Anda di halaman 1dari 43

40

pelaku untuk diakses dan digunakan untuk mengambil uang korban melalui mesin

ATM. Pasal 363 ayat (5)” pencurian yang dilakukan masuk ke tempat kejahatan

itu atau dapat mencapai barang untuk di ambilnya, dengan jalan membongkar,

memecahkan atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah

palsu, atau pakaian jabatan palsu ”. Unsur unsur dari pasal 363 ayat (5) yaitu:

1. Pencurian

Pencurian diatur dalam Pasal 362 KUHP yang menyatakan sebagai

berikut : ”Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau

sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara

melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling

lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah”.

2. Barang untuk di ambilnya

Bahwa yang dimaksud dengan mengambil sesuatu barang adalah

apabila suatu barang telah berpindah tempat dari tempatnya semula dengan

tujuan untuk memiliki barang tersebut.

3. Dengan jalan membongkar, memecahkan atau memanjat atau dengan jalan

memakai kunci palsu, perintah palsu, atau pakaian jabatan palsu.

Bahwa yang di maksud dengan jalan membongkar, memecah atau

memanjat, atau memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian-pakaian

palsu adalah tidak memiliki hak, izin, ataupun kewenangan dan bertentangan

dengan apa yang dibenarkan oleh hukum yang berlaku.

Pasal 32 ayat (1)”setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan

hukum dengan cara apapun mengubah ,menambah mengurangi, melakukan


41

transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan, suatu

informasi elektronik dan atau Dokumen Elektronik milik orang lain atau milik

publik”. Undang-undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-

Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU

ITE). Unsur-unsur terdapat pada pasal 32 ayat (1) yaitu:

a. Orang

Orang adalah Manusia sebagai subjek hukum adalah pendukung hak

dan kewajiban, artinya orang itu dapat mempunyai hak-hak dan kewajiban

hukum. Manusia sebagai subjek hukum dimulai sejak ia dilahirkan dan

berakhir saat ia meninggal dunia. Bahkan bisa juga sebelum dilahirkan (sejak

dalam kandungan) apabila kepentingannya menghendaki, misalnya

berhubungan dengan warisan.

b. Dengan sengaja

Sengaja berarti menghendaki dan mengetahui apa yang ia perbuat atau

dilakukan. KUHP tidak menerangkan mengenai arti atau definisi tentang

kesengajaan atau dolus intent opzet. Tetapi Memorie van Toelichting

(Memori Penjelasan) mengartikan kesengajaan sebagai menghendaki dan

mengetahui. Kesengajaan harus memiliki ketiga unsur dari tindak pidana,

yaitu perbuatan yang dilarang, akibat yang menjadi pokok alasan diadakan

larangan itu, dan bahwa perbuatan itu melanggar hukum.

c.Tanpa hak atau melawan hukum


42

Perbuatan yang melawan hukum, yaitu suatu perbuatan yang melanggar

hak subyektif orang lain atau yang bertentangan dengan kewajiban hukum

dari si pembuat sendiri yang telah diatur dalam undang-undang. Dengan

perkataan lain melawan hukum ditafsirkan sebagai melawan undang-undang.

d. Merusak

Merusak adalah kurang dari membinasakan, misalnya memukul gelas,

piring, cangkir dan sebagainya, tidak sampai hancur, akan tetapi hanya pecah

sedikit dan retak.

e. Transaksi elektronik

Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan

menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan atau media elektronik

lainnya.

f. Dokumen elektronik

Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat,

diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,

elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan,

dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi

tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau

sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang

memiliki makna arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahami.
43

Tindakan kejahatan perbankan dan berikut ancaman hukumannya tersebut

dapat dijerat dengan UU ITE sehingga aparat kepolisian telah mempunyai

landasan hukum untuk mengambil tindakan penyelidikan dan penyidikan

kejahatan kartu ATM dan transaksi elektronik lainnya.

Dasar hukum mengenai kasus skimming yang sedang marak tejadi ini tidak

terlepas dari aturan mengenai perbankan yang tercantum di dalam Pasal 1 angka

(1) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah oleh Undang-

Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Perbankan adalah segala sesuatu

yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Lembaga perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang

menjembatani antara pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang memerlukan

dana, atau merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

masyarakat (financial intermediary).25 Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas

kegiatan perbankan di Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.

9/15/PBI/2007 tentang Penetapan Manajemen Resiko. Dalam Penggunaan

Teknologi Informasi Pada Bank Umum, setiap bank yang menggunakan ATM

dapat meminimalisir resiko yang timbul untuk mendapatkan manfaat dari ATM.

Oleh karena itu, bank umum wajib mempersiapkan segala sesuatunya dengan

baik, mulai dari penerapan manajemen resiko pada aktivitas ATM secara efektif

2525
Muhamad Djumhana, Asas-Asas Hukum Perbankan Indonesia, Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2008, hlm. 1
44

sampai dengan rencana penyelenggaraan ATM dan melakukan evaluasi secara

berkala terhadap aktivitas ATM.

Penyelenggaraan Kartu ATM diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

Nomor 11/11/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan

Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Namun dengan adanya kasus

skimming beberapa waktu terakhjr. Pemerintah dalam hal im' diwakili oleh Bank

Indonesia tengah berupaya dan mewajibkan seluruh perbankan dan penerbit kartu

untuk mempercepat migrasi Kartu ATM dari magnetic stripe ke teknologi chip,

dengan peralihan kepada chip maka djharapkan dapat menekan kasus skimming di

kemudian hari. Hal ini dipertegas di dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.

l7/52/DKSP tanggal 30 Desember 2015 tentang Implementasi Standar Nasional

Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Identification Number Online 6

(Enam) Digit untuk Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang Diterbitkan di

Indonesia. Pengggunaan teknologi chip dan PIN 6 digit djtujukan untuk

meningkatkan keamanan bertransaksi, memitigasi risiko terjadinya fraud, dan

mensejajarkan penyelenggaraan kartu ATM dan atau kartu debit dengan best

practice internasional.

Bank Indonesia juga menetapkan National Standard Indonesian Chip

Card Specification (NSICCS) sebagai Standar Nasional Teknologi Chip Kartu

ATM yang akan digunakan oleh seluruh penyelenggara kartu ATM dj Indonesia.

BI juga menetapkan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) sebagai

Pengelola standar NSICCS. ASPI akan berperan dalam mengawal implementasi


45

NSICCS.26 Ini termasuk memelihara dan mengembangkan Standar Nasional

dengan memerhatikan aspek keamanan, efisiensi, perkembangan teknologi,

kebutuhan industri, dan kepentingan nasional. Bank Indonesia terus memperkuat

sinergi dengan ASPI dan pelaku industri agar mampu mewujudkan tujuan sistem

pembayaran nasional yang efisien, aman, handal dan senantiasa mengutamakan

kepentingan nasional.

Kasus pembobolan ATM melalui metode skimming, jika terbukti, pelaku

dapat dijerat dengan Pasal 363 ayat (1) angka (5) KUHP tentang pencurian

dengan menggunakan kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu

dengan ancaman hukuman penjara selama-lamanya tujuh tahun. Pasal ini

memperluas pengertian kunci palsu dan perintah palsu sehingga kartu ATM yang

telah digandakan dan Pin ATM korban yang diketahui pelaku digunakan dalam

pencurian tersebut, artinya pasal ini dapat diimplementasikan dalam tindak pidana

pencurian dana nasabah bank dengan modus penggandaan kartu ATM.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

mengatur perlindungan hukum terhadap data pribadi nasabah yang terdapat dalam

Pasal 4 Huruf H, yaitu apabila nasabah terbukti terkena kasus skimming pada

mesin ATM suatu bank, maka bank tersebut akan mengganti sejumlah kerugian

yang dialami oleh nasabah tersebut. Dalam hal ini, Bank Indonesia mengaku

sudah memanggil pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk untuk

meminta penjelasan terkait banyaknya kasus skimming. Bank Indonesia

26
https://www.aspi-indonesia.or.id/laporan-kegiatan oleh Asosiasi Sistem Pembayaran
Indonesia pada tahun 2016
46

mengatakan BRI telah menjamin akan menuntaskan kasus dugaan skimming

tersebut. Bila terbukti modus yang digunakan adalah skimming, BRI akan

mengganti keseluruhan dana nasabah yang hilang.


47

BAB III

PENERAPAN HUKUM TENTANG SANKSI TINDAK

PIDANA KEJAHATAN SKIMMING

DI INDONESIA

A. DEFINISI TINDAK PIDANA

Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

dikenal dengan istilah strafbaar feit dan dalam kepustakaan tentang hukum pidana

sering mempergunakan istilah delik, sedangkan pembuat undang-undang

merumuskan suatu undang-undang mempergunakan istilah peristiwa pidana atau

perbuatan pidana atau tindak pidana. Tindak pidana merupakan suatu istilah yang

mengandung suatu pengertian dasar dalam ilmu hukum sebagai istilah yang

dibentuk dengan kesadaran dalam memberikan ciri tertentu pada peristiwa hukum

pidana.

Tindak pidana mempunyai pengertian yang abstrak dari peristiwa-peristiwa

yang kongkrit dalam lapangan hukum pidana, sehingga tindak pidana haruslah

diberikan arti yang bersifat ilmiah dan ditentukan dengan jelas untuk dapat

memisahkan dengan istilah yang dipakai sehari-hari dalam kehidupan masyarakat.

Istilah tindak pidana berasal dari Bahasa Belanda yaitu strafbaar feit, namun

demikian belum ada konsep yang secara utuh menjelaskan definisi strajbaar feit.

Oleh karenanya masing-masing para ahli hukum memberikan arti terhadap istilah

strafbaar feit menurut persepsi dan sudut pandang mereka masing-masing.


48

Strafbaar feit, terdiri dari tiga suku kata yakni, straf yang diterjemahkan sebagai

pidana dan hukum, kata baar diterjemahkan sebagai dapat dan boleh sedangkan

untuk kata feit ditetjemahkan dengan tindak, peristiwa, pelanggaran dan

perbuatan. Dani uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan sederhana, bahwa

strafbaar feit kiranya dapat dipahami sebagai sebuah tindak, peristiwa,

pelanggaran atau perbuatan yang dapat atau boleh dipidana atau dikenakan

hukuman. 27

Pengertian Tindak Pidana menurut istilah adalah terjemahan paling umum

untuk istilah “strafbaar feit” dalam bahasa Belanda walaupun secara resmi tidak

ada terjemahan resmi strafbaar feit. Adapun Pendapat beberapa ahli tentang

Pengertian Tindak Pidana :

Pengertian Tindak Pidana Menurut Simons ialah suatu tindakan atau

perbuatan yang diancam dengan pidana oleh undang-undang hukum pidana,

bertentangan dengan hukum pidana dan dilakukan dengan kesalahan oleh

seseorang yang mampu bertanggung jawab. Menurut Simons, Pengertian

Tindak Pidana adalah tindakan melanggar hukum pidana yang telah dilakukan

dengan sengaja ataupun tidak sengaja oleh seseorang yang dapat

dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh undang-undang hukum pidana

telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum.

Menurut Pompe Pengertian Tindak Pidana adalah Suatu pelanggaran

norma (gangguan terhadap tata tertib hukum) yang dengan sengaja ataupun

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagicm I, Jakarta : Raja Grafindo Pasada,
27

2001, him. 69.


49

dengan tidak sengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku, dimana penjatuhan

hukuman terhadap pelaku tersebut adalah perlu demi terpeliharanya tertib hukum

dan terjaminnya kepentingan hukum.

Menurut Van Hamel, Pengertian Tindak Pidana ialah suatu serangan

atau suatu ancaman terhadap hak-hak orang lain.

Menurut E.Utrecht, Pengertian Tindak Pidana dengan isilah peristiwa

pidana yang sering juga ia sebut delik, karena peristiwa itu suatu perbuatan

(handelen atau doen positif) atau suatu melalaikan (natalen-negatif), maupun

akibatnya (keadaan yang ditimbulkan karena perbuatan atau melalaikan itu).

Moeljatno menyatakan bahwa Pengertian Tindak Pidana berarti

perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana, terhadap siapa saja yang

melanggar larangan tersebut. Perbuatan tersebut harus juga dirasakan oleh

masyarakat sebagai suatu hambatan tata pergaulan yang dicita-citakan oleh

masyarakat.

Kanter dan Sianturi, Pengertian Tindak Pidana didefinisikan suatu

tindakan pada tempat, waktu dan keadaan tertentu, yang dilarang atau diharuskan

dan diancam dengan pidana oleh undang-undang hukum pidana, bersifat melawan

hukum, serta dengan kesalahan dilakukan oleh seseorang (yang mampu

bertanggung jawab).

Andi Hamzah, pengertian tindak pidana dalam hukum pidana Belanda

memakai istilah strafbaar feit, kadang-kadang juga delict. Hukum pidana Negara-

negara Anglo-Saxon memamakai istilah offence atau criminal act . Oleh karena

KUHPidana Indonesia bersumber pada WvS Belanda, maka istilah aslinya pun
50

sama yaitu strafbaar feit. Timbul masalah dalam menterjemahkan istilah

strafbaar feit kedalam bahasa Indonesia, Moeljatno dan Roeslan Saleh memakai

istilah perbuatan pidana, Utrecht menyalin istilah strafbaar feit menjadi peristiwa

pidana, sementara itu UUD Sementara 1950 memakai istilah peristiwa pidana.

Perbuatan pidana atau delik adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu

aturan hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana

tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut. Dapat juga dikatakan

bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang

dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu diingat bahwa larangan ditujukan

kepada perbuatan (yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh

kelakuan orang), sedangkan ancaman pidananya ditujukan kepada orang yang

menimbulkannya kejadian itu.

Antara larangan dan ancaman pidana ada hubungan yang erat, oleh karena

antara kejadian dan orang yang menimbulkan kejadian itu ada hubungan yang erat

pula, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Kejadian tidak dapat

dilarang, jika yang menimbulkan bukan orang dan orang tidak dapat diancam

pidana, jika tidak karena kejadian yang ditimbulkan olehnya dan justru untuk

menyatakan hubungan yang erat itu maka dipakailah perkataan perbuatan, yaitu

suatu pengertian abstrak yang menunjuk kepada dua keadaan kongkrit yaitu

pertama, adanya kejadian yang tertentu dan kedua, adanya orang yang berbuat.

Yang menimbulkan kejadian itu.

Dengan demikian perbuatan pidana hanya menunjuk kepada sifatnya

perbuatan saja, yaitu sifat dilarang dengan ancaman pidana kalau dilanggar,
51

apakah yang melanggar itu benar-benar dipidana sebagai mana diancamkan, hal

ini tergantung kepada keadaan batinnya dengan perbuatannya itu. Jadi perbuatan

pidana dipisahkan dari pertanggungjawaban pidana dengan kesalahan.

Selanjutnya bahwa Perbuatan pidana dapat disamakan dengan istilah ”criminal

act” mengingat pertama, criminal act berarti kelakuan dan akibat atau akibat dari

suatu kelakuan yang dilarang oleh hukum, kedua, karena criminal act juga

dipisahkan dari pertanggungjawaban pidana yang dinamakan criminal liability

atau responsibility. Jadi untuk dapat dipidananya seseorang selain dari pada

melakukan perbuatan pidana (criminal act) orang itu juga harus mempunyai

kesalahan.

Adapun unsur-unsur perbuatan pidana adalah:

1. Kelakuan dan akibat

2. Hal ikhwal atau keadaan tertentu perbuatan

3. Unsur-unsur yang memberatkan perbuatan

4. Bersifat melawan hukum

Perbuatan belum jelas dinyatakan dengan adanya unsur-unsur diatas, maka

perlu ditambah dengan kata-kata tersendiri untuk menyatakan sifat melawan

hukumnya perbuatan. Pasal 167 KUH Pidana melarang seseorang untuk memaksa

masuk ke dalam rumah, ruangan atau pekarangan tertutup yang dipakai orang lain,

dengan melawan hukum. Rumusan memaksa masuk ke dalam rumah yang dipakai

orang lain itu saja dipandang belum cukup untuk menyatakan larangan perbuatan.

Harus ditambah dengan unsur secara melawan hukum.


52

Sifat melawan hukumnya perbuatan tergantung dari pada bagaimana sikap

batinnya terdakwa, jadi merupakan unsur yang subyektif . Dalam teori unsur

melawan hukum yang demikian ini dinamakan “suyektief Onrechtselement” yaitu

unsur malawan hukum yang subyektif. Jadi dengan demikian dapat dikatakan

bahwa unsur atau elemen perbuatan pidana adalah:

1. Kesengajaan (dolus), dimana hal ini terdapat di dalam pelanggaran

kesusilaan (Pasal 281 KUHP), perampasan kemerdekaan (Pasal 333

KUHP), pembunuhan (Pasal 338).

2. Kealpaan (culpa), dimana hal ini terdapat di dalam perampasan

kemerdekaan (Pasal 334 KUHP), dan menyebabkan kematian (Pasal 359

KUHP), dan lain-lain.

3. Niat (voornemen), dimana hal ini terdapat di dalam percobaan atau poging

(Pasal 53 KUHP)

4. Maksud (oogmerk), dimana hal ini terdapat dalam pencurian (Pasal 362

KUHP), pemerasan (Pasal 368 KUHP), penipuan (Pasal 378 KUHP), dan

lain-lain

5. Dengan rencana lebih dahulu (met voorbedachte rade), dimana hal ini

terdapat dalam membuang anak sendiri (Pasal 308 KUHP), membunuh

anak sendiri (Pasal 341 KUHP), membunuh anak sendiri dengan

rencana(Pasal 342 KUHP).

Undang-undang telah memakai istilah tindak pidana, seperti halnya

Undang-undang Tindak Pidana Ekonomi, Undang-Undang Tindak Pidana

Imigrasi, Undang-Undang Tindak Pidana Suap dan seterusnya. Dalam hal ini
53

AZ. Abidin yang dikutip dari Roeslan Saleh mengusulkan Pemakaian istilah

perbuatan criminal, karena perbuatan pidana yang dipakai oleh Moeljatno itu

juga kurang tepat, karena dua kata benda bersambungan yaitu perbuatan dan

pidana, ini tidak ada hubungan logis antara keduanya.

Jadi meskipun tidak sama istilahnya dengan Moeljatno, tetapi keduanya

dipengaruhi oleh istilah yang dipakai di Jerman yaitu Tat (perbuatan) atau

handlung dan tidak dengan maksud untuk menerjemahkan kata feit dalam bahasa

belanda itu, tetapi Az Abidin menambahkan bahwa lebih baik dipakai istilah

padanannya saja, yang umum dipakai oleh para sarjana, yaitu delik.

Hazewinkel-Suringa yang dikutip Andi Hamzah Di Negeri Belanda dipakai

istilah feit dengan alasan bahwa istilah itu tidak meliputi hanya perbuatan

(handelen), tetapi juga pengabaian (nalaten). Pemakaian istilah feit pun disana

dikritik oleh Van der Hoeven, karena yang dapat dipidana ialah pembuat bukan

feit. Oleh karena itu Hazewinkel-Suringa mengatakan istilah delict kurang

dipersengketakan, hanya karena istilah srtafbaar feit itu telah biasa dipakai.

B. PENERAPAN SANKSI TINDAK PIDANA KEJAHATAN SKIMMING

DI INDONESIA

Teknologi terus berkembang seiring dengan perkembangan peradaban

manusia, kini hampir semua kegiatan industri dan bahkan rumah tangga

memanfaatkan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi dan penerapannya

ini telah menyusup dan berpengaruh secara kuat dalam kehidupan modern, bahkan

sebagian besar kegiatan bisnis telah mempercayakan pada teknologi tersebut,


54

salah satunya industri perbankan. Perkembangan teknologi memberikan

kontribusi yang sangat besar bagi peningkatan ksejahteraan, kemajuan dan

peradaban manusia, namun demikian terdapat pula dampak negatif yang tidak

dapat dihindari, seperti pencurian dana nasabah bank melalui penggandaan kartu

ATM.

Dalam hal pencurian dana nasabah bank melalui penggandaan kartu ATM,

pelaku kejahatan biasanya menggunakan teknologi komputer dan memanipulasi

Teknologi terus berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia,

kini hampir semua kegiatan industri dan bahkan rumah tangga memanfaatkan

kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi dan penetapannya ini telah

menyusup dan berpengaruh secara kuat dalam kehidupan modern, bahkan

sebagian besar kegiatan bisnis telah mempercayakan pada teknologi tersebut,

salah satunya industri perbankan. Perkembangan teknologi memberikan

kontribusi yang sangat besar bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan

peradaban manusia, namun demikian terdapat pula dampak negatif yang tidak

dapat dihindari, seperti pencurian dana nasabah bank melalui penggandaan kartu

ATM. Dalam hal pencurian dana nasabah bank melalui penggandaan kartu ATM,

pelaku kejahatan biasanya menggunakan teknologi komputer dan memanipulasi.

1. Contoh Kasus Kejahatan Skimming

a. Pembobolan Kartu ATM Di Kediri

Nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kediri, Jawa Timur yang

jumlah uang di rekeningnya menghilang secara misterius. Total ada 16

nasabah yang telah mengaku mengalami masalah seperti itu.


55

Awalnya pihak BRI bingung mendadak banyak nasabah yang

mengeluhkan hal sama. Kemudian muncul dugaan telah terjadi

kejahatan skimming. Ternyata dugaan tersebut benar. Lima pelakunya

dilaporkan telah ditangkap.28

Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Aris

Supriyono mengatakan, tiga dari kelima pelaku merupakan orang

Rumania. Mereka adalah Caitanovici Andrean, Raul Kalai, Ionel Robert.

Kemudian Ferenc Hugyec asal Budapest dan Milah Karmilah asal

Bandung. Mereka membuat alat skimming sejak Juli 2017, dan

memasangnya ke sejumlah mesin ATM di Bali, Bandung, Yogyakarta,

Tangerang, dan Jakarta. Kini para pelaku dijerat pasal 363 KUHP dan

terancam mendekam di penjara hingga 9 tahun. Skimming adalah tindakan

pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin

informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu secara ilegal. Strip ini

adalah garis lebar hitam yang berada di bagian belakang kartu ATM.

Fungsinya kurang lebih seperti pita kaset, material feromagnetik yang

dapat dipakai untuk menyimpan data.

Modus kejahatan yang kerap terjadi ini masuk ke dalam salah satu

jenis penipuan metode pengelabuan (phishing). Pelaku bisa mendapatkan

data nomor kartu kredit atau debit korban dengan menggunakan perangkat

elektronik kecil (skimmer) untuk menggesek kartu lalu menyimpan ratusan

nomor kartu kredit korban. Bentuknya tidak selalu sama, namun alat ini

28
Tribunnews.com
56

umumnya ditempelkan di tempat masuknya kartu di mesin ATM serta

kamera pengintai untuk memantau papan tombol angka guna mengetahui

PIN dari kartu tersebut.

Peletakan kamera pengintai bisa di beberapa tempat, seperti di

penutup papan tombol angka, di atas monitor, atau di area terdekat lain

yang tidak disadari nasabah. Bahkan kamera ini bisa digantikan dengan

papan tombol palsu yang menumpang papan tombol asli. Jadi angka PIN

yang dimasukkan oleh nasabah akan otomatis tercatat. Pelaku skimming

biasanya merasa lebih memilih menghindari mesin ATM yang berada di

dalam bank, pasar swalayan, ataupun tempat ramai lain. Mereka memilih

untuk memodifikasi ATM yang ada di tempat sepi atau di luar gedung.

Karena sebagian besar bank tutup di malam hari dan akhir pekan, pelaku

memanfaatkan momen ini untuk memasang dan melepas alat skimming.

Skimmer para pelaku menduplikasi data strip magnetik pada kartu ATM

lalu mengklonanya ke kartu ATM kosong. Proses ini bisa dilakukan

dengan cara manual, seperti pelaku kembali ke ATM dan mengambil cip

data yang sudah disiapkan sebelumnya. Atau bila menggunakan alat

skimmer yang lebih canggih, data-data yang telah dikumpulkan dapat

diakses dari mana pun secara nirkabel.

Kartu baru hasil klona memungkinkan para pelaku untuk

mengeluarkan uang dari rekening secara biasa. Korban skimming sering

tidak menyadari bahwa kartunya telah terduplikasi sampai mereka melihat


57

tarikan yang tidak dilakukan di rekening mereka. Dalam kasus terbaru ini

proses penarikan uang dilakukan dari luar negeri karena nominal uang

yang ditarik tidak bulat dan adanya pengenaan biaya administrasi.

Ahli forensik digital Ruby Alamsyah berpendapat skimming kartu

ATM nasabah BRI merupakan ulah organisasi kriminal internasional. 29

Organisasi tersebut merekrut tim operasional lokal untuk memasang alat

penyalin nomor ATM dan PIN. Setelah itu meminta tim mengirimkan

hasilnya ke luar negeri. Oleh sebab itu Ruby menyarankan agar pihak

berwenang tidak hanya berfokus ke pelaku-pelaku yang berada di dalam

negeri, tapi juga mengejar hingga menangkap aktor intelektual yang

berada di luar negeri.30 Ia turut berbagi kiat bagi para nasabah untuk

terhindar menjadi korban skimming. Nasabah harus rajin melakukan

pengecekan mutasi rekening. Kemudian jangan lupa memanfaatkan fitur

notifikasi SMS. Dengan fitur ini bank akan mengirim pesan realtime mana

kala ada penarikan uang dalam jumlah tertentu. Utamakan bertransaksi di

mesin ATM yang ada di tempat ramai, atau yang ada di kantor cabang.

Selalu perhatikan kondisi ATM. Apakah ada hal-hal aneh, terutama di

mulut tempat kartu dimasukkan.

Mesin ATM, kejahatan skimming juga bisa menyerang pengguna

internet banking. Ruby menambahkan saat menggunakan internet banking

hindari penggunaan jaringan WiFi publik

29
kompas.com
30
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3966350/pelaku-skimming-atm-di-kediri-tertangkap
58

atau gawai publik. Hal ini untuk mengurangi risiko penyalinan data oleh

pelaku skimming. Juga tidak kalah penting, perhatikan situs bank yang

diakses adalah situs asli. Jangan sampai bertransaksi di alamat situs palsu

yang telah disu PT Bank Mandiri Tbk baru-baru ini mengumumkan bahwa

ribuan kartu . Automated teller Machine (ATM) atau kartu debit milik

nasabah mereka telah dibobol. Budi Gunadi Sadikin selaku Direktur

Utama Bank Mandiri mengkonfirmasi pembobolan kartu ATM nasabah

mereka dilakukan dengan metode skimming. Laporan terkini menyebutkan

Bank Mandiri telah menemukan ada 6 mesin ATM mereka yang

terindikasi dipasangi alat skimmer yang telah digunakan oleh lebih dari 10

ribu nasabah untuk bertransaksi di ATM tersebut.

Menurut penjelasan yang dipaparkan oleh laman How Stuff

Works, card skimming adalah aktivitas menggandakan informasi yang

terdapat dalam pita magnetik (magnetic stripe) yang terdapat pada kartu

kredit maupun ATM/debit secara ilegal. Ini artinya, dapat disimpulkan

bahwa skimming adalah aktivitas yang berkaitan dengan upaya pelaku

untuk mencuri data dari pita magnetik kartu ATM/debit secara ilegal untuk

memiliki kendali atas rekening korban. Laman Bank Tech menerangkan

bahwa teknik pembobolan kartu ATM nasabah melalui

teknik skimming pertama kali teridentifikasi pada 2009 lalu di ATM

Citibank,Woodland Hills, California. Saat itu diketahui jika

teknik skimming dilakukan dengan cara mengggunakan alat yang


59

ditempelkan pada slot mesin ATM (tempat memasukkan kartu ATM)

dengan alat yang dikenal dengan nama skimmer.

Modus operasinya adalah mengkloning data dari magnetic srtripe

yang terdapat pada kartu ATM milik nasabah. Sebagai informasi,

magnetic stripe adalah garis lebar hitam yang berada dibagian belakag

kartu ATM. Fungsinya kurang lebih seperti tape kaset, material

Ferromagnetic yang dapat dipakai untuk menyimpan data (suara, gambar,

atau bit biner).

b. Pembobolan Bank Di Jakarta dan Bali

kasus pembobolan mesin ATM yang ada di Jakarta dan Bali tak

ketinggalan juga ada beberapa kasus pembobolan mesin ATM yang dilakukan

oleh Pihak ke tiga salah satu nya adalah pembobolan mesin ATM Bank BNI

Cabang Pemuda Surabaya. Dalam hal ini pelaku menggunakan alat semprot ke

bagian CCTV dan pelaku tersebut memakai topi untuk menutupi dirinya.

Nasabah yang melaporkan kejadian ini bernama Ni Wayan Sami Ernawati

kerugian sebesar 151 Juta. Modus Operandinya dilakukan dengan cara

memindahkan uang nasabah ke nomor rekening orang yang berbeda-beda

tempat atau yang berada di luar kota.

Menurut Bapak Bripka Wisnu Murti dugaan sementara bahwa uang yang

dipindah kan ke rekening orang-orang tersebut adalah orang yang garis keras

tetapi belum jelas apakah orang garis keras tersebut atau salah satu pihak Bank

tersebut atau para hacker yang melakukan aksi tersebut dengan memakai

internet di luar agar dapat menghilangkan jejak sedangkan untuk pemindahan


60

uang tersebut ke rekening orang yang berbeda-berbeda dilakukan dengan cara

mencuri atau mengcopy Nomor PIN nasabah tersebut dengan sebuah alat yang

disebut dengan Skimmer sampai saat ini pihak aparat masih dalam proses

penyidikan dan akan di upayakan bagaimana pihak bank supaya mengganti

kerugian nasabah tersebut.

Jadi pembobolan bank yang dilakukan oleh pihak ketiga seringkali

mengandung unsur kejahatan. Belajar dan' kenyataan kenyataan yang terjadi

dimasyarakat, maka saya terdorong untuk melakukan penelitian terhadap

“Analisis Yuridis Kejahatan Cyber Crime Dalam Pembobolan Mesin ATM

Bank.“ Dari studi awal yang saya lakukan banyak dilakukan oleh pihak pihak

yang telah menguasai komputer (intemet). 31

2. Faktor Penyebab Terjadinya Pembobolan Anjungan Tunai Mandiri di

BCA Denpasar

Terjadinya pembobolan ATM tidak lepas dikarenakan kelalaian dari pemilik

kartu ATM itu sendiri. Pada kejahatan pembobolan ATM dengan cara skimming,

korban biasanya tanpa sadar telah direkam video pada saat memasukkan pin ATM

dan pita magnetik sudah pula direkam melalui alat khusus. Setiap pengguna ATM

seharusnya tetap menjaga kerahasiaan nomor pin masing-masing supaya tidak

menjadi korban pembobolan ATM. Untuk itu Bank Central Asia (BCA)

memberikan edukasi kepada nasabah dengan cara: 32

31
Hatialum Rehulina br Silalahi" Analisis Yuridis Kejahatan Cyber Crime Dalam Pembobolan
Mesin ATM Bank” (Surabaya : 2012) hal-5
32
Wawancara dengan Made Arya, S.H., Staf Hukum BCA Hasanuddin Denpasar.
61

1. Memberi edukasi langsung dengan bertatap muka pada saat melakukan

transaksi di BCA :

a. Melindungi kerahasiaan PIN dengan menutup tangan ketika

memasukkan PIN dan meminta nasabah untuk menyebutkan atau

memasukkan nomor PIN.

b. Memperhatikan secara teliti kondisi fisik ATM dan sekelilingnya.

Nasabah diharapkan bertindak aktif untuk segera melapOr kepada

pihak berwajib jika melihat hal-hal mencurigakan.

c. Saat bertransaksi menggunakan kartu ATM/Debit yang bekerja sama

dengan pihak perbankan, diharapkan memperhatikan kondisi alat

Electronic Data Capture (EDC) pada setiap merchant tersebut, bila

terdapat alat (device) mencurigakan yang menempel pada EDC atau

hal lain yang mencurigakan. Nasabah dihimbau tidak bertransaksi

dan segera melaporkan kepada pihak bank terdekat atau kepada

pihak berwajib.

2. Memberi edukasi iklan layanan melalui media cetak dan elektronik.

Pada kasus pencurian ATM bank yang terjadi saat ini, pelaku pencurian

rekening nasabah bank bisa dijerat dengan pasal-pasal dalam UU No. 11-

2008. Berdasarkan UU No. 11-2008 yang bisa digunakan untuk menjerat para

pelaku pencurian ATM bank. Isi Pasal 30 ayat (1) UU No. 112008 "setiap

orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses

komputer dan /atau sistem elektronik milik orang lain dengan cara apapun".

Pasal 30 ayat (3) UU No. 11-2008 "dengan sengaja dan tanpa hak
62

atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik dengan

melanggar, menerobos, melampaui atau menjebol sistem pengamanan," Pasal

32 ayat (2) UU No. 11-2008" setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau

melawan hukum dengan cara apapun memindahkan atau mentransfer infomasi

elektronik dan/atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik orang lain

yang tidak berhak. "Pasal 36 UU No. 11-2008 "setiap orang dengan sengaja

atau tanpa hak atau melawan hukum melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang mengakibatkan

kerugian bagi orang lain.

3. Penerapan Sanksi Terhadap Tindak Pidana Pencurian Uang Dengan Cara

Pembobolan Anjungan Tunai Mandiri di BCA Denpasar.

Pelaku pencurian dana nasabah bank melalui modus skimmer dapat

dijerat atau dikenakan Pasal 363 ayat (5) Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana juncto Pasal 32 ayat (1) UU No 11-2008, tentang memindahkan

informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik milik orang lain atau milik

publik, yang mana ketentuan pidananya diatur Pasal 48 ayat (1) UU No 11

2008 dengan ancaman hukuman penjara paling lama delapan tahun dan/atau

denda paling banyak dua miliar rupiah. Kasus yang peneliti uraikan

merupakan kasus pencurian ATM yang diduga dilakukan oleh Teguh T

Khasan terhadap pengguna ATM tahun 2012 hingga 2014. Akibat perbuatan

tersebut, pengguna ATM BCA mengalami kerugian sebesar Rp. 167200.000,

(seratus enam puluh juta dua ratus ribu rupiah). Kekurangan dana nasabah
63

tersebut lalu diganti oleh Bank BCA yang pada akhirnya menanggung kerugian

atas penggantian tersebut.

Dalam proses peradilan pidana, Jaksa Penuntut Umum dituntut untuk

membuat surat dakwaan yang sesuai dengan hasil penyidikan sehingga dapat

menjadi dasar atau landasan bagi hakim dalam pemeriksaan melalui

persidangan. Penuntut umum merupakan instansi yang diberi wewenang oleh

undang-undang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan putusan dan

penetapan pengadilan.33 Salah satu yang menjadi tugas penuntut umum adalah

membuat surat dakwaan yang nantinya akan menjadi dasar landasan

pemeriksaan kasus tersebut pada proses peradilan. Maka dari itu, surat

dakwaan harus disusun dengan cermat dan jelas. Hal ini secara tegas diatur

dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana bahwa surat dakwaan

harus memenuhi syarat materiil yang harus menguraikan secara cermat, jelas,

dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan

waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.34

Penjatuhan putusan yang dilakukan oleh majelis hakim terhadap

pelaku tindak pidana haruslah didasarkan pada surat dakwaan yang telah

disusun oleh jaksa. Selain harus berdasarkan pada dakwaan, penerapan hukum

pada putusan yang dijatuhkan oleh hakim harus disesuaikan dengan fakta-fakta

yang terungkap di persidangan. Dalam menjatuhkan putusan, hakim

33
Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan Penuntutan Edisi
Kedua,Sinar Grafika, Jakarta, 2010, h. 385.
34
PAF Lamintang, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dengan Pembahasan Secara Yuridis menurut
Yurisprudensi dan Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana, CV.Sinar Baru, Bandung, 1984, h.315
64

wajib berpedoman pada hasil pembuktian atas kasus tersebut diikuti dengan

pertimbangan hakim terhadap terdakwa. Selain pemilihan dakwaan yang

dijatuhkan kepada terdakwa, peneliti turut mencermati sanksi pidana yang

dijatuhkan oleh hakim terhadap terdakwa Teguh T Khasan. Pada amar

putusan, hakim menjatuhkan pidana penjara 8 (delapan) bulan dan denda

sebesar Rp 60.000.000,(Enam Puluh Juta Rupiah) dengan ketentuan apabila

denda tersebut tidak dibayar, diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua)

bulan.

3.Sanksi Pidana Cybercrime dalam UU ITE

Seperti telah diketahui, kebijakan legislasi hampir selalu menggunakan

hukum pidana untuk menakut nakuti atau mengamankan bermacam macam

kejahatan yang mungkin timbul dari berbagai bidang. Fenomena semacam ini

memberikan kesan seolaholah dirasakan kurang sempurna atau hambar bila

suatu produk perundang undangan tidak ada ketentuan pidananya.

Oleh karena itu, sebagai salah satu masalaha central dalam politik kriminal,

sanksi hukum pidana seharusnya dilakukan pendekatan rasional, jika tidak akan

menimbulkan” the crisis of over criminalization” (krisis kelebihan kn'minalisasi)

dan “the crisis of overrch of criminal law” (krisis pelampauan batas dan' hukum

Pidana). Pentingnya pendekatan rasional ini telah banyak dikemukan oleh para

ahli hukum pidana dan kriminalogi, antara lain: G.P. HOEFNAGGELS, KARL

O. Cristhiansen, J Andenaes, Mc Grath W. T., dan W. Clifford.

Sanksi pidana yang ditetapkan dalam undang-undang ini ditetapkan sanksi

yang berupa pidana penjara dan pidana denda. Kedua macam hukum pidana.
65

tersebut ditetapkan secara maksimum khusus saja. Hal ini perlu mendapat

perhatian karena terdapat kelemahan jika hanya diberlakukan maksimum khusus

saja tanpa minimum khusus, karena dalam praktiknya nanti dimungkinkan terjadi

disparitas. Oleh karenanya sebaiknya sanksi minimum khusus perlu

diakumulasikan juga mengingat kejahatan cybercrime ini bukanlah kejahatan

biasa yang menimbulkan kerugian yang tidak sederhana.

Selain itu dengan penetapan dua macam pidana tadi tanpa ada tambahan

variasi berupa pidana lain, misalnya saja pidana tindakan bagi korporasi dan juga

tidak kalah penting sangat perlu diatur mengenai pidana ganti kerugian bagi

korbannya melalui sarana hukum pidana. Karena sebagaimana perkembangan

dalam hukum ekonomi telah dianut ganti kerugian bagi korban dalam hal pidana

sebagaimana dalam undang undang perlindungan konsumen maupun

undangundang yang mengatur tindak pidana ekonomi lainnya. Kedudukan korban

perlu diperhatikan mengingat jika kerugian yang ditimbulkan akibat kejahatan

tidak sedikit.

Pada kenyataan yang ada, tidak terlihat secara nyata korban dari kejahatan

cyber dibandingkan korban dari kejahatan konvensional, tetapi selain korban dari

kejahatan cyber lebih besar jumlahnya, juga dampak yang ditimbulkan, bila

diperhatikan justru lebih berbahaya dari kejahatan konvensional. Berarti kondisi

tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja, khususnya dalam praktik penegakan

hukum terhadap kejahatan tersebut.

Semua kejahatan pasti menimbulkan korban, suatu perbuatan tertentu

dikatakan jahat, karena seseorang dianggap telah menjadi korban, termasuk


66

tentunya korban kejahatan cyber yang meliputi orang-perorangan, kelompok

orang atau badan (entities) yang telah menderita atau korban akibat dari kegiatan

ilegal. Kerugian itu bisa secara fisik, psikologis, atau ekonomi. Selama ini di

Indonesia dikenal bahwa ganti kerugian termasuk di dalam bidang hukum perdata.
67

BAB IV

KENDALA DALAM PENERAPAN SANKSI


TERHADAP KEJAHATAN SKIMMINGDI
INDONESIA

A. Faktor Penghambat Penanganan Kejahatan Skimming

1. Kendala Dari Penegak Hukum

Aparat penegak hukum di daerah pun belum siap dalam mengantisipasi

maraknya kejahatan ini karena masih banyak instasi kepolisian di daerah baik

Kepolisian Rm (polres) maupun Kepolisian sektor (polsek), belum dilengkapi

dengan jaringan internet. Dengan teknologinya yang sedemikian canggih,

memungkinkan kejahatan dilakukan disuatu daerah namun akibat yang

ditimbulkan dapat terjadi di daerah lain, bahkan hingga ke luar negeri.

Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan

pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara

pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana, atau

merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan masyarakat

(financial intermediary).

Selain dari alat yang di gunakan para penegak hukum kurang memadai,

dalam melakukan pembuktian tindak kejahatan skimming ini juga mengalami

kendala karena dalam menanagani kasus skimming di Indonesia, para pelaku

kejahatan skimming sangat jeli dan sangat mahir menjalankan aksinya, pelaku

kejahatan skimming menggunakan identitas


68

yang berbeda yang sulit dilacak oleh para penegak hukum, selain

menggunakan identitas yang berbeda para pelaku juga memiliki alat tehnologi

yang sangat canggih, melebihi kecanggihan para aparatur negara. Dalam

penagakan hukum juga.

2. Hambatan penyidik dalam mengungkap proses penyidikan tindakpidana

pencurian melalui kartu kredit

Menurut KUHAP Nomor 8 tahun 1981 penyidik adalah pejabat polisi

negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang di

beri wewenang khusus oleh undang-undang untuk melalukan penyidikan.

Dalam hal yang dilakukan penyidik dalam melakukan penyidikan terhadap

pelaku pencurian melalui kartu kredit tentu mengalami suatu hambatan baik

faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal :

1) Sumber daya manusia:

Dalam melaksanakan tugas mengungkap kasus tindak pidana pencurian

kartu kredit di Polrestabes Surabaya, mengalami berbagai hambatan-hambatan

pada sumber daya manusianya. Sebenarnya penyidik kepolisian Polrestabes

Surabaya telah melakukan berbagai langkahlangkah untuk mengungkap kasus

permasalahan kasus pencurian kartu kredit. Penyidik yang sebagai salah satu

unsur dari sebuah penyidikan dalam sistem peradilan pidana memiliki standar

kualifikasi, dalam hal kasus pencurian kartu kredit tersebut. Diperlukan standar

khusus untuk penyidik yang paham tentang rahasia perbankan dan masalah
69

perbankan dan juga yang mengetahui akan tentang pencurian kartu kredit

tersebut. Hal ini menguatkan bahwa penyidik dalam jajaran polrestabes

surabaya tidak sepenuhnya paham akan kasus pencurian kartu kredit tersebut

sehingga mengalami hambatan yang dilakukan oleh penyidik dalam

mengungkap kasus pencurian kartu kredit tersebut.

kurangnya keterampilan, kamamuan dan keuletan serta motivasi untuk

mendukung pelaksanaan tugas-tugas khususnya dalam rangka proses

penyidikan Tindak Pidana Pencurian Melalui Kartu Kredit. Hambatan yang

dimaksud menyangkut kemampuan dan kreatifitas masih dinilai kurang

memenuhi dalam penanganan Tindak Pidana Pencurian Melalui Kartu Kredit.

Hal inidikarenakan terdapat kemajuan zaman sehingga segala sesuatu baik

pendidikan dalam kualitas pemberdayaan ilmu semakin berkembang dan

berakibat tingkat perbuatan jahat atau perbuatan melawan hukum lebih kreatif

dan rapi dapat dicontohkan memalsukan nama, alamat, no KTP, untuk

mendapatkan kartu kredit yang asli namun biodata semua palsu.

2) Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana merupakan masalah yang selalu mengikuti dalam

hal penyidikan yang dilakukan oleh penyidik. Beberapa fasilitas yang canggih

sungguh sangat membantu penyidik dalam mengungkap kasus kejahatan kartu

kredit tersebut, serta alat-alat yang canggih sangat Sekali diperlukan untuk

proses penyidikan pencurian melalui kartu kredit, Karena dalam

beberapa kasus yang tidak bias diatasi oleh penyidik karena


70

tidak adanya alat-alat yang canggih beserta fasilitas yang memenuh dalam

proses melakukan penyidikan yang tindak pidana pencurian melalui kartu

kredit, menjadi sebuah faktor penghambat bagi penyidik dalam

mengungkap tindak pidana pencurian melalui kartu kredit. Alat-alat yang

canggih menjadi faktor yang sangat penting dalam mengungkap tindak

pidana penyidikan melalui kartu kredit.

b. Faktor eksternal :

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahaya kejahatan kartu kredit

Sangat minimnya pemahaman masayrakat tentang bahaya kejahatan kertu

kredit membuat kejahatan kartu kredit terus berkembang pesat. akibat dari

kurangnya pemahaman masayrakat, membuat masayrakat sendiri yang

menjadi korban kejahatan kartu kredit. Adapun hal-hal minimnya

pemahaman masayrakat tersebut antara lain:

a. Ketidaktahuan pengguna kartu kredit dalam memberikan fotokopi

kartu kredit terhadap orang-orang terdekat, namun tidak mengerti

bahwa 3 angka terakhir sangat rawan dalam melakuka kejahatan kartu

kredit.

b. Ketidaktelitian pengguna kartu kredit dalam melihat apakah mesin

EDC terhubung dengan skimmer (alat penyadap data).

c. Ketidak pahaman masayrakat dalam bertransaksi di internet dan

tidak memastikan terlebih dahulu bahwa situs tersebut valid dan

aman.

