Anda di halaman 1dari 38

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAN

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri

atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal

di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan. ( Departemen Kesehatan RI.1998 )

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam

satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau

adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya,

mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta

empertahankan suatu budaya. (Baylon dan Maglaya dikutip oleh

Murwani Anita, 2007).

Selain itu, keluarga adalah dua atau lebih dari individual

yang tergantung karena hubungan darah, hubungan perkawinan

mereka hidup dalam suatu atap rumah tangga, berinteraksi satu sama

lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan dan

mempertahankan kebudayaannya. (Salvicon G. bailon dan Aracelis

Marlaya. 1998 ).

Dari ketiga pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
dua orang atau lebih, tidak terikat dalam suatu ikatan perkawinan dan

pertalian darah namun hidup dalam suatu rumah tangga, dibawah

asuhan seorang anggota keluarga mempunyai peran masing-masing

serta menciptakan dan juga mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga antara lain :

a. Fungsi Biologis

Fungsi biologis keluarga bukan hanya ditujukan untuk

meneruskan kelangsungasn keturunan, tetapi juga memelihara

dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga,

memelihara dan merawat anggota keluarga juga bagian dari

fungsi biologis keluarga.

b. Fungsi Psikologis

Keluarga menjalankan fungis psikologisnya antara lain

untuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan

perhatian di antara anggota keluarga, membina pendewasaan

kepribadian anggota keluarga dan memberikan indentitas

keluarga.

c. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin untuk membina sosialisasi

pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,

memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada

anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
d. Fungsi Ekonomi

Keluarga menjalankan fungsi ekonominya untuk

mencari sumber-sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi

kebutuhan keluarga yang akan datang, misalnya pendidikan

anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi Pendidikan

Keluarga menjalankan fungsi pendidikan untuk

menyekolahkan anak dalam rangka memberikan pengetahuan,

ketrampilan dan membentuk perilaku anak, mempersiapkan

anak untuk kehidupan dewasa dan mendidik anak sesuai dengan

tingkatan perkembangannya.

Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan.

Fungsi-fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua dengan

menyediakan pangan, papan, sandang dan perlindungan

terhadap bahaya. Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat

(yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara

individu) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi

keluarga bagi perawatan keluarga.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
f. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga berperan untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan

dan merawat anggota keluarga yang sakit.

Lima tugas kesehatan keluarga (Friedman, 1998)

1) Mengenal masalah kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang

tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala

sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatan kadang

seluruh kesehatan sumber daya dan dana keluarga habis.

Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan

perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga

secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung

jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya

perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar

perubahannya.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini untuk mencari pertolongan yang tepat

sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan

siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk melakukan tindakan yang dilakukan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan

dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Keluarga melakukan praktek asuhan kesehatan baik

untuk mencegah terjadi gangguan atau merawat anggota

keluarga yang sakit. Keluarga pula yang menentukan

kapan anggota keluarga yang terganggu perlu meminta

tenaga professional. Kemampuan keluarga dalam

memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status

kesehatan keluarga dan individu

4) Memodifikasi lingkungan rumah

Untuk mengetahui sejauh mana keluarga

mengetahui kemampuan keluarga memelihara atau

memodifikasi lingkungan rumah yang sehat (dari segi

fisik, psikis, sosial, ekonomi) yang perlu dikaji adalah

sumber keluarga yang dimiliki, keluarga melihat

keuntungan manfaat memelihara lingkungan yang higienis

dan sanitasi, mengetahui pencegahan penyakit, dan

kekompakan antar anggota kelompok.

5) Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas

kesehatan masyarakat

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga

mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami

keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas

kesehatan, mempercayai petugas dan fasilitas kesehatan,

mempunyai pengalaman baik atau buruk terhadap petugas

kesehatan dan apakah fasilitas kesehatan yang ada

terjangkau oleh keluarga.

3. Tipe atau Jenis Keluarga

Ada beberapa pembagian bentuk atau tipe keluarga yang sudah

lazim di masyarakat menurut beberapa ahli :

Sulvian dan Marclin membagi beberapa bentuk atau tipe keluarga yaitu

keluarga tradisional dan keluarga non tradisional.

a. Bentuk Varian Keluarga Tradisional adalah :

1) Keluarga inti : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu anak

yang tinggal dalam suatu rumah.

