PENDAHULUAN
menyerang paru tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya (Widiastuti,
Tuberkulosis Report 2014 menyatakan bahwa 5,4 juta merupakan kasus baru
BTA positif dan 0,3 juta mengalami kekambuhan setelah sebelumnya sembuh
dari penyakit TB. Kasus kambuh terjadi di beberapa negara di dunia, di antara
India 33%, China 9%, Afrika Selatan 5,3%, Rusia 5%, dan Indonesia 2,6%
dari 0,3 juta kasus TB kambuh di dunia (Global Tuberkulosis Report, 2014).
disumbang oleh pasien baru sebanyak 4860 kasus tetapi juga pasien relaps
Kalimantan Barat. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Pontianak tahun 2017,
1
2
terjadi Tuberkulosis relaps antara lain adanya reinfeksi, jumlah basil sebagai
penyebab infeksi dengan virulensi yang sangat tinggi, daya tahan tubuh
2014).
merasa enak pada akhir fase intensif sehingga tidak perlu kembali untuk
kasus resistensi kuman terhadap OAT yang membutuhkan biaya yang lebih
jumlah dan jenis OAT yang diminum, serta keteraturan waktu minum obat
(Nainggolan, 2013).
keluarga yang sakit dengan berbagai cara, seperti memberi dukungan dalam
kepatuhan minum obat pada pasien dengan Tuberkulosis. Ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nesi (2017) bahwa ada pengaruh antara
dengan Tuberkulosis.
pengobatan ulang atau relaps yang perlu dilakukan penelitian terkait hal
pada lima responden, didapatkan hasil tiga dari lima pasien mengatakan TB
tersebut juga mengatakan tidak tau pasti bagaimana mereka kembali terkana
berfokus pada penderita Tuberkulosis dengan kasus baru. Oleh sebab itu
pekerjaan.
Tuberkulosis relaps.
dapat tercapai.
7
Tuberkulosis.
itu, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya dan sebagai bahan ajaran