Anda di halaman 1dari 5

1.

Siklus Akuntansi
Michell Suharli (2006:49) mengungkapkan bahwa pengertian siklus akuntansi adalah urutan
transaksi, peristiwa, aktivitas, dan proses dari awal sampai akhir dimulai dari awal seperti
lingkaran yang tidak akan pernah putus.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siklus akuntansi adalah suatu rangkaian berbagai
tahap yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan memproses berbagai bukti transaksi
keuangan untuk menghasilkan sebuah laporan atau informasi akuntansi pada sebuah perusahaan
atau organisasi dalam satu periode tertentu.

Siklus atau proses akuntansi terdiri dari berbagai tahapan. Secara garis besar dikelompokan
menjadi 3 tahap, yakni: tahap pencatatan dan penggolongan bukti transaksi keuangan; tahap
peringkasan laporan keuangan (ikhtisar); dan pembuatan atau perumusan laporan keuangan
(financial statements). Hal ini menurut pendapat Michell Suharli (2006:49) dalam bukunya
Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang.
1. Tahap Pencatatan dan Penggolongan
Tahap pertama yang dilakukan dalam siklus akuntansi adalah mencatat setiap transaksi keuangan
yang terjadi. Pencatatan yang detail akan sangat memudahkan melakukan analisa terhadap arus
kas (cash flow) perusahaan atau organisasi. Setelah mencatat dan menganalisa data-data dari
setiap bukti transaksi keuangan, langkah selanjutnya adalah menggolongkan berbagai data
finansial tersebut. Tujuannya adalah untuk memudahkan kita ketika ingin menganalisis data
keuangan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap penggolongan ini mencakup:
Pembuatan dan penyusunan bukti-bukti transaksi, baik transaksi internal ataupun eksternal
perusahaan.
Pencatatan setiap transaksi pada jurnal tertentu (jurnal umum atau khusus).
Catat hasil pencatatan di jurnal tersebut ke laporan buku besar.
Jadi, secara garis besar tahap pertama ini meliputi pencatatan dalam jurnal umum, mempostingnya
ke buku besar, dan mencatat ke dalam neraca saldo.

2. Tahap Peringkasan atau Ikhtisar Laporan Keuangan


Tahap ke dua dari sebuah siklus akuntansi adalah membuat ringkasan atau ikhtisar laporan
keuangan. Kegiatan meringkas laporan tersebut bertujuan agar memudahkan kita dalam
menganalisa data. Tahap pengikhtisaran ini terdiri dari penyusunan jurnal penyesuaian, pembuatan
jurnal pembalik, dan pembuatan neraca lajur atau kertas kerja. Secara detail, kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini meliputi:

Merancang neraca saldo yang datanya berasal dari saldo di buku besar.
Menyusun jurnal penyesuaian yang bertujuan menyelaraskan fakta dan data yang sebenarnya di
akhir periode.
Membuat neraca lajur yang digunakan untuk mempermudah dalam proses penyusunan laporan
finansial.
Membuat jurnal penutup yang bertujuan untuk mengetahui gambaran laba rugi persuahaan atau
neraca keseimbangan, serta untuk menutup perkiraan (temporary account).
Membuat neraca saldo setelah penutupan yang bermanfaat sebagai media untuk mmegecek
pencatatan kembali dalam periode selanjutnya.
Membuat jurnal pembalik yang berguna untuk mengantsipasi kesalahan pencatatan di periode
berikutnya.

3. Tahap pelaporan keuangan (Financia Statements)


Tahap terakhir meliputi kegiatan pembuatan laporan keuangan, pembuatan jurnal penutup, dan
pembuatan neraca saldo setelah penutupan. Tahap laporan keuangan mencakup:

Laporan neraca (balance sheets) adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi assets atau
aktiva, liabilities atau hutang, serta equity atau modal.
Laporan rugi laba (income statements) yang berisi data informasi seluruh beban pengeluaran
(outcome) dan pemasukan (income) sehingga diperoleh simpulan jumlah laba/rugi.
Laporan perubahan modal (equity statements) menyajikan informasi terkait perubahan modal
perusahaan, misalnya modal awal yang disetor, saldo laba, tambahan modal, hingga data mengenai
reatained earning.
Laporan arus kas (cash flow statements) yang meliputi arus kas pada aktivasi investasi, aktivasi
operasi, serta aktivasi pendanaan.
Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan tambahan yang berisi catatan informasi yang
lebih detail tentang akun tertentu sehingga memberikan nilai yang lebih komprehensif dan akurat
dari suatu laporan finansial perusahaan.

2. Persamaan akuntansi dalam kalimat sendiri:


Modal perusahaan akan bertambah jika perusahaan memperoleh pendapatan, dan akan berkurang
jika ada utang, maka laba selana periode tertentu akan sama dengan pendapatan dikurang utang.
Dengan demikian modal perusahaan pada akhir periode pertama akan sama dengan modal awal
periode ditambah laba untuk periode tersebut.

3. Akun-akun yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut :

1.Beban yang masih harus dibayar


Merupakan beban/biaya yang harus diakui oleh perusahaan setelah menerima manfaat dalam suatu
periode, walaupun biaya tersebut belum dibayarkan.
Contoh : Biaya listrik pada bulan Januari sebesar 250.000, perusahaan berniat membayar biaya
tersebut pada awal bulan Februari.
Sehingga pada akhir bulan Januari perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian untuk mengakui
biaya listrik yang sudah terjadi.

Beban Listrik 250.000


Utang Beban 250.000
Contoh lain : Gaji karyawan bulan Januari sebesar 5.000.000, perusahaan membayar gaji tersebut
pada awal bulan berikutnya.
Sehingga pada akhir bulan Januari perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian untuk mengakui
biaya gaji yang sudah terjadi.
Beban Gaji 250.000
Utang Gaji 250.000
Pada saat pembayaran yang sebenarnya (awal bulan february) dibuat jurnal dengan mendebit
rekening utang, dan mengkredit rekening kas karena rekening beban sudah dicatat pada bulan
kemarin.

Utang…. XXX
Kas XXX
2.Pendapatan yang masih akan diterima oleh perusahaan
Merupakan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan namun penghasilannya belum diterima
sepenuhnya.
Contoh : Perusahaan menyewakan gedung serba guna nya kepada PT XXX dengan jangka waktu
1 tahun sebesar 12.000.000. Pembayaran dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Sehingga pada setiap akhir bulan perusahaan harus mengakui pendapatan sewa selama 1 bulan
(1/12 x 12.000.000)

Piutang 1.000.000
Pendapatan Sewa 1.000.000
3 bulan kemudian, tepatnya pada saat PT XXX membayar angsuran sewa dibuat jurnal dengan
mendebit rekening kas dan mengkredit rekening piutang. Rekening pendapatan sewa tidak di catat
karena sudah diakui setiap bulan.

Kas 3.000.000
Piutang 3.000.000
3.000.000 merupakan pendapatan sewa selama 3 bulan (3×1.000.000)

3.Pendapatan Diterima Dimuka


Berbeda dengan ilustrasi diatas, pendapatan diterima dimuka maksudnya adalah pendapatan yang
sudah diterima oleh perusahaan namun transaksi yang terjadi belum selesei sepenuhnya.
Contoh : Perusahaan menyewakan gedung serba guna nya kepada PT XXX dengan jangka waktu
1 tahun sebesar 12.000.000. Pembayaran dilunasi pada awal periode.
Dalam kasus ini, pembayaran/kas sudah diterima namun perusahaan belum mengakui pendapatan
sebab transaksi sewa tersebut belum selesei/habis.
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan pada saat menerima pembayaran :

Kas 12.000.000
Pendaptaa diterima dimuka 12.000.000
Pada setiap bulan, perusahaan akan mencatat atau mengakui pendapatan selama 1 bulan dengan
mendebit pendapatan diterima dimuka dan mengkredit pendapatan sewa.

Pendapatan diterima dimuka 12.000.000


Pendapatan sewa 12.000.000
Pendapatan diterima dimuka bukanlah merupakan pendapatan yang sebenarnya, dan dalam
pelaporan nya pendapatan diterima dimuka dicatat sebagai Liabilitas/kewajiban.
3.Mengakui biaya dibayar dimuka
Merupakan kebalikan dari pendapatan diterima dimuka. Maksudnya perusahaan mengakui biaya
yang sudah terjadi pada setiap periode akibat dari pembayaran perusahaan.
Contoh : Perusahaan menyewa sebuah gedung serba guna dari PT XXX selama 1 tahun sebesar
12.000.000 dengan membayar dimuka (diawal)
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan pada saat pembayaran adalah sebagai berikut :

Sewa dibayar dimuka 12.000.000


Kas 12.000.000
Pada akhir bulan perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban sewa
setiap periode.

Beban Sewa 1.000.000


Sewa dibayar dimuka 1.000.000
Penurunan Nilai Aset Perusahaan
Setiap aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat mengalami penurunan nilai, untuk itu harus
dilakukan penyesuaian dan menganggap penurunan nilai tersebut sebagai beban.
Contoh : Kendaraan yang dimiliki perusahaan sebesar 12.000.000 memiliki umur ekonomis 10
tahun dan disusut menggunakan metode garis lurus.
Depresiasi/tahun -> (12.000.000/5tahun) = 2.400.000/tahun
Pada setiap bulan diakui penyusutan tersebut (1/12 X 2.400.000) = 200.000

Beban Depresiasi Kendaraan 200.000


Akumulasi Depresiasi Kendaraan 200.000
Sehingga nilai Kendaraan yang baru pada akhir bulan = 12.000.000 – 200.000

Contoh lain : Perlengkapan kantor yang dimiliki perusahaan pada awal bulan sebesar 2.000.000.
Pada akhir bulan perlengkapan kantor dinilai sebesar 500.000.
Perubahan tersebut menandakan bahwa pada bulan tersebut terjadi pemakaian perlengkapan
kantor sebesar 1.500.000
Sehingga harus dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut :

Beban Perlengakapan 1.500.000


Perlengkapan Kantor 1.500.000
Mencatat HPP dan persediaan akhir
Penyesuaian ini biasanya hanya dilakukan oleh perusahaan yang mengelola persediaan dengan
metode periodik/fisik.
Contoh : Dalam buku besar perusahaan terdapat catatan sebagai berikut :

Persediaan (awal) 1.000.000


Pembelian 20.000.000
Potongan Pembelian 1.500.000
Biaya angkut pembelian 1.000.000
Setelah dilakukan pengecekan fisik digudang, Persediaan (akhir) dinilai sebesar 2.000.000
Jurnal yang dibuat perusahaan untuk mencatat HPP yang terjadi, dan persediaan akhir :

Persediaan (akhir) 2.000.000


Potongan Pembelian 1.500.000
HPP 18.500.000
Persediaan (awal) 1.000.000
Pembelian 20.000.000
Biaya angkut pembelian 1.000.000

Anda mungkin juga menyukai