Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan jika diinginkan merupakan proses yang sehat dan jika kehamilan itu
tidak diinginkan , ia merupakan suatu penyakit. Kehamilan merupakan suatu proses
faal yang secara normal terjadi pada manusia sebagai instig untuk
mempertahankanketurunannya di bumi. Oleh karenanya kehamilan sebagai tanda
akan hadirnya anggota baru dan penerus keturunan, pada umumnya akan disambut
dengan gembira. Kegembiraan itu sendiri yang sering menutupi resiko yang dihadapi
oleh perempuan hamil. Mereka pada umumnya, tidak sadar bahwa kehamilan dapat
mempengruhi kesehatan bahkan dapat mengancam jiwa si calon ibu. Dan ternyata
tidak semua kehamilan disambut dengan kegembiraan oleh orang tuanya. Beberapa
kehamilan justru tidak diinginkan
Biasanya untuk mengatasi masalah kehamilan yang tidak diinginkan tersebut
mereka menempuh jalan aborsi. Meskipun cara ini penuh resiko dan mahal. Untuk itu
dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai alasan yang membuat
kehamilan itu tidak diinginkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang diamaksud dengan Kehamilan yang Tidak Diinginkan?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Kehamilan yang Tidak Diinginkan?
3. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan kehamilan yang tidak
diinginkan?
4. Bagaimana peran bidan dalam menanggulangi kehamilan tidak diinginkan?
5. Bagaimana peran bidan dalam kesehatan reproduksi?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan KTD
2. Untuk menetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab KTD
3. Untuk mengetahui akibat dari KTD
4. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan dari KTD
5. Untuk mengetahui peran bidan dalam menanggulangi KTD
6. Untuk mengetahui peran bidan dalam kesehatan reproduksi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)

Menurut  kamus  istilah  program  keluarga  berencana,  kehamilan  tidak
diinginkan   adalah   kehamilan   yang   dialami   oleh   seorang   perempuan   yang
sebenarnya belum menginginkan atau sudah tidak menginginkan hamil
(BKKBN,2007). Sedangkan menurut PKBI, kehamilan tidak diinginkan merupakan
suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran akibat
dari kehamilan.
Kehamilan juga merupakan akibat dari suatu perilaku seksual yang bisa
disengaja maupun tidak disengaja. Banyak kasus yang menunjukkanbahwa
tidak  sedikit  orang  yang  tidak  bertanggung  jawab  atas  kondisi  ini.  Kehamilan
yang tidak diinginkan ini dapat dialami, baik oleh pasangan yang sudah menikah
maupun belum menikah (PKBI, 1998).
Definisi kehamilan tidak diinginkan menurut Jain (1999) adalah gabungan
dari  kehamilan  yang  tidak  diinginkan  sama  sekali  (unwanted  pregnancy)  dan
kehamilan yang diinginkan tetapi tidak pada saat iu (mistimed preganancy).
kehamilan yang tidak diinginkan merupakan kehamilan yang tidak menginginkan
anak sama sekali atau kehamilan yang diinginkan tetapi tidak pada saat itu/mistimed
pregnancy (kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah direncanakan), sedangkan
kehamilan yang diinginkan adalah kehamilan yang terjadi pada waktu yang tepat.
Sementara itu, konsep kehamilan yang diinginkan merupakan kehamilan yang
terjadinya direncanakan saat si ibu menggunakan metode kontrasepsi atau tidak
ingin hamil namun tidak menggunakan kontrasepsi apapun. Kehamilan yang
berakhir dengan aborsi dapat diasumsikan sebagai kehamilan yang tidak
diinginkan. Semua definisi ini menunjukkan bahwa kehamilan merupakan
keputusan yang disadari (Santelli, 2007 )