2) Pasangan inti : suami dan istri saja.

3) Keluarga dengan orang tua tunggal, satu orang mengepalai

keluarga sebagai konsekuensi perceraian.

4) Bujangan dewasa yang tinggal sendirian.

5) Keluarga besar tiga generasi, pasangan usia tengah dan

lansia.

6) Jaringan keluarga besar : dua keluarga inti atau lebih dari

keluarga primer atau anggota keluarga yang tidak menikah

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
hidup dalam daerah genografi atau system resiprokal atau

tukar menukar barang dan jasa.

b. Bentuk Varian Keluarga Non Tradisional adalah :

1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah.

2) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.

3) Pasangan kumpul kebo : pasangan yang hidup bersama tanpa

menikah.

4) Keluarga gay / lesbian : keluarga dari orang-orang yang

sejenis kelamin sama yang hidup bersama sebagai pasangan

yang menikah yang beranak secara bersama-sama.

Keluarga komuni : rumah tangga yang terdiri dari lebih dari satu

orang monogamy dengan anak-anak secara bersama-sama

menggunakan fsillitas, sumber-sumber dan memiliki pengalaman

yang sama.

Dari uraian tipe dan bentuk keluarga tersebut diatas,

yang dimaksud dengan keluarga tunggal adalah bentuk keluarga

uang didalamnya terdapat rumah tangga, ayah dan ibu.

4. Tahap dan Perkembangan Keluarga

a) Tahap I : Keluarga Pemula

Tugas-tugas perkembangan keluarga pemula ada 3 tugas

yang penting dalam masa ini yaitu : Menciptakan sebuah

perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis dan keluarga berencana.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
b) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak

Tugas-tugas perkembangan keluarga pada taha II ini

yaitu : Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang

mantap (mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).

Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan

kebutuhan anggota keluarga. Mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan. Memerluas persahabatan dengan

keluarga besar dengan menambah peran-peran orang tua, kakek

dan nenek.

Masalah-masalah kesehatan utama keluarga dalam tahap

ini adalah pendidikan maternitas yang terpusat pada keluarga,

perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah-

masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling

perkembangan anak, keluarga berencana, interaksi keluarga dan

bidang-bidang peningkatan kesehatan umum (gaya hidup).

Masalah-masalah kesehatan lain selama periode dari kehidupan

keluarga ini adalah maksebilitas dan ketidakadekuatan fasilitas-

fasilitas perawatn anak untuk ibu yang bekerja, hubungan anak

dengan orang tua, masalah-masalah mengasuh anak termasuk

penyalahgunaan dari kelalaian terhadap anak dan masalah-

masalah transisi peran orang tua.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
c) Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu :

Perlunya anak-anak usia pra sekolah dan anak kecil lainnya

untuk mengeksploitasi dunia sekitarnya, dan kebutuhan orang tua

untuk memiliki privasi mereka sendiri menjadikan perumahan

dan ruang yang adekuat sebagai masalah utama. Peralatan dan

fasillitas-fasilitas juga perlu bersifat melindungi anak-anak, dan

kecelakaan-kecelakaan yang lain yang terjadi selama usia pra

sekolah.

d) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah

Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia

sekolah yaitu : Mensosialisasikan anak-anak, termasuk

meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan

dengan teman sebaya yang sehat, mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan fisik

anggota keluarga.

e) Tahap V : Keluarga mempunyai anak remaja

Tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap ini ada

3 yaitu : Mengembangkan kebebasan dengan tanggung jawab

ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri,

menfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi

secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Masalah-masalah kesehatan umunya terjadi pada remaja

adalah kecelakaan terutama kecelakaan mobil atau motor

merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang/cidera

karena atletik juga umum terjadi. Disamping itu penyalahgunaan

obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang

tidak dikehendaki, pendidikan dan konseling seks merupakan

bidang-bidang perhatian yang relevan.

f) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda

Adapun tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap

ini : Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota

keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak,

melanjutkan untuk meperbaharui dan menyesuaikan kembali

hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-

sakitan dari suami maupun istri.

