Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DIAGNOSA MEDIS KATARAK

HUSNU WARDANI KHOLIK


18.9.1.016

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D III)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi
Menurut Arief mansur dkk (Kapita Selekta jilid 1) Katarak adalah istilah
kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat
juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.
Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa
yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur
pada retina.Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.
Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :
1. Katarak perkembangan (developmenta) dan degeneratif.
2. Katarak kongenital, juvenil, dan senil.
3. Katarak komplikata.
4. Katarak traumatik
Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :
1. katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun
2. katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di bawah 40
tahun
3. katarak presenil, yaltu katarak sesudah usia 30 - 40  tahun
4. katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun

B. Etiologi
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya
usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas.
Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada
saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
1. Faktor keturunan.
2. Cacat bawaan sejak lahir. (congenital)
3. Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
4. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
5. gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
6. gangguan pertumbuhan,
7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
8. Rokok dan Alkohol
9. Operasi mata sebelumnya.
10. Trauma (kecelakaan) pada mata.
11. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

C. Patofisiologi
            Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis.Pada zona sentral terdapat nucleus,diperifer ada
korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior.Dengan
bertambahnya usia, nekleus mengalami perubahan warna menjadi cokelat
kekuningan.Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior dan posterior
nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling
bermakna nampak seperti cristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia dalam
lensa menyebabkan hilangnya transparansi.Perubahan pada serabut halus múltiple
(zunula) yang memanjang dari badan silier kesekitar daerah diluir lensa,misalnya,
dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein
lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya
protein lensa normal terjadi disertai influís air ke dalam lensa.Proses ini mematahkan
serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain menyebutkan
bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.Jumlah
enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan
pasien yang tenderita katarak.

D. Tanda Dan Gejala    


Orang dengan katarak secara khas selalu mengembangkan strategi untuk
menghindari silau yang menjengkelkan yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah.
Misalnya ada yang mengatur ulang perabot rumahnya. Sehingga sinar tidak akan
langsung menyinari mata mereka.
Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif
(seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat
asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah
matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata
menjadi negatif (-).
Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat
menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Peka terhadap sinar atau cahaya.
3. Dapat melihat dobel pada satu mata.
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
Pada katarak senil(usia lebih dari 40 tahun) dikenal 4 stadium:
INSIPIEN IMATUR MATUR HIPERMATUR
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans(hanya
bila zonula
putus0
Bilik mata Normal Dangkal Normal Dalam
depan
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Penyulit - Glaukoma - Uveitis,
glaukoma

E. Komplikasi
Penyulit yang sensori
1. yang terjadi berupa: visus tidak akan mencapai 5/5 a ambliopia
2. komplikasi yang terjadi nistagmus dan strabismus

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit
sistem saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe gllukoma
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM

G. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembesaran
laser. Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser
baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan
keluar melalui kanula.
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan reflaksi kuat sampai
titik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari, maka penanganan biasanya
konservatif. pentingnya di kaji efek katarak terhadap kehidupan sehari-hari pasien.
Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari-hari, seperti berdandan, ambulasi, aktifitas
rekreasi, menyetir mobil, dan kemampuan bekerja, sangat penting untuk menentukkan
terapi mana yang paling cocok bagi masing-masing penderita.
Pembedahan katarak adalah pembedahan yang sering dilakukan pada orang
berusia lebih dari 65. masa kini, katarak paling sering diangkat dengan anestesia lokal
berdasar pasien rawat jalan, meskipun pasien perlu dirawat bila ada indikasi medis.
Keberhasilan pengembalian penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai pada 95%
pasien.
Pengembalian keputusan untuk menjalani pembedahan sangat individual
sifatnya. Dukungan finansial dan psikososial dan konsekuensi pembedahan harus
dievaluasi, karena sangat penting untuk penatalaksanaan pasien pasca operasi.
Kebanyakan operasi dilakukan dengan anestesi lokal (retrobulbar atau
peribulbar), yang dapat mengimobilisasi mata. Obat penghilang cemas dapat
diberikan untuk mengatasi perasaan klaustreofobia sehubungan dengan graping
bedah. Anestesi umum diperlukan bagi yang tidak bisa menerima anestesi lokal, yang
tidak mampu bekerjasama dengan alasan fisik atau psikologis, atau yang tidak
berespon terhadap anestesi lokal.
Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak:
ekstrasi intrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya
penglihatan yang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang
menyebabakan glaukoma atau mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler
lain, seperti retinopatidiabetika.  

H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
            Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001)
` Adapun data-data dari pengkajian Katarak adalah:
a. Aktivitas /Istirahat : Gejalanya yaitu Perubahan aktivitas biasanya/ hobi
sehubungan dengan gangguan penglihatan.
b. Makanan/cairan : Gejalanya yaitu Mual/muntah (glaukoma akut)
c. Neurosensori : Gejalanya yaitu Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas),sinar
terang menyebabkan silau  dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer,
kesulitan memfokus kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar,
kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut). Dan tandanya ytaitu
Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), Pupil menyepit ddan
merah/mata keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat),dan
Peningkatan air mata.
d. Nyeri/Kenyamanan : Gejala yaitu Ketidak nyamanan ringan/mata berair
(glaukoma kronis), Nyeri tiba –tiba/berat menetap atau tekanan pada dan
sekitar mata, sakit kepala  (glaukoma akut).
e. Penyuluhan / Pembelajaran : Gejala yaitu Riwayat keluarga glaukoma,
diabetes, gangguan sistem vaskuler, Riwayat stres, alergi, gangguan
vasomotor (contoh peningkatan tekanan vena), dan ketidakseimbangan
endokrin, diabetes (glaukoma).

2. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi          


           
Tujuan &
N Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
o
1. Gangguan Setelah Comunication enhancement
sensori dilakukan visual deficit:
(visual) b.d tindakan  Identifikasi/perkenalkan
kekeruhan selama 3x24 diri perawat ketika masuk
pada lensa jam ke ruang pasien
mata diharapkan  :  Catat reaksi pasien
Mengenal terhadap pengurangan
gangguan penglihatan
sensori dan missal:depresi, menarik
berkompensasi diri, marah.
terhadap  Jalan satu atau dua
perubahan. langkah didepan pasien
dengan tangan pasien di
siku perawat.
 Gambarkan lingkungan
ke pasien.
 Jangan pindahkan barang
di ruang pasien tanpa izin
pasien.
 Informasikan kepada
pasien dimana lokasi
suara
 Kolaborasi: pembedahan

2. Cemas b.d Setelah Calming technique:


stress dilakukan   Duduk dan berbicar
tindakan dengan pasien.
selama 3x24   Jelaskan rutinitas
jam perioperatif : tingkat aktifitas,
diharapkan: pembatasan diet, obat-obatan.
Cemas klien   Beri latihan tarik nafas
berkurang yang dalam
  Kurangi sesuatu yang
membuat  cemas
  Pakai metode distraksi.
  Tawarkan pada pasien
minuman hangat.
  Tawarkan pada pasien
mandi air hangat bila ada..
  Beri pengobatan
anticemas bila diperlukan.
  Instruksikan pada pasien
metode menurunkan cemas
bila tersedia.
  Control/monitor  cemas
klien
3. Resiko Setelah Environment management
cidera  dilakukan safety:
berhubungan tindakan   Identifikasikan kebutuhan
dengan selama 3x24 keamanan pasien
disfungsi jam   Identifikasi resiko
sensorik diharapkan : keamanan lingkungan misal
Menunjukan lingkungan yang licin
perubahan   Pindahkan bahaya dari
perilaku, pola lingkungan bila mungkin
hidup untuk modifikasi lingkungan supaya
menurunkan tidak berbahaya bagi klien.
faktor resiko   Lengkapi pasien dengan
dan nomor gawat darurat.
melindungi   Monitor lingkungan untuk
diri dari mengganti status keamanan.
cidera.   Bantu pasien ke tempat
yang lebih aman.
  Edukasikan dari
lingkungan yang berbahaya.
  Kolaborasi dengan agensi
lain untuk lingkungan yang
aman.
4. Nyeri Setelah Pain manajement
berhubungan dilakukan   Tunjukan pengkajian 
dengan tindakan PQRST(0-10)
peningkatan selama 3x24   Observasi penyebab
TIO jam ketidaknyamanan
diharapkan : nonverbal lebih spesific,
Nyeri ketidakmampuan
berkurang berkomunikasi.
  Pastikan pasien
menerima obat analgesik.
  Pakai strategi
terapetik untuk
mengajarkan pengalaman
nyeri dan menerima
kebiasaan dari pasien.
  Pertimbangankan
pengaruh budaya terhadap
respon nyeri.
  Tentukan efek dari
pengalaman nyeri dalam
aktifitas hidup.
  Evaluasi pengalaman
yang lalu tentang nyeri
kepada individu, keluarga
tentang sejarah dari nyeri
kronik atau hasil dari
ketidakmampuan jika
penting.
  Evaluasi pasien dan
tim kesehatan keefektifan
dari tindakan kontrol
nyeri.
  Beri informasi tentang
nyeri contoh penyebab
nyeri, berapa lama nyeri
berlangsung, dan
antisipasi
ketidaknyamanan, kontrol
faktor lingkungan.
  Ajarkan terapik
nonfarmakologi contoh
relaksasi, musik terapi,
distraksi, pemijatan.
  Kolaborasi dengan
pasien, keluarga untuk
menerapkan teknik
farmakologi jika perlu.
  Implementasikan
analgesik jika perlu.