B. Penyebab Kehamilan yang Tidak Diinginkan

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan tidak di inginkan


pada seorang wanita. Hasil penelitian Abdallah menemukan proporsi wanita dengan
pendidikan rendah ( 13,4 % ) lebih besar untuk mengalami kehamilan tidak
diinginkan dari pada kehamilan yang diinginkan ( 4,1 % ). Proporsi wanita dari
keluarga berpendapatan yang rendah lebih banyak mengalami kehamilan tidak
diinginkan ( 15,9 % ) dibandingkan kehamilan yang dinginkan ( 4,1 % ). 9 Penelitian
Gipson JD, et al menunjukkan bahwa wanita yang berusia dibawah umur 20 tahun
mempunyai kemungkinan ( resiko ) 2,7 kali mengalami kehamilan tidak diinginkan
dan 2,3 kali pada wanita usia diatas 35 tahun.
Sedangkan wanita yang tidak menikah mempunyai resiko 2,5 kali untuk
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dari pada kehamilan yang diinginkan. 10
namun yang harus diperhatikan adalah kehamilan yang tidak diinginkan selain
mempunyai dampak kecenderung untuk melakukan aborsi, dapak berdampak pula
pada proses dan outcome dari kehamilan itu sendiri.
Terdapat  banyak  alasan  bagi  seorang  perempuan  tidak  menginginkan
kehadiran  seorang  anak  pada  saat  tertentu  dalam  hidupnya.  Menurut  Kartono
Muhamad, ada beberapa alasan yang membuat kehamilan itu tidak diinginkan,yaitu
(Mohamad, 1998: 122 – 126):
1. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan
2. Kehamilan datang pada saat yang belum diharapkan
3. Bayi dalam kandungan ternyata menderita cacat majemuk yang berat
4. Kehamilan yang terjadi akibat hubungan seksual diluar nikah

Pada penelitian kualitatif studi kasus unsafe abortion yang bertujuan untuk
menelusuri alasan-alasan mengapa perempuan Indonesia banyak yang melakukan
aborsi tidak aman beserta akibatnya, diperoleh jawaban atas terjadinya kehamilan
yang tidak diinginkan pada informan dewasa yang sudah menikah, yaitu;
1. Anak sudah banyak, suami jarang kerja, dan sering mabuk.
2. Ketika informan dalam masa subur, suami selalu tidak mau tahu dan tidak
3. Umur informan sudah tua dan anak sudah cukup
4. Tidak boleh hamil anak keempat karena sudah tiga kali operasi Caesar
5. Suami tidak bersedia menerima kehamilan lagi walaupun anak baru satu
6. Jarak antara anak terlalu dekat
7. Suami baru PHK, dan sering sakit sedangkan gaji isteri kecil
8. Tidak sanggup menanggung anak tambahan

Sedangkan  menurut  PKBI  (1998),  banyak  alasan  yang  dikemukakan
mengapa kehamilan tidak diinginkan adalah sebagai berikut:
1. Penundaan dan peningkatan jarak usia perkawinan, dan semakin dininya
usia menstruasi pertama (menarche). Usia menstruasi yang semakin
dinidan usia kawin yang semakin tinggi menyebabkan “masa-masa
rawan” semakin panjang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus hamil
diluar nikah.
2. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang
dapat mengakibatkan kehamilan.
3. Tidak  menggunakan  alat  kontrasepsi,  terutama  untuk  perempuan  yan
g sudah menikah.
4. Kegagalan alat kontrasepsi.
5. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan kehamilan.
6. Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak).
7. Alasan  karir  atau  masih  sekolah  (karena  kehamilan  dan  konsekuensi
lainnya yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar).
8. Kehamilan karena incest (hubungan seksual antara yang masih sedarah)
9. Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berjenis kelamin yang tidak
diharapkan

C. Akibat yang Ditimbulkan oleh Kehamilan yang Tidak Diinginkan

Berbagai akibat yang mungkin dapat ditimbulkan oleh kehamilan yang tidak
diinginkan, antara lain :
1.      Obstetri
a.       Abortus
b.      BBLR
c.       Prematus
d.      Malnutrisi
e.       Kurangnya ANC
f.       Tindakan Medis yang terlambat
2.      Psikologi
a.       Kesepian
b.      Perasa an malu
c.       Perasaan bersalah
d.      Depresi
e.       Menimbulkan Konflik
f.       Kecewa terhadap keluarga
3.      Sosial
a.       Dikeluarkan dari sekolah
b.      Perceraian dini
c.       Penerimaan keluarga  yang kurang
d.      Tidak mampu mensupport diri dan bayinya
e.       Dikucilkan
f.       Kurang mampu mengatur waktu antara kerja dan merawat bayi

D. Upaya pencegahan KTD
1. Pedidikan Seks yang kuat
Pendidikan seks harus diberikan sedini mungkin kepada remaja dengan tetap
memperhatikan tingkat perkembangannya. Salah satu fator dominan dalam seks
education selain guru dan petugas kesehatan. Peran orang tua sangat potensial dalam
pengembangan kualitas kepribadaian remaja terutama masalah kesehatan reproduksi
dan tanpa harus lepas dari makna religious. Keberhasilan pendidikan seks tergantung
pada sejauh mana  orang tua bersikap terbuka dan mempu menjalin komunikasi
efektif, tanpa harus melarang remaja melakukan interaksi, penting juga dalam
memberikan rambu-rambu dalam rangka membangun “Pergaulan yang Sehat”,
dengan demikian kehamilan tidak diinginkan dapat dicegah.

2. Menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma


Dengan mengajarkan serta menerapkan nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku di masyarakat akan menciptakan kehidupan yang tentram, aman dan sejahtera
tanpa adanya suatu masalah akibat penyimpangan nilai-nilai dan norma-norma.

3. Tradisi Masyarakat
Kebiasaan dan adat istiadat yang harus menjadi salah satu faktor pendukung
dalam upaya pencegahan kehamilan tidak diinginkan. Sebaliknya, adat dan kebiasaan
masyarakat yang kurang baik hendaknya ditinggalkan, seperti orang tua yang
mengharuskan anaknya untuk menikah diusia muda, adanya perjodohan, serta tradisi
masyarakat yang beranggapan bahwa membicarakan seks adalah sesuatu yang kotor,
tidak pantas, dan dianggap tabu. Padahal hal tersebut dapat menghambat proses
pengajaran seks education.
4. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
5. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti
berolahraga, seni dan keagamaan
6. Hidari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan
dorongan seksual, seperti meraba-raba tubuh pasangannya dan
menonton video porno.

E. Penanggulangan KTD
1. Penggunaan alat kontrasepsi seperti, IUD, spiral, susuk, pil, kondom,
dll. Dimana penggunaan kontrasepsi  ini harus tepat agar tidak terjadi
2. Peran media dalam membentuk karakter seseorang. Sinetron atau film
yang merupakan metode reversible yang biasa dipakai pasangan untuk
mencegah terjadinya kehamilan tidak diinginkan.
3. Peran Lingkungan sekitar. Peranan orang tua, teman, saudara,
tetangga, petugas kesehatan dan masyarakat untuk tetap mensupport
ibu hamil untuk merawat janinnya baik secara social, ekonomi,
psikologis, maupun pelayanan kesehatan yang memadai.

F. Cara Petugas Kesehatan menangani kasus unwanted pregnancy (KTD) pada


remaja
1. Bersikap bersahabat dengan remaja.
2. Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya.
3. Apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang
terbaik dan apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan
kepada dokter ahli.
4. Memberikan alternative penyelesaian masalah apabila terjadi
kehamilan pada remaja yaitu:
a. Diselesaikan secara kekeluargaan
b. Segera menikah
c. Konseling kehamilan, persalinan dan keluarga berencana
d. Pemeriksaan kehamilan sesuai standar
e. Bila ada resiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG
f. Bila tidak di selenggarakan dengan menikah, anjurkan pada
keluarga supaya menerima dengan baik.
g. Bila ingin melakukan aborsi, berikan konseling resiko aborsi
h.

G. Peran perawat dalam menanggulangi kehamilan tidak diinginkan


1. Memberikan penyuluhan kepada para remaja tentang seks education
khususnya dan kepada masyarakat umumnya      
2. Memberikan penyuluhan kepada para orang tua yang mempunyai anak
untuk mengawasi mereka agar tidak memberikan kesempatan untuk
memasuki pergaulan bebas. Serta untuk tetap memperhatikan setiap
perkembangan anak dan pembentukan kepribadiannya.
3. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya yang sudah
berumah tangga untuk menggunakan kontrasepsi secara tepat guna
agar tidak terjadi kegagalan kontrasepsi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
KTD merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya
proses kelahiran akibat dari kehamilan. Kehamilan itu bias akibat dari perilaku
seksual/hubungan seksual baik yang yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Banyak kasus menunjukan bahwa tidak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab
atas kondisi ini.
Dalam hal ini memiliki akibat yang tidak inginkan terdiri dari : dampak negatif
antara lain.
1.      Obstetri
2.      Psikologi
3.      Sosial
4.      Berbagai Penyakit

B. Saran
Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang “kehamilan yang tidak
diinginkan” berharap agar mahasiswi dapat mengetahui kehamilan yang baik sesuai
dengna keinginan dan tidak diinginkan dalam membina rumah tangga yang baik.
Selain itu dapat sebagai pedoman dalam kehidupan yang baru kelak.
DAFTAR PUSTAKA

Jahya,Y.2012.psikologi perkembangan Jakarta:karisma putra utama


Santeli.J.,et al 2007.the measurement and meaning of unintended pregnancy available
at perspectives on sexual and reproduction health vol 35,isue 2,page 94-101,march
2003.online library.willey.com.diakses tanggal 2 juni 2014
http://www.scribd.com/doc/23711276/KORELASI-ANTARA-
PERILAKU-SEKS-BEBAS-DENGAN-KEHAMILAN-YANG-TIDAK-
DIINGINKAN-DI-KALANGAN-REMAJA
Efendi, F. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas ( Teori dan praktik dalam
keperawatan). Jakarta : salemba medika

Anda mungkin juga menyukai