Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENCAPAN 2

Pengaruh Variasi Konsentrasi Urea dan Suhu Baking pada


Pencapan Kain Poliester dengan Zat Warna Dispersi

Disusun oleh :

Kelompok :1

Nama Anggota : Diva Mustopa (17020026)

Elvina Suciyanti (17020029)

Fani Ayu Dwi A (17020032)

Irfan Zain M (17020043)

Karina Indirani (17020046)

Grup : 3K2

Dosen/Asisten : Wulan S.,S.ST.,MT.

Brilyan M. R. R.,SST.

Desiriana

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud

Untuk melakukan pencapan kain poliester dengan zat warna dispersi dan mempelajari
mekanisme dalam pencapan baik di mulai dari persiapan sampai mengevaluasi hasil kain
proses pencapan.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh variasi dari zat higroskopis dan suhu baking terhadap hasil
pencapan kain poliester dengan zat warna dispersi.
BAB 2

TEORI DASAR

2.1 Serat Poliester

Serat poliester merupakan serat sintetis yang susunan rantai molekul polyester
terbentuk secara kondensasi menghasilkan polietena tereftalat yang merupakan satu ester
dari komponen dasar asam dan alkohol, yaitu asam tereftalat dan etilena glikol.

+ n HO(CH2)2OH
n HOOC- HO [ OC- -COO(CH2)2O ]n H + (2n –1 ) H2O

Asam Tereftalat Etilena glikol Dacron Air

Gambar 1. Reaksi Pembuatan Serat Poliester

Serat poliester memiliki sifat kompak dan hidrofob, kristalinitas tinggi, daya serap
terhadap air sangat rendah antara 0,4 – 0,8 % pada kondisi standar (suhu 21 oC dan
kelembaban relatif 65 %). Kekuatan poliester dalam keadaan basah hampir sama
dengan dalam keadaan kering. Kekuatan poliester dapat tinggi disebabkan karena proses
peregangan dingin pada waktu pemintalannya akan menyebabkan terjadinya pengkristalan
molekul dengan baik,demikian pula berat molekulnya dapat tinggi. Kekuatan poliester
berkisar 4,0 – 7,5 gram /denier dengan mulur 40 % - 25 %. Sifat kimia tahan sinar dan
berkurang kekuatannya dalam penyinaran yang lama, tahan jamur, serangga dan bakteri,
tahan asam lemah tetapi tidak tahan basa kuat, rusak pada pemanasan diatas 2500C.

2.2 Zat Warna Dispersi

Zat warna dispersi adalah zat warna yang kelarutannya dalam air hanya sedikit dan
merupakan larutan dispersi. Zat warna tersebut digunakan untuk mewarnai serat-serat
tekstil yang bersifat hidrofob. Berdasarkan ketahanan sublimasinya, zat warna dispersi
dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu :

- Golongan A
Zat warna dispesi golongan ini mempunyai berat molekul kecil mudah terdispersi dan mudah
masuk ke dalam serat, kerataan baik, tahan luntur warna kurang, sedangkan ketahanan
sublimasinya rendah yaitu tersublimasi pada suhu 170C.

- Golongan B (E)

Zat warna dispersi golongan ini memiliki berat molekul cukup, kerataan cukup, tahan luntur
warna cukup, sifat ketahanan sublimasi cukup, yaitu tersublim penuh pada suhu 190C.
- Golongan C (SE)

Zat warna dispersi golongan ini mempunyai berat molekul besar, sifat kerataan kurang,
tahan luntur warna baik, ketahanan sublimasi tinggi, yaitu tersublim penuh pada suhu
200C.

- Golongan D (S)
Zat warna dispersi golongan ini mempunyai berat molekul paling besar diantara keempat
golongan lainnnya. Zat warna golongan D ini memiliki ketahanan sublimasi paling tinggi
yaitu tersublimasi penuh pada suhu 210C.
Sifat-sifat Umum Zat Warna Dispersi

1. Sifat dasar mempunyai berat molekul yang rendah dengan inti kromofor, diantaranya
: azo, antrakuinon, dan difenil amina.
2. Meleleh pada temperatur tinggi (lebih besar dari pada 150 0C), kemudian dapat
mengkristal lagi.
3. Sifat dasar adalah non ionic meskipun mempunyai gugus –OH, -NH2, dan gugus –
NHR, dan sebagainya yang bertindak sebagai gugus pemberi  (donor) hydrogen
untuk mengadakan ikatan dengan serat (gugus karbonil).
4. Secara relatif kerataan penyerapan zat warna dalam serat adalah tinggi (10 – 50
mg/g serat).
5. Ikatan yang utama antara zat warna disperse dengan poliester adalah ikatan
hidrofobik
2.3 Pencapan Metode Langsung