5 Resiko Setelah Infection control:


penyebaran dilakukan intraoperative
infeksi tindakan   Cuci tangan sebelum
berhubungan selama 3x24 dan     sesudah melakukan
dengan jam tindakan secara tepat.
prosedure diharapkan :   Monitor dan pantau
tindakan Tidak terjadi suhu 20 dan 24oC
invasiv penyebaran   Jaga sterilisasi alat
insisi infeksi selama   Ciptakan lingkungan
jaringan tindakan ruangan yang bersih dan
tubuh (miles prosedur babas dari kontaminasi
prosedur) pembedahan dan Jaga area kesterilan
ditandai luka operasi
dengan   Lakukan teknik
penggunaan aseptik dan desinfeksi
teknik secara tepat dalam
antiseptik dan merawat luka
desinfeksi    5.Kolaborasi terapi
secara tepat medik pemberian
dan benar. antibiotika profilaksis

.6 Defisit Setelah Teaching : disease process  5602


pengetahuan dilakukan   Kaji level umum pasien
berhubungan tindakan 3x24 tentang pengetahuan proses
dengan diharapkan: penyakit.
kurang pasien   Jelaskan patofisiologi
informasi mengetahui penyakit dan
tentang dan menghubungkannya dengan
penyakit memahami anatomi fisiologi.
yang tentang   Deskripsikan tanda dan gejala
diderita penyakit yang yang umum tentang penyakit
diderita. jika perlu.
  Identifikasi
  Etiologi
  Lengkapi informasi tentang 
kondisi pasien.
  Diskusikan pilihan terapi atau
treatment.
  Gambaran menejemen terapi
yang direkomendasikan oleh
dokter
BAB   II
PEMBAHASAN KATARAK
TN. D (65 tahun) dirawat diruang mata karena katarak, besok diprogramkan menjalani
EKEK OS/OD. Tn D mengatakan, bahwa dua bulan ini pandanganya semakin kabur,
sehingga menyebabakan dirinya sering tersandung atau terjatuh, makanya Tn. D bersedia
dioperasi. Pada saat pemeriksaan diketahui.CT/BT
TTV: TD: 160/90 mmHg, N: 76x/menit, S: 37,5oC, RR: 18X/meni
Pengkajian diambila tanggal   : -         Jam : ..WIB
Tanggal MRS                          : -
Ruangan / Klas                        : -
DMK                                       : -
Dx Medik                            :  Katarak  OS/OD
Pengkajian Pre Operasi
1. Identitas:
a. Nama               : Tn. D
Umur               : 65 Th
Jenis Kelamin  : Laki-laki
Agama             : -
Suku / Bangsa : -
Pendidikan      : -
Pekerjaan         :-
Alamat             :-
Ditanggung Oleh:-

II         Riwayat sebelum sakit


a. Penyakit yang pernah diderita : Kaji riwayat penyakit pada pasien
b. Obat yang dikonsumsi : Kaji riwayat obat yang pernah dikonsumsi pasien
c. Kebiasaan berobat :. Tanyakan pada pasien dimana biasanya berobat
d. Alergi obat : Kaji riwayat alergi pada pasien
III        Riwayat Penyakit Sekarang
Dua bulan ini Pasien mengatakan pandanganya semakin kabur, sehingga
menyebabakan dirinya sering tersandung atau terjatuh.
V         Pengkajian persistem Pengindraan
Mata : Kaji Bentuk Pupil, Kaji Kesimetrisan Pupil Ketika Mata Diberi Sinar. Kaji
Warna Konjungtiva, Kaji Warna Sclera, Kaji Adanya Edem Dimata, Uji Ketajaman
Mata.
Pernapasan :
1.      Bentuk dada : Kaji bentuk dada
2.      Kaji riwayat penyakit yang diderita berhubungan dengan system pernapasan.
3.      Pola nafas : frekuensu nafas :18x/menit
4.      Bunyi nafas : Kaji bumyi napas pasien, apakah ada bunyi tambahan
5.      Kaji adanya Alat bantu pernapasan.

Cardiovaskuler / Jantung
a. Tekanan Darah : 160 / 90 Mmhg Dalam Posisi Berbaring.
b. Nadi :  76x/Menit Reguler Dan Kuat.
c. Bunyi Jantung :Kaji Bunyi Jantung S1 Dan S2  Kaji Adanya Bunyi
Tambahan.
d. Kaji Adanya Nyeri Dada Atau Tidak Ada.
e. Letak Jantung : Kaji Letak Jantung
f. Kaji Adanya Clubing Finger Dan Anemia..

Persarafan :
1.      Tingkat kesadaran: Compos mentis.
2.      GCS : Kaji GCS pasien

Perkemihan :
 Kaji pola eliminasi perhari.

VI        Psikososial :
1.      Sosial Interaksi : Kaji Kemampuan Berinteraksi, Mengatakan Siap Dioperasi..
2.      Kaji Keadaan Spiritual Klien.
VII      Pola Fungsional Gordon
a. Pola persepsi kesehatan dan managemen kesehatan
DS: T anyakan/ kaji tentang arti kesehatan bagi klien
DO: Pasien dirawat dirumah sakit dikarenakan sakit yang dideritanya.
b. Pola Nutrisi
DS: Tanyakan/Kaji tentang pola makan Pasien
DO: Kaji tentang jumlah makan pasien
c. Pola eliminasi
DS: Tanyakan/Kaji tentang pola eliminasi Pasien
DO: Kaji apakah klien terpasang alat bantu atau tidak untuk eliminasi.
d. Pola aktivitas dan latihan
DS:  Tanyakan / kaji aktivitass yang dilakukan Pasien
DO: Pantau pola aktivitas Pasien
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM

E.       Pola Tidur Dan Istirahat


Ds:  Tanyakan/ Kaji Tentang Lamanya Klien Tidur
Do: Tulis Data Obyektif Mengenai Pola Tidur Pasien
F.       Pola Perceptual
Kaji Pola Persepsi Pasien Mengenai Penyakit Yang Dialami
G.      Pola Persepsi Diri
Ds: Kaji Tentang Pola Persepsi Klien, Perasaan Yang Klien Alami
Do: Tulis Mengenai Persepsi Pasien Terhadap Penyakit Yang Dialami
H.      Pola Seksual Reproduksi
Pasien Tn. D  Berumur 65 Tahun Menderita Katarak Os/Od.
Kaji Pada Klien Mengenai Fungsi Seksual Sebelum Dan Setelah Sakit.
I.        Pola Peran Hubungan
Ds: Tanyakan /Kaji Pada Klien Mengenai Hubungan Dengan Keluarganya.
Do: Tulis Data Obyektif Mengenai Klien Dan Keluarganya.
J.        Pola Management Koping Sress:
Kji Pada Klien Mengenai Bagaimna Klien Menangani Masalah Yang Ada, Apakah
Menceritakan Pada Keluarga Atau Di Pendam Sebelum Dan Setelah Sakit.
K.      System Nilai Dan Keyakinan
Bagaimana Klien Dengan Tuhan, Bagaimana Keyakinan Klien Terhadap
Kesembuhan Penyakitnya.

ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi


1. DS: Pasien Gangguan sensori Kekeruhan pada lensa mata
mengatakan (visual)
pandanganya
kabur.
DO:  -

2.  DS: Pasien Cemas Perubahan dalam status


mengatakan takut peran, status kesehatan,
berhubungan pola interaksi, fungsi
dengan penyakit peran, lingkungan status
yang diderita dan ekonomi
tindakan operasi
yang akan
dilakukan
DO: TD: 160/110
3. DS: Pasien Resiko cedera Disfungsi sensorik
mengatakan sering
terjatuh bila
beraktivitas
DO:  pasien
berhati-hati bila
menjalankan
aktivitas/ pasien
bed rest

Diagnosa Keperawatan :
1.      Gangguan sensori  (visual) berhubungan dengan Kekeruhan pada lensa mata
2.      Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran, lingkungan status ekonomi
3.      Resiko cidera  berhubungan dengan disfungsi sensorik

INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI


. KH
1. Gangguan Setelah Comunication enhancement
sensori dilakukan visual deficit:
(visual)   Identifikasi/perkenalkan
b.d tindakan selama diri
kekeruhan 3x24 jam perawat ketika masuk ke ruang
pada lensa diharapkan  : pasien
mata Mengenal   Catat reaksi pasien terhadap
gangguan pengurangan penglihatan
sensori dan missal:depresi, menarik diri,
berkompensasi marah.
terhadap   Jalan satu atau dua langkah
perubahan. didepan pasien dengan tangan
pasien di siku perawat.
  Gambarkan lingkungan ke
pasien.
  Jangan pindahkan barang di
ruang pasien tanpa izin pasien.
  Informasikan kepada pasien
dimana lokasi suara
  Kolaborasi: pembedahan

2. Cemas b.d Setelah Calming technique: 5880


stress dilakukan   Duduk dan berbicara dengan
tindakan selama pasien.
3x24   Jelaskan rutinitas perioperatif :
jam
diharapkan: tingkat aktifitas, pembatasan
Cemas klien diet, obat-obatan.
berkurang   Beri latihan tarik nafas yang
dalam
  Kurangi sesuatu yang membuat 
cemas
  Pakai metode distraksi.
  Tawarkan pada pasien minuman
hangat.
  Tawarkan pada pasien mandi
air hangat bila ada..
  Beri pengobatan anticemas bila
diperlukan.
  Instruksikan pada pasien
metode menurunkan cemas bila
tersedia.
  Control/monitor  cemas klien

3. Resiko Setelah Environment management 6486


cidera  dilakukan safety:
berhubungan   Identifikasikan
tindakan selama kebutuhan
dengan 3x24 jam keamanan pasien
disfungsi diharapkan :   Identifikasi resiko keamanan
sensorik Menunjukan lingkungan misal lingkungan
perubahan yang licin
perilaku,   Pindahkan
pola bahaya dari
hidup untuk lingkungan bila mungkin
menurunkan modifikasi lingkungan supaya
faktor resiko tidak berbahaya bagi klien.
  Lengkapi pasien dengan nomor
dan melindungi
diri dari cidera. gawat darurat.
  Monitor lingkungan untuk
mengganti status keamanan.
  Bantu pasien ke tempat yang
lebih aman.
  Edukasikan dari lingkungan
yang berbahaya.
  Kolaborasi dengan agensi lain
untuk lingkungan yang aman.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Katarak adalah mengeruhnya lensa. Katarak bisa disebabkan karena
konginental atau dapatan (acquired). Penyebab acquired cataract yang paling umum adalah
pertambahan usia, meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui. Pemakaian
orticosteroid dan thorazine, DM, trauma pada mata adalah penyebab acquired cataract
yang lain. Congenital cataract terjadi pada infeksi rubella pada periode kehamilan. Katarak
terjadi pada kedua mata, namun biasanya satu lensa lebih parah dibandingkan yang lain.
Diagnosa katarak mencakup menurunnya ketajaman penglihatan, hilangnya reflek merah
dan terlihat gambaran opaque pada lensa ketika dilakukan pemeriksaan.
Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :
a. Katarak perkembangan (developmenta!) dan degeneratif.
b. Katarak kongenital, juvenil, dan senil.
c. Katarak komplikata.
d. Katarak traumatik.
Pengobatan
      Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh
diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi
memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan
sampai terjadi infeksi. PEMBEDAHAN DILAKUKAN BILA TAJAM PENGLIHATAN
SUDAH MENURUN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA mengganggu pekerjaan sehari-
hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan uveitis.

B. KESIMPULAN
      Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa pada khususnya dan pembaca
pada umumnya mengetahui tentang penyakit katarak.Kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • CHECKLIST_PARU
    CHECKLIST_PARU
    Dokumen2 halaman
    CHECKLIST_PARU
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Perbaikan Nilai Teori
    Perbaikan Nilai Teori
    Dokumen1 halaman
    Perbaikan Nilai Teori
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Perbaikan Nilai Praktik
    Perbaikan Nilai Praktik
    Dokumen1 halaman
    Perbaikan Nilai Praktik
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Sop 5
    Sop 5
    Dokumen2 halaman
    Sop 5
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Sop 4
    Sop 4
    Dokumen1 halaman
    Sop 4
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 5
    Soal 5
    Dokumen4 halaman
    Soal 5
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Sop 2
    Sop 2
    Dokumen2 halaman
    Sop 2
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Sop 3
    Sop 3
    Dokumen2 halaman
    Sop 3
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 4
    Soal 4
    Dokumen1 halaman
    Soal 4
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen1 halaman
    Soal 1
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Perawat bantu keluarga atasi ketergantungan narkoba anak
    Perawat bantu keluarga atasi ketergantungan narkoba anak
    Dokumen4 halaman
    Perawat bantu keluarga atasi ketergantungan narkoba anak
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Sop 1
    Sop 1
    Dokumen5 halaman
    Sop 1
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 3
    Soal 3
    Dokumen1 halaman
    Soal 3
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal
    Soal
    Dokumen3 halaman
    Soal
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen2 halaman
    Soal 1
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen1 halaman
    Kasus
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Kebidanan Preeklampsia Ringan
    Asuhan Kebidanan Preeklampsia Ringan
    Dokumen16 halaman
    Asuhan Kebidanan Preeklampsia Ringan
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 2
    Soal 2
    Dokumen1 halaman
    Soal 2
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Jiwa
    Asuhan Keperawatan Jiwa
    Dokumen65 halaman
    Asuhan Keperawatan Jiwa
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • MK: KMB I NO Nama Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
    MK: KMB I NO Nama Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
    Dokumen3 halaman
    MK: KMB I NO Nama Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Tugas - Gangguan Sistem Penglihatan
    Tugas - Gangguan Sistem Penglihatan
    Dokumen21 halaman
    Tugas - Gangguan Sistem Penglihatan
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Surat Permohonan Data Penyakit PKL Batu Riti
    Surat Permohonan Data Penyakit PKL Batu Riti
    Dokumen1 halaman
    Surat Permohonan Data Penyakit PKL Batu Riti
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Wuhan Corona Virus
    Wuhan Corona Virus
    Dokumen27 halaman
    Wuhan Corona Virus
    Lucky Girls
    100% (1)
  • Jadwal Praktek Tingkat
    Jadwal Praktek Tingkat
    Dokumen5 halaman
    Jadwal Praktek Tingkat
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • CHECKLIST_PARU
    CHECKLIST_PARU
    Dokumen2 halaman
    CHECKLIST_PARU
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Outline HWK
    Outline HWK
    Dokumen20 halaman
    Outline HWK
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Askep Sistem Penglihatan
    Askep Sistem Penglihatan
    Dokumen28 halaman
    Askep Sistem Penglihatan
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Judul Widia
    Judul Widia
    Dokumen2 halaman
    Judul Widia
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kolik NDK MN Jri
    Proposal Kolik NDK MN Jri
    Dokumen1 halaman
    Proposal Kolik NDK MN Jri
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat