AHMAD SANUSI
150102040
FAKULTAS TEKNIK
2020
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Hutan Alam merupakan mitra kerja PT. PLN (Persero) UPDK
Pekanbaru ULTLPG Teluk Lembu yang memiliki beberapa fasilitas penunjang
operasi unit mesin pembangkit listrik, salah satunya ruangan kantor gudang.
Ruangan kantor gudang tersebut berada di dekat ruang penyimpanan sparepart
untuk keperluan perawatan mesin pembangkit listrik yang mana di dalam kantor
gudang tersebut terdapat alat pengkondisi udara atau biasa dikenal dengan Air
Conditioner (AC).
BAB I PENDAHULUAN
1. Evaporator
2. Kompresor
3. Kondensor
4. Katup ekspansi
Sedangkan siklus dan diagram alir kompresi uap standar, yang merupakan siklus
teoritis ditunjukkan pada gambar 2.2 dan 2.3, dapat diterangkan dengan proses
sebagai berikut :
1. Proses Kompresi
Proses kompresi berlangsung dari titik 1 ke titik 2. Kompresor digunakan
untuk menaikkan tekanan uap refrigeran sampai mencapai temperatur diatas
temperatur media pendinginnya.Pada siklus sederhana diasumsikan
refrigeran tidak mengalami perubahan kondisi selama mengalir dijalur hisap.
Proses kompresi diasumsikan isentropik sehingga pada diagram tekanan dan
entalpi berada pada satu garis entropi konstan, dan titik 2 berada pada
kondisi super panas. Proses kompresi memerlukan kerja dari luar dan entalpi
uap naik dari h1 ke h2 , besarnya kenaikan ini sama dengan besarnya kerja
kompresi yang dilakukan pada uap refrigerant
2. Proses Kondensasi
Proses 2-3 merupakan proses kondensasi yang terjadi pada kondensor, uap
panas refrigeran dari kompresor didinginkan oleh media pendingin sampai
pada temperatur kondensasi, kemudian uap tersebut dikondensasikan. Pada
titik 2 refrigeran pada kondisi uap jenuh pada tekanan dan temperatur
kondensasi. Proses 2-3 terjadi pada tekanan konstan, dan jumlah panas yang
dipindahkan selama proses ini adalah beda entalpi antara titik 2 dan 3
3. Proses Ekspansi
Proses ekspansi berlangsung dari titik 3 ke titik 4. Pada proses ini terjadi
proses penurunan tekanan refrigeran dari tekanan kondensasi (titik 3)
menjadi tekanan evaporasi (titik 4). Pada waktu cairan di ekspansi melalui
katup ekspansi atau pipa kapiler ke evaporator, temperatur refrigeran juga
turun dari temperatur kondensasi ke temperatur evaporasi. Proses 3-4
merupakan proses ekspansi adiabatik dimana entalpi fluida tidak berubah
disepanjang proses. Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi campuran
uap.
4. Proses Evaporasi
Proses 4-1 adalah proses penguapan yang terjadi pada evaporator dan
berlangsung pada tekanan konstan. Pada titik 1 seluruh refrigeran berada
pada kondisi uap jenuh. Selama proses 4-1 entalpi refrigeran naik akibat
penyerapan kalori dari ruang refrigerasi. Besarnya kalor yang diserap adalah
beda entalpi titik 1 dan titik 4 biasa disebut dengan efek pendinginan.
Gambar 2.2.Daur Kompresi Uap Standar Dalam Diagram P-h
Sumber : W.F. Stoecker, J.W. Jones. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara.
Terjemahan, Hara Supratman, hal 187
Gambar 2.3.Diagram Alir Kompresi Uap Sumber : W.F. Stoecker, J.W. Jones.
Refrigerasi dan Pengkondisian Udara. Terjemahan, Hara Supratman, hal 187
c. Kompresor Sekrup
Cara kerja Kompresor Sekrup dapat dilihat pada gambar
dibawah ini, yaitu terdapat penampang 2 buah elemen putar utama
kompresor sekrup.Di dalam rumah kompresor, terdapat rotor jantan
dengan 4 kuping disebelah kanan dan menggerakkan rotor betina
disebelah kiri. Uap refrigeran memasuki 1 ujung kompresor (di
puncak) dan meninggalkan kompresor dari ujung yang lain (di
bawah). Pada posisi hisap, terbentuk ruang hampa, hingga uap
mengalir ke dalamnya.Sesaat ruang interlobe tersebut
meninggalkan lubang masuk, rongga tersebut telah dipenuhi oleh
gas.Bila putaran terus berlanjut, gas yang berkurang digerakkan
mengelilingi rumah kompresor.Pada putaran selanjutnya terjadi
penangkapan (mesing) kuping rotor jantan oleh lekuk rotor betina,
sehingga memperkecil rongga dan menekan gas tersebut. Pada saat
tertentu, dalam proses kompresi lubang buang terbuka, sehingga
dengan penangkapan kuping lebih lanjut, gas yang tertekan keluar
melalui lubang buang tersebut.
Gambar 2.6. Penampang Dua Buah Rotor Kompresor Sekrup
Sumber : W.F. Stoecker, J.W. Jones. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara.
Terjemahan, Hara Supratman, hal 208.
Gambar 2.7. Konstruksi Kompresor Sekrup Sumber : Arismunandar W., Saito H.,
1986, Penyegaran Udara, hal 130
Gambar 2.8. Mekanisme Kompresor Sekrup Sumber : Arismunandar W., Saito H.,
1986, Penyegaran Udara, hal
1.4.1.2.Berdasarkan Konstruksinya
Berdasarkan konstruksinya, kompresor dibagi menjadi tiga bentuk :
1. Kompresor Semi Hermatik
Pada kompresor semi hermatik, rotor motor listrik berada
didalam perpanjangan ruang engkol dari kompresor. Dengan demikian
tidak terdapat penyekat poros, sehingga dapat dicegah kebocoran
refrigeran.Disamping itu, kontruksinya lebih kompak dan bunyi mesin
menjadi halus. Sekarang ini, kompresor semi hermatik untuk gas
refrigeran freon dibuat sampai kira-kira 40 KW. Dari segi
kontruksinya, dapat dibuat bersilinder banyak, dengan momen putar
pada awal pengoperasian rendah.Rumah kompresor semi hermatik
dibuat dari besi tuang, pada bagian-bagian penutup dan
penyambungnya masih dapat dibuka.
2. Kompresor Hermatik
Pada dasarnya kompresor ini hampir sama dengan kompresor
semi hermatik. Perbedaannya pada cara penyambungan rumah (baja)
kompresor dengan stator motor penggeraknya, yaitu sambungan las,
sehingga ruangan di dalam kompresor menjadi kedap suara (hermatik).
Kompresor hermatik biasanya dibuat untuk unit kapasitas rendah,
sampai 7,5 KW, misalnya pada penyegar udara paket.
1.4.2. Kondensor
Gambar 2.10. Kondensor Tabung Dan Pipa Sumber : Arismunandar W., Saito H.,
1986, Penyegaran Udara, hal 150
1.4.2.3.Kondenser Tabung dan Koil
1.4.3. Evaporator
1.4.3.2.Berdasarkan Konstruksinya
1. Evaporator Tabung dan Koil
Pada evaporator tabung dan koil terdapat koil pipa tunggal
atau koil pipa ganda di dalam sebuah silinder.Refrigeran mengalir di
dalam koil pipa untuk mendinginkan cairan yang berada di dalam
bagian koil.Evaporator tabung dank oil dapat dibuat dengan mudah,
sebab tidak memerlukan pelat pipa untuk memasang ujung dan
pangkalpipa, seperti yang terdapat pada kondensor tabung dan
pipa.Evaporator jenis ini hanya dipakai pada mesin pendingain yang
kecil, karena laju perpindahan panasnya sangat rendah.
5. Jika tekanan evaporator naik, maka katup akan menutup sedikit untuk
mengurangi jumlah aliran refrigeran yang masuk ke dalam evaporator.
1.4.4.4.Pipa Kapilar
Unit koil kipas udara adalah penyegar udara kecil yang dipergunakan
didalam ruangan yang terdiri dari kipas udara, motor listrik, koil udara, dan
saringan udara yang terletak pada satu kotak.Didalam unit tersebut, udara
ruangan yang dihisap masuk diatur tempertur dan kelembabannya, kemudian
dimasukkan kembali ke ruangan.Unit tersebut merupakan jenis lantai atau jenis
langit – langit yang dapat diletakkan diatas lantai ataupun digantungkan pada
langit-langit.Unit koil kipas udara dapat dipasang langsung didalam ruangan
dan pada umumnya dibatasi pada tingkat kebisingan 35 dBA pada jarak 1
meter dari unit tersebut.
Unit induksi seperti unit koil kipas udara yang dapat dipasang
langsung pada ruangan.Unit ini mempunyai kotak udara, nosel, koil udara
seconder dan penutup damper simpangan ataupun saringan udara.
Dalam unit induksi, udara segar dari penyegar udara sentral
dimasukkan ke dalam kotak udara primer, kemudian dialirkan melalui nosel,
sehingga udara masuk dengan kecepatan tinggi ke dalam ruangan
pencampuran. Dengan pengaruh induksi dari pancaran udara tersebut, udara
ruangan terisap dan masuk melalui koil udara sekunder sehingga dapat
didinginkan atau dipanaskan, kemudian dicampur dengan udara primer dan
masuk ke dalam ruangan yang akan disegarkan.
Perbandingan pemasukan dari udara ruangan kira kira 3 sampai 5 unit
untuk tahap pertama, dan sekitar 1 sampai 2 unit yang terakhir. Kedua unit
induksi ini dapat pula secara berturut turut disebut jenis tekanan tinggi dan
jenis tekanan rendah.
Kapasitas pendinginan dari unit induki dapat diatur oleh volume udara
primer, dengan temperatur dan kelembabannya, tetapi dapat juga diatur oleh
temperature air dingin yang dialirkan ke koil sekunder atau oleh simpangan
sekunder.Bentuk nosel dipilih sedemikian rupa agar dapat memberikan
kualitaspemasukan yang baik dan tidak terlalu bising.Untuk hal tersebut, kotak
udara primer dilapisi dengan isolator panas dan peredam kebisingan.Koil udara
biasanya terdiri dari satu baris pipa bersirip pelat yang memberikan tahanan
aliran udara relative rendah.
Unit induksi tersedia dalam jenis lantai dan jenis langit-langit yang
dapat dipasang diluar atau ditanam. Volume udara primer dan sekunder yang
terinduksi dapat diatur oleh ukuran unit maupun oleh nosel yang dipergunakan
Gambar 2.21. Unit Induksi Jenis Tekanan Tinggi
Sumber : Arismunandar W., Saito H., 1986, Penyegaran Udara, hal
Q = U x A x CLTDc....................................................................................(2.2)
CLTDc = CLTD + LM + (78 – tr) + (ta 85)................................................(2.3)
Dimana :
Q = Laju Perpindahan Panas (Btu/Hr)
U = Koefisien Perpindahan Panas (Btu/hr ft2 F)
A = Luas pintu dan dinding gerbong tanpa kaca (ft2 )
CLTDc = Koreksi Perbedaan Temperatur Beban Pendinginan (Corrected
Cooling Load Temperature Difference) (F)
CLTD = Temperatur Beban Pendinginan (Cooling Load Temperature
Difference) (F)
LM = Faktor koreksi untuk garis lintang dan bulan perancangan
tr = Temperatur Bola Kering Ruangan (F)
ta = Temperatur Rata Rata Udara Luar (F)
1
U¿ ...................................................................................................(2.4)
⅀R
L
R¿ ......................................................................................................(2.5)
k
Sehingga
L1 L2 L3 L 4 L5
⅀R¿ Rso + + + + + + RSi........................................(2.7)
k1 k2 k3 k 4 k5
Dimana :
R = Tahanan termal
Rso = Tahanan termal lapisan udara luar
Rsi = Tahanan termal lapisan udara dalam
L = Tebal bahan
k = Konduktivitas termal
Q = U x A x (ta-tr) ...............................................................................(2.8)
Dimana :
Q = Laju Perpindahan Panas (Btu/Hr)
U = Koefisien Perpindahan Panas (Btu/hr ft2 F)
A = Luas lantai (ft2 )
ta= Temperatur rata-rata udara luar (F)
t0= Temperatur bola kering ruangan
Q = U x Ak x CLTDc ………………..................................................(2.9)
Dimana :
Q = Laju Perpindahan Panas (Btu/Hr)
U = Koefisien Perpindahan Panas (Btu/hr ft2 F)
Ak = Luas kaca (ft2 )
CLTDc = Koreksi Perbedaan Temperatur Beban Pendinginan (Corrected
Cooling Load Temperature Difference) (F)
CLTD = Temperatur Beban Pendinginan (Cooling Load Temperature
Difference) (F)
LM = Faktor koreksi untuk garis lintang dan bulan perancangan
tr = Temperatur Bola Kering Ruangan (F)
ta = Temperatur Rata Rata Udara Luar (F)
Panas yang berasal dari sinar matahari dikenal juga sebagai panas
radiasi, dimana panas radiasi dari matahari tersebut sangat mempengaruhi
beban pendinginan. Perhitungan beban pendinginan radiasi dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
Q = SHGF x A x SC x CLF..................................................................(2.11)
Q p laten = ql x n .........................................................................................(2.12)
Q p sensible = qs x n x CLF...........................................................................(2.13)
Dimana :
ql = panas laten yang dipancarkan per orang (Btu/hr)
qs = panas sensible yang dipancarkan per orang (Btu/hr)
n = jumlah penumpang kereta
CLF = Cooling Load Factor untuk penumpang kereta
Dimana :
W = Kapasitas lampu (watt)
BF = Ballast Factor
CLF = Cooling Load Factor untuk lampu
0.24 btu/lb F
x (W0 –W1)………...(2.20)
Vol spesifik udara luar ¿ ¿
Dimana :
CFM = Tingkatan Ventilasi Udara (ft3 /min)
to = Temperatur Udara Luar (F)
t1 = Temperatur Udara dalam (F)
Wo = Kandungan Uap air di luar ruangan (lb w/lb dry air)
W1 = Kandungan Uap air di dalam ruangan (lb w/lb dry air)
TSH
RSHF = …………………………………..………………………..(2.24)
GTH
t 4−t abd
RSHF = …………………………………..………..………..(2.25)
t 3−t abd
Gambar 2.28. Siklus Pengkondisian Udara pada Diagram Psikrometrik (Sumber : Carrier, 1965,
Handbook Of Air Conditioning System Design, hal 116.)
Efek refrigerasi (RE) adalah besarnya panas yang dapat diserap oleh
refrigeran per satuan massa. Besarannya dapat dihitung dengan selisih entalpi
refrigeran masuk dan keluar evaporator,mempunyai rumus :
RE = h1 –h4……………………………….…….……...…………………….(2.26)
Dimana :
h1= enthalpy keadaan titik 1 pada diagram P-h (Btu/lb)
h4= enthalpy keadaan titik 4 pada diagram P-h (Btu/lb)
qkomp = h2 – h1….....………………….………………………………….(2.27)
Dimana :
h2= enthalpy keadaan titik 2 pada diagram P-h (Btu/lb)
h1= enthalpy keadaan titik 1 pada diagram P-h (Btu/lb)
ℜ
GSHF = ……………………………………….…………...……..(2.28)
q komp
Dimana :
RE = Refrigerating effect (h1 – h4) (Btu/lb)
Qkomp = Kerja kompresor (h2 – h1) (Btu/lb)
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
1. Data Kuantitatif
2. Data kualitatif
1
1
Analisa
Hasil
Selesai
penelitian.
akan dibahas dalam penelitian, menetapkan tujuan yang akan dicapai, serta
3.2.6. Analisa
penelitian selanjutnya.
Arismunandar, W, dan Saito, H., 1986. Penyegaran Udara. Cetakan ke-6. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita.
Badan Standar Nasional, Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi Pada Gedung,
(SNI) 03-6572-2001 Standar Nasional Indonesia, 2000.
Hara, Suratman, W.F. Stoecker, J.W. Jones. 1996. Refrigrasi dan Pengkondisian
Udara. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
https://www.indotara.co.id/cara-kerja-mesin-pendingin-ac&id=337.html ( Diakses
26 Juli 2020)