Anda di halaman 1dari 1

Sistem Zonasi dan Berbagai Problem yang Mengiringinya

Penerimaan peserta didik baru atau lebih dikenal PPDB membuat masalah baru di
masyarakat. Menganut sistem zonasi yang merupakan sistem pengaturan proses penerimaan
siswa baru sesuai wilayah tempat tinggal. Dengan diterapkannya sistem tersebut banyak siswa
yang merasa diperlakukan tidak adil, karena siswa dengan nilai tinggi akan kalah dengan siswa
yang rumahnya dekat dengan sekolah yang dituju.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) membentuk satuan tugas
(satgas) untuk menindaklanjuti berbagai temuan dan evaluasi selama pelaksanaan sistem zonasi
tahun ini.
Lebih jauh, berdasarkan evaluasi yang dilakukan Kemendikbud dalam implementasi
sistem zonasi. Pemerintah daerah tidak menghitung terlebih dahulu jumlah kebutuhan dalam
penerapan sistem zonasi. Selain itu, banyak temuan calon peserta didik yang lokasinya dekat
dengan sekolah yang dituju malah tidak lolos, sementara yang lokasi rumahnya lebih jauh malah
diterima.
Staf ahli Mendikbud, Chatarina menjelaskan bahwa berdasarkan evaluasi banyak nya
pemalsuan Kartu Keluarga (KK) menjadi akar permasalahan. Tidak memperhitungkan sekolah
swasta yang ada, lalu banyak tidak tertampung dan didiamkan.
Kastanisasi sekolah membuat sistem zonasi ini berlaku. Hal ini membuat perhatian
kepala daerah hanya terfokus pada sekolah favorit saja. Mereka tergiur untuk menjadikan
sekolah favorit sebagai etalase Pendidikan daerah masing-masing.
Dengan zonasi yang sistemnya belum siap tidak menjadikan meratanya Pendidikan di
Indonesia merata. Sesuai tujuan dari diterapkan nya sistem zonasi yang bertujuan meratakan
seluruh mutu Pendidikan di Indonesia. Maka perlu pembenahan dan penerapan sistem yang
matang untuk Pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai