Paper Patient Safety Fix
Paper Patient Safety Fix
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu patient safety.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dari patient safety.
1.3.3 Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan patient safety.
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja aspek hukum terhadap patient safety.
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana sistem pencatatan dan pelaporan pada
patient safety.
1.3.6 Untuk mengetahui monitoring dan evaluasi yang di lakukan untuk
kepentingan patient safety
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.3.2 Di Provinsi/Kabupaten/Kota
2.3.3 Di Pusat
Selain itu, menurut Hasting G, 2006, ada delapan langkah yang bisa
dilakukan untuk mengembangkan budaya Patient safety ini
Setiap staf yang bekerja di RS pasti ingin memberikan yang terbaik dan teraman
untuk pasien. Tetapi supaya keselamatan pasien ini bisa dikembangkan dan semua
staf merasa mendapatkan dukungan, patient safety ini harus menjadi prioritas
strategis dari rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lainnya. Empat CEO RS
yang terlibat dalam safer patient initiatives di Inggris mengatakan bahwa tanggung
jawab untuk keselamatan pasien tidak bisa didelegasikan dan mereka memegang
peran kunci dalam membangun dan mempertahankan fokus patient safety di
dalam RS.
Belajar dari pengalaman, meskipun itu sesuatu yang salah adalah pengalaman
yang berharga. Koordinator patient safety dan manajer RS harus membuat budaya
yang mendorong pelaporan. Mencatat tindakan-tindakan yang membahayakan
pasien sama pentingnya dengan mencatat tindakan-tindakan yang menyelamatkan
pasien. Diskusi terbuka mengenai insiden-insiden yang terjadi bisa menjadi
pembelajaran bagi semua staf.
Dibutuhkan sistem pencatatan data yang lebih baik untuk mempelajari dan
mengikuti perkembangan kualitas dari waktu ke waktu. Misalnya saja data
mortalitas. Dengan perubahan data mortalitas dari tahun ke tahun, klinisi dan
manajer bisa melihat bagaimana manfaat dari penerapan patient safety.
Aspek hukum terhadap “patient safety” atau keselamatan pasien adalah sebagai
berikut
c. Pasal 58 UU No.36/2009
b. Pasal 46 UU No.44/2009
Pasal 43 UU No.44/2009
a. Assessment risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden
e. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan resiko
a. Di Rumah Sakit
1) Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian
terkait dengan keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera,
10
b. Di Propinsi
c. Di Pusat
11
b. Di propinsi
c. Di Pusat
12
BAB III
PENUTUP
1.1 Simpulan
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang
membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Yang memiliki tujuan
yaitu menciptakan budaya keselamatan pasien di RS. Meningkatkan akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat. Menurunkan KTD di RS.
Melaksanakan program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD. Adapun beberapa langkah-langkah pelaksanaan patient safety seperti yang
berada di Rumah Sakit, salah satunya yaitu Rumah sakit agar membentuk Tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan organisasi sebagai berikut:
Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya. yang kedua yaitu yang berada Di
Provinsi/Kabupaten/Kota langkah pelaksanaan yang tepat yaitu melakukan
advokasi program keselamatan pasien kerumah sakit diwilayahnya, kepemerintah
daerah agar tersedianya dukungan anggaran terkait dengan program keselamatan
pasien rumah sakit dan Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan
pasien rumah sakit. Dan yang terakhir yaitu Di Pusat salah satunya Membentuk
komite keselamatan pasien Rumah Sakit dibawah Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia. Selain hal tersebut, masih ada aspek-aspek hukumnya yaitu
UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit (Pasal 53 (3)
UU No.36/2009, Pasal 32n UU No.44/2009, Pasal 58 UU No.36/2009), Tanggung
jawab Hukum Rumah sakit(Pasal 29b UU No.44/2009, Pasal 46 UU No.44/2009,
Pasal 45 (2) UU No.44/2009). Bukan tanggung jawab Rumah Sakit ( Pasal 45 (1)
UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit), Hak Pasien( Pasal 32d UU No.44/2009,
Pasal 32e UU No.44/2009, Pasal 32j UU No.44/2009, Pasal 32q UU No.44/2009)
Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien (Pasal 43 UU No.44/2009).
Selain beberapa aspek hukum tertsebut, beberapa system pencatatan dan
pelaporannya yaitu Di Rumah Sakit, Di Propinsi Dinas Kesehatan dan Di Pusat.
Selanjutnya setelah melapor akan diadakannya monitoring baik dipusat, di
propinsi ataupun dipusat.
1.2 Saran
1.2.1 Patient safety memiliki peran bagi keselamatan manusia terutama tenaga
kesehatan antara lain, melindungi tenaga kesehatan. Secara umum,
potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari
berbagai faktor, antara lain faktor teknis, faktor lingkungan, dan faktor
manusia.
1.2.2 Pemerintah juga mempunyai upaya untuk menyadarkan masyarakat
tentang pentingnya patient safety dalam lingkungan pekerjaan. .
13
14
DAFTAR PUSTAKA
https://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy-keselamatan-
pasien-rumah-sakit/
http://anggikaip.blogspot.com/2017/04/makalah-patient-safety_0.html
http://patientsafetykep.blogspot.com/
http://papermakalah.blogspot.com/2017/09/makalah-patient-safety.html