Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RINGKASAN

“TITRASI KOMPLEKSOMETRI”

NAMA : IDRIS

NIM : G70117018

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2020
RINGKASAN TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Kompleksometri adalah suatu analisis volumetri berdasarkan reaksi pembentukan senyawa


kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks (ligan) atau ligan adalah suatu
unsur yang memiliki pasangan  elektron bebas untuk di donorkan pada logam.Ligan yang
banyak digunakan adalah dinatrium etilen,dianida tetra asetat (Na2EDTA).

Kompleksometri juga merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks,membentuk hasil berupa kompleks. Titrasi kompleksometri adalah titrasi
berdasarkanpembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks.

Contoh reaksi titrasi kompleksometri:


Ag+ + 2 CN- = Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- = HgCl2

SENYAWA KOMPLEKS senyawa senyawa yang memiliki atom pusat, ligan, serta bilangan
koordinasinya .

Apa itu Atom Pusat, Ligan, dan Bilangan Koordinasi?

1. Atom pusat, letaknya dipusat dikelilingnya ada para ligan yang terikat dengan cara
menyumbangkan sepasang elektron sunyinya
2. Ligan, molekul netral yang memiliki sepasang atau lebih elektron sunyi yang bisa
disumbangIn ke atom pusat
3. Bilangan koordinasi, Bilangan yang menyatakan banyaknya jumlah pasangan elektron
ligan yang digunakan dalam membentuk ikatan dengan atom pusatnya

SENYAWA KOMPLEKS

 Teori Werner mengatakan Senyawa koordinasi mencakup suatu atom atau ion logam
yang dikelilingi oleh ion-ion atau molekul netral yang diketahui sebagai ligand,
dimana logam merupakan ion pusat. Bilangan WERNER yaitu jumlah ligand-ligand
yang dapat berikatan dengan ion logam.
 G. N. Lewis mengatakan Asam adalah suatu zat yang dapat menerima pasangan
electron.
Basa adalah suatu zat yang dapat memberikan pasangan electron.  Senyawa
kompleks : suatu proses netralisasi yang memberi ikatan koordinasi.

Beberapa jenis senyawa Kompleks


Ada 2 jenis ligand dilihat dari jumlah atom donor di dalamnya :
1.      Ligand monodentat : terdapat 1 atom di dalamnya
2.      Ligand polidentat : terdapat lebih dari 1 atom donor di dalamnya

 beberapa macam metode untuk titrasi kompleksometri sebagai berikut :


1. Titrasi Langsung
Titrasi ini dapat dilakukan terhadap sedikitnya 25 kation dengan menggunakan
indikator logam. Pereaksi pembentukan kompleks, seperti sitrat dan tartrat, sering
ditambahkan untuk pencegahan endapan hidroksida logam. Buffer NH3-NH4Cl
dengan pH 9 sampai 10 sering digunakan untuk logam yang membentuk kompleks
dengan amoniak.
2. Titrasi Kembali
Titrasi ini digunakan apabila reaksi antara kation dengan EDTAlambat atau apabila
indicator yang sesuai tidak ada. EDTA berlebih ditambahkan berlebih dan yang
bersisa dititrasi dengan larutan standar Mg dengan menggunakan calmagnite
sebagai indicator. Kompleks Mg-EDTA mempunyai stabilitas relative rendah dan
kation yang ditentukan tidak digantikan dengan magnesium. Cara ini dapat juga
untuk menentukan logam dalam endapan, seperti Pb di dalam PbSO4 dan Ca dalam
CaSO4.
3. Titrasi Subtitusi
Titrasi ini berguna bila tidak ada indicator yang sesuai untuk ion logam yang
ditentukan. Sebuah larutan berlebih yang mengandung kompleks Mg-EDTA
ditambahkan dan ion logam, misalnya M2+, menggantikan magnesium dari
kompleks EDTA yang relative lemah itu.
4. Titrasi Tidak Langsung
Titrasi ini beberapa jenis telah dilaporkan, antara lain penentuan sulfat dengan
menambahkan larutan baku barium berlebihan dan menitrasi kelebihan tersebut
dengan EDTA. Juga pospat sudah ditentukan setelah pengendapan sebagai
MgNH4PO4 yang tidak terlalu sukar larut lalu menitrasi kelebihan Mg.
5. Titrasi alkalimetri
Dengan menambahkan larutan Na2H2Y berlebihan kepada larutan analat yang
bereaksi netral. Ion hydrogen yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku basa.

DASAR METODE KOMPLEKSOMETRI:

 Reaksi ion logam dengan EDTA selalu 1:1 ( 1 ion logam dengan 1 mol EDTA)
artinya tidak tergantung valensi ion logam
 Titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dgn zat pembentuk
kompleks
 Kesempurnaan ikatan ion logam dengan EDTA dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Tetapan stabilitas kompleks (K) = Makin besar K stabilitas kompleks, semakin
stabil senyawa kompleksnya
2. pH larutan = Semakin basa : Yn- semakin > : kompleks semakin stabil
3. Adanya senyawa lain yang dapat membentuk kompleks dengan ion logam

Contoh Ion Logam, Kation dan Ligan:

Ion Logam : Ag+, Hg2+, Cu2+, Ni2+, Co2+, Co3+, Cr3+, Fe3

Kation : Al3+, Ba2+, Ca2+, Li+, NH4+, H+, Ag+, Na+, Zn2+, Mg2+
Ligan : CN-, F-, I-, S2-, N3-, O2-, SO42-, SO32-, CH3COO- NH3, H2O

INDIKATOR:

Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari
titik-titik akhir yaitu :
1. Reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion
logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat.
2.  Reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif.
3.  Kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak,
karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam.
4.  Kompleks-indikator logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks logam-EDTA
untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari
kompleks-indikator logam ke kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat.
5.  Kontras warna antara indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus sedemikian
sehingga mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap ion logam (yaitu,
terhadap pM) sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen.
Larutan indikator bebas mempunyai warna yang berbeda dengan larutan kompleks
indikator.
INDIKATOR PADA KOMPLEKSMETRI :

Indikator yang digunakan yaitu Indikator logam (metallochromik visual) yang termasuk
dalam tiga golongan utama:

(a) senyawaan hidroksiazo,

(b) senyawaan fenolat dari trifenilmetana yang tersubstitusi oleh hidroksi,

(c) senyawaan yang mengandung suatu gugus aminometildikarboksimetil: banyak dari


antara ini adalah juga senyawaan-senyawaan trifenil metana

INDIKATOR LOGAM:

1. Indikator Metalokromat :
 Stabil selama penyimpanan dan titrasi
 Warna dengan logam yang ditentukan cukup selektif
2. Eriochrome B
 Peka thd perubahan kadar logam & pH
 pH 8-10 berwarna biru, kompleksnya merah anggur
 pH 5 berwarna merah, TAT sukar diamati, pH 12 jg sama
3. Eriochrome B
 Peka thd perubahan kadar logam & pH
 pH 8-10 berwarna biru, kompleksnya merah anggur
 pH 5 berwarna merah, TAT sukar diamati, pH 12 jg sama
Kesalahan Titrasi Kompleksometri
Kesalahan titrasi kompleksometri tergantung pada cara yang dipakai untuk mengetahui titik
akhir. Pada prinsipnya ada dua cara, yaitu kelebihan titran yang pertama ditunjukkam atau
berkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai batas yang ditentukan, dideteksi.
Pertama, kesalahan titrasi dihitung dengan cara yang sama pada titrasi pengendapan. Kedua,
digunakan senyawa yang membentuk senyawa kompleks yang berwarna tajam dengan logam
yang ditetapkan. Warna ini hilang atau berubah sewaktu logam telah diikat menjadi kompleks
yang lebih stabil. Misalnya EDTA.

Kegunaan Titrasi Kompleksometri:

1. Penetapan Total Kesadahan Air


2. Penetapan kadar Mg dan MgCl2
3. Analisis Kadar Attapulgite dalam Tablet A

Anda mungkin juga menyukai