KELOMPOK B9:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit sepsis neonatus masih menjadi problem yang serius pada Negara –
kejadian sepsis neonatus di setiap rumah sakit masih terus terjadi dengan kasus
yang beragam sehingga secara otomatis adanya kematian pun tetap ada akibat
penyakit ini. Penyakit ini pun menjadi salah satu penyebab utama
mortalitasneonatus yaitu sebesar (42%) hal initerjadi pada negara maju (Gerdes,
kematian neonatus berumur 7 –29 hari disebabkan oleh sepsis (20,5 %),
dalam ibu melahirkan yaitu : (a) Kelainan pada letak/presentasi janin, (b)
distosia, (c) tekanan darah tinggi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), (d)
Tengah tahun 2011 yaitu sebesar 126.440 (20% dari jumlah ibu hamil) dan
Jakarta pada periode Desember 2006 –Juli 2007, terdapat angka 2.296 neonatal
dan terdapat kasus sebesar 334 pasien yang teridentifikasi sepsis untuk pertama
kalinya dari biakan darah (+) yaitu sebanyak 148 kasus (44,3%) (Juniatiningsih,
menyatakan terdapat angka kejadian sepsis neonatus sebesar 97 kasus dan percepatan
meningkat secara signifikan pada 2010 sebesar 534 kasus (Indrawarman, 2012).
Terjadinya suatu gejala dan tanda-tanda yang tidak spesifik pada sepsis
gejala dan tanda itu bisa saja menyerupai pada keadaan tertentu penyakit lain
salah satu aspek terpenting dalam keberhasilan terapi dan kesembuhan penyakit.
Karena salah satu penyebab sepsis bisa diakibatkan oleh bakteri, maka terapi
adalah neonatus, sehinggga efek samping yang buruk dari antibiotik dapat
kecepatan dan ketepatan terapi perlu menjadi perhatian yang lebihbagi pihak
terkait(Depkes, 2007).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Bantul.
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok
dengan gejala sistematik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis
pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam 24 sampai 48 jam. (Surasmi,
2003)
Sepsis neonatus adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh adanya respon
suatu inflamasi secara sistemik (SIRS) akibat adanya reaksi infeksi yang disebabkan
dari berbagai mikroorganisme bakteri, jamur, virus ataupun parasit (Kemenkes, 2010)
B. Etiologi
virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri
seperti Acinetobacter sp, Enterobacter sp, Pseudomonas sp, serratia sp, Escerichia
1. Perdarahan
melahirkan)
C. Klasifikasi
Berdasarkan waktu terjadinya, sepsis neonatus dapat dibagi menjadi dua bentuk
Merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode setelah lahir
(kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in
utero
Merupakan infeksi setelah lahir (lebih dari 72jam) yang diperoleh dari
D. Patofisiologi
metabolik yang progresif. Pada sepsis yang tiba-tiba dan berat, menimbulkan banyak
kematian dan kerusakan sel. Akibatnya adalah penurunan perfusi jaringan, asidosis
1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir. Pada masa antenatal kuman dari ibu
setelah melewati plasenta dan umpilikus masuk kedalam tubuh bayi melalui
sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat
hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini, antara lain
2. Pada masa intranatal atau saat pesalinan. Infeksi saat persalinan terjadi karena
kuman yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan amnion.
umbilikus masuk ke tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion
yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi dan masuk ke tyraktus
lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diaras infeksi pada janin dapat
terjadi melalui kulit bayi atau port de entre lain saat bayi melewati jalan lahir
dan n.gonnorea).
selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang
Etiologi
Perawatan Procedure
Penyakit infeksi Perawatan bbl
anternatal yang invasiv
sebelum kehamilan Persalinan Ketuban Premature, yang tidak baik
tidak memadai
yang tidak pecah BBLR
Peningkatan resiko
hyginis Kemampuan
Kuman melawati infeksi nasokomial
Meningkatkan Inhalasi Imaturitas imunitas rendah
ambilikal dan plasenta kulit dan selaput
invasi kuman Meningkatkan amnion sistem imun
yang lendir tipis dan
invasi kuman
terinfeksi mudah rusak
Masuk kesirkulasi Peningkatan Masuk ketubuh
Masuk ketubuh janin bayi
Masuk resiko infeksi
bayi
ketubuh bayi Masuk ke sel Rentan terhadap
cerna dan sel infeksi
nafas
Sepsis neonatorum
Mual muntah
Hipertermi dan Perubahan ambilan anoreksia Hipotensi kulita
hipotermi dan penggunaan lembab, pucat dan
oksigen sianosis
Gangguan nutrisi
kurang dari
Dipsnea, takipnea, kebutuhan tubuh Ketidak efektifan perfusi
apnea jaringan perifer
Gangguan pola
nafas
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak spesifik serta
dapat mengenai beberapa sistem organ. Berikut ini adalah tanda dan gejala yang dapat
retraksi dada yang dalam: terjadi karena adanya lesi ataupun inflamasi pada
paru-paru bayi akibat dari aspirasi cairan ketuban ibu. Aspirasi ini terjadi saat
manifestasi umum dari infeksi sistem saraf pusat. Keadaan akut dan kronis
menonjol (berisi cairan infeksi) dan keluarnya nanah dari telinga. Dalam hal
terganggunya sistem saraf pusat ini kemungkinan terjadi gangguan saraf yang
4. Tidak mau menyusu dan tidak dapat minum adalah respon keadaan psikologis
bahwa tanda dan gejala pada bayi yang mengalami sepsis neonatorum saling
berhubungan baik dari perjalanan infeksi, proses metabolik, dan tanda neurologi
G. Komplikasi
keadaan septik. Bayi mungkin juga kurang gizi sebagai akibat dari
metabolisme anaerobik dengan produksi asam laktat, selain itu ketika bayi
dilepaskan ke seluruh tubuh yang disebabkan oleh organ hati sebagian bayi
baru lahir belum dapat berfungsi optimal, bahkan disfungsi hati akibat sepsis
2. Dehidrasi
darah merah yang sudah tua, ini merupakan proses normal. Bilirubin
merupakan zat hasil pemecahan hemoglobin (protein sel darah merah yang
Namun pada bayi yang mengalami sepsis terdapat infeksi oleh bakteri dalam
darah di seluruh tubuh, sehingga terjadi kerusakan sel darah merah bukanlah
hal yang tidak mungkin, bayi akan kekurangan darah akibat dari hal ini
4. Meningitis
Kelainan perdarahan ini terjadi karena dipicu oleh bakteri gram negatif
pelepasan faktor pembekuan darah dari sel-sel mononuklear dan endotel. Sel
yang teraktivasi ini akan memicu terjadinya koagulasi yang berpotensi trombi
H. Pemeriksaan Penunjang
diagnostik dari bayi yang diduga sepsis dan tanda-tanda penyakit saluran pernapasan.
Dalam kasus ini, radiografi dada dapat menunjukkan difusi atau infiltrat fokus,
radiografi lainnya dapat diindikasikan dengan kondisi klinis spesifik, seperti diduga
diagnosis. Selain itu, hasil pemeriksaan tes resistensi dapat digunakan untuk
menentukan pilihan antibiotik yang tepat. Pada hasil pemeriksaan darah tepi,
umumnya ditemuksan anemia, laju endap darah mikro tinggi, dan trombositopenia.
Hasil biakan darah tidak selalu positif walaupun secara klinis sepsis sudah jelas.