3. Faktor pelaku.
71

Faktor pelaku yang tidak sadar hukum juga menjadi hambatan

eksternal yang dialami oleh penyidik. Serta pelaku yang semakin ingin

cepat mendapatpatkan hasil yang banyak dari kejahatan kartu kredit

tersebut. dengan mengandalkan kecerdasan dan kepintaran serta intelektual

sang pelaku yang diatas rata-rata terhadap pelaku kejahatan yang lainnya,

dan sangat paham pula dalam teknologi yang berkembang pesat sekarang

menjadi faktor yang sangat menghambat penyidik dalam mengungkap

penyidikan tindak pidana pencurian kartu kredit. serta banyaknya celah

atau kesempatan yang dimiliki oleh pelaku karena banyaknya orang yang

sekarang telah berpindah dari pembayaran tunai dan memakai kartu kredit.

Sehingga memudahkan pelaku untuk melakukan aksinya dalam kejahatan

kartu kredit tersebut.

3. Upaya penyidik dalam menghadapi hambatan dalam mengungkap proses

penyidikan tindak pidana

a. Upaya internal

1.Sumber daya manusia

Upaya penyidik dalam menghadapi hambatan dalam mengungkap

proses penyidikan, tindak pidana pencurian melalui kartu kredit, di

polrestabes surabaya yaitu karena lemahnya sumber daya manusia yaitu

penyidik yang berada di Polrestabes Surabaya. sehingga sangat perlu

diadakannya, suatu pelatihan yang di khususkan untuk penyidik yang berada

di Polrestabes Surabaya, yang khususnya untuk menangani kasus kejahatan

pencurian melalui kartu kredit tersebut. disamping itu Karena luasnya


72

daerah Surabaya serta teknologi zaman sekarang yang semakin pesat dan

maju, sehingga banyak celah untuk terjadi dan berkembangnya kejahatan

melalui kartu kredit tersebut. dan salah satu cara yang paling efektif yaitu

diadakan pelatihan khusus untuk penyidik yang menangani kasus kejahatan

kartu kredit di Polrestabes Surabaya.

2. Sarana dan pra sarana

Sarana, prasarana adalah hal pokok yang dibutuhkan bagi penyidik untuk

mengusut atau menyelesaikan kasus kejahatan Tindak Pidana Pencurian Melalui

Kartu Kredit. karena sarana untuk meningkatkan kemampuan atau skill penyidik

untuk melakukan pemeriksaan atau penggeledahan terhadap Tindak Pidana

Pencurian Melalui Kartu Kredit. Begitu juga dengan pra sarana yang harus

diperhatikan dengan baik, untuk proses yang membutuhkan suatu gedung atau

suatu keamanan yang bisa menjamin atas keselamatan atau suatu kerahasian

setiap penyidik untuk melakukan pemeriksaan Tindak Pidana Pencurian Melalui

artuk Kredit. Serta anggaran yang cukup diperlukan sebagai pengganti persiapan

atas sarana dan pra sarana atas upah bagi kinerja yang dilakukan oleh penyidik.

Transaski di ATM tidak selamanya berjalan mulus. Seringkali terjadi

permasalahan-permasalahan baik itu disebabkan oleh sistem perbankan maupun

kelalaian dari pemilik rekening itu sendiri. Transaksi bermasalah tersebut

seringkali membuat kita panik akan keselamatan uang yang ada di

rekening. Selain itu juga menyebabkan urusan kita jadi tertunda karena tidak
73

bisa melakukan transaksi di ATM. Beberapa contoh masalah dalam transaksi di

ATM tersebut diantaranya :

1. Kartu Terblokir

Personal Idetification Number (PIN) adalah serangkaian kombinasi

angka (6 digit) untuk bisa bertransaksi di mesin ATM. J ika anda 3x (tiga

kali) salah memasukkan nomor PIN kartu, maka sistem perbankan akan

melakukan proteksi dengan melakukan blokir kartu secara otomatis. Hal ini

bertujuan sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan kartu oleh orang lain.

Jika itu murni kelalaian anda sebagai pemilik rekening, maka anda

bisa lapor ke kantor bank bersangkutan untuk dibuatkan PIN baru.

2. Kartu ATM Tertelan

Pernah mengalami kejadian ini? Bikin panik pastinya Saat usai

melakukan transaksi, namun anda lupa untuk mengakhiri pilihan menu dan

bergegas meninggalkan bilik ATM, maka dalam hitungan sekian detik mesin

ATM akan secara otomatis menelan kartu ATM agar tidak diambil atau

disalahgunakan oleh orang yang akan bertransaksi berikutnya. Selanjutnya,

anda harus membuat laporan ke bank untuk melakukan blokir dan diterbitkan

kartu ATM baru.

3. Uang Tertelan

Pada saat melakukan tarik tunai, seketika uang tertelan kembali oleh

mesin ATM. Sama halnya dengan kartu tertelan, ini merupakan proteksi

otomatis oleh mesin ATM dikarenakan terlalu lama mengambil uang yang
74

sudah keluar dari mesin. Segera buat laporan ke bank untuk dilakukan koreksi

pengembalian uang ke saldo rekenin anda.

4. Uang Tidak Keluar Atau Saldo Terpotong

Transaksi seperti ini terkadang terjadi karena masalah di sistem

perbankan. Dimana ketika kita telah memilih transaksi penarikan tunai dan

terdengar suara mesin penghitung uang di mesin ATM namun ternyata uang

yang ditunggu tak kunjung keluar. Celakanya ketika kita ingin mengulang

transaksi tersebut, temyata saldo di rekening sudah bekurang. Nggak perlu

panik ya. Sama halnya dengan kejadian uang tertelan tadi, Anda cukup

membuat laporan ke bank, dan selanjutya bank akan mengembalikan uang

tersebut ke rekening anda setelah meneliti kebenaran transaksi. Hanya saja

anda harus cukup bersabar, karena biasanya membutuhkan proses paling lama

14 hari kerja sejak laporan diterima.

5. Transaksi Tidak Dapat Diproses

Setelah memilih menu di layar ATM, tiba-tiba muncul tulisan “Transaksi

Tidak Dapat Diproses” di layar ATM. Anda tidak perlu panik. Mungkin sedang

terjadi gangguan koneksi/jaringan di sistem IT bank. Jika setelah mencobanya

kembali ternyata masih tetap sama, sebaiknya anda tidak perlu memaksakan diri

untuk bertransaksi dulu daripada terjadi hal-hal yang merugikan.


75

B. DEVISI KHUSUS PENANGAN SKIMMING

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, penyidik

tidak bisa mengungkap sindikat pembobolan ATM dengan metode Skimming

dalam waktu singkat. Kejahatan ini diduga telah dirancang sedemikian rupa oleh

jaringan yang melibatkan warga negara lain. "Memang ini kejahatan yang

terorganisir. Ada yang mengambil data, mencetak, menjual, dan mengambil

duitnya. Marak Skimming ATM, Jusuf Kalla Minta Bank Perbaiki Sistemnya

Setyo mengatakan, Polri membutuhkan waktu lebih lama untuk melacak

pelakupelaku lain. Upaya pelacakan ini dilakukan juga melalui kerja sama

internasional dengan beberapa negara, salah satunya dalam pertukaran informasi

dan data. "Upaya represifnya kita kejar pelakunya. Sekarang ini kita sudah dapet

beberapa tersangka dan barang buktinya," kata Setyo. Di sisi lain, polisi meminta

pihak Imigrasi untuk memperketat pemantauan terhadap warga negara asing yang

masuk ke Indonesia. Jangan sampai alat skimmer itu lolos dari keamanan

perbatasan. Modus pembobolan dengan skimmer ini merupakan cara lama. Setyo

mengatakan, ia pernah mengungkap kasus pemalsuan kartu kredit.