Masalah-masalah kesehatan yang sering muncul pada

tahap ini meliputi masalah komunikasi kaun dewasa muda

dengan orang tua mereka, masalah-masalah transisi peran bagi

suami istri, dan munculnya kondisi kesehatan kronis dan faktor-

faktor yang berpengaruh seperti kolesterol tinggi, obesitas dan

tekanan darah tinggi, sehingga perlunya strategi promosi

kesehatan dan gaya hidup yang sehat bagi anggota keluarga yang

dewasa.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
g) Tahap VII : Orang tua usia pertengahan

Tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu

Menyediakan lingkungan yang sangat meningkatkan kesehatan,

mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan

penuh arti dengan para orang tua, lansia dan anak-anak,

memperkokoh hubungan perkawinan.

Adapun masalah-masalah kesehatan pada tahap siklus

kehidupan ini meliputi : kebutuhan promosi kesehatan, istirahat

yang cukup, kegiatan waktu luang dan tidur, nutrisi yang baik,

olahraga yang teratur, diet, berhenti merokok, mengurangi

penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif,

masalah-masalah hubungan perkawinan, komunikasi, masalah

yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan

orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.

h) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Dimana tugas-tugas perkembangan keluarga lansia

adalah : Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,

menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,

mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan terhadap

kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar

generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.

Wawancara dalam hal ini merupakan suatu pertemuan

tatap muka dengan satu anggota keluarga atau lebih, yang mana

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
wawancara tersebut harus benar-benar terfokus, berdasarkan

tujuan wawancara. Saat perawatan keluarga melakukan proses

asuhan keperawatan, terdapat hal yang sangat penting yang tidak

boleh diabaikan yaitu membina hubungan saling percaya antara

perawat dan keluarga dimana menciptakan suatu hubungan saling

percaya dimana ada saling keterbukaan dan saling menghormati,

komunikasi berjalan berbarengan dengan proses pengkajian dan

tahap orientasi bekerja dengan sebuah keluarga. Menjalin

kepercayaan dan hubungan membentuk tempat dan dasar bagi

perawatan keluarga yang efektif.

5. Struktur keluarga

a. Struktur peran keluarga

Terdapat 2 perspektif dasar menyangkut peran orientasi

strukturalist yang menekankan pengaruh normative (kultural)

yaitu pengaruh yang berkaitan dengan status-status tertentu

dan peran-peran terkaitnya (Nye, 1976 dikutip oleh

fredman,2003) dan orientasi interaksi yang menekankan

timbulnya kualitas peran yang lahir dari interaksi social.

(Turner, 1970 dikutip oleh Friedman, 2003).

1) Peran formal

Berkaitan dengan setiap posisi formal keluarga

adalah peran-peran terkait, yaitu sejumlah perilaku yang

bersifat homogeny. Keluarga membagi peran secara

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
merata kepada para anggota keluarga seperti cara

masyarakat membagi peran-perannya, menurut

bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi

berfungsinya suatu sistem.Peran formal yang standar

terdapat dalam keluarga (pencari nafkah,ibu rumah

tangga,tukang perbaiki rumah, sopir, pengasuh anak,

manager keuangan dan tukang masak.Friedman, 2003).

Disamping contoh diatas menurut Gecas (1976)

dikutip oleh Friedman (2003) mendefinisikan 6 peran

dasar yang membentuk posisi social sebagai suami

(ayah) dan istri (ibu),peran-peran tesebut adalah peran

provider (penyedia), peran sebagai pengatur rumah

tangga, peran perawatan anak, peran sosialisasi anak,

peran rekreasi, peran persaudaraan, peran terapeutik

(memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), peran

seksual.

2) Peran Informal

Peran informal bersifat implicit biasanya tidak

tampak kekuasaan permukaan dan dimainkan hanya

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional

individu dan untuk menjaga keseimbangan dalam

keluarga. (Stir, 1967 dikutip oleh Friedman, 2003).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Peran-peran formal, mempunyai tuntutan yang

berbeda, tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis

kelamin, kepribadian anggota keluarga individu (Keivit,

1968 dikutip oleh Friedman, 2003).

b. Struktur nilai

Nilai adalah sebuah keyakinan abadi yang

mempunyai bentuk perilaku spesifik. (Rokeach, 1973 dikutip

oleh Friedman, 2003). Sedangkan nilai-nilai keluarga

didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap dan kepercayaan

tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar

maupun tidak sadar mengikat bersama-sama seluruh anggota

keluarga dalam suatu budaya lazim (Parud dan Caplan, 1965

dikutip oleh Friedman, 2003). Kebudayaan keluarga

merupakan suatu sumber sistem nilai dan norma-norma

utama dari sebuah keluarga.

Nilai-nilai berfungsi sebagai pedoman umum bagi

perilaku dan dalam keluarga nilai-nilai tersebut membimbing

perkembangan aturan-aturan dan nilai-nilai dari keluarga.

Norma-norma merupakan pola-pola perilaku semacam itu

didasarkan pada sistem nilai dan keluarga (Friedman, 2003).

c. Struktur kekuatan keluarga

Kekuasaan adalah kemampuan baik kemampuan baik

kemampuan potensial maupun actual dari seorang individu

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
untuk mengontrol, mempengaruhi dan mengubah tingkah

laku seseorang (Mc Donald,1980 dikutip oleh Friedman,

2003). Kekuatan keluarga, sebagai sebuah karakteristik dari

sistem keluarga adalah kemampuan baik potensial maupun

actual dari seorang anggota individu untuk mengubah tingkah

laku anggota keluarga. (Olson dan Cromwell, 1975 dikutip

oleh Friedman, 2003)

Dasar-dasar kekuasaan keluarga meliputi kekuasaan

atau wewenang yang sah, kekuasaan yang tidak berdaya atau

putus asa, kekuasaan referen, kekuasaan ahli dan sumber,

kekuasaan penghargaan, kekuasaan dominasi atau paksaan,

kekuasaan informasional, kekuasaan afektif dan kekuasaan

manajemen ketegangan.

Dari beberapa uraian dasar-dasar kekuasaan keluarga,

kekuasaan afektif adalah kekuasaan yang mengacu pada

kekuasaan yang diperoleh lewat manipulasi terhadap

seseorang anggota keluarga dan memberikan atau tidak

memberikan afeksi dan kehangatan. Sedangkan kekuasaan

informasional adalah kekuasaan yang berasal dari pesan

persuasive, seorang anak individu diyakinkan oleh kebenaran

dari pengirim pesan karena penjelasan tentang pentingnya

perubahan yang dilakukan secara gemilang dan hati-hati.

(Raven et al, 1975 dikutip oleh Friedman 2003).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
d. Pola dan proses komunikasi

1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi : bersifat terbuka

dan jujur, selalu menyelesaikan konflik, berfikiran positif,

tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

2) Karakteristik keluarga berfungsi sebagai karakteristik

pengirim dan karakteristik penerima, dimana karakteristik

pengirim berfungsi Dalam mengemukakan sesuatu

pendapat yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu

meminta dan menerima umpan balik. Sedang

karakteristik penerima berfungsi : Siap mendengarkan,

memberikan umpan balik, melakukan validasi (Setyowati

dan Murwani, 2008).

6. Hubungan Perawat Dengan Keluarga

Prinsip hubungan perawat-klien dengan keluarga : focus

intervensi perawat adalah keluarga, inteverensi yang diberikan

dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan, keluarga tetap

memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap

kesehatannya, perawat adalah tamu dirumah keluarga. Hubungan

perawat-klien dengan keluarga merupakan hal yang penting bagi

perawat komunitas. (Setyowati dan Murwani, 2008).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
B. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tuberculosis (TBC)

1. Asuhan Keperawatan keluarga

Asuhan Keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga untuk

membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (Setyowati

dan Murwani,2008).

2. Pengertian Tuberculosis (TBC)

Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis dengan gejala yang

bervariasi. (Masjoer,2001)

Tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular langsung

yang disebabkan oleh kuman TB (Mycrobacterium tuberculosis).

Sebagian besar kuman TBC menyerang paru tetapi juga menyerang

organ tubuh lainnya. (Dep.Kes RI,2008)

Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang terutama

disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya

menyerang paru, tetapi dapat menyebar hampir keseluruh tubuh,

termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodis limfe. (Brunner &

Suddarth, 2000).

