BAB I
PENDAHULUAN
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
perlu adanya kesadaran dan usaha bersama yang terpadu antara pemerintah dan
masyarakat.
upaya kesehatan yang berhasil dan berdaya guna serta terjangkau oleh segenap
Penyakit rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut
pada susunan saraf pusat yang di sebabkan oleh virus rabies yang di tularkan
melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing dan kera. Penyakit ini adalah
2
indonesia yang sangat berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa. Hewan ini
menularkan infeksi kepada hewan lainnya maupun manusia melalui gigitan dan
rangsangan, kemudian lumpuh dan terdapat tanda bekas gigitan hewan penular
Indonesia dari penyakit rabies baik pada manusia maupun pada hewan
kemungkinan yang akan terjadi. Bila di temukan satu kasus gigitan hewan
yang juga perlu tindakan pengamanan segera, meskipun telah kita ketahui
anti rabies (VAR) dan 45 (1,2%) di beri kombinasi vaksin anti rabies (VAR)
dan serum anti rabies (SAR) (Ditjen P2 dan PL, Depkes RI. 2007).
11 case fatality rate (CFR) 1,08% tahun 2014 jumlah kasus gigitan hewan
tersangka rabies sebanyak 1.071 kasus dengan kematian 3 orang case fatality
rate (CFR) 0,28% dan di tahun 2015 jumlah kasus gigitan hewan tersangka
rabies sebanyak 923 kasus dan meninggal 5 orang case fatality rate (CFR)
kasus gigitan hewan tersangka rabies tahun 2012 sebesar 120 kasus dengan
kematian tidak ada, tahun 2013 jumlah kasus gigitan hewan tersangka rabies
sebesar 170 kasus dengan kematian tidak ada, tahun 2014 jumlah kasus
gigitan hewan sebesar 266 kasus dengan kematian 3 orang atau case fatality
rate (CFR) 1,12% dan pada tahun 2015 jumlah kasus gigitan hewan tersangka
4
rabies 185 kasus dengan kematian tidak ada. (Dinkes Kota Kendari, 2015).
Sedangkan jumlah kasus gigitan hewan tersangka rabies sampai Oktober 2016
bagi masyarakat Kota Kendari dimana dari 185 kasus tersangka rabies 49
kasus (26,48 %) terjadi pada kelompok usia anak yang sangat rentan terhadap
anjing, kucing dan kera dan banyaknya aktifitas anak diluar rumah. Untuk itu
sakit dan puskesmas yang ditunjuk sebagai pusat pengobatan rabies atau rabies
center (Dinas Kesehatan Kota Kendari,2015), namun hal ini sepertinya belum
memberikan hasil yang maksimal, karena kasus gigitan oleh anjing masih
digunakan sebagai bagian dari sistem informasi kesehatan yang menyajikan data
dalam bentuk spasial dan membandingkan distribusi hubungan dari letak objek.
Tingginya kasus gigitan anjing tersangka rabies menjadi latar belakang penelitian.
5
sebaran kasus gigitan hewan tersangka rabies di Kota Kendari Tahun 2016 ?”.
tahun 2016.
peneliti berikutnya.
1.5 Kebaruan
Sebaran Kasus Gigitan Hewan Tersangka rabies di Kota Kendari dan unit