03 - BAHASA INDONESIA 2 Aplikasi Penulisan Karya Ilmiah Bidang Teknik1212 PDF
03 - BAHASA INDONESIA 2 Aplikasi Penulisan Karya Ilmiah Bidang Teknik1212 PDF
INDONESIA 2
Aplikasi Penulisan Karya Ilmiah Bidang Teknik
Zetty Karyati, S.S., M.Pd.
Retna Ningsih, M.Pd.
Randi Ramliyana, M.Pd.
Ryan Hidayat, M.Pd.
Nia Damayanti, M.Pd.
Ayu Megawati, M.Pd.
Anggun Citra Dini Dwi Puspitasari, M.Pd.
Endang Sulistyaniningsih, M.Pd.
Rahma Kazmi, M.Pd.
Rahmawati, M.Pd.
Isroyati, M.Pd.
Vina Rahmayanti, M.Pd.
Editor:
Irwan Siagian, M.Pd.
Edisi Asli
Hak Cipta ©2016, Unindra Press
Jln. Nangka/TB. Simatupang No. 58C Tanjung Barat, Jakarta Selatan
Telepon (021) 78835283, 7818718, Faks. (021) 78835283
http://www.unindra.ac.id Email: lp2m@unindra.ac.id
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi,
merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari
Penerbit.
ISBN: 978-602-
Bahasa Indonesia sudah lama menjadi mata kuliah wajib perguruan tinggi, baik
negeri maupun swasta. Demikian pula di Universitas Indraprasta PGRI, mata kuliah
Bahasa Indonesia 1 dan Bahasa Indonesia 2 merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa
S1 pada FTMIPA, FIPPS, dan FBS.
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, No.
43/DIKTI/Kep/2006), Bahasa Indonesia menekankan keterampilan mahasiswa untuk
menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar melalui kegiatan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis, dengan keterampilan menulis sebagai fokus. Mata
kuliah Bahasa Indonesia bertujuan mahasiswa mampu dan terlatih dalam menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik tulisan maupun lisan, dalam berbagai situasi,
terutama situasi resmi.
Berbeda dari Bahasa Indonesia 1 yang ditekankan pada penguasaan bahasa
Indonesia secara keseluruhan, Bahasa Indonesia 2 lebih difokuskan pada penulisan
karya ilmiah. Hal itu didasari pada pemikiran bahwa mahasiswa, sebagai calon sarjana,
memerlukan bimbingan, pembinaan, dan pengarahan khusus mampu menyusun karya
ilmiah, makalah, laporan bacaan, skripsi, atau laporan penelitian yang berbobot, jelas
permasalahannya, dan runut penuturannya. Oleh karena itu, disusun buku Bahasa
Indonesia 2 ini.
Mahasiswa mampu menyusun karya tulis ilmiah dengan baik, dalam buku ini
terdapat sembilan materi pokok yang harus dipelajari, yakini Hakikat Karya Ilmiah,
Pola Pikir Karya Ilmiah, Teknik Penulisan Karya Ilmiah, Sistematika Penulisan Karya
Tulis Ilmiah, Konvensi Naskah, Proposal Penelitian, Reproduksi Naskah, Kutipan dan
Sistem Rujukan, dan Teknik Pembuatan Daftar Pustaka. Dengan mempelajari setiap
iii
bab secara saksama, termasuk mengerjakan latihan yang ada, pemahaman mahasiswa
tentang kegiatan tulis-menulis diharapkan akan lebih baik.
Kami menyadari bahwa dalam buku ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran demi penyempurnaan buku ini akan kami terima dengan
senang hati.
iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I HAKIKAT KARYA ILMIAH...................................................................... 1
A. Pengertian Karya Ilmiah.................................................................................. 1
B. Ciri – Ciri Karya Ilmiah.................................................................................. 2
C. Jenis- Jenis Karya Ilmiah................................................................................. 3
LATIHAN.................................................................................................................... 6
C. Penomoran........................................................................................................ 50
D. Tabel dan Gambar............................................................................................ 53
vi
Karya ilmiah merupakan hal yang tidak asing bagi mahasiswa. Sebagai civitas
akademika, kegiatan ilmiah baik dalam bentuk lisan maupun tulisan menjadi tradisi
di lingkungan perguruan tinggi. Melalui kegiatan ilmiah dibidang tulis menulis,
terutama karya tulis ilmiah, mahasiswa diharapkan lebih memahami, mendalami, dan
mengembangkan disiplin ilmunya. Karya tulis ilmiah ini merupakan pengantar bagi
mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI, yang akan menyusun
skripsi sebagai tugas akhir pelulusan pendidikan sarjana strata satu.
2) Kata pengantar
3) Daftar isi.
4) Daftar tabel dan gambar (bila ada).
b. Bagian tengah, terdiri dari:
1) Pendahuluan.
2) Uraian masalah yang dibagi menjadi bab-bab.
3) Simpulan
c. Bagian akhir, terdiri dari:
1) Daftar pustaka.
2) Saran.
2. Kertas Kerja
Kertas kerja sama dengan makalah dan karya ilmiah, kertas kerja menyajikan
bidang tertentu yang pembahasannya berdasarkan data empiris dan objektif di
lapangan, dan yang penyajiannya mengikuti proses berpikir deduktif atau induktif.
Namun, analisis dalam kertas kerja lebih mendalam dan aplikatif. Karena sifat
analisis yang demikian, kertas kerja ini layak dipakai dalam seminar atau lokakarya.
3. Artikel
Artikel juga merupakan karya ilmiah yang menyajikan bidang tertentu yang
pembahasannya berdasarkan data empiris dan objektif di lapangan, dan yang
penyajiannya mengikuti proses berpikir deduktif atau induktif. Artikel ilmiah
dipersiapkan untuk dimuat di jurnal atau majalah ilmiah. Sajiannya mengikuti
pola atau format yang dikehendaki tim redaksi majalah tersebut. Artikel ilmiah
yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulislainnya ini
dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran dan kajian pustaka,
atau hasil pengembangan proyek.
Berdasarkan sistematika penulisan dan isinya, artikel dikelompokkan menjadi
dua macam, yaitu artikel hasil penelitian dan non-penelitian.
5. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program S-2 (Megister) pada
akhir studinya. Pembahasan topik pada tesis lebih mendalam daripada skripsi. Topik
tesis lebih mengarah pada penelitian lapangan dan pengembangan (eksperimen).
Temuan dari penelitian lapangan dan pengembangan (eksperimen) dianalisis
berdasarkan teori-teori yang ada, dan sebagai dasar untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya.
Tesis dibuat berdasarkan hasil-hasil penelitian yang cangkupan penelitiannya
lebih luas dan menggunakan teori maupun konsep yang lebih komprehensif guna
mendapat kesimpulan yang lebih umum. Tesis disusun berdasarkan kerangka
pemikiran yang telah dikembangkan dan mengacu kepada teori orang lain yang
telah ditemukan sebelumnya, tetapi kerangka pemikiran tersebut dikembangkan
lagi oleh penulisnya. Penulis mengacu dan menggunakan teori-teori yang telah
ada tersebut dan mengembangkannya sendiri berupa kerangka pemikiran untuk
menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesisnya. Data yang dikumpulkan
dianalisis dengan metode yang medium (bivarietedan multivariete).
6. Disertasi
Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program S-3 (Doktor)
yang mengemukakan dalil atau teori baru berdasarkan hasil temuan lapangan, baik
lewat penelitian maupun pengembangan (eksperimen). Temuan-temuan baru ini
akan diterima kalangan komunitas akademik setelah dipertanggungjawabkan di
hadapan forum ujian senat guru besar pada perguruan tinggi yang bersangkutan.
Oleh karena itu, teori pada disertasi dianggap sebagai temuan yang orisinal.
Keorisinalan disertasi karena disusun berdasarkan kerangka pemikiran baru
yang mengacu kepada teori-teori orang lain yang telah ditemukan sebelumnya,
tetapi kerangka pemilikiran tersebut diformulasikan sendiri oleh penulisnya.
Dengan demikian, disertasi akan memberikan suatu keaslian padailmu dan
pengetahuan melalui metode analisis yang baru, menghasilkan kesimpulan-
kesimpulan baru, bahkan bila mungkin menghasilkan temuan berupa teori dan
konsep. Demkianjuga data yang dikumpulkan dianalisis dengan metode yang lebih
kompleks (multivariete).
LATIHAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa karya ilmiah bersifat
sistematis, objektif, logis, serta menggunakan ragam bahasa ilmiah!
2. Apakah perbedaan antara makalah, artikel, dan skripsi?
b. Jenis Deduktif
1) Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis, yang
termasuk ke dalam bentuk penalaran ini adalah sebagai berikut.
a) Konversi
Adalah sejenis penarikan kesimpulan secara langsung dengan
mempertukarkan term-term sebuah proposisi atau dengan prinsip-
prinsip sebagai berikut.
1) Subjek premis menjadi predikat simpulan.
2) Predikat premis menjadi subjek simpulan.
3) Kualitas premis sama dengan simpulan.
4) Term yang tersebar dalam premis, juga tidak tersebar dalam
simpulan.
Contoh:
Beberapa pejabat adalah orang-orang jujur. (premis)
Kesimpulan: Beberapa orang jujur adalah pejabat.
b) Observasi
Adalah sejenis penarikan kesimpulan secara langsung dengan
menyangkal lawan dari suatu proposisi positif atau dengan ketentuan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Subjek premis sama dengan subjek simpulan.
2) Predikat simpulan kontradiktor dengan predikat premis.
3) Kuantitas simpulan kebalikan dari kuantitas premis.
4) Kuantitas simpulan sama dengan kuantitas premis.
Contoh:
Semua mahasiswa adalah orang-orang intelek (premis) simpulan:
1) Tak ada mahasiswa adalah orang-orang yang tak intelek.
2) Tak ada yang tak intelek adalah mahasiswa.
c) Kontraposisi
Adalah sejenis penarikan dengan prinsip sebagai berikut.
1) Subjek simpulan adalah kontradiktori predikat premis.
2) Predikat simpulan adalah kontradiktori predikat premis.
Simpulan:
1) Tidak seorang pun pelaut adalah orang tidak rajin. (observasi terhadap
premis)
2) Tidak seorang pun tidak rajin adalah pelaut. (konversi terhadap premis)
3) Semua orang tidak rajin adalah bukan pelaut. (konversi lagi)
Keterangan:
PM= Premis mayor, menyatakan bahwa semua golongan tertentu
(semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (B).
Contoh 1:
PM : Semua binatang bersayap bisa terbang
A B
Pm : Kupu-kupu binatang bersayap
C A
K : Kupu-kupu pasti bisa terbang
C B
Contoh 2:
Semua atlet harus giat berlatih. (premis mayor)
Yandri adalah seorang atlet. (premis minor)
Yandri harus giat berlatih. (simpulan)
Keterangan: Term mayor = Yandri
Term minor = harus giat berlatih
Term penengah= atlet
b) Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri dari atas
premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Kalau premis
minornya membenarkan anteseden, kesimpulannya membenarkan
konsekuen. Sebaliknya kalau premis minornya menolak anteseden,
kesimpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh:
1) PM : Jika Anda giat belajar, Anda akan lulus dalam ujian.
Pm : Anda giat belajar.
K : Jadi, Anda akan lulus dalam ujian akhir.
2) PM : Jika Anda giat belajar, Anda akan lulus dalam ujian.
Pm : Anda tidak giat belajar.
K : Anda tidak akan lulus dalam ujian akhir.
c. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri dari premis mayor berupa
proposisi alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu alternatif,
simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
10
Contoh:
PM : Dia adalah seorang dosen atau mahasiswa.
Pm : Dia seorang dosen.
K : Dia bukan mahasiswa.
Atau jika premis minornya tidak membenarkan salah satu alternatif, maka
simpulannya tidak akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
PM : Dia adalah seorang dosen atau mahasiswa
Pm : Dia bukan seorang dosen
K : Dia adalah seorang mahasiswa.
d. Entimem
Dalam kehidupan sehari-hari orang ingi serba praktis, tidak kaku, dan
ingin serba ringkas. Oleh karena itu, silogisme dipersingkat atau diperpendek.
Cara silogisme yang dipersingkat atau diperpendek ini disebut entimem. Di
dalam entimem, kita langsung menyebutkan simpulan dan alasannya saja tanpa
mengemukakan premis-premis sebelumnya.
Contoh:
Silogisme
PM : Siswa yang baik tidak mau mengutip pekerjaan temannya.
Pm : Kirana siswa yang baik.
K : Kirana tidak mau mengutip pekerjaan temannya.
Entimem
Kirana tidak mau mengutip pekerjaan temannya karena siswa yang baik.
Sebuah entimem dapat diubah menjadi silogisme seperti contoh di bawah ini.
Contoh:
Entimem
Lila harus bekerja keras dan rajin berdoa karena ia ingin hidup sukses.
Silogisme
PM : Semua orang yang ingin hidup sukses, harus bekerja keras dan rajin
berdoa.
Pm : Lila ingin hidup sukses.
K : Lila harus bekerja keras dan rajin berdoa.
11
1. Pola Induktif
a. Pengertian Pola Induktif
Sebaliknya dari pola deduktif, pola induktif adalah pola berpikir dengan
pengambilan simpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi simpulan
yang bersifat umum atau pola berpikir yang berlangsung dari khusus menuju
kepada yang umum. Dalam pola pikir ini, orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat
tertentu dari berbagai fenomena, kemudian menarik simpulan bahwa ciri-ciri
atau sifat-sifat itu terdapat pada semua jenis fenomena tadi. Contoh:
1) Seorang guru mengadakan eksperimen bersama siswanya tentang
pemuaian pada logam. Besi memuai setelah dipanaskan. Nikel memuai
setelah dipanaskan. Tembaga memuai setelah dipanaskan. Kuningan
memuai setelah dipanaskan. Baja juga memuai setelah dipanaskan.
Simpulannya adalah “semua logam bila dipanaskan akan memuai.”
2) Seorang ahli psikologi mengadakan penyelidikan dengan observasi. Bayi A
segera menangis setelah dilahirkan, bayi B juga begitu, bayi C, D, E, F, dan
seterusnya juga demikian. Simpulannya adalah “semua bayi yang normal
segera menangis pada waktu dilahirkan.”
Pola pikir atau cara mengambil simpulan seperti kedua contoh di atas,
yaitu dengan melihat kasus-kasus khusus kemudian dibuat suatu simpulan yang
bersifat umum, ini yang disebut sebagai pola pikir induktif. Untuk mengambil
simpulan dengan cara induktif, diperlukan observasi (pengamatan) atau
eksperimen yang sungguh-sungguh.
Tepat atau tidaknya simpulan yang diambil secara induktif bergantung
pada representatif atau tidaknya sampel yang diambil yang mewakili fenomena
secara keseluruhan. Semakin besar jumlah sampel yang diambil berarti semakin
representatif dan semakin besar pula taraf validitas dari simpulan itu, dan
sebaliknya. Taraf validitas simpulan juga ditentukan objektivitas dari pengamat
dan homogenitas dari fenomena-fenomena yang diselidiki.
b. Jenis Induktif
Penalaran induktif dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa khusus yang
kemudian dilanjutkan dengan menyebutkan pernyataan umum, sebagai
kesimpulannya. Penalaran induksi digambarkan dalam diagram berikut.
1) Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang menggunakan beberapa
pernyataan yang mempunyai ciri-ciri tertentu untuk mendapatkan
kesimpulan yang bersifat umum.
12
Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan, semua logam akan memuai.
2) Analogi
Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang
memiliki sifat sama. Berdasarkan persamaan-persamaan itulah kita
menarik sebuah kesimpulan.
Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin.
Matahari, bumi, bulan, dan bintang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar
dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua
bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu
manusia. Tidakkah alam yang mahabesar dan beredar rapi sepanjang
masa ini tidak ada pula penciptanya? Penciptaan alam tentu adalah zat
yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan
ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang
pada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, membandingkan antara mesin dengan alam
semesta. Karena mesin, ada penciptanya, yakni manusia, maka dalam
paragraf di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa alam pasti ada pula
penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya, maka tentu
demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam, yang pasti sangat
sayang pada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
3) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-
peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.
Misalnya:
Jika hujan-hujanan, maka akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter
karena ia sakit kepala.
a) Sebab-Akibat
Pernalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab,
kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah
A mengakibatkan B. Di samping itu, hubungan ini dapat pula berpola
13
b) Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi
akibat. Peristiwa ini kemudian kita analisis untuk mencari
penyebabnya. Sehingga dalam pernalaran jenis akibat-sebab,
peristiwa sebab merupakan simpulan.
Contoh:
Kemarin Kirei tidak masuk sekolah. Hari ini pun tidak. Pagi
tadi ibunya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Kirei
sedang sakit.
f) Akibat-Akibat
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat.
Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat
kedua. Demikianlah seterusnya, hingga timbul rangkaian beberapa
akibat. Dengan kata lain, akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang
menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan
pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh:
Ketika pulang dari kampus, Rara melihat tanah di sekitar jalan
dekat rumahnya becek. Rara langsung menyimpulkan bahwa jemuran
di belakang rumahnya pasti basah.Dalam kasus itu penyebabnya tidak
ditampilkan, yaitu hari hujan. Pola itu dapat dilihat seperti berikut
ini.
14
KHAZANAH KERANGKA
PENGETAHUAN PIKIR
ILMIAH Deduksi
HIPOTESIS
Induksi
Dari gambar di atas, kita dapat melihat hubungan antara langkah berpikir ilmiah dan
langkah penelitian. Langkah berpikir ilmiah selalu dimulai dengan pengajuan masalah,
Dari gambar di atas, kita dapat melihat hubungan antara langkah
yakni mengonseptualisasikan persoalan, baik yang bersumber dari teori maupun
berpikir ilmiah dan langkah penelitian. Langkah berpikir ilmiah selalu
dari pengalaman empirik untuk dicarikan jawabannya melalui penelitian. Setelah
dimulai dengan pengajuan masalah, yakni mengonseptualisasikan
merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian, selanjutnya
persoalan, baik yang bersumber dari teori maupun dari pengalaman empirik
mengkaji masalah secara teoritik hakikat masalah tersebut untuk menyusun jawaban
untuk dicarikan jawabannya melalui penelitian. Setelah merumuskan
sementara dari pertanyaan penelitian atau hipotesis. Tahap berikutnya mengumpulkan
data di lapangan atau verifikasi data untuk memperoleh bahan atau informasi 22 pemecahan
masalah. Data yang telah terkumpul lalu diolah, dianalisis untuk menguji hipotesis. Hasil
pengujian hipotesis ditarik simpulan, yang artinya menerima atau menolak hipotesis.
15
D. Macam-MacamPenelitian
Berdasarkan metodenya, penelitian dapat dibedakan atas dua macam, yaitu
penilitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
1. PenelitianKuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematik, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian pula pada tahap simpulan penelitian akan lebih baik bila disertai
dengan gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya. Menurut Sugiyono, metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu.
Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif(statistik) dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono).
Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik,
ilmiah(scientific) dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut
sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkret, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode
ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai IPTEK baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena
data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value
free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-
prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan
instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan
studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias,
misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan
muncul adanya bias itu, penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik
ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim).
Selain itu, metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial.
16
2. PenelitianKualitatif (Naturalistik)
Metode penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya
belum lama.Metode ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada
filsafat postpositifisme, serta sebagai metode artistik karena proses penelitian lebih
bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretive karena data hasil
peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di
lapangan. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, Pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).Disebut juga
metode etnografi karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya.
17
18
19
Langkah 1A Langkah 1A
Mempelajari konsep, teori, prinsip Mempelajari konsep, teori, prinsip
yang ada dalam khazanah ilmu yang ada dalam khazanah ilmu
Langkah 2
Merumuskan masalah penelitian dan menetapkan variabel-variabelnya
Langkah 3
Mengidentifikasi kemungkinan masalah melalui kajian teori yang relevan
Langkah 4
Menetapkan jawaban sementara yang paling mungkin dalam bentuk hipotesis
Langkah 6
Apabila sudah siap, laksanakan pengumpulan data di lapangan
Langkah 7
Pengolahan data dan analisis data, dilakukan pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan
Langkah 8
Penulisan laporan dengan menggunakan tata cara yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah
20
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, langkah 4 adalah menetapkan hipotesis. Adapun
langkah 5, 6, dan 7 merupakan rancangan verifikasi data atau metodologi penelitian,
seperti metode, instrumen, sampel, dan analisis data. Langkah 8 atau langkah terakhir
adalah membuat laporan.
LATIHAN
1. Apakah perbedaan antara pola pikir deduktif dan pola pikir induktif? Berikan con-
toh!
2. Bagaimana keterkaitan antara pola pikir ilmiah dan kegiatan penelitian?
21
22
Insan ilmiah sudah seharusnya mampu menyajikan karya ilmiah dalam bentuk
tulisan. Oleh sebab itu, setiap mahasiswa perlu berlatih menuliskan hasil kegiatan
ilmiahnya sehingga dapat memberikan informasi yang baik bagi pembaca. Pedoman
ini ditujukan baik bagi mahasiswa maupun dosen Uninversitas Indraprasta PGRI.
Berikut ini akan diuraikan teknik penyusun laporan praktik lapangan praktik akhir
dan penelitian dengan format yang berlaku di Universitas Indraprasta PGRI.
A. Persiapan
Dalam tahap persiapan penulisan karya ilmiah biasanya dilakukan tiga kegiatan,
yaitu:
1. pemilihan topik,
2. penentuan judul, dan
3. pembuatan kerangka karya ilmiah (online).
1. Pemilihan Topik
Topik adalah pokok pembicaraan. Topik tersedia dengan melimpah di sekitar kita,
seperti:
a. persoalan tentang proses sistem,
b. proses kerangka berpikir, dan
c. tampilan format.
Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang akan diangkat ke dalam karya
ilmiah, Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminologi mengartikan bahasa
sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri.
Sehubungan dengan itu, hal-hal berikut patut dipertimbangkan dengan saksama
oleh para penyusun karya ilmiah.
1) Topik yang dipilih harus layak dan bermanfaat untuk keilmuan atau keperluan
praktis. Layak dibahas berarti topik itu memang memerlukan pembahasan
23
yang sesuai dengan bidang yang ditekuni oleh penulis. Manfaat bagi penulis
dilihat dari topik yang dipilih untuk memberikan sumbangan kepada ilmu
pengetahuan atau profesi yang ditekuni penulis.
2) Topik itu harus menarik terutama bagi penulisnya.
Topik yang menarik bagi penulisnya akan meningkatkan kegairahan dalam
mengembangkan topik dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk
membaca lebih jauh dan untuk memberikan tambahan dalam topik tersebut.
3) Topik harus dikenal baik oleh penulisnya.
Seorang penulis harus mengenali topik yang akan ditulis dengan baik karena
penulis harus mengetahui cukup topik,teori, dan hasil yang berhubungan
dengan topik yang dibuat penulis.
4) Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.
Karya Ilmiah ini erat kaitannya dengan nomor c. Jadi, seorang penulis tidak
mungkin melakukan kegiatan penulisan ketika datanya sulit didapatkan.
Jika ini terjadi, penulis akan mengalami kebuntuan dalam memaparkan atau
menceritakan topik atau judul yang diambilnya.
2. Pembatasan Topik dan Penetuan Jadwal
Setelah mengetahui topik yang akan dibahas, langkah kedua seorang penulis
harus dapat membatasi topik. Topik pembahasan tidak boleh terlalu luas dan tidak
boleh terlalu sempit. Oleh sebab itu, topik yang luas harus dibatasi oleh dengan cara
a. Flowchat,
b. Diagram Alir Data (DFD).
Setelah dilakukan pembatasan topik, kemudian penentuan judul penelitian ilmiah.
24
Metode yang biasa dipakai untuk maksud tersebut disebut outline atau kerangka
karangan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kerangka karangan adalah suatu
rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang digarap.
a. Manfaat Kerangka Karangan
Mengapa pembuatan kerangka karangan sangat dianjurkan kepada penulis
(terutama penulis yang baru mulai menulis). Metode ini akan membantu setiap
penulis untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dilakukan
karena kerangka karangan dapat membantu penulis dalam hal-hal berikut:
1) Menyusun karangan secara teratur.
2) Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
3) Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
4) Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu.
b. Langkah-Langkah Penyusunan Kerangka Karangan
1) Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik atau tujuan yang akan
dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu
kerangka karangan harus berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.
2) Langkah yang kedua adalah mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan
yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud
tadi. Dalam hal ini, penulis boleh mencantumkan sebanyak-banyaknya
topik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu langsung
melakukan evaluasi terhadap topik-topik tadi.
3) Langkah yang ketiga adalah penulis berusaha mengadakan evaluasi semua
topik yang telah tercatat pada langkah kedua di atas. Evaluasi tersebut
dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut.
Pertama : Topik yang tidak relevan dengan tesis dicoret dari daftar.
Kedua : Jika ada lebih dari satu topik yang sama tetapi dirumuskan
dengan cara yang berlainan, buatlah perumusan baru.
Ketiga : Bila ada topik yang sebenarnya merupakan bawahan dari
topik yang lain, masukkanlah topik bawahan itu ke topik
yang lebih tinggi.
Keempat : Jika ada dua topik atau lebih yang sederajat tetapi lebih
rendah daripada topik yang lain, pilihlah dengan cermat
mana topik yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah.
25
LATIHAN
1. Buatlah topik dari basis computer (Teknik Informatika)? Anda menentukan data
dan rancangan Karya Ilmiahnya.
2. Buatlah topik dari perencanaan rumah Modern (Teknik Arsitektur)? Anda
menentukan data dan rancangan Karya Ilmiahnya.
3. Buatlah topik dari manajemen perindustrian (Teknik Industri)?Anda menentukan
data dan rancangan Karya Ilmiahnya.
26
A. Bagian Pembuka
Bagian pembuka meliputi kulit luar (Jilid), halaman judul, pengesahan, persembahan,
abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), daftar isi, daftar tabel dan grafik, serta
daftar singkatan dan lambang. Berikut ini penjelasan bagian-bagian pembuka dari karya
tulis ilmiah.
1. Judul Karangan (Kulit Luar)
Dalam kulit luar harus dicantumkan judul karangan (dengan subjudul bila
ada), nama karangan ilmiah, keperluan penyusunan, penyusun dan Nomor Pokok
Mahasiswa (NPM), logo, nama lembaga pendidikan (jurusan, fakultas, universitas),
kota, dan tahun penyusunan.
27
Tugas Akhir
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar sarjana
2. Halaman Judul
Halaman judul sama (identik) dengan kulit luar (jilid). Arifin (2013:24)
menyatakan bahwa judul karya ilmiah dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya
tanpa diakhiri tanda baca apapun. Lebih lanjut, Arifin (2013:24) mengatakan, jika
judul itu memiliki sub judul (anak judul), antara judul dan anak judul dibubuhi
tanda titik dua.
3. Halaman (lembar)Pengesahan
28
Halaman pengesahan merupakan halaman khusus dalam karya tulis ilmiah yang
berisikan judul karangan, nama penyusun, NPM, pembimbing utama, pembimbing
pendamping, diketahui ketua jurusan, dan disahkan oleh dekan.
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : …………………………………………………………………
NPM : …………………………………………………………………
Program Studi : …………………………………………………………………
Fakultas : …………………………………………………………………
Judul : …………………………………………………………………
Panitia Ujian
4. Halaman (lembar)Persembahan
Lembaran ini bersifat subjektif, artinya isinya bebas bergantung pada “keinginan
penulis”. Biasanya berisikan ayat-ayat suci agama atau kata-kata motivasi.
Persembahan disajikan untuk orang-orang terdekat (ibu, bapak, kakak, adik, istri,
suami, atau anak).
29
“Skripsi ini
Penulis persembahkan
kepada Ayah, Ibu tercinta
pengorbananmu akan kukenang sepanjang masa”
5. Abstrak
Abstrak mencerminkan seluruh isi karangan. Abstrak ini disahkan dengan jarak
satu spasi dan ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Jumlah
kata dalam abstrak berkisar 200-500 kata. Berikut poin-poin yang terkandung dalam
abstrak
a. judul karangan,
b. metode penelitian,
c. sumber data,
d. kerangka teori,
e. masalah yang dibahas, dan
f. hasil yang dicapai.
6. Kata Pengantar
Kata pengantar dalam karya ilmiah, misalnya skripsi, berisikan hal-hal berikut:
a. puji syukur kepada Tuhan,
b. judul karangan.
c. tujuan penulisan,
d. ucapan terima kasih, dan
e. tanggung jawab ilmiah penulis
30
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa telah melimpah
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, Sehingga akhirnya Penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi yang berjudul “………………………………………………….”
Ini ditulis untuk memnuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada
Universitas Indraprasta PGRI. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada
1. ………………………………….. selaku Dosen Pembimbing Materi
Universitas Indraprasta PGRI
2. …………………………………... selaku Dosen Pembimbing Teknik
Universitas Indraprasta PGRI
3. ………………………………….. selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI
4. ………………………………….. selaku Dekan Fakultas sarjana
Universitas Indraprasta PGRI
5. ………………………………….. dan seterusnya
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik bentuk, isi, maupun
teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran ang bersifat membangun dari brbagai
pihak akan penulis terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Semoga
kehadiran skripsi ini memenuhi sasarannya.
Jakarta, bulan, tahun
Penulis
31
B. Bagian Isi
Bagian isi merupakan bagian inti dalam karya ilmiah yang meliputi bab pendahuluan,
bab landasan teoritik, bab objek lokasi penelitian (khusus praktik kerja), bab pembahasan
(analisis data), dan bab penutup. Dengan kata lain, bagian isi merupakan penelitian si
penulis,
Bagian isi atau inti karya ilmiah
Bagian isi ini dibagi menjadi empat atau lima bagian, yaitu sebagai berikut:
1. pendahuluan,
2. kajian teori,
3. objek penelitian,
4. analisis data (pembahasan), dan
5. penutup.
32
33
ini disajikan dalam bentuk pertanyaan. Pada bagian ini, penulis dapat
menyempitkan atau membatasi pokok permasalahan sehingga kajian tidak
terlalu luas dan abstrak.
c. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis disesuaikan dengan bagian rumusan
permasalahan. Rumusan tujuan pun dapat dirinci seperti bagian rumusan
masalah, yaitu menjadi sub bagian yang spesifik. Dalam rumusan tujuan ini,
penulis perlu menguraikan tentang usaha-usaha dan hasil-hasil yang telah
dicapai secara garis besar. Bagian tujuan penulisan karya tulis berisi uraian
tentang apa yang ingin dicapai dengan penulisan karya ilmiah tersebut.
Perumusan tujuan penulisan karya ilmiah ini memiliki fungsi ganda, yaitu
bagi penulis dan bagi pembaca. Fungsi rumusan tujuan penulisan bagi penulis
adalah sebagai sarana untuk mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan
selanjutnya dalam menulis karangan ilmiah, khususnya dalam pengumpulan
bahan tulisan. Fungsi rumusan tujuan bagi pembaca ialah sebagai sarana
informasi tentang apa yang disampaikan penulis melalui karya ilmiah yang
dibuatnya.
Rumusan kalimat yang dipergunakan untuk menguraikan tujuan penulisan
berupa kalimat kompleks dan dinyatakan secara rinci.
d. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya tulis dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya,
bagian manfaat dapat dinyatakan dari segi pratik atau kepentingan praktis,
kepentingan keilmuan penulis atau peneliti, dan untuk kepentingan kelompok
atau instansi. Rumusan bagian manfaat ini dinyatakan dalam bentuk uraian
berupa kalimat berita.
e. Kerangka Karangan
Kerangka karangan ialah berisikan prinsip-prinsip teori (dari para ahli)
yang dijadikan dasar untuk menganalisis data.
34
h. Sumber Data
Penetitian ilmiah harus menyajikan sekaligus memaparkan sumber data.
Sumber data ini merupakan bahan yang diteliti. Jika penelitian ini berasal dari
buku, misainya novel, majalah, surat kabar, atau tabloid, identitas sumber data
tersebut harus dicantumkan. Jika sumber data itu banyak dan beragam, dapat
digunakan sampel dan populasi.
i. Kajian Teori
Kajian teori berisikan uraian tentang teori-teori atau pendapat-
pendapat yang relevan dengan masalah yang dibahas atau diteliti. boleh saja,
penelitian-penelitian terdahulu dapat melatarbelakangi penulis melakukan
penelitian selanjutnya. Dalam bab ini, disertakan alasan-alasan yang logis.
Dengan demikian, penulis dapat menolak, menerima, mempertanyakan, atau
menguatkan teori yang sudah ada.
j. Objek Penelitian
Objek penelitian dijelaskan keadaan lokasi penelitian atau objek penelitian
secara singkat (bergantung pada kebutuhan penelitian).Hal-hal yang perlu
dijelaskan dalam bab ini, yaitua) sejarah objek penelitian; b) struktur organisasi;
dan c) kegiatan objek penelitian.
l. Penutup
penutup meliputi dua bagian, yaitu simpulan dan saran.
a) Simpulan
Simpulan ini ialah bentuk singkat dari uraian yang dibahas padabab
analisis data. Simpulan ini pun merupakan jawaban atas pembatasan masalah
dan tujuan penelitian.
35
b) Saran
Saran merupakan informasi untuk ditindaklanjuti oleh pembaca bila
akan mengadakan penelitian Ianjutan.
C. Bagian Akhir
Bagian akhir atau kelengkapan akhir pada suatu karya tulis ilmiah, biasanya meliputi
beberapa hal, yakni:
1. Daftar pustaka
Satu di antara yang harus ada (mutlak) dalam tulisan ilmiah ialah adanya sumber
acuan (daftar pustaka). Dengan adanya daftar pustaka, pembaca bisa mengetahui
sumber acuan yang menjadi landasan dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Satata,
dkk, mengatakan bahwa aktivitas pemuatan pustaka juga memberikan gambaran
kepada kita bahwa seorang ahli dalam berinteraksi ilmiah memiliki etika. Kejujuran
ilmiah dijunjung dalam rangka menghormati seseorang yang sudah terlebih dahulu
melakukan kajian terhadap permasalahan tertentu (Nasucha, dkk).
2. Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup berisikan biodata penulis yang lengkap, yaitu identitas,
pendidikan, prestasi, dan pengalaman.
3. Lampiran (bila ada)
Lampiran berisikan hal-hal yang mendukung penulisan karya ilmiah. Isi
lampiran bergantung pada kebutuhan penulisan, misalnya:
a. acuan wawancara,
b. angket,
c. surat izin penelitian, dan
d. data penelitian.
LATIHAN
1. Bagaimana peran kajian teori dalam penyusunan karya tulis ilmiah?
2. Dalam refleksi Anda, apakah yang menjadikan penulisan karya ilmiah itu dirasakan
sulit bagi banyak orang sehingga banyak dari mereka yang menempuh jalan pintas
dengan meng-copy paste dari artikel di internet? Apakah ada kaitan antara penulisan
dan kebiasaan membaca dari penulisnya? Jelaskan.
3. Buatlah contoh latar belakang, tujuan, serta manfaat penulisan ilmiah yang berkaitan
dengan penyalahgunaan media sosial Facebook untuk traficking (perdagangan
manusia)!
36
B. Pengetikan
Peraturan pengetikan mencakup, antara lain jenis huruf, bilangan dan satuan, jarak
baris, batas tepi, pengisian ruangan, alinea baru, permulaan kalimat, judul, subjudul,
anak subjudul, header dan footer, perincian ke bawah, dan peletakan simetris.
1. Jenis huruf
a. Huruf yang digunakan harus Times New Roman, ukuran (font) 12 pt untuk
keseluruhan naskah. Judul dan Subjudul dapat ditulis dengan font 14 pt cetak
tebal. Tabel, gambar, dan rumus digunakan huruf font 10 pt.
37
b. Huruf miring, dipakai untuk penulisan bahasa asing dan nama spesies/ jenis.
2. Bilangan dan satuan
a. Bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat harus huruf
(sepuluh, dua puluh lima dst).
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (,), bukan dengan titik (.) (Na Cl 20,5
mg).
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan baku, tanpa titik di belakangnya (m, g,
hg, kg).
3. Jarak baris
Jarak antara baris pertama dan baris kedua dibuat 2 spasi, kecuali intisari, kutipan
langsung, judul tabel, keterangan gambar yang melebihi satu baris dan daftar
pustaka, ditulis dengan jarak 1 (satu) spasi ke bawah.
4. Batas tepi
Batas atas = 4 cm, bawah = 3 cm, Kiri = 4 cm, dan Kanan = 3 cm.
5. Pengisian ruangan
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus terisi penuh (tidak ada yang
kosong).
6. Alinea baru
Alinea baru diketik menjorok ke dalam setara dengan 6 (enam) huruf, sehingga
lurus dengan huruf ke 7 (tujuh) di atasnya.
7. Permulaan kalimat
Bilangan, lambang atau rumus kimia yang memulai suatu kalimat harus dieja
(sepuluh ekor sapi, Alfafito protein, oksigen).
8. Judul, subjudul, anak subjudul
a. Judul
Ditulis dengan huruf kapital semua dan diatur secara sistematis (format center)
tanpa diakhiri titik dengan ukuran 14 cetak tebal.
b. Subjudul
Ditulis simetris dan semua dengan huruf kapital, kecuali kata penghubung dan
kata depan dengan huruf 14 pt cetak tebal.
c. Anak subjudul
Diketik mulai dari batas kiri dengan huruf ukuran 12 pt cetak tebal, hanya
huruf pertama saja, yang kapital tanpa diikuti titik. Kalimat pertama sesudah
anak subjudul dimulai dengan alinea baru.
d. Subanak subjudul
Dimulai sejajar dengan anak subjudul, ditik mulai dari batas kiri dengan huruf
12 pt cetak tebal. Kalimat pertama yang menyusul dimulai dengan alinea baru.
9. Header/Footer
38
Header/ Footer ditulis dengan huruf miring, dimulai dengan huruf kapital kecuali
pada penulisan halaman.
10. Perincian ke bawah
Jika pada penulisan naskah ada perincian yang harus disusun ke bawah, urutan
dibuat dengan penomoran angka atau huruf sesuai dengan derajat perincian.
Penggunaan simbol di depan tidak diperbolehkan.
11. Letak simetris
Gambar, tabel, persamaan, judul, dan subjudul ditulis simetris terhadap tepi kiri
dan kanan pengetikan (format center).
C. Penomoran
Bagian ini meliputi halaman, tabel, gambar, dan persamaan
1. Halaman
a. Bagian awal usulan penelitian/skripsi/tesis dimulai dari halaman judul sampai
dengan intisari diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil, kecil pada
bagian.
b. Bagian utama diberi nomor halaman memakai angka Arab yang ditulis pada
sudut kanan atas, kecuali pada halaman awal BAB ditulis di tengah bawah
(angka Times New Roman 12 pt cetak tebal).
2. Tabel
Tabel diberi nomor urut dengan angka arab dan ditulis di atas tabel dan setelah
tabel dibuat, dicantumkan sumbernya.
Penulisan Tabel berurut dari Tabel 1,2,3 dst.
Tabel I
Komposisi Penduduk
Provinsi Kalimantan Utara 2014
Usia Pria Wanita Jumlah
Sumber : BPS
39
3. Gambar
Penulisan Gambar berurut dari Gambar 1,2,3 dst.
Gambar diberi nomor urut angka Arab di bawah gambar.
Gambar ….
Peta Daerah Kabupaten …
Sumber …
3. Persamaan
Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematik, reaksi kimia atau yang
serupa ditulis dengan angka Arab di dalam kurung (_____) dan ditempatkan di
atas
40
Contoh Penomoran:
Masalah
41
2. Gambar
a. Bagan, grafik, peta, atau foto disebut gambar.
b. Nomor gambar diakhiri dengan titik, kemudian diikuti dengan judul
ditempatkan di bawah tanpa diakhiri titik (.).
c. Gambar tidak boleh dipenggal.
d. Penjelasan gambar ditulis pada tempat-tempat kosong di dalam gambar.
Keterangan gambar ditulis di bawah gambar tanpa titik.
e. Apabila gambar dibuat memanjang sepanjang tinggi kertas, bagian atas gambar
diletakkan di sebelah kiri atas.
f. Ukuran gambar diupayakan sewajarnya.
g. Letak gambar dibuat simetris.
h. Gambar ditempatkan terpisah dari teks, pada posisi di tengah (center).
i. Keterangan gambar diletakkan di baris judul gambar.
42
A. Pengertian Kutipan
Dalam Bab Kerangka Teoretis, seorang penulis akan melakukan sintesis, langkah
terakhir dalam penyusunan bab itu. Dalam karya ilmiah, sintesis merupakan
rangkuman berbagai rujukan yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian si penulis.
Sintesis dibangun berdasarkan kutipan-kutipan yang dikumpulkan oleh penulis dan
pemahamannya atas kutipan tersebut. Cara penulis mengutip dan membuat rujukannya
berkaitan erat dengan penyusunan daftar bacaan (bibliografi).
Adapun yang dimaksud dengan kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat,
buah pikiran, definisi, rumusan, atau hasil penelitian dari penulis lain atau penulis
sendiri yang telah terdokumentasi. Kutipan akan dibahas dan ditelaah berkaitan dengan
materi penulisan. Kutipan dari pendapat berbagai tokoh merupakan esensi dalam
penulisan sintesis.
Kutipan dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir
yang mantap. Jika belum, hasilnya akan merupakan karya “sunting”-an, yaitu “susun”
dan “gunting” dari berbagai teori tanpa adanya suatu benang merah pemikiran yang
mengikat berbagai kutipan tersebut.
Menurut Keraf, walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan,
tidaklah berarti bahwa keseluruhan sebuah tulisan dapat terdiri atas kutipan-kutipan.
Garis besar kerangka karangan serta kesimpulan yang dibuat harus merupakan pendapat
penulis sendiri. Kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat
penulis.
43
D. Sistem Rujukan
Yang dimaksud sistem rujukan di sini adalah dalam konteks penulisan karya ilmiah,
yaitu sebuah sistem yang digunakan sebagai referensi atau sumber dari seorang penulis
untuk menyatakan sesuatu dalam karya tulisannya. ada dua sistem pendokumentasian
sumber bacaan yang sering digunakan sebagai dasar kutipan kita, yaitu
1. Sistem Catatan (note-bibliography)
44
Contoh:
-----------
1
Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia. Hlm. 159.
5
Boen S. Oemarjati. 2012. “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi
Berbudaya” dalam Memaknai Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-
Sarumpaet). Jakarta: UI Press. Hlm. 121
6
Arnold Van Gennep. 1992. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago
University Press. Hlm. 35.
2
Ibid.
3
Ibid, hlm. 40.
4
Ibid, hlm. 46.
b. Op.Cit : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti
‘pada karya yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan
mengacu perujukan pertama yang berasal dari buku namun diselingi perujukan
lain. Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh op.cit., diikuti
nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan
pertama.
----------
7
Donald B. Calne, Op.Cit., hlm. 170.
9
Arnold Van Gennep, Op.Cit., hlm. 42.
c. Loc.Cit : singkatan ini berasal dari gabungan kata loco citato yang berarti
‘pada tempat yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan
lanjutan mengacu perujukan pertama yang berasal dari artikel dalam majalah,
ensiklopedi, surat kabar, namun diselingi perujukan lain. Oleh karena hanya
45
merupakan bagian dari suatu buku, majalah, surat kabar (atau opus ‘karya’),
artikel dirujuk dengan locus yang berarti ‘tempat’. Teknik penulisannya: nama
belakang penulis, diikuti oleh loc.cit., diikuti nomor halaman jika nomor
halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama.
----------
8Boen S. Oemarjati, Loc.Cit., hlm. 125.
46
LATIHAN
1. Karya Ilmiah Anda tentang “Open Source” menggunakan kerangka teori dari buku
yang ditulis oleh Toni Eko Saputro, berjudul Sistem Operasi Open Source, yang
diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta, pada tahun 2008, halaman 27, (kurang dari 5
baris) berikut ini.
Sistem operasi merupakan penerjemah bahasa hardware agar bisa berkomunikasi
dengan manusia, atau bisa dikatakan sistem operasi merupakan alat yang membantu
kita untuk mengoperasikan hardware atau computer. Jadi, pengertian sistem operasi
secara umum adalah pengelola seluruh sumber daya yang terdapat pada sistem
komputer.
Buatlah kutipan parafrase atas kerangka teori tersebut!
2. Selain itu, Anda juga menggunakan kerangka teori yang ditulis oleh Rifaldi Irawan,
dan diterbitkan oleh Erlangga, di Jakarta pada tahun 2010, berjudul Linux, halaman
18, berikut ini:
Unix merupakan salah satu sistem operasi populer selain keluarga raksasa
Microsoft (mulai dari DOS, MS 9X, sampai Vista), Novell, OS/2, BeOS, Maac.OS,
dan lainnya. Sejarah kemunculan Unix dimulai pada tahun 1965 ketika para ahli
dari Bell Labs, sebuah laboratorium milik AT&T, bekerja sama dengan MIT dan
General Electric, membuat system operasi bernama Multics. Sistem operasi Multics
awalnya didesain untuk menciptakan beberapa keunggulan, seperti multiuser,
multiprocessor, danmultilevel file system. Namun, padatahun 1969, AT&T akhirnya
47
48
Pada saat menyusun karya tulis, kita membutuhkan berbagai bacaan sebagai sumber
atau referensi, baik yang berupa hasil penelitian, buku, artikel pada koran atau majalah,
dan internet. Bahan-bahan referensi tersebut harus kita tulis dalam bibliografi.
A. Pengertian Bibliografi
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata biblion yang berarti
buku dan graphein yang artinya menulis, maka kata bibliografi secara harfiah berarti
penulisan buku. Dalam hal ini, bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi
untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara
sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Pengertian lain, bibliografi
adalah daftar yang memuat bahan-bahan referensi yang digunakan dalam menyusun
karya tulis.
B. Jenis Bibliografi
Jenis bibliografi yang dihasilkan dalam pembuatan publikasi sekunder akan
tergantung akan jenis pustaka yang akan didaftar. Misalnya akan dibuat daftar yang
berasal dari deskripsi katalog buku yang dimiliki perpustakaan, maka daftar tersebut
dapat dinamakan daftar katalog. Sementara itu, jika daftar yang disusun berdasarkan
judul artikel suatu majalah, daftar tersebut dapat disebut daftar isi. Dari segi cara
penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi dua, yaitu bibliografi
deskriptif dan evaluatif.
1. Bibliografi Deskriptif adalah bibliografi yang dilengkapi deskripsi singkat yang
didapat dari gambaran fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti
judul buku atau majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium),
kolasi serta kata kunci dan abstrak yang tertulis.
2. Bibliografi evaluatif adalah bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang
suatu bahan pustaka. Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu
bahan pustaka atau artikel.
49
C. Fungsi Bibliografi
Fungsi sebuah bibliografi hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah
catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber
dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Oleh sebab itu, referensi
itu harus menunjuk dengan tepat tempat pembaca dapat menentukan pernyataan atau
ucapan itu.
Dalam hal ini selain pengarang, judul buku, dsb. harus dicantumkan pula nomor
halaman tempat pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya, sebuah bibliografi
memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, atau harian itu secara
keseluruhan. Karena itu, fungsi catatan kaki dan bibliografi seluruhnya tumpang tindih
satu sama lain. Dipihak lain, bibliografi dapat pula dilihat sebagai pelengkap dan sebuah
catatan kaki. Mengapa bibliografi itu dapat dilihat sebagai pelengkap? Bila seorang
pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan
kaki, ia dapat mencarinya dalam bibliografi.
D. Tujuan Bibliografi
Bibliografi bermaksud menabulasi atau mendaftarkan semua sumber bacaan baik
yang sudah dipublikasikan seperti buku, majalah, surat kabar, maupun yang belum
dipublikasikan seperti paper, skripsi, tesis, dan disertasi. Melalui bibliografi ini, pembaca
dapat mengetahui sumber-sumber apa saja yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah itu tanpa membaca seluruh tulisan terlebih dahulu. Berdasarkan bibliografi itu,
pembaca yang berpengalaman akan dapat mengira mutu pembahasan tulisan tersebut
karena tujuan utama dari bibliografi adalah untuk mengidentifikasi karya ilmiah itu
sendiri.
1. Urutan Penulisan Bibliografi
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul referensi. Tempat terbit: Nama penerbit.
atau
(Nama pengarang: dibalik)(titik) (Tahun terbit)(titik) (Judul:dicetak miring)(titik)
(Kota tempat terbit)(titik dua) (Nama penerbit)(titik)
50
ilmu. Misalnya, format daftar pustaka untuk bidang ilmu biologi, kedokteran, atau
hukum.
a. Untuk nama pengarang, nama keluarga (Andriyanto) ditulis lebih dulu, baru
nama kecil atau inisial (Muhammad)(lihat contoh ke-1).
b. Jika buku disusun oleh lembaga, nama lembaga dianggap sebagai nama
pengarang (lihat contoh ke-2).
c. Jika tidak ada nama pengarang, judul dituliskan pertama kali (lihat contoh ke-
3).
d. Judul buku digarisbawahi atau dicetak miring (lihat semua contoh bagian
judul).
e. Buku dengan 2 atau 3 pengarang, nama pengarang pertama dibalik, yang lain
tidak (lihat contoh ke-4).
f. Buku dengan 4 orang pengarang atau lebih, nama pengarang pertama ditulis
dibalik lalu diikuti dll, atau dkk, atau et.al. (lihat contoh ke-5).
g. Sebuah kumpulan bunga rampai atau antologi, dituliskan nama editor dan di
belakangnya dituliskan Editor, atau Ed. (lihat contoh ke-6).
h. Buku terjemahan, nama pengarang asli ditulis pertama, nama penerjemah
ditulis di belakang judul (lihat contoh ke-7).
i. Artikel majalah atau koran, dituliskan nama penulis, judul artikel (ditulis di
antara tanda kutip), judul majalah/koran (dianggap sebagai judul buku, dicetak
miring), nomor majalah atau hari dan tanggal terbit koran (lihat contoh ke-8).
j. Referensi dari internet, dituliskan nama penulis (kalau ada), judul, alamat
website-nya, serta hari, tanggal, bulan, tahunnya (lihat contoh ke-9).
k. Setelah semua referensi ditulis, urutkan secara alfabetis dan tidak boleh
dinomori.
3. Contoh Bibliografi
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakurta H. Ridwan. 2003. Pembinaan.
Andriyanto, Muhammad. 2004. Kekayaan Laut Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Balai Pengembangan Fauna. 2005. Pemasaran Ikan Laut. Jakarta: Erlangga.
Bumi dan Laut Sahabat Bangsa. 2005. Jakarta: Sinar Harapan.
Fahruddin, dkk. 2004. Pangsa Pasar Produk Kelautan. Jakarta: Erlangga.
Kemampuan menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Lee, Honeycutt. 2002. Pengawetan Ikan. Terj. Ali Akbar. Semarang: Simpang Lima.
Sawitri, Dewi. “Keuntungan Berjualan Seafood.” Kompas. Rabu, 27 Desember 2006.
51
4. Penyusunan Bibliografi
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka.
a. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut
b. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad
c. Gelar penulisan tidak dicantumkan
d. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, untuk
referensi kedua dan seterusnya nama pengarang tidak diikutsertakan tetapi
diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan
e. Daftar pustaka diletakkan pada bagian terakhir dari tulisan
f. Jarak antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Namun, jarak
antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi
g. Baris pertama dimulai dan garis tepi margin kiri. Baris kedua dan seterusnya
dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat/tujuh ketikan.
4. Sumber dari Makalah yang disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya
52
Kasihani, K., Latief, A., Nurhadi. 2002. “Pembelajaran Berbasis CTL (Contexstual
Teaching and Learning).” Makalah disampaikan pada Kegiatan SosialisasiCTL
untuk Dosen-Dosen Universitas Negeri Malang. Malang, 12 Februari 2002.
5. Sumber dari Surat Kabar tanpa Pengarang
“Pemimpin Kudeta Thailand Akan Umumkan Kebijakan Baru”. Republika, 20
September 2006. Hlm. 1.
6. Sumber dari Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang Tidak Diterbitkan.
Maheni, Amira Agustin Koci. 2005. “Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam
Menggunakan Kalimat Bentuk Kausatif.” Tesis Tidak Diterbitkan. Jakarta:
Universitas Pendidikan Indonesia.
7. Sumber dari Dokumen Resmi Pemerintah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 2003. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
8. Sumber dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1975. Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
9. Sumber dari Karya Terjemahan
Soeyatno, 1974. “Revolution and Social Tensions in Soerakarta 1945-1950.”
Terjemahan oleh Benedict Andderson. Indonesia, 17 (April): 99-111.
10. Sumber dari Internet
Priyatna, Joko dkk. Interlanguage: English for Senior High School Student. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. http://www.diknas.info/
download-ebook-bse.
53
9. Huri Suhendri, Nur Indah, Eka Setiani, Yulistiana, kimia dasar II , Jakarta, balai
pustaka, 2004.
10. niken, Aljabar Linier, Jakarta, 2000, gramedia.
11. Yulian, biologi suatu pengantar, Jakarta, 2003, balai pustaka.
12. majalah Kerohanian, Peranan aktivitas kerukunan beragama, 2004, Jakarta.
13. Hariyanto kartopo, Biologi umum, Jakarta, 2000, gramedia.
14. irwan siagian, kalkulus I revisi Jakarta 2005, gramedia.
15. irwan siagian, kalkulus I revisi Jakarta 2005, gramedia.
JawabanDaftar Pustaka
54
LATIHAN
Buatlah catatan kaki dan bibliografi berdasarkan penggunaan kepustakaan di bawah ini!
55
18. Sistem Pakar untuk Menganalisis Kerusakan Pesawat Bell 212 Berbasis Web / Zaenur
Arifin / Skripsi Sarjana Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi
Informasi, Universitas Budi Luhur. Jakarta, 2014, Hal. 58.
19. Sistem Pakar untuk Menganalisis Kerusakan Pesawat Bell 212 Berbasis Web / Zaenur
Arifin/ Skripsi Sarjana Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi
Informasi, Universitas Budi Luhur. Jakarta, 2014, Hal. 60.
20. Foundation of social theory atau Dasar-dasar Teori Sosial/ Donald H. Sanders
(terjemahan: Agus Arianto) / Jakarta, Erlangga, 2008, Hal. 112.
56
Seorang mahasiswa S1, S2, S3 yang harus membuat skripsi, tesis, dan disertasi atau
seorang peneliti yang akan melakukan penelitian dengan mengharapkan bantuan biaya
dari pihak sponsor harus membuat proposal atau usulan penelitian.
Mahasiswa membuat usulan penelitian untuk diserahkan kepada dosen pembimbing,
sedangkan peneliti yang penelitiannya dibiayai oleh pihak lain, seperti sponsor, peneliti
tersebut harus menyerahkan proposalnya untuk dievaluasi oleh sponsor. Berdasarkan
evaluasi tersebut, biaya bisa dikucurkan. Artinya, proposal penelitian tersebut diterima
dan dibiayai oleh pihak sponsor.
Di dalam penyusunan skripsi mahasiswa S1 atau tesis bagi mahasiswa S2, proposal
penelitian bisa dipergunakan oleh para dosen pembimbingnya untuk memberikan
petunjuk teknis agar penelitian bisa terarah, bisa memenuhi syarat ilmiah, antara lain
penggunaan metodologi yang tepat.
57
Penelitian ilmiah harus dilakukan dengan tujuan yang jelas, didasarkan atas perencanaan
yang matang, penelitian dilaksanakan secara otomatis dan efisien.
Proposal penelitian yang baik akan menjamin pelaksanaan penelitian yang baik
sehingga menghasilkan data atau informasi yang relevan, artinya dapat menggambarkan
faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab timbulnya masalah. Perlu diketahui
bahwa memecahkan masalah berarti upaya untuk menghilangkan faktor penyebabnya.
59
Bagan 1
Prosedur dan Proses Penelitian
I Masalah
Identifikasi Masalah
IV
VI
Tujuan dan manfaat penelitian
Data/informasi
Desain penelitian Data/informasi
sekunder
primer
VIII
Instrumen/alat pengumpulan data
Daftar pertanyaan
LATIHAN
Buatlah sebuah usulan atau proposal penelitian untuk diserahkan kepada dosen
pembimbing dalam rangka penyusunan skripsi sesuai dengan bidang keilmuan Anda!
60
A. Abstrak
Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan
menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada
pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya, abstrak
diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak
dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat informatif dan bersifat deskriptif.
1. Abstrak Informatif
Abstrak informatif terbagi menjadi ringkasan dan ikhtisar. Dalam tulisan ilmiah
yang disusun untuk memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan
desertasi. Umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan,
sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan
dalam bentuk buku.
a. Abstrak Informatif berupa Ringkasan
Ringkasan merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan dengan
memperlihatkan urutan isi atau bab-bab yang terdapat dalam tulisan. Dalam
bentuknya yang singkat itu, urutan tentang isi atau bab-bab tulisan disajikan
secara proporsional.
b. Abstrak Informatif berupa Ikhtisar
Sebenarnya sering digunakan para penulis dalam membuat kutipan secara
tidak langsung ataupun di dalam menyimpulkan suatu uraian. Sebagai salah
satu bentuk abstrak, ikhtisar juga merupakan penyajian singkat tentang isi
tulisan namun tidak mempertahankan urutan bab-bab yang ada seperti halnya
pada ringkasan.
61
B. Ringkasan
Bagi orang sudah terbiasa membuat ringkasan, mungkin kaidah yang berlaku dalam
menyusun ringkasan telah tertanam dalam benaknya. Meski demikian, tentulah perlu
diberikan beberapa patokan sebagai pegangan dalam membuat ringkasan terutama bagi
mereka yang baru mulai atau belum pernah membuat ringkasan.
Ringkasan adalah penyajian karangan atau penyajian yang panjang dalam bentuk
yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sebuah buku, bab, ataupun artikel.
Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau
karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun
62
pikirannya dalam gagasan yang diukur dari gagasan yang besar menuju gagasan
penunjang melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.
1. Ciri-Ciri Ringkasan
a. Inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan
b. Kerangka dasar masih tampak jelas
c. Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas
d. Tujuannya untuk memangkas gagasan
LATIHAN
Buatlah contoh Ringkasan dan abstrak untuk suatu karya ilmiah !
63
64
Alek dan Achmad H.P. 2010.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Prenanda Media Group.
Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesi. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, E. Z. 1993. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar
(Pedoman Praktis untuk Perguruan Tinggi). Jakarta: PT Medyatama Sarana Perkasa.
Brusaw, C.T., Aired, G.J., and Oliu W.E (1982). Handbook of Technical Writing, Secound
Edition. New York : St Martin’s Press.
Http://dokumen.tips/documents/pokok-bahasan-pola-pikir-metode-ilmiah-dan-
langkah-langkah-penelitian.html.
Http://www.contohpedia.com/2014/08/pengertian-definisi-proposal-jenis-dan-tujuan.
html
Http://www.ilmusahid.com/2014/11/pengertian-jenis-unsur-fungsi-dan-tujuan-
proposal.html
Irwan, Siagian, dkk. 2015. Bahasa Indonesia Program Studi Matematika. Jakarta: Unindra
Press.
65
Panduan Penulisan Skripsi Tugas Akhir dan Tesis Universitas Indraprasta PGRI. 2015.
Jakarta: Unindra Press.
Sumalyo, Yulianto. 1996. Arsitektur Modern (Akhir Abad XIX dan Abad XX). Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.
Sumanto. 1995. Metodologi Penelitian Sosial, Aplikasi Metode Kuantitatif dan Statistika
dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
Suryana, Yaya dan Tedi Priatna. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Sahifa.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung
: Angkasa.
Wibowo, Wahyu. 2010. Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi
Aksara.
66