Kesimpulan dari Tuberculosis (TBC) adalah merupakan

penyakit infeksi atau penyakit menular yang disebabkan oleh

Mycrobacterium tuberculosis.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Klasifikasi Tuberculosis (TBC) berdasarkan riwayat

pengobatan sebelumnya:

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya dibagi

menjadi beberapa tipe pasien, yaitu:

a. Baru

Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT

atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4

minggu)

b. Kambuh (Relaps)

Adalah pasien tuberculosis (TBC) yang sebelumnya

pernah mendapat pengobatan tuberculosis (TBC) dan telah

dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis

kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur).

c. Pengobatan setelah putus berobat (Default)

Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2

bulan atau lebih dengan BTA positif.

d. Gagal (Failure)

Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap

positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau

lebih selama pengobatan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
e. Pindahan (Transfer In)

Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK (Unit

Pelayanan Kesehatan) yang memiliki register TBC lain untuk

melanjutkan pengobatan.

f. Lain-lain

Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan

diatas. Dalam kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu

pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah

selesai pengobatan ulangan.

Catatan:

Tuberculosis (TBC) BTA negatif dan TBC ekstra paru

(Tuberculosis) yang menyerang organ tubuh lain selain paru,

misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung, kelenjar limfe,

tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat

kelamin dan lain-lain), dapat juga mengalami kambuh, gagal,

default maupun menjadi kasus kronik. Meskipun sangat jarang,

harus dibuktikan secara patologik, bakteriologik (biakan),

radiologic, dan pertimbangan medis spesialistik.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
3. Anatomi dan Fisiologi

Gambar II. 1. Anatomi dan Fisiologi Organ Pernafasan

Menurut Syaifuddin, 1996, organ-organ pernafasan meliputi:

a. Hidung (Naso/Nasal)

Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai

2 lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi).

Didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring

udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk ke dalam lubang

hidung.

Bagian-bagian hidung terdiri dari:

1) Bagian luar dinding terdiri dari kulit.

2) Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.

3) Lapisan dalam terdiri dari selaput tenden yang berlipat

yang dinamakan dengan karang hidung (konka nosalis).

Fungsi hidung terdiri dari:

1) Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
2) Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan

oleh bulu-bulu hidung.

3) Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh selaput

lendir (mukosa).

4) Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama

udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam

selaput lendir (mukosa) atau hidung.

b. Tekak (Faring)

Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan

pernafasan dan jalan makanan. Terdapat di bawah dasar tengkorak,

belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.

c. Pangkal Tenggorokan (Laring)

Merupakan saluran udara yang bertindak sebagai

pembentukan suara terletak didepan bagian faring sampai

ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea

dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah

empang tenggorok yang disebut epiglotis, terdiri dari tulang-tulang

rawan, berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi

laring.

d. Batang Tenggorokan (Trakea)

Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16/20

cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti

kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh selaput lender

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
yang berbulu getar yang disebut dengan sel bersilia, hanya

bergerak kearah luar.

Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan

ikat yang dilapisi oleh otot polos. Sel-sel bersilis gunanya untuk

mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama

dengan udara pernafasan.

e. Cabang Tenggorokan (Bronkus)

Bronkus merupakan lanjutan dari trakea ada 2 buah yang

terdapat pada ketinggian vertebrata torakalis ke IV dab V.

Mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis

sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan kebawah dan

samping kearah tempuk paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek

dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6 – 8 cincin,

mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih

ramping dari yang kanan, terdiri dari 9 – 12 cincin mempnyai 2

cabang.

f. Paru-paru

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian

besar terdiri dari gelembung-gelembung (gelembung hawa =

alveoli). Gelembung-gelembung alveoli ini terdiri dasi sel-sel

epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya kurang

lebih 90 m2 pada lapisan inilah terjadi pertukaran udara, O 2 masuk

ke dalam darah dan CO 2 dikeluarkan dari darah.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih

700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan).