76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Pengaturan hukum tentang sanksi tindak pidana kejahatan skimming di

Indonesia terdapat dalam Undang-undang RI Nomor 19 tahun 2016 tentang

perubahan atas Undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik, para pelaku kejahatan skimming dapat dikenakan

aturan pasal 30 ayat (1), pasal 30 ayat (2), pasal 32 ayat (2), pasal 36 ayat 27

34 Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 dalam undang-undang ITE

dijelaskan bahwa, setiap orang yang dengan sengaja dengan tanpa hak atau

melawan hukum dengan cara apapun mengubah, menambah, mengurangi,

melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan,

menyembunyikan satu informasi elektronik dan atau dokumen Elektronik

orang lain atau milik publik. akan di pidana selama 6 (enam) tahun dan denda

100000000000 (satu milyar) menurut pasal 45.

2. Sanksi dalam tindak kejahatan dalam sekimming di Indonesia da 2 jenis yaitu

sanksi penjara dan denda sesuai pasal 10 KUHP, para pelaku kejahatan

dikenakan paling lama 6 (enam) tahu dan denda paling bayank

1.000.000.000.00 (satu milyar) yang di mana telah di ataur pada pasal 45, 45a

dan 45b dalam Undang-undang No. 11 tahun 2008 yang telah di rubah dalam

Undang-undang No. 19 tahun 2016 tentang Informasi Transaksi Elektronik


77

3. kendala dalam penerapan sanksi tindak kejahatan skimming di indonesia

masih memiliki hambatan yang besar, baik para aparatur negara seperti polisi

yang sangat sulit mengtmgkap pelaku kejahatan, karena para pelaku sering

sekali mengganti identitas nya, selain dari itu, alat elektronik yang di gunakan

para penyidik polisi pun belum memadai, teknologi para pelaku lebih canggih

dan' para aparat negara hingga para penegak hukum sangat susah untuk

menjetar dan menangkap pelaku kejahata skimming di Indonesia. Selai dari

aparat penegak hukum, hukuman yang diberikan juga sangat ringan yaitu

hanya 6 (enam) tahun penjara menrut undang-undang No. 19 tahun 2016

pasal 45.

SARAN

a. Sebaiknya kemampuan Sumber daya manusia (SDM) aparatur penegak

hukum di bidang teknologi informasi ditingkatkan, termasuk aparat polisi,

jaksa, hakim bahkan pengacara, khususnya dalam menangani

masalahmasalah hukum siber (cyberlaw). Sehingga penegakan hukum di

bidang ini dapat terlaksana secara baik dengan dukungan SDM aparatur yang

berkualitas serta ahli dalam bidangnya.

b. Gunakan Password yang tidak identik dengan diri Anda ataupun orang di

sekeliling Anda. Seperti Tanggal Lahir sendiri, ibu, ataupun pacar. Karena itu

akan sangat mudah diketahui oleh orang lain.


78

c. Kepada para pakar IT, supaya dalam membuat program pengamanan data

lebih optimal lagi sehingga kasus-kasus kejahatan dunia maya dapat di

minimalkan.

d. Ganti password secara berkala, agar susah untuk diketahui oleh orang lain.

e. Jangan sembarangan melakukan transaksi internet banking di komputer orang

lain. Karena bisa saja dalam computer tersebut telah tertanam Key Logger

yang dapat menyimpan password Anda.

f. Selalu berhati hati dalam setiap melakukan transaksi.


79

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Abdul Wahid dan Mohammad Labib, Kejahatan Mayantara, Refika Aditama,

Bandung, 2005

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2001, Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan

KUHAP Penyidikan dan Penuntutan Edisi Kedua,Sinar Graiika, Jakarta,

2010,

Ade Arie Sam Indradi, CardingModus Operandi, Penyidikan dan Penindakan,

(Jakarta: Grafika Indah, 2006)

Abdul Wahid dan M. Labib, Kejahatan Mayantara (Cybercrime), (Bandung:

Refika Aditama, 2005),

Barda Nawawi Arief, Tindak Pidana Mayantara Perkembangan Kajian Cyber


Crime di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2006,
Budi Suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cybercrime):Urgensi
Pengaturan dan Celah Hukumnya, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hlm. 17.
Budi Suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cybercrime): Urgensi

Pengaturan dan Celah Hukumnya, Jakarta: Rajawali Press, 2013,

Dikdik M. Arief Mansur, Cyber Law Aspek Hukmn Teknologi Informasi, Reflka

Aditama Bandung

Harahap Yahya, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan

dan Penuntutan Edisi Kedua, Sinar Grafika, akana, 2010

Muhamad Djumhana, Asas-asas hukum perbankan Indonesia, PT citra Aditya

bakti, Bandung, 2008


80

Muhammad Djumhana, Asas-Asas Hukum Perbankan Indonesia, Bandung: PT

Citra Aditya Bakti, 2008,

Prasetyo, Roni, Tinjauan Hukum Perlindungan Nasabah Korban Kejahatan

Perbankan, (Jakarta, Prestasi Pustaka, 2004).

PAF Lamintang, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dengan

Pembahasan Secara Yuridis menurut Yurisprudensi dan Ilmu Pengetahuan

Hukum Pidana, CV.Sinar Baru, Bandung, 1984,

Refleksi Ketidakberdayaan Hukum dan Penegakan HAM, Cet I, Jakatta: Edsa

Mahkota.

Rahaljo Satjipto , Hukum dan Masyarakat, Cetakan Terakhir, Angkasa,.Bandung,

1980,

Rehulina, Hatialum, Analisis Yuridis Kejahatan Cyber Crime Dalam Pembobolan

Mesin Atm Bank, ( Surabaya, 2012).

Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1986 hlm. 113.

Sunardi, Danny Tanuwijaya, Abdul Wahid, 2005, Republik “Kaum Tikus”;

B. Perundang-Undangan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ 1 1/PBI/2009 tanggal 13 April 2009

tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

Surat Edaran Bank Indonesia No. 17/52/DKSP tanggal 30 Desember 2015 tentang

Implementasi Standar Nasional Teknologi Chip dan Penggunaan Personal

Identification Number Online 6 (Enam) Digit untuk Kartu ATM dan/atau Kartu

Debet yang Diterbitkan di Indonesia


81

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, Tentang Perbankan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan

atas Undang – Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

1999 Tentang Bank Indonesia.

Pasal 143 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik merupakan perubahan dari Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008.

Republik Indonesia, Pasal 32 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik merupakan

perubahan dari Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun

2008

C. Jurnal

Wawancara dengan Made Arya, S.H., Staf Hukum BCA Hasanuddin Denpasar1

Harian Merdeka , Indonesia Lahan Cybercrime, 2009

Nelson Tampubolon, (et. al), Bijak Ber-electronic Banking, Otoritas Jasa

Keuangan, Jakarta, 2015,

Blog detik, Kejahatan Card Skimming di Indonesia


82

Kutipan Wawancara ganggu Made Arya, S.H., Staf Hukum BCA Hasanudin

Denpasar

D. Internet

Detik Finance, dapat dijumpai dalam situs internet :

http://www.finance.detik.com/read/2010 diakses pada tanggal 25 J anuari 2013

Perkembangan teknologi, dapat dijumpai dalam situs intemet:

http://www.teknologikompasiana.com/terapan/2012.html diakses pada tanggal 2

Febuari 2013 pukul 19.00 WIB

https://master-f1t. uii.ac.id/20 1 8/03/17/kejahatan-atm-skimming/

http://kejahatanduniamayablogdetik.com/2014/06/09/kejahatan-card-skimming-

diindonesia, diunduh pada Senin 09 Januari 2017, pukul 11.55.

:https://fmance.detik.com/moneter/d-3930970/kasus-skimming-banyak-teljadi-di_

bank-bumn?_ga=2.212171540.10307239.1521804044-711 172341521804042

https://www.aspi-indonesia.or.id/laporan-kegiatan oleh Asosiasi Sistem

Pembayaran Indonesia pada tahun 2016

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-39663SO/pelaku-skimming-atm-di

kediri-tenangkap

Anda mungkin juga menyukai