Pencapan adalah suatu proses untuk mewarnai bahan tekstil dengan melekatkan zat
warna pada kain secara tidak merata sesuai dengan motif yang diinginkan. Motif yang
akan diperoleh pada kain cap nantinya harusnya dibuat dulu gambar pada kertas.
Kemudian dari gambar ini masing-masing warna dalam komponen gambar yang akan
dijadikan motif dipisahkan dalam kertas film. Dari kertas film inilah motif dipindahkan ke
screen, dimana dalam screen ini bagian-bagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup
oleh zat peka cahaya sedangkan untuk bagian-bagian yang merupakan gambar akan
berlubang dan dapat meneruskan pasta cap ke bahan yang akan dicap.

Pencapan Langsung, yaitu pasta cap yang mengandung zat warna dicapkan langsung
pada bahan tekstil yang masih utuh atau telah berwarna (hasil celupan). Termasuk dalam
hal ini adalah pencapan diatas warna dasar blok atau motif warna hasil proses pencapan
sebelumnya (tumpang) yang umumnya warna motif lebih tua daripada warna dasar. Hasil
warna motif yang diinginkan pada pencapan ini sudah langsung dapat dilihat.
2.4 Metode Fiksasi (Baking)

Pengerjaan fiksasi dapat dilakukan pada mesin stenter atau mesin lain. Suhu yang
digunakan antara 180 – 210oC selama 120 detik. Zat warna dispersi yang digunakan dipilih
dengan sublimasi tinggi dengan zat warna terfiksasi antara 50 – 70%. Untuk serat poliester
yang berefek gelombang seperti poliester tekstur, fiksasi cara ini tidak dianjurkan sebab
dapat mengurangi efek gelombang tersebut atau suhu dibatasi antara 150 – 170C.

2.5 Urea

Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen dengan rumus CON2H4. Mekanisme zat higroskopis ini menarik dan menahan uap air
di udara sekitarnya melalui proses penyerapan (absorption), menarik uap air ke dalam dan/atau
ke permukaan objek. Pasta cap perlu ditambahkan urea untuk membantu
pemindahan/penyerapan zat warna ke serat poliester.

Gambar 2. Struktur Kimia Urea


BAB 3

PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat Bahan
- Gelas Kimia - Kain Poliester
- Gelas Plastik - Pengental Alginat 8%
- Pengaduk - Zat Warna Dispersi (Dianix Orange dan Dianix Yellow Brown)
- Mixer - Zat Pendispersi ( Cetamel WS)
- Screen - Asam Sitrat (C6H8 O7)
- Rakel - Urea
- Meja printing - Na2S2O4
- Mesin Stenter - NaOH
- Air

3.2 Diagram Alir


Proses Baking

Proses Pengeringan 120oC 150oC


Persiapan Pencapan Proses Pencapan
(100oC, 2 menit) 170oC, 190oC

2 menit

Evaluasi

- Ketuaan Warna Pencucian R/C Proses Pencucian


- Handling

3.3 Resep

- Resep pasta cap


Zat warna disperse = 15 g/kg

Dianix Orange
Dianix Yellow
Brown

Urea (Cetamel WS) = 0 g/kg

CH3COOH = 10 g/kg

Pendispersi = 20 g/kg

Pengental = 700 g/kg

Balance = 18 g/kg

1000 g
- Resep R/C

Na2S2O4 = 0,4 g/kg

NaOH = 0,2 g/kg

Air = 200 mL/L

3.4 Fungsi Zat

- Zat warna dispersi : untuk memberikan warna pada kain polyester yang dicap

- CH3COOH : memberikan suasan asam pada proses pencapan

- Urea : zat higroskopis menjaga kelembapan pasta cap

- Pengental : untuk medium perekat zat warna dan penyeimbang atau pengatur
viskositas

- Pendispersi : mendispersikan zat warna

3.5 Skema Proses

Persiapan Proses Drying Baking 120 oC,150


Pencapan Cuci R/C 70 oC 10’ Pengeringan
Pencapan 100 oC o
C,170 oC,190 oC dingin
lalu Bilas Dan evaluasi
BAB 4
Data Hasil Percobaan

Pengujian Ketuaan Warna Secara Visual


4.1. Pengaruh Suhu Terhadap Ketuaan warna

Suhu Ranking Ranking


Total
Tanpa Urea Urea 50 g/L Urea 100 g/L
(KEL .1) (KEL .2) (KEL .5)
o
120 C 4 4 4 4
o
150 C 3 3 3 3
o
170 C 1 2 2 2
190 oC 2 1 1 1

Keterangan:
1 = Sangat Tua
2 = Tua
3 = Muda
4 = Sangat Muda

4.2. Pengaruh Konsentrasi Urea Terhadap Ketuaan Warna

Konsentrasi Urea 120 oC 150 oC 170 oC 190 oC Rata Ranking

0 g/L (KEL .1) 2 2 2 3 2

50 g/L (KEL .2) 1 1 1 1 1

100 g/L (KEL .5) 3 3 3 2 3

Keterangan:
1 = Tua
2 = Sedang
3 = Muda
BAB 5
PEMBAHASAN

Pada praktium pencapan poliester dengan zat warna dispersi dilakukan


dengan memvariasikan suhu baking dan konsentrasi urea. Berdasarkan hasil
evaluasi secara visual pada variasi suhu baking menghasilkan ketuaan warna yang
paling baik yaitu pada suhu 170oC selama 2 menit. Baking merupakan metode
pemfiksasian yang dapat dilakukan dengan suhu yang digunakan antara 180-210 oC
selama 120 detik. Pengaruh suhu terhadap ketuaan warna berdasarkan
mekanismenya yaitu serat poliester yang merupakan serat sintetis memiliki struktur
yang rapat sehingga untuk membuat zat warna dapat berikatan secara fisika dengan
poliester diperlukan cara mekanik yaitu dengan cara membuka pori-pori serat
poliester tersebut. Pori-pori serat poliester dapat terbuka dengan memanfaatkan
sifatnya yang plastis memiliki suhu transisi glass pertama 70-80 oC dan suhu transisi
glass kedua. Oleh karena itu semakin tinggi suhu maka hasilnya akan semakin tua.
Akan tetapi pada suhu 190oC ketuaan warna motif tidak sebagus hasil pencapan
dengan suhu 170o. Hal tersebut disebabkan oleh jenis zat warna dispersi yang
digunakan memiliki suhu sublimasi yang berbeda. Suhu yang diberikan tidak sesuai
dengan jenis zat warna yang digunakan maka akan merusak zat warna sehingga
ketuaan warna yang dihasilkan menjadi kurang baik.

Selanjutnya pada variasi urea hasil ketuaan warna motif paling baik yaitu
pencapan yang ditambahkan zat urea dengan konsentrasi urea 50 gram. Urea
ditambahkan pada pasta cap sebagai zat higroskopis yang dapat melembapkan
pasta cap agar tidak cepat kerin. Ditambahkannya zat higroskopis ini menjadikan
adanya gaya-gaya seperti ikatan hidrogen. Hal ini dikarenakan zat higroskopis ini
mengandung gugus hidroksil yang dapat menangkap flok air sehingga air tertahan
dan tak mudah terlepas dari pasta cap sehingga pergerakan zat warna menjadi lebih
cepat. Selain melembapkan pasta cap, urea dapat membuka pori-pori serat. Akan
tetapi apabila ditambahkan terlalu banyak maka zat warna akan mudah keluar
masuk dari serat.
BAB 6

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian secara visual ketuaan warna motif dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa nilai yang paling optimum terdapat pada variasi suhu baking yaitu 170oC
dan variasi konsentrasi urea 50 g/l.
DAFTAR PUSTAKA

Suprapto, Agus., dkk. 2006. Bahan Ajar Teknologi Pencapan 2. Bandung : Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil.
Lubis, Arifin., dkk. 1998. Teknologi Pencapan Tekstil. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Djufri, Rasjid., dkk. 1973. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan Dan Pencapan.
Bandung : Institute Teknologi Tekstil.
LAMPIRAN

1. Perhitungan resep pasta cap


20 gram
Zat warna disperse(“Dianix” Orange,Yellow Brown) = x 75 = 1,5 g/kg
1000 gram

20 gram
Zat pendispersi (cetamel WS) = x 75 = 1,5 g/kg
1000 gram

20 gram
Asam sitrat/asam tartrat = x 75 = 1,5 g/kg
1000 gram

Zat higroskopis (urea) = 0 g/kg

700 gram
Pengental alginat = x 75 = 52,5 g/kg
1000 gram

240 gram
Balance = x 75 = 18 g/kg
1000 gram

2. Perhitungan resep R/C


2 gram
Na2S2O4 = x 200 = 0,4 g/kg
1000 gram

2 gram
NaOH = x 200 = 0,2 g/kg
1000 gram

Air = 200 ml
Variasi Suhu Baking 120oC

Variasi Suhu Baking 150oC

Variasi Suhu Baking 170oC

Variasi Suhu Baking 190oC

Anda mungkin juga menyukai