Selain itu, biakan perlu dilakukan terhadap darah, cairan serebrospinal, usapan
umbilikus, lubang hidung, lesi, pus dari konjungtiva, cairan drainase atau hasil isapan
isapan lambung. Hasil biakan darah memberi kepastian adanya sepsis, setelah dua
atau tiga kali biakan memberikan hasil positif dengan kuman yang sama. Bahan
biakan darah sebaiknya diambil sebelum bayi diberi terapi antibiotika. Pemeriksaan
lain yang perlu dilakukan, antara lain pemeriksaan C-Reactive protein (CRP) yang
merupakan pemeriksaan protein yang disentetis di hepatosit dan muncul pada fase
I. Penatalaksanaan
1. Perawatan suportif
Perawatan suportif diberikan untuk mempertahankan suhu tubuh normal,
adalah biasanya ada dalam sepsis neonatal dan dilanjutkan selama 2 hari
d. Oksigen mungkin diperlukan jika bayi tersebut apnea atau napas tidak
memadai
perdarahan
f. Makanan secara enteral dihindari jika neonatus sangat sakit atau memiliki
perawatan ahli
2. Terapi pengobatan
mudah diperoleh, dan dapat diberi secara parental. Pilihan obat yang diberikan
J. Penatalaksanaan
diperoleh, dan dapat diberi secara parental. Pilihan obat yang diberikan adalah
ampisilin, gentasimin atau kloramfenikol, eritromisin atau sefalosporin atau obat lain
K. Pencegahan
pengobatan yang memadai, gangguan ion dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat. Oleh karena itu, tindakan pencegahan mempunyai arti penting karena dapat
1. Pada masa antenatal. Pada masa antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu
diperlukan ). Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses
sebelum dan sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan keadaan bayi secara
personel yang menangani atau bertugas dikar bayi harus sehat. Bayi yang
L. Prognosis
Pada umumnya ngka kematian pada sepsis neonatal berkisar antara 10% - 40
% dan pada meningitis 15% - 50%. Angka tersebut berbeda-beda tergantung dari
waktu timbulnya penyakit penyebabnya, cara dan waktu awitan penyakit, derajat
prematuritas bayi, adanya dan keparahan penyakit lain yang menyertai dan keadaan
Komplikasi :
1. Hipertermia, hiperglikemia, asidosis metabolic
jaundice Klasifikasi :
2. Dehidrasi SEPSIS NEONATORUM 1. Sepsis Dini / sepsis awitan dini
3. Hiperbilirubinemia dan ane,ia Infeksi perinatal yang terjadi segera
4. Meningitis Infeksi berat yang diderita dalam periode setelah lahir (< 72 jam)
5. Disseminated intravaskuler coagulation (DIC) neonates dengan gejala sistemik diperoleh pada saat proses kelahiran
dan terdapat bakteri dalam darah 2. Sepsis Lanjutan / sepsis nasokomial
Infeksi setelah lahir (>72 jam) diperoleh
dari lingkungan sekitar/rumah sakit
Pemeriksaan Penatalaksanaan :
penunjang : - Perawat supostif
- Radiografi - Terapi pengobatan
- Pemeriksaan LAB
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA IDENTITAS
Nama : By. F
Agama : Islam
No RM : 10.36.xx.xx
lalu.
a. Prenatal
diberikan adalah gizi saat masa kehamilan dan persiapan apa saja saat
hipertensi
Komplikasi obat : -
b. Intranatal
trimester I
Lama persalinan (Kala I-IV) : 5 jam 50 menit (dari pukul 20.00 s/d 01. 50
WIB
c. Postnatal
Usaha nafas : Spontan
Kebutuhan resusitasi
Interaksi orang tua dan bayi : Setiap hari ibu selalu mendampingi bayi.
Trauma lahir :-
Keluarnya urin/BAB : -
5. Tindakan (operasi) : -
7. Kecelakaan : -
GENOGRAM
x x
Keterangan :
V. RIWAYAT SOSIAL
3. Tindakan operasi: -
4. Status nutrisi/gizi
IMT (BB/TB2)=3,7/0,49²=3,7/0,2401=15,4
5. Status cairan
6. Obat-obatan
7. Aktivitas : Dibantu
9. Hasli laboratorium : -
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital:
Suhu : 37,4 oC
Nadi : 120x/menit
Nafas : 56x/menit
Panjang badan
Lingkar kepala
1. Reflek
Rooting
(v) babinski (v) startle (v) merangkak (v)
berkedip
2. Tonus/aktivitas
( ) Sulit menangis
3. Kepala/leher
d. Molding : Bersesuaian
4. Mata : Bersih
5. THT
a. Telinga : Normal
b. Hidung : Bilateral
c. Palatum : Normal
6. Abdomen : Lunak
7. Thoraks : Simetris
Retraksi : -
Kalvikula : Simetris
8. Paru-paru
By.F umur 14 hari dengan keluhan panas dan bengkak pada pusar
ANALISA DATA
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
DS: Bayi umur 14 hari Resiko infeksi
dengan sepsis, tali pusar
bengkak
DO: Tali pusar tampak
kemerahan, bayi rewel
DS: Bayi panas Kerusakan kontrol suhu Hipertermia
DO: Suhu 38, bayi rewel sekunder akibat infeksi
atau inflamasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
.....
....
.....
R: (-) mencegar
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA