Anda di halaman 1dari 15

Aspek ekonomi islam

1. Pengertian ekonomi dalam Islam

Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala perilaku manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh jalan kedamaian dan kesejahteraan
dunia dan akhirat.

Menurut Prof. M. Abdul Mannan, M.A., Ph.D ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan
sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam.

Islam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk melakukan kegiatan ekonomi, hal itu
sesuai dengan firman Allah :

” Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyk supaya kamu beruntung ”. (QS. Al Jumuah: 10)

Kemudian dalam hadits juga disebutkan :

” Bekerjalah seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan beribadahlah seolah-olah kamu
akan mati esok ”

2.     Beberapa Masalah dan Pokok Persoalan Ekonomi

Persoalan ini menyangkut beberapa aspek, kiranya banyak sekali permasalahan ekonomi
yang perlu dibahas apabila dijabarkan satu persatu. Sehingga, pada makalah ini hanya akan
memperkenalkan mengenai beberapa contoh masalah yang marak terjadi di kehidupan kita
sehari-hari. Sejak dahulu hingga sekarang masih berlangsung kontroversi luas dan sengit tentang
pokok persoalan distribusi pendapatan nasional antara berbagai golongan rakyat di setiap negara
demokratis didunia. Hal ini disebabkan kesejahteraan ekonomi rakyat sangat tergantung pada
cara distribusi seluruh pendapatan nasional. Namun, kalangan ahli ekonomi menganggap
masalah distribusi itu bukan sebagai masalah distribusi perorangan, melainkan sebagai masalah
distribusi fungsional.

Krisis ekonomi disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain:


- Menurunnya kualitas moral/mental, bisa dikatakan sebagai faktor yang paling penting.
- Keadilan yang tidak merata (kolusi).
- Tidak adanya keterbukaan/transparansi oleh pemerintah dalam berbagai hal.
- Merebaknya sistem perekonomian yang menggunakan sistem riba.

Beberapa contoh permasalahan ekonomi yang perlu diperhatikan dan mendapatkan


beberapa penyelesaian dalam konteks keislaman yaitu Sewa, Upah, Riba, Bunga, Keuntungan,
Teori Harga, Teori tentang Perbankan Bebas Bunga, Perusahaan Investasi, Kredit Konsumtif dan
Non konsumtif, Kebijakan Fiskal dan Anggaran Belanja, Aspek pembiayaan Negara,
Perdagangan/Perniagaan, Asuransi Koperatif. Di samping hal-hal tersebut di atas, masih banyak
faktor lain yang mendorong terjadinya krisis ekonomi, misalnya suasana politik yang tidak stabil,
persaingan yang tidak sehat, krisis kepercayaan, dan ada satu hal yang saat ini sedang banyak
dibicarakan oleh para ekonom, yaitu bahwa sistem ekonomi yang ada sudah tidak sesuai lagi
untuk diterapkan, sehingga adanya suatu sistem perekonomian dengan formula yang baru.

3.     Sumber Hukum Ekonomi Islam

Keunikan hukum islam adalah karena keluasan dan kedalaman asas-asasnya mengenai
seluruh masalah umat manusia yang berlaku sepanjang masa. Seluruh dasar dan sumber hukum
islam merupakan mukjizat yang tetap dan kekal. Mukjizat dalam arti bahwa hukum islam tidak
hanya dapat dibandingkan dengan hukum pasang surut, tetapi juga dengan hukum gaya berat
yang sederhana dan eksak. Pada tingkatan ini perlu mendalami dasar dan sumber hukum islam
yang sebenarnya, untuk menetapkan bahwa itu adalah bimbingan tetap bagi setiap umat manusia
di setiap zaman yang akan datang. Kita semua mengetahui bahwa pada dasarnya ada empat
sumber hukum islam, yaitu Al-Qur’an, Sunnah dan Hadits, Ijma, Qiyas, dan Ijtihad.

a.      Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber hukum Islam yang abadi. Al-Qur’an merupakan amanat
sesungguhnya yang di ucapkan Allah SWT melalu ucapan Nabi Muhammad SAW untuk
membimbing umat manusia. Sesungguhnya, Al-Qur’an tampil sebagai dokumen yang sejak awal
mulanya hingga terakhir berusaha memberi penekanan pada semua ketegangan moral yang perlu
bagi perbuatan-perbuatan manusia kreatif. Dengan demikian, jelaslah bahwa Al-Qur’an tidak
hanya mengenai rincian tentang pentingnya menyusun dan memelihara hubungan erat dengan
Allah SWT, tetapi juga menjelaskan semua yang mungkin diperlukan untuk memenuhi
kehidupan sosial yang lengkap.

b.     Sunnah dan Hadits


Beberapa orang ahli hukum berpendapat bahwa baik sunnah maupun hadits yang
sezaman, dan sama hakikatnya pada tahap paling dini setelah Nabi SAW itulah yang mereka
jadikan kaidah. Namun, suatu sunnah harus dibedakan dari hadits yang biasanya merupakan
cerita sangat singkat, yang pada pokoknya berisi informasi mengenai apa yang dikatakan,
diperbuat, disetujui dan tidak di setujui oleh Nabi SAW, atau informasi mengenai sahabat-
sahabatnya. Karena itu hadits adalah sesuatu yang bersifat teoritik. sedangkan sunnah adalah
pemberitaan sesungguhnya, jika ia menuruti kaidah dan akan menjadi asas praktik bagi kaum
muslimin. Jawaban atas pertanyaan mengenai mengapa sunnah dan hadits merupakan sumber
hukum ada pada kitab suci al-Qur’an yang memerintahkan agar kaum muslimin mengikuti
perilaku Nabi SAW untuk menjadi teladannya. Diterangkan dalam Q.S Al Maidah 5:47-48
 
c.      Ijma’
Sumber ke tiga hukum islam merupakan konsensus baik dari masyarakat maupun cara
cendekiawan agama. Perbedaan konseptual antara sunnah dan ijma terletak pada kenyataan
bahwa sunnah pada pokoknya terbatas pada ajaran-ajaran Nabi dan diperluas kepada para
sahabat karena mereka merupakan sumber bagi penyampaiannya, sedangkan ijma adalah suatu
prinsip isi hukum baru yang timbul sebagai akibat dalam melakukan penalaran dan logikanya
menghadapi suatu masyarakat yang meluas dengan cepat, seperti halnya masyarakat islam dini,
yang bermula dengan para sahabat dan diperluas kepada generasi-generasi berikutnya.

d.     Ijtihad atau Qiyas 

Secara teknik, ijtihad berarti meneruskan setiap usaha untuk menentukan sedikit
banyaknya kemungkinan suatu persoalan syariat. Pengaruh hukumnya ialah bahwa pendapat
yang diberikannya mungkin benar, walaupun mungkin saja keliru. Ijtihad menurut ahli ushul
fiqih adalah :

“seorang ahli fiqih yang mencurahkan kesanggupannya dan berusaha keras untuk
mendapatkan satu ilmu tentang hukum syari’at”

Dari istilah diatas dapat diketahui bahwa seorang ahli fiqih atau ahli agama mengerahkan
usahanya dan bersungguh-sungguh hingga tingkat maksimal, guna menyelidiki dan memeriksa
keterangan-keterangan dlaam Al-Qur’an dan sunnah untuk memperoleh sangkaan yang kuat atau
hukum syara’ yang kuat untuk diamalkan.

4.     Prinsip-Prinsip Hukum Islam

Sejauh ini terdapat empat dasar fiqih yang telah diuji, yakni sumber-sumber hukum yang
telah diterima dan disahkan oleh keempat mahzab terpenting. Prinsip ekonomi adalah langkah
yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya dengan pengorbanan tertentu untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Tetapi ada prinsip-prinsip hukum islam yang hanya diterima
oleh sebagian kecil dari mereka dan perlu diperjelas secara singkat, yaitu; istihsan, istihlah,
istishab

a.      Istihsan
Secara harfiah artinya adalah menganggap sesuatu itu baik dan benar. Menurut risalah
“usul fiqh” secara teknis istihsan menyatakan pengabaian pendapat yang dihasilkan.

b.     Istihlah
Istihlah berarti melarang atau mengizinkan suatu hal semata-mata karena ia memenuhi
suatu “maksud yang baik”, walaupun tidak ada bukti jelas pada sumber yang diwahyukan untuk
mendukung tindakan semacam itu.

c.      Istishab
Menurut Istishab, bila eksistensi sesuatu hal telah pernah ditetapkan dengan bukti, walaupun
kemudian timbul keraguan mengenai kelanjutan eksistensinya, ia masih tetap dianggap ada.
Disebut Istishab-hal, bila masa kini dinilai menurut masa silam, dan disebut Istishab al-madi, jika
kebalikannya yang terjadi.

Prinsip-Prinsip ekonomi dalam Islam adalah:

       Kebebasan individu.


       Hak terhadap harta.
       Kesamaan sosial.
       Keselamatan sosial.
       Larangan menumpuk kekayaan.
       Larangan terhadap institusi anti-sosial.
       Kebajikan individu dalam masyarakat.

5.     Dasar-dasar Ekonomi Islam:

       Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera baik di dunia dan di akhirat, tercapainya
pemuasan optimal berbagai kebutuhan baik jasmani maupun rohani secara seimbang, baik
perorangan maupun masyarakat. Dan untuk itu alat pemuas dicapai secara optimal dengan
pengorbanan tanpa pemborosan dan kelestarian alam tetap terjaga.

       Hak milik relatif perorangan diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan dipergunakan untuk
hal-hal yang halal pula.

       Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlentar.

       Dalam harta benda itu terdapat hak untuk orang miskin yang selalu meminta, oleh karena itu
harus dinafkahkan sehingga dicapai pembagian rizki.

       Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut dikenakan zakat.

       Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba dilarang.

       Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerja sama dan yang menjadi ukuran perbedaan
adalah prestasi kerja.
6.     Konsumsi dan Perilaku Konsumen dalam Islam

Islam tidak mengakui kecenderungan materialistik semata-mata dari pola konsumsi


modern. Dasar pemikiran pola konsumsi dalam Islam adalah untuk mengurangi kelebihan
keinginan fisiologik sekarang ini yang timbul dari faktor-faktor psikologik buatan dengan tujuan
membebaskan energi manusia untuk tujuan-tujuan spiritual.

Perintah-perintah islam terhadap konsumsi dituntun oleh beberapa prinsip-prinsip, yaitu;


prinsip keadilan, prinsip kebersihan, prinsip kesederhanaan, prinsip kemurahan hati, prinsip
moralitas. Pada umumnya, kebutuhan manusia digolongkan dalam tiga hal, yaitu; keperluan,
kesenangan, dan barang-barang mewah. Mengenai urutan prioritas, perintah islam mengenai
konsumsi tersebut harus menjadi asas pedoman. Sangatlah sulit untuk memberikan jawaban pasti
apakah negara islam memproduksi barang-barang mewah. Larangan terhadap prosuksi dan
konsumsi barang-barang mewah saja tanpa disertai rencana pembagian kembali kekayaan dan
pendapatan tidak akan memecahkan masalah perekonomian massa. Yang diperlukan adalah
ditegakkannya pemerataan dalam sistem masyarakat dalam hukum islam.

Kunci untuk memahami perilaku konsumen dalam islam tidak terletak dengan hanya
mengenai hal-hal yang terlarang, tetapi juga dengan menyadari konsep dinamik tentang sikap
moderat dalam konsumsi yang dituntun oleh perilaku yang mengutamakan kepentingan orang
lain, yaitu seorang konsumen muslim. Larangan-larangan islam mengenai makanan dan
minuman harus dipandang sebagai usaha untuk memperbaiki perilaku konsumen.

7.     Konsep Kepemilikan dalam Ekonomi Islam

Islam mengambil suatu kaidah terbaik antara kedua pandangan yang ekstrim (kapitalis dan
komunis) dan mencoba untuk membentuk keseimbangan di antara keduanya (kebendaan dan
rohaniah). Sumber pedoman ekonomi Islam adalah al-Qur'an dan Sunnah Rasul, yaitu dalam:
- Qs.al-Ahzab:72 (Manusia sebagai makhluk pengemban amanat Allah).
- Qs.Hud:61 (Untuk memakmurkan kehidupan di bumi).
- Qs.al-Baqarah:30 (Tentang kedudukan terhormat sebagai khalifah Allah di bumi).
Sedang hal-hal yang tidak secara jelas diatur dalam kedua sumber ajaran Islam tersebut diperoleh
ketentuannya dengan jalan ijtihad.

Konsep hak milik pribadi dalam islam bersifat unik, dalam arti bahwa pemilik mutlak
segala sesuatu yang ada dimuka bumi dan langit adalah Allah SWT. (Q,S, Ali Imran, 3: 189).
Manusia hanyalah kafilah Allah dimuka bumi.

Pada umumnya terdapat ketentuan Syariat yang mengatur hak milik pribadi, yaitu :
a.      Pemanfaatan harta benda secara terus-menerus
b.     Pembayaran zakat sebanding dengan harta benda yang dimiliki
c.      Pengguanaan harta benda secara berfaedah
d.     Penggunaan harta benda tanpa merugikan orang lain
e.      Memiliki harta benda yang sah
f.      Penggunaan harta benda tidak dengan cara boros atau serakah
g.     Penggunaan harta benda dengan tujuan memperoleh keuntungan atas haknya
h.     Penetapan hukum waris dalam islam

8.     Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Lainnya

Sistem kapitalis yang saat ini banyak dipergunakan telah menunjukkan kegagalan dengan
mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi. Tujuan kegiatan ekonomi dalam kapitalisme ialah
perolehan menurut ukuran uang. Karena kebebasannya dari peraturan, kapitalisme bersandar
pada kesadaran individu akan kekuasaan alaminya. Sistem ekonomi Islam sebagai pilihan
alternatif mulai digali untuk diterapkan sebagai sistem perekonomian yang baru. Bagaimanakah
sistem ekonomi Islam itu ? Sistem ekonomi Islam mempunyai perbedaan yang mendasar dengan
sistem ekonomi yang lain, dimana dalam sistem ekonomi Islam terdapat nilai moral dan nilai
ibadah dalam setiap kegiatannya.

Sistem Ekonomi Kapitalis

Prinsip ekonomi kapitalis adalah:


       Tidak ada perencanaan
       Kekuasaan konsumen
       Kebebasan memiliki harta secara persendirian.
       Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas.
       Ketidaksamaan ekonomi.

Sistem Ekonomi Komunis

Prinsip ekonomi komunis adalah:


       Hak milik atas alat-alat produksi oleh negara.
       Proses ekonomi berjalan atas dasar rencana yang telah dibuat.
       Perencanaan ekonomi sebagai rencana / dalam proses ekonomi yang harus dilalui.

Sistem Ekonomi Sosialis

Prinsip ekonomi sosialis adalah:

       Hak milik atas alat-alat produksi oleh koperasi-koperasi serikat pekerja, badan hukum dan
masyarakat yang lain. Pemerintah menguasai alat-alat produk yang vital.
       Proses ekonomi berjalan atas dasar mekanisme pasar.
       Perencanaan ekonomi sebagai pengaruh dan pendorong dengan usaha menyesuaikan kebutuhan
individual dengan kebutuhan masyarakat.
       Indonesia memiliki sistem ekonomi sendiri, yaitu sistem demokrasi ekonomi, yang prinsip-
prinsip dasarnya tercantum dalam UUD'45 pasal 33.

Kemudian landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam adalah sebagai
berikut:

Nilai dasar sistem ekonomi Islam:

1) Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan, bukan penguasaan.


2) Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia.
3) Keadilan antar sesama manusia.

Nilai instrumental sistem ekonomi Islam:

1) Kewajiban zakat.
2) Larangan riba.
3) Kerjasama ekonomi.
4) Jaminan sosial.
5) Peranan negara.

Nilai filosofis sistem ekonomi Islam:

1) Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yakni nilai.


2) Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan pengembangannya
berlangsung terus-menerus.