Paru-paru terbagi menjadi 2 lobus yaitu :

a. Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru), lobus

pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus dekstra

superior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri

mempunyai 10 segmen yaitu ; 5 (lima)buah segmen pada

lobus superior, dan 5 (lima) buah segmen pada lobus

inferior.

b. Paru-paru kiri, terdiri dari; pulmo sinester lobus superior

dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan-

belahan yang lebih kecil bernama segment. Paru-paru

kanan mempunyai 10 segment yaitu; 5 (lima) buah

segmen pada lobus superior; 2 (dua) buah segmen pada

lobus medialis, dan 3 (tiga) buah segmen pada lobus

inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi

belahan-belahan yang bernama lobulus.

4. Etiologi

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh basil mycobacterium tuberkulosis tipe humanus,

sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 /

mm dan tebal 0,3-0,6 / mm sebagian besar kuman terdiri atas

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
tahan lemak (lipid). Lipid ini yang membuat kuman lebih tahan

terhadap gangguan kimia dan fisik.

Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam

keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal

ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat

dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan

tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman ini adalah aerob, sifat

ini menunjukan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang

tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal

paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian ini

merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.

Jika basil mikobacterium tersebut sudah masuk kedalam

jaringan paru melalui saluran nafas dan sampai ke alveoli, maka

terjadilah infeksi primer yang selanjutnya menyebar kekelenjar

getah bening dan akan terbentuklah primer kompleks.

Mycobacterium tuberculosis adalah basil / kuman yang

berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap

asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil

Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari

langsung.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
5. Patofisiologi

a. Tuberkulosis Primer

Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman di

batukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel

infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam

tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet. Kuman ini dapat

bertahan hidup dalam suasana lembab dan kering sehingga

dapat bertahan hidup berhari-hari tetapi apabila terkena sinar

ultraviolet / matahari kuman ini dapat mati. Droplet yang

mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar

dalam beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet

tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Selama kuman TB

masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan dan sampai

ke alveoli, maka terbentuklah infeksi primer.

Tuberculosis primer sebagian besar akan mengalani

penyembuhan. Tuberkulosis primer peradangannya terjadi

sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil

micobacterium tuberculosis.

b. Tuberkulosis Post Primer

Kuman dormant pada tuberkulosis primer atau muncul

bertahan kemudian sebagai infeksi endogen menjadi

tuberculosis dewasa (tuberkulosis post primer) kemudian

tuberkulosis post primer ini dimulai dengan sarang dini yang

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
berlokasi diregio atas paru-paru (bagian apikal posterior lobus

superior atau inferior) invasinya adalah ke daerah parenkim

paru. Serangan dini ini mula-mula berbentuk saranga

pneumonia kecil. Dalam 3-10 minggu sarang ini menjadi suatu

granula yang terdiri dari sel-sel histiosis dan sel delta langerhans

(sel banyak dengan banyak inti) dikelilingi sel-sel limfosit dan

bermacam-macam jaringan ikat.

6. Tanda dan Gejala

a. Demam

Biasanya menyerupai demam influensa, tetapi kadang

panasnya sampai 400 C. Serangan demam pertama dapat sembuh

kembali begitulah seterusnya, tetapi banyak penderita merasa

tidak pernah mengalami demam seperti ini.

b. Batuk

Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini

diperlukan batuk kering (non produktif) kemudian timbul

peradangan untuk membuang produk sputum kelur. Sifat batuk

dimulai dari menjadi produktif (menghasilkan sputum).

c. Sesak nafas

Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum

dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit

yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah setengan bagian

paru-paru.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
d. Nyeri dada

Nyeri badan timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke

pleura sehingga menimbulkan pleoritis.

e. Gejala lainnya yaitu meliputi :

1) Anoreksia

2) Badan lemah, letih dan cepat lelah

3) Bila berat terjadi batuk darah (hemoptu)

4) Kadang-kadang terjadi dispnu sampai sianosis

7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Mensjoer (2000) pemeriksaan penunjang untuk TB

paru sebagai berikut :

a. Anamnesia dan pemeriksaan fisik

b. Pemeriksaan laboratorium

- Darah rutin

- Sputum (BTA)

- Feses / urine

c. Pemeriksaan radiologi

- Photo torak

d. Tes PAP

Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat

histrogen imunoperoksidase staining untuk menentukan adanya

IGB spesifik terhadap basil TB.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
e. Tes matoux / tuberkulin

f. Teknik polymerase chain reaction

Deteksi DNA, kuman secara spesifik melalui emplifikasi

dalam berbagai tahap sehingga dapat mendeteksi meskipun

hanya ada 1 mikroorganisme dalam spesimen juga dapat

mendeteksi adanya resistensi.

g. Becton diskinson diagnostik instrumen system (BACTEC)

Deteksi growth indek berdasarkan CO 2 yang dihasilkan

dari metabolisme asam lemak oleh mikrobacterium tuberkulosis.

h. Enzyme linked immunosorgent assay

Deteksi respon humoral, berupa proses antigen-antibodi

yang terjadi. Pelaksanaannya rumit dan antibodi dapat menetap

dalam waktu lama sehingga menimbulkan masalah.

i. MYCODOT

Deteksi antibodi memakai antigen lipoarabino mannam

yang direkatkan pada suatu alat berbentuk seperti sisir plastik,

kemudian dicelupkan dalam serum pasien. Bila terdapat

antibodi spesifik dalam jumlah memadai maka warna sisir akan

berubah.

Menurut DepKes RI, 2008, pemeriksaan penunjang

untuk TBC adalah sebagai berikut:

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
a. Pemeriksaan dahak mikroskopis

Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan

diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan

menentukan potensi penularan.

Pemeriksaan untuk diagnosis dilakukkan dengan

mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam

dua hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-Pagi-

Sewaktu (SPS).

1) S (sewaktu) : dahak dikumpulkan pada saat suspek

TBC datang berkunjung pertama kali. Pada saat

pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk

mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua.

2) P (pagi) : dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari

kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan

diserahkan sendiri kepada petugas UPK.

3) S (sewaktu) : dahak dikumpulkan di UPK pada hari

kedua, saat menyerahkan dahak pagi.

b. Pemeriksaan Biakan

Peran biakan dan identifikasi Mycrobacterium

tuberculosis pada penanggulangan TBC khususnya untuk

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
mengetahui apakah pasien yang bersangkutan masih peka

terhadap OAT yang digunakan.

Selama fasilitas memungkinkan, biakan dan

identifikasi kuman serta bila dibutuhkan tes resistensi dapat

dimanfaatkan dalam beberapa situasi:

1) Pasien TBC yang masuk dalam tipe pasien kronis.

2) Pasien TBC ekstra paru dan pasien TBC anak.

3) Petugas kesehatan yang menangani pasien dengan

kekebalan ganda.

c. Pemeriksaan Tes Resistensi

Tes resistensi tersebut hanya bisa dilakukan di

laboratorium yang mampu melaksanakan biakan,

identifikasi kuman serta tes resistensi sesuai standar

internasional, dan telah mendapatkan pemantapan mutu

(Quality Assurance) oleh laboratorium supranasional TBC.

Hal ini bertujuan agar hasil pemeriksaan tersebut

memberikan simpulan yang benar sehingga kemungkinan

kesalahan dalam pengobatan MDR dapat dicegah.

8. Penatalaksanaan

Menurut Mansjoer (2000), penatalaksanaan medis TB paru

sebagai berikut:

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
a. Obat Anti TB (OAT)

OAT harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat

yang bersifat bakterisid dengan atau tanpa obat ketiga.

Tujuan pemberian OAT, antara lain :

1) Membuat konversi sputum BTA positif menjadi

negatif secepat mungkin melalui kegiatan bakterisid.

2) Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah

pengobatan dengan kegiatan sterilisasi.

3) Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi

melalui perbaikan daya tubuh imunologis.

Pengobatan TB dilakukan melalui 2 fase, yaitu :

1) Fase awal intensif, dengan kegiatan bakterisid untuk

memusnahkan populasi kuman yang membelah dengan

cepat.

2) Fase lanjutan, mulai kegiatan sterilisasi kuman pada

pengobatan jangka pendek atau kegiatan bakteriosratik

pada pengobatan konvensional.

OAT yang biasa digunakan antara lain Isoniazid

(INH), Rimfapisin (R), Pirazinamid (Z) dan Strepromisin (S)

yang bersifat bakterisid dan Etambutol (E) yangbersifat

bakteriostatik.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
b. Pembedahan pada TB Paru

Peranan pembedahan dengan adanya OAT yang

paten telah berkurang. Indikasi pembedahan dibedakan

menjadi indikasi mutlak dan indikasi relatif.

1. Indikasi mutlak pembedahan adalah :

a) Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat

tetapi sputum tetap positif

b) Pasien batuk darah masif tidak dapat diatasi

dengan cara konservatif

c) Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema

yang tidak dapat diatasi secara konservatif.

2. Indikasi relatif pembedahan adalah :

a) Pasien dengan sputum negatif dan batuk-batuk

darah berulang

b) Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan

9. Efek Samping dari pemberian OAT dan penatalaksanaanya.

Menurut DepKes RI, 2008, efek samping pemberian OAT

dan penatalaksanaanya adalah sebagai berikut:

Efek samping ringan OAT:

a. Penyebab: Rifampisin

Efek samping : tidak ada nafsu makan, mual, sakit perut.

Penatalaksanaan: semua OAT diminum malam sebelum

tidur.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
b. Penyebab: Pirasinamid

Efek samping: Nyeri sendi

Penatalaksanaan: Beri Aspirin

c. Penyebab: INH (Isoniazid)

Efek samping: Kesemutan sampai dengan rasa terbakar

di kaki

Penatalaksanaan: beri Vitamin B6 (pirodixin) 100mg

perhari.

d. Penyebab: Rifampisin

Efek samping: Warna kemerahan pada air seni (urine)

Penatalaksanaan: tidak perlu diberi apa-apa, tapi perlu

penjelasan kepada pasien.

Efek samping berat OAT:

a. Penyebab: Semua jenis OAT

Efek samping: Gatal dan kemerahan dikulit

Penatalaksanaan: Singkirkan dulu kemungkinan

penyebab lain. Berikan anti-histamin, sambil

meneruskan OAT dengan pengawasan ketat.

b. Penyebab: Streptomisin

Efek samping: Tuli

Penatalaksanaan: Streptomisin dihentikan

c. Penyebab: Streptomisin

Efek samping: Gangguan keseimbangan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Penatalaksanaan: Streptomisin dihentikan digantikan

Etambutol.

d. Penyebab: Hampir semua OAT

Efek samping: Ikterus tanpa penyebab lain

Penatalaksanaan: Hentikan pemberian OAT sampai

ikterus menghilang.

e. Penyebab: Hampir semua OAT

Efek samping: Bingung, dan muntah-muntah.

(permulaan ukterus karena obat).

Penatalaksanaan: Hentikan semua OAT, segera lakukan

tes fungsi hati.

f. Penyebab: Etambutol

Efek samping: Gangguan penglihatan

Penatalaksanaan: Hentikan Etambutol

g. Penyebab: Rifampisin

Efek samping: Syok

Penatalaksanaan: Hentikan Rifampisin

Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Asuhan Keperawatan Keluarga..., YUNIAR SETIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Anda mungkin juga menyukai

  • TB Paru Asuhan
    TB Paru Asuhan
    Dokumen142 halaman
    TB Paru Asuhan
    perawat
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen11 halaman
    Cover
    eko estetiko
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Mohammed Hekmatyar Hizby Hikami
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi3
    Naskah Publikasi3
    Dokumen7 halaman
    Naskah Publikasi3
    Joe FX Trader
    Belum ada peringkat
  • KTI LENGKAP Kendari PDF
    KTI LENGKAP Kendari PDF
    Dokumen102 halaman
    KTI LENGKAP Kendari PDF
    amira
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi3
    Naskah Publikasi3
    Dokumen18 halaman
    Naskah Publikasi3
    Joe FX Trader
    Belum ada peringkat
  • Chapter III-VI
    Chapter III-VI
    Dokumen55 halaman
    Chapter III-VI
    eko estetiko
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen30 halaman
    Bab Ii
    Andi Lala
    Belum ada peringkat
  • G.bab Iii
    G.bab Iii
    Dokumen8 halaman
    G.bab Iii
    eko estetiko
    Belum ada peringkat
  • H.bab Iv
    H.bab Iv
    Dokumen9 halaman
    H.bab Iv
    eko estetiko
    Belum ada peringkat