Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga


1.Definisi
a. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat, di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI,
1988).
b. Keluarga adalah anggota rumah tangga yang
saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan (WHO, 1969).
c. Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional
dan sosial dari tiap anggota.
2.Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
a.Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b.Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah istri.
d.Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah suami.
e.Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai
dasar pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri (Nasrul Effendy, 1998).
3.Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi adalah saling berhubungan, saling
ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan adalah setiap anggota memiliki
kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan adalah setiap anggota
keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing
(Anderson Carter).
4.Tipe/ Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti
yang ditambah dengan sanak saudara, misalnya: nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga
yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga janda/duda (single family) adalah keluarga
yang terdiri karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (compusite adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga habitas (cohabitation) adalah dua orang
menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.
g. Dual carrier adalah suami istri atau keduanya orang
karier dan tanpa anak.
h. Commuter maried adalah suami istri atau keduanya
orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu tertentu.
i. Comunal adalah satu rumah terdiri dari dua atau lebih
pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-
sama dalam penyediaan fasilitas.
j. Unmaried parent and child adalah ibu dan anak dimana
perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
5.Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
a. Patriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ayah.
b. Matriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ibu.
c. Equalitarian: yang dominan dan memegang kekuasaan
dalam keluarga adalah pihak ayah dan ibu.
6.Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah
sebagai berikut :
a. Peranan ayah, ayah sebagai suami dari anak-anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu, ibu sebagai istri dan ibu dari anak-
anaknya, ibu mempunyai peranan untuk menggurusi rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anaknya, pelindung
dan sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran anak, anak-anak melaksanakan peran psiko-sosial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, sosial
dan spiritual.

7.Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga
sebagai berikut :
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan dan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa nyaman
2) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-
anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi pendidikan
b. Fungsi sosialisasi anak
c. Fungsi perlindungan
d. Fungsi perasaan
e. Fungsi religius
f. Fungsi ekonomi
g. Fungsi rekreatif
h.Fungsi biologis
Dari beberapa fungsi keluarga diatas ada 3 fungsi pokok
keluarga terhadap keluarganya adalah:
a.Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa
aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga
memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya.
b.Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga
diharapkan menjadi mereka anak-anak yang sehat fisik,
mental, sosial dan spiritual.
c.Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga
siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam
mempersiapkan masa depannya.
8.Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah
sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari
pernikahan yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas keluarga yang
utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi
penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi
keluarga dan merupakan saat-saat yang dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga
mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada
anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat
tergantung kepada kedua orang tuanya dan kondisinya masih
sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah, pada tahap ini
anak sudah mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai
bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat rawan dalam
masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang
kotor dan mana yang bersih.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas
keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak
untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak
belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah
anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap
yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadian, oleh
karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat
diperlukan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui
tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan
anak ke masyarakat dalam memulai kehidupan berumah
tangga.
h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh
kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami
istri berdua saja.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia
dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan
dunia fana ini.
9.Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok,
sebagai berikut :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam
keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai
dengan kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat
yang lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota
keluarga.
10. Ciri-ciri Keluarga
a. Diikat dalam suatu perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama antara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antara anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
11. Ciri-ciri Keluarga Indonesia
a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Meneruskan nilai-nilai bangsa
f. Ikatan kekeluargaan sangat erat
g. Mempunyai semangat gotong royong
12. Pola Kehidupan Keluarga Indonesia
a. Daerah pedesaan
1) Tradisional
2) Agraris
3) Tenang
4) Sederhana
5) Akrab
6) Menghormati orangtua
b. Daerah perkotaan
1) Dinamis
2) Rasional
3) Konsumtif
4) Demokratis
5) Individual
6) Terlibat dalam kehidupan politik

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga


1.Proses Keperawatan Keluarga
a. Definisi
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang
digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan
masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan
asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi
keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang
telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan
keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga.
2.Tahap-tahap Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan
memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial yang
merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan
keluarga untuk mengatasinya.Yang termasuk tahap ini
adalah:
1) Pengumpulan data
2) Analisa data
3) Perumusan masalah
4) Prioritas masalah
5) Menegakkan diagnosa keperawatan
b. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan meliputi sebagai berikut :
1) Identitas keluarga
2) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang
dialami maupun yang pernah dialami.
3) Anggota keluarga
4) Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan
masyarakat yang ada.
5) Keadaan keluarga, meliputi :
a) Biologis
b) Psikologis
c) Sosial
d) Kultural
e) Spiritual
f) Lingkungan
g) Data penunjang lainnya
c. Analisa data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu
diperhatikan dalam melihat perkembangan keluarga, yaitu:
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap
anggota keluarga, meliputi :
a)Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota
keluarga.
b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota
keluarga.
c) Keadaan gizi anggota keluarga
d) Status imunisasi anggota keluarga
e) Kehamilan dan keluarga berencana
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan,
meliputi :
a)Rumah meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan,
konstruksi, luas rumah dibandingkan dengan jumlah
anggota keluarga dan sebagainya.
b) Sumber air minum
c) Jamban keluarga
d) Tempat pembuangan air limbah
e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya
3) Karakteristik keluarga :
a)Sifat-sifat keluarga
b) Dinamika dalam keluarga
c) Komunikasi dalam keluarga
d) Interaksi dalam keluarga
e) Interaksi antara anggota keluarga
f) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan
anggota keluarga.
g) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam
keluarga.

4) Perumusan masalah
Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat
dirumuskan masalah kesehatan dalam keperawatan
keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat
menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan
keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan
pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan,
lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut oleh
keluarga tersebut.

3.Tipologi Masalah Kesehatan dan Keperawatan Keluarga


Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga
kelompok masalah besar, yaitu:
a. Ancaman kesehatan adalah keadaan-keadaan yang dapat
memungkinkan terjadinya kecelakaan dan kegagalan dalam
mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk dalam ancaman
kesehatan adalah:
1) Penyakit keturunan, seperti: asma bronkiale, diabetes
melitus dan sebagainya.
2) Keluarga/anggota keluarga yang menderita
penyakit menular, seperti: TBC, gonorhe, hapatitis dan
sebagainya.
3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar
dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya
keluarga, seperti anak terlalu banyak, sedangkan
penghasilan keluarga kecil.
4) Resiko terjadi kecelakaan dalam
keluarga, misalnya benda tajam diletakkan sembarangan,
tangga rumah terlalu curam.
5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari
masing-masing anggota keluarga.
6) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan
stres, antara lain :
a) Hubungan keluarga yang kurang harmonis
b)Hubungan orang tua dan anak tegang
c)Orangtua yang tidak dewasa
7) Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya:
a) Ventilasi dan penerangan rumah yang kurang baik
b) Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat.
c) Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum
d) Selokan/tempat pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi syarat.
e) Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat
f) Kebisingan
g) Polusi udara
8) Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan
kesehatan :
a) Merokok
b) Minuman keras
c) Tidak memakai alas kaki
d) Makan obat tanpa resep
e) Kebiasaan makan daging mentah dan
f) Hygiene personal kurang
g) Sifat kepribadian melekat, misalnya pemarah
h) Riwayat persalinan sulit
i) Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak
wanita memainkan peranan ibu karena meninggal, anak
laki-laki memainkan peranan ayah.
j) Imunisasi anak tidak lengkap
b. Kurang/ tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan
kesehatan. Yang termasuk di dalamnya adalah:
1) Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosa.
2) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang
tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.
c. Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut
individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk
juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam
situasi krisis adalah:

1) Perkawinan
2) Kehamilan
3) Persalinan
4) Masa nipas
5) Menjadi orangtua
6) Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir
7) Abortus
8) Anak masuk sekolah
9) Anak remaja
10) Kehilangan pekerjaan
11) Kematian anggota keluarga
12) Pindah rumah

Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas


kesehatan dan keperawatan :
a. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga,
disebabkan karena:
1) Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta
2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
3) Sikap dan falsafah hidup
b. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan yang tepat disebabkan karena :
1) Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya
masalah.
2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena
kurangnya pengetahuan dan kurangnya sumberdaya
keluarga.
4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa
pilihan.
5) Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga.
6) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
7) Takut dari akibat tindakan
8) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
9) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
10) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan.
11) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan
c. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit
disebabkan karena:
1) Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya : sifat,
penyebab, penyebaran penyakit, gejala dan perawatannya
serta pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang
dibutuhkan.
3) Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan.
4) Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga,
misalnya : keuangan, anggota keluarga yang bertanggung
jawab, fasilitas fisik untuk perawatan.
5) Sikap negatif terhadap yang sakit
6) Konflik individu dalam keluarga

7) Perilaku yang mementingkan diri sendiri


d. Ketidaksanggupanmemelihara lingkungan rumah yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi
anggota keluarga disebabkan karena :
1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya: kurang
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan
rumah.
2) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.
3) Konflik personal dalam keluarga
4) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
5) Sikap dan pandangan hidup
6) Ketidakkompakan keluarga karena sifat mementingkan diri
sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota
keluarga yang mempunyai masalah.
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna
memelihara kesehatan disebabkan karena :
1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan
lembaga kesehatan.
4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
5) Rasa takut pada akibat dari tindakan
6) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
7) Sikap dan falsafah hidup

4.Diagnosa Keperawatan Pada Tingkat Keluarga


Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-
faktor yang mempertahankan respon/tanggapan yang tidak sehat
dan menghalangi perubahan yang dilakukan.
Setelah diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosa
keperawatan keluarga. Dalam menetapkan diagnosa keperawatan
keluarga ditetapkan berdasarkan faktor resiko dan faktor
potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan
keluarga serta mempertimbangkan kemampuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya seperti yang telah
diterangkan di atas. Diagnosa keperawatan ditegakkan dengan
menggunakan formulasi PES (problem, etiologi, sign).

5. Perencanaan
Rencana kesehatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan
masalah kesehatan dan perawatan yang telah diidentifikasi.
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan:
a. Pengkajian
Dengan melakukan pengkajian, perawat akan menemukan
1) Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
2) Kebutuhan kesehatan dan keperawatan keluarga
b. Sasaran
Sasaran adalah keadaan atau situasi yang diharapkan
setelah tindakan yang dilaksanakan. Sasaran merupakan
tujuan dimana segala usaha diarahkan. Prinsip-prinsip
dalam menentukan sasaran :
1) Ditentukan oleh perawat bersama keluarga
2) Dapat diterima oleh keluarga
3) Keluarga menyadari dan mengambil tindakan untuk
memecahkannya.
c. Perumusan tujuan
Bila dilihat dari sudut perhatian, tujuan perawatan
dibagi menjadi :
1) Yang berorientasi pada perawat yaitu tujuan yang
dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan
perawat.
2) Yang berorientasi pada pasien yaitu tujuan dinyatakan
dari pihak penerima pasien atau keluarga dalam bentuk
hasil baik fisik, mental dan perilaku.
Bila dilihat dari jangka waktu, maka tujuan
perawatan keluarga dapat dibagi menjadi:
1) Tujuan jangka pendek, ditetapkan pada keadaan yang
mengancam kehidupan, misalnya sakit berat dan
sebagainya.
2) Tujuan jangka panjang, lebih menekankan pada perubahan
perilaku dari perilaku yang merugikan kesehatan menjadi
perilaku yang menguntungkan kesehatan dan mengarah
kepada kemampuan mandiri dalam memelihara kesehatan
keluarga dan mengatasi masalahnya.
Sumber-sumber yang mempengaruhi keputusan perawat
dalam mengambil tindakan:
1) Sumber-sumber keluarga
a) Kekuatan fisik dan psikis dari setiap anggota
keluarga.
b) Kemampuan keuangan
c) Fasilitas fisik (sarana dan prasarana)
d) Dukungan dari sanak saudara
2) Sumber-sumber perawat :
a) Pengetahuan atau kemampuan intelektual, kemampuan
dalam berhubungan dengan keluarga (komunikasi dan
keterampilan, teknis keperawatan).
b) Tersedianya waktu perawat dan dukungan dari suatu
sistem pelayanan.
3) Sumber-sumber masyarakat :
a) Tersedianya institusi pelayanan kesehatan di
masyarakat, seperti puskesmas, posyandu, polindes
dan sebagainya.
b) Adanya program-program kesehatan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat, misalnya: program UPGK,
imunisasi, KB dan sebagainya.
c) Organisasi-organisasi masyarakat, misalnya PKMD,
PKK, LKMD dan sebagainya.
d. Evaluasi
Tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi adalah:
1) Kriteria keberhasilan
2) Standar keperawatan
3) Perubahan perilaku

e. Penilaian
1) Kriteria dasar
Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor
tidak tetap yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan
telah dicapai. Standar menunjukkan tingkat pelaksanaan
yang sebenarnya. Standar akan memberitahukan apakah
tingkat pelaksanaan yang diterima atau keadaan yang
bagaimana agar dapat mengatakan bahwa tindakan yang
dilakukan berhasil atau tujuan tujuan tercapai.
2) Pengukuran hasil penilaian
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur melalui 3
dimensi yaitu:
a) Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan
anak.
b) Psikologis dan sikap, misalnya perkembangan sikap
positif keluarga terhadap perawat dalam memberikan
asuhan di rumah.
c) Pengetahuan dan perubahan perilaku, misalnya
keluarga melaksanakan petunjuk-petunjuk yang
berkaitan dengan perawatan payudara sewaktu menyusui
bayi.
3) Metode penilaian
a) Observasi langsung, mengamati secara langsung
perubahan yang terjadi dalam keluarga. Dari tidak
pernah membuka jendela sampai membuka jendela.
b) Wawancara, mewawancarai keluarga mengenai perubahan
sikap apakah telah menjalankan anjuran yang
diberikan perawat.
c) Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan
keperawatan yang dibuat dari tindakan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana.
d) Latihan simulasi, berguna dalam menentukan
perkembangan kesanggupan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.

C. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension)
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun
dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60
mmHg.
2. Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa
terjadinya penurunan tensi darah, hal ini dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak
darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya
(cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan
darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit
jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal,
kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit
katup jantung maka berdampak pada berkurangnya
pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh.
b. Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat
disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid
berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi,
keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih
berlebihan.
c. Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah
(dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal
ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan
oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat,
penghambat kalsium, penghambat ACE).
3. Manifestasi Klinis
Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya
akan mengeluhkan keadaan:
a. sering pusing
b. sering menguap
c. penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-
kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan,
d. keringat dingin
e. merasa cepat lelah tak bertenaga
f. bahkan mengalami pingsan yang berulang
g. Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba
lemah
h. penderita tampak pucat, hal ini disebabkan suplai darah
yang tidak maksimum keseluruhan jaringan tubuh.
4. Jenis-jenis hipotensi
a.Hipotensi ortostatik. Hipotensi ortostatik disebabkan
oleh perubahan tiba-tiba posisi tubuh, biasanya ketika
beralih dari berbaring ke berdiri, dan biasanya hanya
berlangsung beberapa detik atau menit. Hipotensi jenis
ini juga dapat terjadi setelah makan dan sering
diderita oleh orang tua, orang dengan tekanan darah
tinggi dan orang dengan penyakit Parkinson.
b.Hipotensi Dimediasi Neural (NMH). NMH paling sering
mempengaruhi orang dewasa muda dan anak-anak dan
terjadi ketika seseorang telah berdiri untuk waktu yang
lama.
c.Hipotensi akut akibat kehilangan darah tiba-tiba (syok)
5. Nursing pathway
6. Penanganan dan Pengobatan Darah Rendah
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki
kondisi tekanan darah rendah (hipotensi), diantaranya :
a. Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak
antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum
kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga
tekanan darah akan meningkat
b. Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar
garam
c. Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30
menit, minimal 3x seminggu dapat membantu mengurangi
timbulnya gejala
d. Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya
dilakukan apabila gejala hipotensi yang dirasakan
benar-benar mengganggu aktivitas keseharian, selain
itu dokter hanya akan memberikan vitamin
(suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat
dilakukan bagi penderita.
Dalam kasus Hipotensi yang benar-benar diperlukan
pemberian obat, biasanya ada beberapa jenis obat yang
biasa dipakai seperti fludrocortisone, midodrine,
pyridostigmine, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs(NSAIDs), caffeine dan erythropoietin.

Anda mungkin juga menyukai