Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Penelitian tentang tingkat pengetahuan pasien rawat jalan terhadap penggunaan

antibiotika di Puskesmas Labakkang Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene pada

bulan Maret-April terhadap 95 orang responden yang dipilih berdasarkan metode Simple

Random Sampling.

Dari penelitian diperoleh data berupa karakteristik dan hasil jawaban responden

yang dapat dilihat pada tabel berikut.

1. Karakteristik Responden

Adapun 95 orang responden ini kemudian dibagi ke dalam beberapa kategori

berdasarkan karakteristiknya, yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan dan umur

responden. Adapun karakteristik tersebut diuraikan pada tabel-tabel berikut :

Tabel 1 : Pendidikan Terakhir Responden

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persen


(Responden) (%)
1. SD 15 16%
2. SMP 16 17%
3. SMA 35 37%
4. Sarjana 29 30%
Jumlah 95 100 %
Sumber : Data primer 2020

Tabel 1 di atas menunjukkan sebaran responden berdasarkan tingkat

pendidikan. Responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 15 orang (16%),


SMP sebanyak 16 orang (17%), SMA sebanyak 35 orang (37%) dan Sarjana

sebanyak 29 orang (30%).

Tabel 2 : Pekerjaan Responden

No. Pekerjaan Responden Jumlah Persen


(Responden) (%)
1. IRT 38 40%
2. Wiraswasta 19 20%
3. PNS 12 13%
4. Buruh 5 5%
5. Honorer 9 9%
6. Mahasiswa 3 3%
7. Siswa 9 9%
Jumlah 95 100%
Sumber : Data primer 2020

Tabel 2 di atas menunjukkan sebaran responden berdasarkan jenis

pekerjaan. Responden yang bekerja sebagai IRT sebanyak 38 orang (40%),

Wiraswasta 19 orang (20%), PNS 12 orang (13%), Buruh 5 orang (5%), Honorer

sebanyak 9 orang (9%), Mahasiswa 3 orang (3%), dan Siswa 9 orang (9%).

Tabel 3 : Umur Responden

Umur Responden Jumlah Persen


(Responden) (%)
15-19 8 8%
20-24 12 13%
25-29 16 17%
30-34 17 18%
35-39 10 10%
40-44 13 14%
45-49 10 10%
50-54 4 4%
55-59 3 3%
Jumlah 95 100 %
Sumber : Data primer 2020

Tabel 3 di atas menunjukkan sebaran responden berdasarkan rentang

umur. Responden dengan rentang umur 15-19 tahun sebanyak 8 orang (8%), umur

20-24 tahun sebanyak 12 orang (13%), umur 25-29 tahun sebanyak 16 orang

(17%), umur 30-34 tahun sebanyak 17 orang (18%), umur 35-39 tahun sebanyak

10 orang (10%), umur 40-44 sebanyak 13 orang (14%), umur 45-49 tahun

sebanyak 10 orang (10%), umur 50-54 tahun sebanyak 4 orang (4%) dan

responden yang berumur 55-59 tahun sebanyak 3 orang (3%).

2. Hasil Jawaban Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kepada 95 orang responden,

diperoleh jawaban mengenai tingkat pengetahuan pasien rawat jalan terhadap

penggunaan antibiotika di Puskesmas Labakkang Kecamatan Labakkang Kabupaten

Pangkajene. Penjelasan lebih lanjut mengenai jawaban responden dapat dilihat pada

uraian tabel berikut.


Tabel 4. Distribusi jawaban Responden mengenai Tingkat Pengetahuan Pasien Rawat

Jalan Terhadap Penggunaan Antibiotika di Puskesmas Labakkang

Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene.

Mengetahui apa itu antibiotika

Frekuensi Persen

Benar 84 88%

Salah 11 12%

Mengetahui kegunaan antibiotika


Frekuensi Persen
Benar 78 82%
Salah 17 18%

Antibiotika dapat digunakan untuk mengobati segala

jenis penyakit
Frekuensi Persen

Benar 38 40%

Salah 57 60%
Antibiotika digunakan untuk mengobati penyakit infeksi

jamur
Frekuensi Persen

Benar 43 45%

Salah 52 55%

Antibiotika harus digunakan sampai habis meski gejala

sudah hilang
Frekuensi Persen

Benar 55 58%

Salah 40 42%

Antibiotika dapat diminum kapan saja ketika merasa sakit

Frekuensi

Persen

Benar

38
40%

Salah

57

60%

Antibiotika dapat diminum bersama susu, teh atau kopi

Frekuensi

Persen

Benar

18

19%

Salah

77

81%

Antibiotika yang aman dapat juga dibeli di toko/warung obat


Frekuensi

Persen

Benar

51

54%

Salah

44

46%

Antibiotika diminum 3-4 kali sehari selama 5 sampai 7

hari (1 minggu)
Frekuensi Persen

Benar 43 45%

Salah 52 55%

Jika dikatakan 3 kali sehari maka yang dimaksud adalah

tiap 8 jam
Frekuensi Persen
Benar 71 75%

Salah 24 25%

Resistensi (artinya kekebalan kuman terhadap

antibiotika). Jadi jika seseorang telah resistensi terhadap

antibiotika maka perlu diberikan golongnan antibiotika

dengan tingkatan yang berbeda


Frekuensi Persen

Benar 57 60%

Salah 38 40%

Jika sudah terjadi resistensi (kekebalan kuman terhadaap antibiotika) maka antibiotika tersebut

tidak dapat lagi membasmi bakteri

Frekuensi

Persen
Benar

51

54%

Salah

44

46%

apakah penggunaan antibiotika yang tepat dapat membahayakan semua orang

Frekuensi

Persen

Benar

13

14%

Salah

82

86 %
Pada tabel distribusi jawaban di atas, diuraikan hasil penelitian dari 13

butir pertanyaan yang diberikan kepada responden berdasarkan parameter tertentu

untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Pasien Rawat Jalan Terhadap Penggunaan

Antibiotika di Puskesmas Labakkang Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep.

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil rata-rata di atas 50%. Angka

tersebut mengindikasikan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap

penggunaan antibiotika termasuk dalam kategori tinggi.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Labakkang Kecamatan

Labakkang Kabupaten Pangkep terhadap 95 orang responden pada bulan Maret-April

2020, diperoleh persentase hasil rata-rata di atas 50%. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan pasien rawat jalan di Puskesmas Labakkang termasuk tinggi.

Untuk subvariabel pertama, yaitu pengetahuan responden tentang antibiotika

diperoleh persentase jawaban benar sebesar 88%. Angka tersebut mengindikasikan

bahwa pasien rawat jalan di Puskesmas Labakkang sudah cukup banyak mengetahui

tentang antibiotika. Pada butir soal 1 yaitu “Apakah anda mengenal antibiotika?’

sebanyak 84 responden menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa sudah

banyak responden yang mengenal antibiotika. Dan pada butir soal 2 yaitu “Apakah anda

mengetahui kegunaan antibiotika?” Sebanyak 78 orang atau 82% persen dari total
responden menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien rawat

jalan sudah mengetahui kegunaan antibiotika.

Butir soal nomor 3 yaitu, “Apakah antibiotika dapat digunakan untuk mengobati

segala jenis penyakit?” hasilnya yaitu sebanyak 57 orang atau 60% dari total responden

menjawab “salah”. Sedangkan sisanya, yaitu 38 orang atau 40% dari total responden

menjawab “benar”. Hasil ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pasien rawat jalan di

Puskesmas Labakkang sudah mengetahui bahwa antibiotika tidak dapat mengobati segala

jenis penyakit. Butir soal nomor 4 yaitu, “Apakah antibiotika digunakan untuk mengobati

penyakit infeksi jamur?” diperoleh hasil yaitu sebanyak 43 orang atau 45% dari total

responden memilih jawaban “benar”. Sedangkan yang memilih jawaban “salah”

sebanyak 52 orang atau 55% total responden. Hasil ini mengindikasikan bahwa pasien

rawat jalan sudah banyak mengetahui fungsi yang sebenarnya daripada antibiotika, yaitu

antibiotika tidak diperuntukkan untuk mengobati infeksi jamur.

Butir soal ke 5 yaitu “Apakah antibiotika harus digunakan sampai habis meski

gejala sudah hilang?’ hasilnya yaitu sebanyak 55 orang atau 58% dari total responden

menjawab “benar”. Sedangkan sisanya, 40 orang 42% dari total responden menjawab

“salah”. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pasien rawat jalan sudah

mengetahui aturan pakai antibiotika sehingga dapat mencegah pasien rawat jalan di

Puskesmas Labakkang mengalami resistensi.

Butir soal ke 6 yaitu “Apakah antibiotika dapat diminum kapan saja ketika merasa

sakit?” responden yang memilih jawaban “benar” sebanyak 38 atau 40% dan yang

memilih jawaban “salah” sebanyak 57 responden atau 60%. Hal ini mengindikasikan

bahwa pasien rawat jalan sudah banyak yang mengetahui bahwa antibiotika tidak dapat
diminum kapan saja ketika merasa sakit. Butir soal ke 7 yaitu “Apakah antibiotika dapat

diminum bersama susu, teh atau kopi?’ hasilnya yaitu sebanyak 18 orang atau 19% dari

total responden yang memilih jawaban “benar” sedangkan sisanya 77 orang atau 81%

memilih jawaban “salah”. Dengan mayoritas responden memilih jawaban “salah”, dapat

dikatakan bahwa pengetahuan pasien rawat jalan sudah tinggi. Simpulan ini merujuk

pada fakta bahwa antibiotika tidak dapat diminum bersamaan dengan susu, teh ataupun

kopi.

Butir soal ke 8 yaitu “Apakah antibiotika yang aman dapat dibeli di toko/warung

obat?”, responden yang memilih jawaban “benar” sebanyak 51 orang atau 54%,

sedangkan yang memilih jawaban “salah” sebanyak 44 orang atau 46%. Hal ini

mengindikasikan bahwa pengetahuan pasien rawat jalan tentang pembelian antibiotika

yang aman itu masih kurang. Antibiotika hanya dapat dibeli di Apotek dengan

menggunakan resep dokter. Butir soal ke 9 yaitu “Apakah antibiotika diminum 3-4 kali

sehari selama 5 sampai 7 hari (1 minggu)?”, sebanyak 43 responden atau 45% memilih

jawaban “benar” sedangkan sisanya memilih jawaban “salah”, yaitu sebanyak 52 orang

atau 55% dari total responden.

Butir soal ke 10 yaitu “Jika dikatakan 3 kali sehari maka yang dimaksud adalah

tiap 8 jam” hasilnya yaitu 71 responden atau 75% memilih jawaban “benar” dan yang

memilih jawaban “salah” sebanyak 24 responden atau 25%. Hal ini mengindikasikan

bahwa pasien rawat jalan sudah paham tentang aturan minum antibiotika yakni setiap 8

jam jika dikatakan 3 kali sehari. Butir soal ke 11, yaitu “Resistensi (artinya kekebalan

kuman terhadap antibiotika). Jadi jika seseorang telah resistensi terhadap antibiotika

maka perlu diberikan golongnan antibiotika dengan tingkatan yang berbeda” diperoleh
responden yang memilih jawaban “benar” sebanyak 57 orang atau 60% . selebihnya

memilih jawaban “salah”, yaitu sebanyak 38 responden atau 40%.

Butir soal ke 12 yaitu “Jika sudah terjadi resistensi (kekebalan kuman terhadaap

antibiotika) maka antibiotika tersebut tidak dapat lagi membasmi bakteri”, responden

yang memilih jawaban “benar” sebanyak 51 responden atau 54%. Sedangkan responden

yang memilih jawaban “salah” sebanyak 45 responden atau 46%. Hal ini menunjukkan

bahwa pasien rawat jalan sudah memahami mengenai resistensi terhadap antibiotika.

Butir soal ke 13 yaitu “Apakah penggunaan antibiotika yang tepat dapat membahayakan

semua orang?”, responden yang memilih jawaban “benar” sebanyak 13 responden atau

14%, Sedangkan yang memilih jawaban “salah” sebanyak 82 responden atau 86%. Hal

ini membuktikan bahwa pasien rawat jalan sudah memahami tentang pentingnya

penggunaan antibiotika secara tepat agar tidak membahayakan orang yang

mengonsumsinya.

Secara komulatif diperoleh persentase jawaban responden di atas rata-rata yakni

diatas 50%. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien rawat jalan

terhadap penggunaan antibiotika di Puskesmas Labakkang Kecamatan Labakkang

Kabupaten Pangkep sudah termasuk tinggi. Angka persentase di atas menunjukkan

bahwa masyarakat sudah paham mengenai aturan minum antibiotika, penggunaan

antibiotika yang tepat dan apa itu resistensi.

Aspek yang mempengaruhi tingginya tingkat pengetahuan pasien rawat jalan

yaitu latar pendidikan dan pengetahuan yang memadai. Pada saat kami melakukan

pengambilan sampel di Puskesmas Labakkang, mayoritas responden yang datang berobat

dan direkam tanggapannya merupakan pelajar SMA dan sarjana perguruan tinggi,
sehingga telah sedikit banyak mengetahui tentang antibiotika secara umum. Hal ini

menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat antara latar belakang pendidikan dengan

pengetahuan umum mengenai kesehatan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai