PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
proses pembelajaran. Jika dianalisis secara makro penyebabnya bisa dari murid,
guru, sarana dan prasarana maupun model pembelajaran yang digunakan. Juga
minat dan motivasi murid yang rendah, kinerja guru yang kurang baik serta sarana
murid kurang berminat untuk belajar. Minat murid yang kurang ditunjukkan dari
1
Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri 68 Bonde pada tahun
penyampaian guru seperti ini cenderung tidak melibatkan murid secara aktif,
mencatat, mendengar apa yang disampaikan gurunya tanpa ada umpan balik dari
murid. Selain itu masih banyaknya murid yang main-main dan ngobrol dengan
bermakna. hal ini akan membuat murid menjadi bosan dan menganggap bahan
pelajaran yang diajarkan tidak begitu penting. Selain itu data tentang hasil belajar
orang dari jumlah murid 42 orang sementara Standar Kriteria Ketuntasan Minimal
Salah satu faktor yang dapat menunjang berhasil tidaknya suatu tujuan
pengajaran dalam proses belajar mengajar adalah metode atau model yang
murid agar lebih aktif dan konsep dapat tertanam baik dibenak murid. Dilandasi
2
keyakinan akan pentingnya pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
B. Rumusan Masalah
sebagai alternatif pemecahan masalah dalam proses belajar mengajar pada mata
Bantaeng.
3
C. Tujuan Penelitian
dalam penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
2. Manfaat Praktis
4
BAB II
A. Kajian Teoritik
1. Defenisi Belajar
berikut:
bahwa belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan seseorang
laku seseorang.
2. Hasil Belajar
peraturan.
gerak jasmani.
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya,
kesanggupan, pengetahuan dan sikap atau nilai yang dimiliki seseorang itu
dalam (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal). Yang termasuk
program pembelajaran dalam waktu tertentu. Hasil belajar tidak akan pernah
semudah yang dibayangkan tetapi harus didukung oleh sebuah kemauan dan
siswa terhadap materi pelajaran yang diperoleh berdasarkan hasil tes yang
diberikan.
mencapai hasil yang baik, baik berupa perubahan sikap, tingkah laku maupun
menguasai matematika. Beranjak dari tujuan ini, maka tidak sedikit orang
matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dari hubungan
learning merupakan model yang telah dikenal sejak lama, dimana pada
saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam
sistem belajar dan bekerja dalam kelompok kecil yang berjumlah 4-6
dalam belajar.
kerjasama bagi peserta didik dalam struktur tugas dan tujuan. Struktur
tujuan.
yaitu :
rendah.
ditangani.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
kelompok bawah.
4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok
Tel Aviv (Slavin, 1995). Investigasi Kelompok adalah strategi belajar kooperatif
pada partisipasi dan aktivitas murid untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari
buku pelajaran atau murid dapat mencari melalui internet. Indonbiu (2009,
metode yang paling komplek dan paling sulit dilaksanakan dalam pembelajaran
Metode ini menuntut para murid untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan murid secara aktif dapat terlihat mulai
1. Memilih topik
Murid memilih subtopic khusus di dalam suatu daerah masalah.
2. Perencanaan kooperatif
tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada
tahap pertama.
3. Implemintasi
ringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk
dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar
murid yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka
dan memperoleh prespektif yang luas pada topik itu.
6. Evaluasi
C. Kerangka Pikir
bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
guru harus berusaha memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Selain itu perlu
maupun faktor dari guru misalnya, pemberian tugas tidak terstuktur dan
Fenomena yang terjadi selama ini bahwa minat siswa terhadap mata
pelajaran matematika sangat kurang. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa
dipahami yang akan berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa yang rendah.
mengajar baik dari segi sarana dan prasarana maupun penggunaan model
pembelajaran yang relevan dengan kondisi sekarang ini sehingga siswa dapat
membimbing siswa untuk lebih aktif, kreatif dan juga bisa membuat siswa senang
model ini dalam proses pembelajaran diharapkan membuat suasana lebih hidup,
tidak kaku, dan tidak terkesan monoton serta pikiran siswa menjadi lebih segar.
belajar mengajar di kelas berjalan efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar.
Rendahnya Hasil
Belajar Matematika
Penerapan Model
Pembelajaran
kooperatif tipe
investigasi kelompok
Siswa Guru
Penelitian Tindakan
Kelas
Siklus 1
Siklus 2
Hasil Belajar
Meningkat
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis tindakan dalam
meningkat”.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
2. Jenis penelitian
peningkatan hasil belajar dan keterlibatan murid dalam proses belajar mengajar
B. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh murid murid kelas V SDN 68 Bonde
adalah 42 orang. Pelaksanaan penelitian ini mulai dari bulan Januari dan berahir
pada bulan Maret 2012.
C. Prosedur penelitian
Orientasi
Lapangan
Rencana
Evaluasi/Refleksi Awal
S
i Tindakan/Observasi
Rencana
yang
Evaluasi/Refleks
S i
i Tindakan/Obser
vasi
HASIL
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
pelajaran (4 x 45 ).
pelajaran (4 x 45 menit ).
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
semester genap.
tindakan berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan
direncanakan yaitu :
daerah masalah
berbeda dari topik yang sama, murid dan guru mengevaluasi tiap
keseluruhan.
3. Tahap observasi
yang terdapat pada lembar observasi yang meliputi : Kehadiran murid, murid yang
melakukan kegiatan lain pada saat pembelajaran, murid yang aktif pada saat
penelitian, peneliti dibantu oleh guru dan mahamurid untuk mencatat semua
temuan yang terjadi pada murid saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas.
4. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus I. Hasil analisis siklus I inilah yang
dijadikan acuan penulis untuk merencanakan siklus II, sehingga hasil yang dicapai
pada sikllus berikutnya sesuai dengan yang diharapakan dan hendaknya lebih baik
Siklus II
1. Perencanaan tindakan
pertemuan. Secara rinci prosedur pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dapat
berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus II ini peneliti tetap menyajika materi dengan cara model
berikut :
daerah masalah
c. Perencanaan kooperatif, murid dan guru merencanakan prosedur
pembelajaran tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang
informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai
berbeda dari topik yang sama, murid dan guru mengevaluasi tiap kontribusi
a. Tahap Observasi
Pada prinsipnya tahap observasi pada siklus II ini sama dengan observasi
perubahan yang terjadi pada murid serta melaksanakan evaluasi belajar pada akhir
siklus.
b. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Hasil yang diperoleh pada tahap
observasi dikumpulkan, hasil tes belajar murid. dari hasil yang telah didapatkan
1. Tes
Data tentang hasil belajar dan keterlibatan murid dalam proses belajar
mengajar yang diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar pada setiap akhir
2. Pengamatan/observasi
kesungguhan murid dalam mengikuti proses belajar akan diambil pada saat
sedangkan data hasil belajar dan keterlibatan murid dalam proses belajar mengajar
skor rata-rata, persentase, standar deviasi, nilai minimun dan nilai maksimun yang
F
P= x 100%
N
Ket :
P= Kemampuan
N= Jumlah item
kota Makassar.
2 60 – 69 Rendah
3 70 – 79 Sedang
4 80 – 89 Tinggi
F. Indikator Keberhasilan
Indikator dari penilaian ini adalah apabila terjadi peningkatan skor rata-
rata hasil belajar dan keterlibatan murid dalam proses belajar mengajar dari siklus