Kolaborasi pemberian analgetika
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan resiko tinggi
kekuragan volume cairan dapat diatasi dengan: Kriteria Hasil:
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal
2) Menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikkan dengan
haluaran urine adekuat dengan berat jenis normal 3 – 5 ml/ jam
3) Turgor kulit elastis
4) Capillaryrefill kurang dari 2 detik Rencana Tindakan:
a) Kaji dan observasi penyebab kekurangan cairan (perdarahan)
b) Kaji kondisi status hemodinamika
c) Kaji intake output
d) Monitor tanda – tanda vital
e) Pantau kadar Hb dan Ht 37
f) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
c. Intoleransi berhubungan dengan respon tubuh terhadap aktivitas:
perdarahan, keletihan Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di
harapkan klien dapat mobilisasi dengan: Kriteria Hasil:
1) Klien dapat beraktivitas kembali
2) Klien dapat melakukan aktivitas mandiri
3) Klien Rencana Tindakan:
a) Kaji respon klien terhadap aktivitas: perdarahan dan keletihan
b) Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan
c) Monitor tanda – tanda vital
d) Tingkatkan aktivitas secara bertahap
e) Berikan klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
f) Berikan klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan
kemampuan/kondisi klien.
g) Anjurkan klien untuk istirahat sesuai jadwal sehari – hari
h) Anjurkan pemenuhan aktivitas berat yang tidak dapat/ tidak boleh
dilakukan klien, dan libatkan keluarga klien
i) Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
d. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva
lembab Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan Tidak
terjadi infeksi selama perawatan perdarahan dengan: Kriteria Hasil:
1) Infeksi tidak terjadi
2) Tanda – tanda vital dalam batas normal
3) Tanda – tanda infeksi berkurang 38 Rencana Tindakan:
a) Kaji tanda – tanda vital
b) Monitor tanda – tanda infeksi
c) Kurangi organisme yang masuk kedalam individu: cuci tangan, steril
untuk perawatan luka dan tindakan invasive
d) Anjurkan klien menggunakan tehnik aseptic
e) Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
e. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan Tujuan : setelah di
lakukan tindakan keperawatan di harapkan tidak terjadi kecemasan pada
klien dengan : Kriteria hasil :
a. Aktivitas fisik meningkat
b. Cemas berkurang Rencana Tindakan:
a) Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit
b) Kaji derajat kecemasan yang dialami klien
c) Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
d) Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama
e) Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Ralph c, benson (2009) buku saku obstetri dan ginekologi edisi 9. Egc: jakarta
Sastrawinata, s (2005). Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi. 2nd ed. Egc :
jakarta
Kecemasan
10 Tekanan darah
11 Diaforesis
12 Tremor
13 Pucat
5. Obyektif pasien, jika perlu
6. Tampak gelisah - Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
7. Tampak tegang kompetitif sesuai kebutuhan
8. Sulit tidur - Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk
GEJALA DAN TANDA MINOR mengurangi ketegangan
a) Subyektif - Latih penggunaan mekanisme pertahanan
- Mengeluh pusing diri yang tepat
- Anoreksia - Latih teknik relaksasi
- Palpitasi
- Merasa tidak Kolaborasi :
berdaya - Kolaborasi pemberian obat antlansietas,
b) Obyektif Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam jika perlu
- Frekuensi nafas diharapkan Ansietas berkurang dengan kriteria hasil :
meningkat
- Frekuensi nadi 1= Meningkat
meningkat 2= Cukup Meningkat
- Tekanan darah 3= Sedang
meningkat 4= Cukup Menurun
- Diaforesis 5= Menurun
- Tremor
- Muka tampak pucat
- 1= Memburuk
No Kriteria Hasil 1 2 3 4 Suara
5 bergetar
- Kontak mata buruk 2= Cukup Memburuk
Berjalan- Sering berkemih 3= Sedang
1 dengan - Berorientasi pada 4= Cukup Membaik
masa lalu
langkah efektif 5= Membaik
Berjalan
2 KONDISI KLINIS TERKAIT
dengan
langkah pelan
1. Penyakit kronis progresif (mis. kanker, penyakit
autoimun)
Pberjalan
3
menanjak
Berjalan
4
menurun
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
2.
Observasi :
- Identifikasi ganggjuan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola tidur dan jam tidur
INTOLERANSI AKTIVITAS - Monitor lokasi dan ketidak nyamanan
selama melakukan aktifitas
DEFINISI
Ketidak cukupan energy untuk melakukan aktivitas Terapeutik
sehari – hari - Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus ( mis, cahaya, suara,
PENYEBAB kunjungna )
1. ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan - Lakukan gerak pasif dan atau aktif
oksigen - Berikan aktifitas distraksi yang
2. tirah baring menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika
3. kelemahan tidak dapat berpindah atau berjalan
4. immobilitas
5. gaya hidup monoton Edukasi
- Anjurkan tirah baring
GEJALA DAN TANDA MAYOR - Anjurkan melakukan aktifitas secara
Subyektif bertahap
1. mengeluh lelah - Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
Objektiuf - Ajarkan strategi koping untuk menguramgi
1. frekuensi jantung menigkat >20% dari kondisi kelelahan
istirahat
Kolaborasi
GEJALA DAN TANDA MINOR - Kolaborasi dengan ahli gizi cara
c) Subyektif meningkatkan asupan makanan
- Disapnea saat /
setelah aktivitas
- Merasa tidak
nyaman setelah beraktifitas
- Merasa lemah
d) Obyektif
- Tekanan darah
berubah >20% dari kondisi istirahat
- Gambaran EKG
menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
- Gambaran EKG
menunjukkkan iskemia
- Sianosis
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Anemia
2. Gagal jantung kongestif
3. Penyakit jantung coroner
4. Penyakit katup jantung
5. Aritmia
6. Penyakit paru obstruktif kronis
7. Gangguan metabolic
8. Gangguan musculoskeletal