Anda di halaman 1dari 4

Daftar Pustaka :

https://mapleous.wordpress.com/2016/07/25/sistem-penggolongan-darah-rhesus/

http://www.kerjanya.net/faq/10931-golongan-darah.html

Sloane, Ethel.2004.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.Yogyakarta:EGC

3. Golongan Darah dan Tipe Darah

Golongan darah adalah klasifikasi yang menentukan darah yang dimiliki dengan melihat


jenis antigen yang terdapat pada permukaan sel darah merah yang diturunkan dari orang tua
(Jeffrey Mardhi,2017). Sebelum Lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetic
disebut antigen. Antigen muncul di permukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A
dan tipe B bereaksi dengan antibody pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8
bulan setelah lahir. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi (penggumpalan)
sel darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut
agglutinin. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A, maupun B, atau hanya mewarisi
salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus (Ethel Sloane,2004).

A. Penggolongan Darah
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum tranfusi darah karena
pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi
sel darah merah. Dalam teknik slide biasa untuk penggolongan darah ABO, dua tetes
darah yang terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya diletakkan pada
sebuah slide mikroskop. Setetes serum yang mengandung aglutinin anti-A (dari darah
golongan B) diteteskan pada salah satu tetes darah, sedangkan setetes serum yang
mengandung aglutinin anti-B (dari darah golongan A) diteteskan pada tetes darah
lainnya.
1) Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A)
2) Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki
aglutinogen tipe B (golongan darah B).
3) Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi, individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB)
4) Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi, maka
individu tersebut tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O)
Adapun klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya
aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan
agglutinin (antibodi), anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma darah.
1) Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan agglutinin anti-B
2) Darah golongan B mengndung aglutinogen tipe B dan agglutinin anti-A
3) Darah gplongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B, tetapi tidak
mengandung agglutinin anti-A dan anti-B
4) Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung
agglutinin anti-A dan anti-B

Dan sistem penggolongan darah rhesus, sistem penggolongan ini membagi golongan


darah manusia menjadi dua, yaitu Rhesus Positif (Rh +) dan Rhesus Negatif (Rh-).
Pembeda kedua jenis golongan darah ini ialah dengan memperhatikan faktor Rh, berarti
darah seseorang dibedakan berdasarkan ada tidaknya Antigen-Rh dalam eritrositnya.
Istilah Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali dikemukakan
pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset
tersebut digunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang
paling banyak dijumpai di India dan Cina. Jika faktor Rh ditemukan, indiividu yang
memilikinya disebut Rh positif (Mapleous,2016). Jika faktor tersebut tidak ditemukan
maka individunya disebut Rh negatif. Sistem ini berbeda dengan penggolongan ABO di
mana individu ber-Rh negative tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya
(Ethel Sloane,2004).

B. Pengaruh Tipe Darah Orangtua Terhadap Tipe Darah Anak


Seperti warna mata dan jenis rambut, tipe darah juga diwariskan secara genetik dari
orangtua. Oleh karena itu, tipe darah orangtua akan menentukan tipe darah anak juga
nantinya. Meski begitu, tipe darah anak tidak selalu sama persis dengan orangtua.
Pasalnya berbagai kombinasi tipe darah akan menghasilkan jenis yang berbeda pula.
1. Golongan darah O dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O.
2. Golongan darah O dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
3. Golongan darah O dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
4. Golongan darah A dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
5. Golongan darah A dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O, A, B, atau AB.
6. Golongan darah B dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
7. Golongan darah AB dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A atau B.
8. Golongan darah AB dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
9. Golongan darah AB dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
10. Golongan darah AB dan AB. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan
darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.

C. Tranfusi Darah
Saat tranfusi darah diberikan, plasma donor akan diencerkan oleh plasma resipien,
sehingga agglutinin donor tidak dapat menyebabkan aglutinasi. Walaupun demikian,
agglutinogen pada sel donor penting untuk tranfusi. Jika golongan darah donor berbeda
dengan golongan darah resipien, maka aglutinin dalam plasma resipien akan
mengaglutinasi sel darah merah asing donor. Reaksi tranfusi disebabkan oleh aglutinasi
sel darah merah donor. Aliran darah dalam pembuluh kecil terhalang oleh gumpalan sel,
hemolisis (rupture) sel darah merah menyebabkan terlepasnya hemoglobin kedalam
aliran darah. Hemoglobin yang terbawa ke tubulus ginjal mengendap, menutup tubulus,
dan mengakibatkan ginjal tidak berfungsi (Ethel Sloane,2004).
Sebelum pemberian tranfusi, untuk memastikan kecocokan darah memerlukan
proses "Crossmatch" yaitu uji serasi silang antara darah pasien dengan darah donor
yang diberikan. Crossmatch ini bertujuan untuk melihat apakah darah pasien sesuai
dengan darah donor sehingga tidak ada efek yang merugikan pasien transfusi darah
tersebut.Secara keseluruhan darah pendonor baru siap diberikan kepada seseorang itu
butuh waktu paling lama sekitar 3 jam.

Anda mungkin juga menyukai