Nilai normatif sistem ekonomi Islam:

1) Landasan aqidah.
2) Landasan akhlaq.
3) Landasan syari'ah.
4) Al-Qur'anul Karim.
5) Ijtihad (Ra'yu), meliputi qiyas, masalah mursalah, istihsan, istishab, dan urf.
9.     Ekonomi Islam dan Tantangan Kapitalisme
Perbedaan antara sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi yang lain adalah:

 Asumsi dasar / norma pokok maupun aturan main dalam proses ataupun interaksi
kegiatan ekonomi yang diberlakukan. Dalam sistem ekonomi Islam asumsi dasarnya
adalah syari'ah Islam, diberlakukan secara menyeluruh baik terhadap individu, keluarga,
kelompok masyarakat, usahawan maupun penguasa/pemerintah dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik untuk keperluan jasmaniah maupun rohaniah.
 Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan alam.
 Motif ekonomi Islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan di akhirat selaku
khalifatullah dengan jalan beribadah dalam arti yang luas.
Berbicara tentang sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak bisa dilepaskan
dari perbedaan pendapat mengenai halal-haramnya bunga yang oleh sebagian ulama dianggap
sebagai riba yang diharamkan oleh al-Qur'an. Manfaat uang dalam berbagai fungsi baik sebagai
alat penukar, alat penyimpan kekayaan dan pendukung peralihan dari sistem barter ke sistem
perekonomian uang, oleh para penulis Islam telah diakui, tetapi riba mereka sepakati sebagai
konsep yang harus dihindari dalam perekonomian.
Sistem bunga dalam perbankan (rente stelsel) mulai diyakini oleh sebagian ahli sebagai
faktor yang mengakibatkan semakin buruknya situasi perekonomian dan sistem bunga sebagai
faktor penggerak investasi dan tabungan dalam perekonomian Indonesia, sudah teruji bukan
satu-satunya cara terbaik mengatasi lemahnya ekonomi rakyat. Larangan riba dalam Islam
bertujuan membina suatu bangunan ekonomi yang menetapkan bahwa modal itu tidak dapat
bekerja dengan sendirinya, dan tidak ada keuntungan bagi modal tanpa kerja dan tanpa
penempatan diri pada resiko sama sekali.
Karena itu Islam secara tegas menyatakan perang terhadap riba dan umat Islam wajib
meninggalkannya (Qs.al-Baqarah:278), akan tetapi Islam menghalalkan mencari keuntungan
lewat perniagaan.

10.  Agenda Penyelesaian Ekonom Muslim


konsep pelaksanaan kegiatan ekonom Muslim dalam mengatasi krisis (terutama yang terjadi
di Indonesia), secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Pendidikan moral/mental mutlak harus ditingkatkan, baik dari tingkat orang-per-orang,


rumah tangga, masyarakat, maupun negara. Dan nuansa moral inipun harus dapat selalu
didengungkan dalam setiap kegiatan baik dalam berpolitik, berekonomi, berbudaya, dan
lain sebagainya.
2. Keadilan yang merata meliputi berbagai bidang, di antaranya: Pemerataan peningkatan
sumber daya manusia, pemerataan keadilan dalam pelaksanaan hukum, dalam arti bahwa
setiap pelanggar harus mendapatkan sanksi yang tegas.
3. Adanya transparansi/keterbukaan dalam setiap kegiatan yang menyangkut kehidupan
berbangsa dan bernegara.
4. Melacak sumber yang menyebabkan krisis (tegantung krisis apa).
5. Menerapkan sistem ekonomi Islam dan menghapus praktek pembungaan uang.

(Pendapat Dumairy, MA - dosen dan pengamat ekonomi Islam - 1998)

DAFTAR PUSTAKA

  Prof. M. Abdul Mannan, M.A., Ph.D, Teori dan Praktek EKONOMI ISLAM,
Yogyakarta, Penerbit : P.T DANA BHAKTI WAKAF, 1993.

 Maryani, Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Jakart~
EKONOMI ISALAM PADA MASA PAMERINTAHAN RASULULLAH SAW.
Munculnya islam membuka zaman baru dalam sejarah kehidupan manusia. Kelahiran
Muhammad SAW adalah suatu peristiwa yangn tiada tandingnya.
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari senin 12 Rabiul awwal / 20 April 571 M1[1], di rumah
kakeknya Abdul Muthalib dan dibidani oleh Al-syifa, yaitu ibu dari Abudurrahman bin auf.
Beliau adalah utusan Allah SWT yang berakhir sebagai pembawa kebaikan bagi umat manusia di
muka bumi ini. Pada pemerintahan Rasulullah SAW banyak sekali permasalahan, mulai dari
politik dan urusan konstitusional, dan Rasulullha SAW juga merubah system ekonomi dan
keuangan Negara sesuai dengan ketentuan Al-qur’an dan Hadisnya.
Sebelum islam datang, keadaan masyarakat sangat buruk mulai dari segi masyarakat,
pemerintahan, institusi karena mereka selalu bertentangan dengan prinsip ajaran islam. Para
banker yahudi mulai mewarnai jehidupan islam dengan cengkeraman ribawi2[2]. Jauh dari nilai-
nilai qur’an seperti persaudaraan, persamaan, kebebasan, dan keadilan.
Disamping itu, masyarakat selalu dibayang-bayangi oleh peperangan antar suku yang tidak
pernah berhenti sehingga islam hadir di tengah-tengah mereka. Dan belum biasa dimobilisasikan
dalam waktu dekat karena butuh waktu untuk membawa seluruh aspek ke jalan yang lurus.
A.      Awal pemerintahan islam
Pada saat awal didirikanya pemerintah islam, dapat dikatakan kondisi masyarakat madinah masih
sangat tidak menentu dan memprihatinkan . oleh karena itu, Rasulullah SAW memikirkan untuk
mengubah jalan secara berlahan-lahan dengan mengatasi berbagai masalah utama tanpa
tergantung pada factor keuangan. Dalam hal ini, strategi yang digunakan oleh Rasulullah SAW
adalah dengan melakukan langjah-langkah sebagai berikut :
1.       Membangun masjid utama sebagai tempat untuk mengadakan forum bagi para pengikutnya.
2.       Merehabilitasi muhajjirin mekkah di madinah.
3.       Membuat konstitusi masyarakat.
4.       Menciptakan kedamaian dalam Negara.
5.       Mengeluarkan hak dan kuwajiban bagi warga negaranya.
6.       Menyusun system pertahanan Negara.
7.       Meletakan dasar-dasar system keuangan Negara.
B.      Pemikiran Ekonomi Rasulullah SAW pada masa awal pemerintahan islam.
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk bertransaksi secara jujur, adil, dan tidak pernah
membuat palangganya mengeluh dan kecewa. Selain itu ada beberapa larangan yang
diberlakukan oleh Rasulullah SAW ntuk menjaga agar seseorang dapat berbuat adil dan jujur,
yaitu :
1.       Larangan najsy.
2.       Larangan bay ba’dh Ala ba’dh.
3.       Larangan tallaqi Al-rukhban.
4.       Larangan ihtinaz dan ikhtikar.

Dari langkah-langkah yang dilakukan Rasulullah SAW sehingga terjadilah aktivitas


mempersaudarakan kaum ansar dan kaum muhajirin dengan menerapkan muzara’ah, sehingga

2
tumbuh mata pencaharian baru bagi kaum muhajirin. Sampai akhirnya madinah dinyatakan
tempat anti peanggaran antara dua harrashnya ( daerah pegunungan berapi disekitar madinah ),
padang rumputnya tidak boleh dipotong, pepohonanya tidak boleh ditebang dan tidak boleh
membawa senjata untuk perkelahian, kekerasan ataupun peperangan ( M.A. sabzzhwari )
C.      Perkembangan pemikiran ekonomi islam pada masa Nabi Muhammad SAW.
Perkembangan ekonomi islam menjadi suatu yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan
sejarah islam. Pemikiran islam diawali sejak Nabi Muhammad SAW dipilih sebagai Rasul.
Rasulullah saw mengeluarkan sejumlah kebijakan yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan
dengan masalah kemasyarakatan, selain masalah hukum, politik, dan juga masalah perniagaan
atau ekonomi . masalah-masalah ekonomi umat menjadi perhatian utama Rasulullah saw, karena
masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan yang harus diperhatikan. Adapun
perkembangan pemikiran pada masa-masa tersebut adalah sebagai berikut :
1.       Kebijakan fiskal pada masa nabi Muhammad saw.
Pada zaman Rasulullah saw pemikiran dan mekanisme kehidupan politik dinegara islam
bersumber dan berpijak pada nilai-nilai aqidah.
Lahirnya kebijakan fiskal di dalam dunia islam dipengaruhi oleh banyak factor, salah satunya
karena fiskal merupakan bagaian dari instrument ekonomi public. Untuk itu factor-faktor seperti
social, budaya dan politik termasuk di dalamnya. Tantangan Rasulullah saw sangat besar dimana
beliau dihadapkan pada kehidupan yang tidak menentu baik dari kelompok internal maupun
eksternal, dalam kelompok internal Rasulullah saw harus menyelesaikan masalah bagaimana
menyatukan antara kaum ansar dan kaum muhajirin paska hijrah dari mekkah ke madinah.
Sementara tantangan dari kelompo eksternal yaitu bagaimana Rasul bisa mengimbangi
ronrongan dari kaum kafir quraisy. Akan tetapi Rasulullah saw dapat mengatasi semua
permasalahanya berkat pertolongan Allah swt.
Di dalam sejarah islam keuangan publik berkembang bersamaan dengan pengembangan
masyarakatmudlim dan pembentukan warga Negara islam oleh Rasulullah saw paska hijrah.3[3]
2.       Unsur-unsur kebijakan fiskal pada masa pemerintahan Rasulullah saw.
Melihat kondisi yang tidak menentu seperti ini, maka Rasulullah saw malakukan upya-upaya
yang dikenal dengan kebijakan fiskal . baliau sebagai pemimpin di madinah yaitu dengan
melakukan unsure-unsur ekonomi. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       System ekonomi.
System ekonomi yang diterapkan Rasulullah saw berakar dari prinsip-prinsip qur’ani. Prinsip
islam yang paling mendasar yaitu kekuasaan tertinggi hanya milik Allah semata dan setiap
manusia diciptakan sebagai khalifahnya di muka bumi.
Dan disini ada beberapa prinsip-prinsip yang pokok tentang kebijakan ekonomi islam yang
dijelaskan Al-qur’an sebagai berikut :
1.       Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah swt.
2.       Manusia hanyalah khlifah Allah swt dimuka bumi.
3.       Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah atas rahmat Allah swt, oleh karena itu,
manusia yang kurang beruntung mampunyai hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki
saudaranya.
4.       Kekayaan harus diputar dan tidak boleh ditimbun.
5.       Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya, termasuk riba harus dihilangkan.
6.       Menetapkan system warisan sebagai media redistribusi kekayaan yang dapat melegimitasi
berbagai konflik individu.

3
7.       Menghilagkan jurang pemisah antara golongan miskin dan kaya.
b.      Keuangan dan pajak
Pada tahun awal sejak dideklarasi sebagai Negara, madinah hampir tidak memiiki sumber
pendapatan ataupun pengeluaran Negara. Seluruh tugas Negara dilkukan secara gotong royong
dan sukarela. Rasulullah saw sendiri adalah seorang kepala Negara yang juga merangkap sebagai
ketua mahkamah agung, mufti besar, panglima perang tertinggi, serta penanggung jawab
administrasi Negara. Ia tidak memproleh gaji dari Negara maupun masyarakat, kecuali hadiah-
hadiah kecil pada umumnya berupa bahan makanan. Dan pada masa itu juga belum ada tentara
dalam bentuk formal maupun tetap. Setiap muslim yang memiliki fisik yang kuat dan mampu
berperang bisa menjadi tentara. Mereka tidak memperoleh gaji tetap tapi diperbolehkan
mendapat harta dari hasil rampasan perang, seperti senjata, kuda, unta, dan barang-barang
bergerak lainya.
3.       Sumber-sumber pendapatan Negara.
a.       Berdasarkan jenisnya :
-          Pendapatan primer.
1.       Ghanimah : pendapatan dari hasil perang.
2.       Fay’i : harta peninggalan suku bani nadhir.
3.       Kharaj : pajak atas tanah yang dipungut kepada non-muslim ketika khaibar dilakukan pada
tahun ke-7 hijriyah, jumlah kharaj dari tanah tetap, yaitu setengah dari hasil produksi.
4.       Waqf
5.       Ushr : zakat dari hasil pertanian termasuk buah-buahan
6.       Jizyah : pajak perkepala yang dipungut oleh pemerintah islam dari orang-orang yang bukan
islam sebagai imbalan bagi keamanan diri mereka.
-          Pendapatan sekunder.
1.       Uang tebusan.
2.       Pinjaman.
3.       Amwal fadhla.
4.       Nawaib.
5.       Shodaqoh lain seperti qurban dan kaffarat.
6.       Hadiah.
b.      Berdasarkan sumbernya.
         Muslim : zakat, ushr, zakat fitrah, waqf, amwal fadhl, nawaib, shodaqoh lain, dan khums.
         Non-muslim : jizyah, kharaj, ushr ( 5% )
         Umum : ghanimah, fay’I, uang tebusan, pinjaman dari muslim atau non-muslim, dan hadiah dari
pemimpin atau pemerintah.
4.       Pengeluaran Negara di masa Rasulullah saw.
  Primer :
-          pembiayaan pertahanan, seperti persenjataan, unta, kuda, dan persediaan.
-          Pembiayaan gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muadzin, dan pejabat Negara lainya.
-          Pembayaran upah kepada para sukarelawan.
-          Pembayaran utang Negara.
  Sekunder.
-          Bantuan untuk orang belajar agama di madinah.
-          Hiburan untuk delegasi keagamaan.
-          Hiburan untuk para utusan suku dan Negara serta biaya perjalanan mereka.
-          Pembayaran utang untuk orang yang meninggal dalam keadaan miskin.
-          Pembayaran tunjangan untuk sanak saudara Rasulullah saw.
5.       Baitul maal
Rasulullah saw merupakan kepala Negara pertama yang memperkenalkan konsep baru di bidang
keuangan Negara pada abad ke tujuh, yakni sumua hasil pengumpulan Negara harus
dikumpulkan telebih dahulu dan kemudian dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan Negara. Status
hasil pengumpulan itu adalah milik Negara dan bukan milik individu. Meskipun demikian, dalam
batas-batas tertentu , pemimpin Negara dan para pejabat lainya dapat menggunakan harta
tersebut untuk menculupi kebutuhan pribadinya. Tempat pengumpulan itu disebut baitul maal
atau bendahara Negara.4[4] Pada masa pemerintahan Rasulullah saw, baitul maal terletak di
masjid nabawi yang ketika itu digunakan sebagai kantor pusat Negara yang sekaligus sebagai
tempat tinggal Rasulullah saw.
Segala kebijakan Rasulullah saw dalam memimpin pemerintahan selalu berpegangan pada
wahyu Allah swt. Namun Rasulullah saw tidak segan-segan betanya menganai masalah-masalah
tertentu pada para sahabat-sahabatnya. Allah swt memerintahkan kapada Rasulnya untuk
bertukar pikiran dengan orang-orang beriman dalam urusan mereka kalau semua diptuskan oleh
Allah swt, maka tidak ada gunanya beliau berfikir.
Rasulullah saw wafat pada hari senin pagi, 12 Rabiul awwal atau 8 juni 632 M, dalam usia 63
tahun 3 bulan. Setelah wafatnya Rasulullah saw, selanjutnya pemimpin pemrintahan dilanjutkan
oleh khulafaurrasyidin.

A.      Masa kekhalifahan Abu Bakar r.a ( 11-13 H / 632-635 M )


Abu Bakar dilahirkan di mekkah setelah dua setengah tahun dari tahun gajah atau lima puluh
setengah tahun sebelum dimulainya hajrah.
Abu Bakar temsuk suku quraisy dari bani Taim, dan selisih keturunannya sama dengan
Rasulullah saw dari garis ke-7.5[5]
Abu Bakar ash-shidiq mendapat kepercayaan pertama dari kalangan muslim untuk menggantikan
Rasulullah saw setelah beliau wafat.
Konon ada beberapa kriteria yang melekat pada diri Abu Bakar r.a sehingga kaum muslimin
mempercayainya untuk menjadikanya pemimpin islam diantaranya adalah tedapat ketaatan dan
keilmuan yang luar biasa, factor kesenioran diantara yang lain, dan factor kesetiaan dalam
mengikuti dan mendampingi Rasulullah saw dalam menyiarkan agama islam.
Kemudian langkah-langkah yang dilakukan oleh Abu bakar r.a dalam menyempurnakan
ekonomi islam adalah :
a.       Melakukan penegakan hukum terhadap pihak yang tidak mau membayar zakat.
b.      Abu bakar r.a terkeal dengan keakuratan dan ketelitian dalam mengelola dan menghitung zakat.
c.       Pengembangan baitul maal dan pengangkatan penanggung jawab baitul maal.
d.      Menerangkan konsep balance budget policy pada baitul maal.
e.      Secara individu Abu Bakar adalah seoarang praktisi akad-akad perdagangan.
Namun yang menarik dari kepemimpinan beliau adalah ketika beliau mendekati wafatnya, yaitu
kebijakan internal dengan mengmbalikan kekayaan kepada Negara karena melihat kondisi
Negara yang belum pulih dari krisis ekonomi. Beliau lebih mementingkan kondisi rakyatnya dari
pada kepentingan individu dan keluarganya.
4

5
Abu Bakar r.a meninggal pada 13H/13 agustus 634 M dalam usia 63 tahun, dan kekhalifahanya
berlangsung selama dua tahun tiga bulan sebelas hari . jenazah Abu bakar dimakamkan
disamping makam Rasulullah saw. Berkaitan dengan kebijakan fiskal masa kekhalifahan Abu
Bakar r.a yaitu melanjutkan kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan oleh Rasulullah saw.
Hanya saja ada beberapa kebijakan fiskal beliau yang cukup dominan dibandingkan dengan yang
lainya yaitu pemberlakuan kembali kuwajiban zakat setelah banyak yang membengkangnya.
Kebijakan selanjutnya adalah selektif dan kehati-hatian dalam mengelola zakat sehingga tidak
dapat ditemukan penyimpangan didalamnya.

B.      Masa kekhalifahan Umar bin Khatab r.a.


Umar bi Khatab r.a dilahirkan di mekkah, tahun 40 sebelum hijrah, dan selisihnya dengan garis
keturunan Rasulullah saw pada generasi ke-8.
Sebelum kematian Abu Bakar r.a, Abu Bakar mencalonkan Umar bin Khatab sebagai penerusnya
dan pencalonan tersebut diterima secara aklimasi. Menurut amir Ali, masuknya umar dalam
kekhalifahan adalah nilai yang tinggi bagi islam. Ia adalah seoarang yang memiliki moral kuat,
adil, memiliki energi yang besar dan karakter yang kuat dan memiliki kemampuan administratif.
Umar bin Khatab r.a memerintah hanya selama sepuluh tahun, akan tetapi dalam periode yang
singkat itu banyak kemajuan yang dialami umat islam, kalau boleh dikatakan pemerintahan umar
bin khatab r.a merupakan masa keemasan dalam sejarah islam. Dalam aspek ekonomi, system
ekonomi yang dikembangkan berdasrkan keadilan dan kebersamaan, system tersebut didasarkan
pada prinsip pengembalian sebagian kekayaan orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-
orang miskin.
Kemudian banyak hal dan prestasi yang berhasil dilakukan selama beliau memerintah,
diantaranya yaitu :
1.       Kebijakan Ekonomi.
Dalam sambutan khlifah umar bin khatab r.a ketika diangkat menjadi khalifah, beliau
mengumumkan kebijakan ekonominya yang berkaitan dengan fiskal yang akan dijalankanya ,
yang mana terdapat tiga dasar yaitu :
a.       Negara islam mengambil kekayaan umum dengan benar dan tidak mengambil dari kharaj atau
harata fay’I yang diberikan oleh Allah swt kecuali dengan mekanisme yang benar.
b.      Negara memberikan hak atas kekayaan umum, dan tidak ada pengeluaran kecuali sesuai dengan
haknya dan Negara menambahkan subsidi serta menutup hutang.
c.       Negara tidak menerima kekayaan dari harta yang kotor.
2.       Unsur-unsur kebijakan fiskal.
Ada beberapa hal penting yang perlu dicatat berkaitan dengan masalah kebijakan fiskal pada
masa umar bin khatab r.a , diantaranya adalah :
a.       Baitul maal.
b.      Kepemilikan tanah.
c.       Zakat.
d.      Ushr.
e.      Sodaqoh untuk orang non-muslim.
f.        Koin.
g.       Klasifikasi pendapatan Negara.
h.      Pengeluaran Negara.

C.      Masa kekhalifahan Utsman bin Affan r.a ( 23-35 H / 644-656 M )


Usman bin Affan r.a atau usan bin affan bin Abi al-As bin Umayah bin Umawy al-quraisyi,
dipanggil Abu Abdullah, dan mendapat gelar zu al-Nuirain ( pemilik dua cahaya ), dan beliau
adalah khalifah yang ke tiga dari pemerintahan khulafaurrasyidin, dan juga beliau adalah seorang
dari beberapa orang terkaya diantara sahabat nabi. Kekayaanya membantu terwujudnya islam
dibeberapa peristiwa penting.
Dalam sejarah, pada awal pemerintahanya hanya melanjutkan dan mengembangkan kebijakan
yang sudah diterapkan oleh khalifah Umar bin khatab r.a. tetapi, ketika menemukan kesulitan,
dia mulai menyimpang dari kebijakan yang telah diterapkan oleh pendahulunya yang terbukti
lebih fatal darinya dan juga bagi islam.
Permasalahan Ekonomi dimasa khalifah Usman bin Affan r.a semakin rumit, sejalan dengan
semakin luasnya wilayah Negara islam. Pemasukan Negara dari zakat, jizyah, dan juga rampasan
perang semakin besar. Pada enam tahun pertama kepemimpinannya, Balkh, Kabul, Ghazni
Kerman, dan Sistan ditaklukan. Untuk menata pendataan baru, kebijakan Umar bin khatab
diikuti. Tidak lama kemudian, islam mengakui empat kontrak dagang setelah Negara-negara
tersebut ditaklukan, lalu tindakan efektif diterapkan dalam rangka pengembangan sumber daya
alam. Aliran air digali, jalan dibangun, pohon-pohon, buah-buahan ditanam dan keamanan
perdagangan diberikan dengan cara pembentukan organisasi kepolisian tetap.dilaporkan untuk
mengamankan zakat dari gangguan dan masalah pemeriksaan kekayaan yang tidak jelas oleh
beberapa pengumpul yang nakal, khalifah Usman bin Affan mendelegasikan kewenangan kepada
para pemilik untuk menaksirkan kepemilikanya sendiri. Dalam hubunganya dengan zakat, dalam
sambutan Ramadhan biasanya beliau mengingatkan , “ lihatlah, bulan pembayaran zakat telah
tiba. Barang siapa yang memiliki property dan hutang biarkan dia untuk mengurangi dari pada
yang ia milikinya, apa yang dia hutang dan membayar zakat untuk property yang masih tersisa
‘’, ia juga mengurangi zakat dari pension. Tabri menyebutkan ketika menjadi khalifah, Usman
bin affan menaikan pensiunan sebesar seratus dirham, tetapi tidak ada rincianya. Dia juga
menambahkan santunan dengan pakaian, selain itu ia memperkenalkan kebiasaan membagikan
makanan di masjid untuk orang-orang menderita, pengembara, dan orang miskin.
Untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan dan kelautan, meningkatkan dana pesiun dan
membangun diwilayah taklukan baru, dibutuhkan dana tambahan. Untuk itu Usman bin affan r.a
membuat beberapa perubahan administrasi tingkat atas dan mengganti guberbur mesir, busra,
Assawad, dan lain-lain digantikan dengan orang-orang baru.
Tidak ada perubahan yang signifikan pada situasi ekonomi secara keseluruhan salama enam
tahun berakhir kekhalifahan Usman bin affan, namun ada hal-hal yang dilakukan oleh khlifah
Usman bin affan, diantaranya adalah :
1.       Pembangunan pengairan.
2.       Pembentukan oraganisasi kepolisian untuk menjaga keamanan perdagangan.
3.       Pembangunan gedung pengadilan, guna menegakkan hukum.
4.       Kebijakan pembagian lahan luas milik raja Persia kepada individu dan hasilnya mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan masa pemerintahan Umar bin khatab r.a dari Sembilan
juta menjadi lima puluh juta dirham.
Akhir hyat Usman diawali ketika pada saat barbagai utusan dari khufah, basrah, dan mesir
datang menemui Usman bin affan agar memecat gubernurnya yang notabene adalah kerabat-
kerabat sendiri, tatapi Usman menolak. Mereka kemudian mengepung rumah Usman dan
menuntut pengunduran diri, dan Usman juga menolak. Pengpungan berjalan sampai beberapa
hari, sebagian dari mereka memaksa masuk ke dalam rumah untuk kemudian membunuhnya. Ini
terjadi pada bulan Dzulhijjah 35 H / 17 juni 656 M, pada usia 82 tahun.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jasa Pariwisata
    Jasa Pariwisata
    Dokumen4 halaman
    Jasa Pariwisata
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Cara Belanja Di Olx
    Cara Belanja Di Olx
    Dokumen4 halaman
    Cara Belanja Di Olx
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • UAS Anak Linggau
    UAS Anak Linggau
    Dokumen8 halaman
    UAS Anak Linggau
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Lydia
    RPP Lydia
    Dokumen3 halaman
    RPP Lydia
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Keperawatan
    RPP Keperawatan
    Dokumen3 halaman
    RPP Keperawatan
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • PRD F 008 Daftar Diagnosa
    PRD F 008 Daftar Diagnosa
    Dokumen8 halaman
    PRD F 008 Daftar Diagnosa
    Ria Dylan
    Belum ada peringkat
  • Panduan Pelaksanaan Early Warning Score
    Panduan Pelaksanaan Early Warning Score
    Dokumen15 halaman
    Panduan Pelaksanaan Early Warning Score
    Akhmad Ikhsan Prafita Putra
    100% (9)
  • Apoptosis
    Apoptosis
    Dokumen12 halaman
    Apoptosis
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Kebijakan, Panduan, SPO (EWS)
    Kebijakan, Panduan, SPO (EWS)
    Dokumen11 halaman
    Kebijakan, Panduan, SPO (EWS)
    Siti rokhayani
    88% (8)
  • Lydia Ayu Arnita
    Lydia Ayu Arnita
    Dokumen23 halaman
    Lydia Ayu Arnita
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Keperawatan
    RPP Keperawatan
    Dokumen3 halaman
    RPP Keperawatan
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Sherly
    Sherly
    Dokumen6 halaman
    Sherly
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Nova
    RPP Nova
    Dokumen3 halaman
    RPP Nova
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Nova
    RPP Nova
    Dokumen3 halaman
    RPP Nova
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Hipertensi
    Penyakit Hipertensi
    Dokumen9 halaman
    Penyakit Hipertensi
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konsep Stres Kerja Perawat
    Kerangka Konsep Stres Kerja Perawat
    Dokumen3 halaman
    Kerangka Konsep Stres Kerja Perawat
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Konsep Penyakit Gastritis
    Konsep Penyakit Gastritis
    Dokumen7 halaman
    Konsep Penyakit Gastritis
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Nova
    RPP Nova
    Dokumen3 halaman
    RPP Nova
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen10 halaman
    Bab Iv
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPS Keperawatan Anak
    RPS Keperawatan Anak
    Dokumen4 halaman
    RPS Keperawatan Anak
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Sapri
    RPP Sapri
    Dokumen1 halaman
    RPP Sapri
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Tugas Wahyudi
    Tugas Wahyudi
    Dokumen12 halaman
    Tugas Wahyudi
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen8 halaman
    Bab Vi
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Ketersediaan Penguji
    Ketersediaan Penguji
    Dokumen1 halaman
    Ketersediaan Penguji
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat