Anamnesis
● Gejala infeksi: demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu
makan , keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare
● Gejala respiratori: batuk, sesak napas, retraksi dinding dada, takipnea, napas
cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis
● Pada bayi, gejala tidak khas, seringkali tanpa demam dan batuk
● Batuk: produktif
○ Viral pneumonia: low-grade fever, gejala URTI, mild tachypnea,
crackles/wheezing
○ Bacterial: high-grade fever, chills, batuk, sakit dada, tampak lebih
sakit, tachypnea, crackles, local dullness; pada kasus yang parah:
respiratory distress, sianosis, suara pernafasan turun
○ Mycoplasma/Chlamydia (walking pneumonia): gradual onset,
dyspnea, rales, gejala URTI
Pemeriksaan Fisik
Manifestasi klinis yang akan ditemui berbeda-beda berdasarkan kelompok usia.
● Neonatus : sering dijumpai takipnea, grunting, pernapasan
cuping hidung, retraksi dinding dada, sianosis, dan malas menetek
● Bayi yang lebih besar : jarang ditemukan grunting. Gejala lain yang
sering terlihat adalah batuk, panas, dan iritabel
● Anak prasekolah : selain gejala di atas, dapat ditemukan batuk
produktif/non produktif, dispnea
● Anak sekolah dan remaja : dapat dijumpai nyeri dada, nyeri kepala,
dehidrasi, dan letargi
● Takipneu pada anak digolongkan berdasarkan jumlah laju nafas per menit.
Pemeriksaan Penunjang
Radiologis
Foto rontgen toraks frontal dan lateral dibutuhkan untuk menentukan
lokasi penyakit dan memvisualisasikan infiltrat retrokardiak; mereka
direkomendasikan untuk diagnosis pada anak-anak yang dirawat di rumah
sakit tetapi tidak penting untuk diagnosis pada pasien rawat jalan yang
terlihat sehat. Foto Rontgen toraks proyeksi posterior-anterior (PA)
merupakan dasar diagnosis utama pneumonia. Foto lateral dibuat bila
diperlukan informasi tambahan (tidak rutin dilakukan).
Radiografi toraks boleh jadi tampak normal pada tahap awal pneumonia,
dengan
infiltrat muncul selama penatalaksanaan seiring rehidrasi. Decubitus views
atau ultrasound sebaiknya digunakan untuk assess ukuran efusi
pleura dan apakah mereka dapat digerakkan / freely mobile
Pemeriksaan laboratorium
o Jumlah leukosit >15.000/µL dengan dominasi neutrofil sering
didapatkan pada pneumonia bakteri, tetapi dapat pula karena
pneumonia non bakteri
o Diagnosis pasti pneumonia bakterial yaitu dengan isolasi
mikroorganisme dari paru, cairan pleura, atau darah.
o Pengambilan spesimen dari paru sangat invasif dan tidak rutin
diindikasikan dan dilakukan
o Kultur darah hanya (+) pada 10−30% kasus
o Pemeriksaan C-reactive protein perlu dipertimbangkan pada
pneumonia dengan komplikasi dan dapat bermanfaat untuk melihat
respons antibiotik. Tidak dapat membedakan pneumonia akibat virus
atau bakteri
Pemeriksaan Pulseoxymeter
Pengukuran saturasi O2 merupakan pemeriksaan noninvasif yang dapat
memperkirakan oksigenasi arteri. Semua anak yang dirawat inap karena
pneumonia seharusnya diperiksa pulse oxymetri. Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan untuk negara berkembang dengan keterbatasan sarana untuk
mendeteksi hipoksemia
Pemeriksaan mikrobiologis
Pemeriksaan biakan darah harus dilakukan pada semua anak yang dicurigai
menderita pneumonia bakteri, pneumonia berat dan pneumonia dengan
komplikasi.
Pemeriksaan sputum
Diagnosis Banding
● Acute bronchitis: absent to low-grade fever, gejala tidak terlalu parah, hasil
CXR tidak remarkable, batuk mula-mula nonproduktif
● Chronic bronchitis: batuk produktif >3bulan
● Bronchiolitis: usia anak <2-3 tahun, bayi mengalami gejala batuk, pilek,
dapat disertai demam yang kemudian diikuti gejala akibat keterlibatan
saluran respiratori bawah seperti wheezing, takipnea, dan retraksi. Takipnea
dapat ringan sampai terjadi gagal napas. Karakteristik gejala klinis adalah
puncak penyakit terjadi pada hr ke-3–4 , swab RSV (+), CXR hyperinflation,
prolonged expiratory
Tata Laksana
Indikasi rawat inap di rumah sakit:
Hipoksemia
Tidak bisa menjaga hidrasi adekuat
Respiratory distress sedang hingga berat
Bayi di bawah usia 6 bulan dengan dugaan pneumonia oleh bakteri
Pasien yang dikhawatirkan terjangkit patogen yang lebih virulen (misalnya
methicillin-resistant S. aureus),
Ada kekhawatiran terkait kemampuan keluarga untuk mengurus sang anak,
Perawatan umum di Rumah Sakit pada pneumonia:
Terapi Oksigen
Dilakukan pada pasien yang mengalami:
o Sianosis sentral
o Penurunan kesadaran, tidak responsif, atau responsif hanya pada
rangsang nyeri
o Kepala terangguk-angguk atau mengerang
o Telapak atau konjungtiva sangat pucat (anemia berat) dengan tarikan
dinding dada bawah ke dalam atau frekuensi napas cepat
o Koma akut atau kejang lebih dari 15 menit
o Tarikan dinding dada ke dalam
o Jika tersedia pulse oksimetri, saturasi oksigen <90%
Laju aliran oksigen yang diberikan kepada anak juga berbeda-beda dan
disesuaikan berdasarkan usia pasien:
o 0,5 liter/menit pada bayi muda (0-2 bulan)
o 1 liter / menit pada bayi (2-12 bulan)
o 2 liter/menit pada anak Balita (12 – 59 bulan)
o 4 liter/menit pada anak usia sekolah
Antipiretik
Anak yang terkena infeksi saluran respiratori bagian bawah akut umumnya
mengalami pireksia dan dapat merasakan nyeri seperti nyeri kepala, nyeri
dada, nyeri sendi, nyeri perut, dan nyeri telinga
Dapat diberikan paracetamol 10-15mg/kgBB, diberikan 4-6 jam sekali
apabila suhu >38
Terapi Cairan
Anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak atau
kelelahan memerlukan terapi cairan
Pipa nasogastrik dapat memengaruhi pernapasan dan karena itu harus
dihindari pada anak yang sakit berat, terutama bayi dengan lubang hidung
yang kecil. Penderita yang muntah-muntah atau sakit berat memerlukan
cairan i.v. Bila diperlukan, cairan i.v. diberikan 80% dari kebutuhan basal
dan perlu dipantau elektrolit serum
Pemantauan
Dilakukan pemantauan untuk mengobservasi adanya perbaikan atau
perburukan dari pengobatan yang diberikan kepada pasien. Apabila terjadi
perburukan di evaluasi kembali terapi yang diberikan dan dapat tambahkan
kloramfenikol 25mg/kgBB/dosis im iv setiap 8 jam atau
gentamisin7,5mg/kgBB im iv 1 kali sehari
Pencegahan
Strategi Umum Strategi Khusus
Suplementasi Nutrien dan Imunisasi
mikronutrien ∙ Campak
∙ ASI eksklusif sampai ∙ Haemophilus influenzae type
6 bulan untuk Ibu b (Hib)
tanpa HIV ∙ Pneumokokal (PCV)
∙ Nutrisi yang ∙ Pertusis
memadai ∙ Untuk orangtua atau
∙ Suplementasi vitamin pengasuh bayi <6 bl
A disarankan untuk diberikan
∙ Suplementasi Zinc vaksin influenza dan pertusis
Faktor Lingkungan
∙ Hindari polusi udara
dalam ruangan
∙ Cuci tangan
Vaksin diberikan berdasarkan jadwal rekomendasi imuniasis IDAI
Indikasi pulang:
• Perbaikan secara klinis
• Nafsu makan membaik
• Bebas demam 12-24 jam
• Stabil
• Saturasi O2 > 92% dalam udara ruangan selama 12-24 jam (tanpa 02)
• Orang tua sudah mengerti untuk melanjutkan pemberian antibiotik oral.