ABSTRACT
Through the Structure and Performance approach, this research aims to analyze the structure and
performance of the automotive industry in Indonesia. This research not only aimed to comprehensively
analyze both quantitative and qualitative data using mixed method approach, but also explains the
correlation between them. The study was conducted in a period of 10 years starting from 2007 to 2016.
The result of the analysis shows that: (1) Indonesian automotive industry’s structure is tight oligopoly
with the average score of market concentration ratio (CR3) in 2007–2016 is 87,30%, and the average
score of MES in 2007–2016 is 71,34%; (3) The performance of the industry is “declining‟ with the
ROA average score of Indonesian automotive industry throughout 2007–2016 is 5,97 %; and (4) there
is a consistency element in the both research variables, which are structure and performance. It has
been proven qualitatively (CR3-ROA is 65,5% & MES-ROA is 67%) and quantitatively (CR3-MES-
ROA is 58,1%).
ABSTRAK
Melalui pendekatan Struktur dan Kinerja, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur
dan kinerja industri otomotif di Indonesia. Penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk menganalisis
secara komprehensif, baik data kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan metode campuran,
tetapi juga menjelaskan korelasi di antara mereka. Periode pada penelitian ini adalah 10 tahun mulai
2007 hingga 2016. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Struktur industri otomotif Indonesia adalah
oligopoli yang ketat dengan rata-rata nilai rasio konsentrasi pasar (CR3) pada tahun 2007-2016
adalah 87,30%, dan nilai rata-rata MES pada 2007–2016 adalah 71,34%; (3) Kinerja industri
“menurun” dengan skor rata-rata ROA industri otomotif Indonesia sepanjang 2007–2016 adalah
5,97%; dan (4) ada elemen konsistensi dalam kedua variabel penelitian, yaitu struktur dan kinerja. Ini
telah terbukti secara kualitatif (CR3-ROA adalah 65,5% & MES-ROA adalah 67%) dan secara
kuantitatif (CR3-MES-ROA adalah 58,1%).
113
JRMB, Volume 13, No. 2, Desember 2018
tersebut yang menyebabkan struktur pasar dijelaskan dengan mudah atau sulitnya masuk
otomotif Indonesia berbentuk oligopoli. pasar terutama bagi pendatang baru. Keempat
Terlebih lagi pangsa pasar atau market share aspek strategis itu disebut sebagai elemen-
yang dimiliki Astra berjumlah lebih dari 50%, elemen struktur pasar oleh Kuncoro
sehingga menjadi hambatan yang cukup besar (2007:137).
bagi pendatang baru. Selain itu masih lemahnya
industri otomotif Indonesia di sektor komponen Kinerja
menjadi hambatan bagi perkembangan Industri
Otomotif. Kinerja pasar merupakan hasil-hasil atau
Karena merupakan salah satu industri prestasi yang muncul di dalam pasar sebagai
penyumbang ekonomi nasional dengan reaksi akibat terjadinya tindakan-tindakan para
peningkatan yang baik, maka perlu dipelajari pesaing pasar yang menjalankan sebagai
struktur pasar dan kinerja dari Industri ini agar strategi perusahaannya guna bersaing dan
dapat lebih berkembang dan bersaing dengan menguasai keadaan pasar. Rasio keuangan
baik. Maka, dalam mempelajari suatu industri berguna untuk mengidentifikasi beberapa
agar lebih memahaminya secara mendalam kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan
diperlukannya meninjau industri tersebut dalam (Keown et al, 2011:74). Menurut Brigham dan
berbagai aspek. Houston (2010:134) rasio likuiditas
Dengan meninjau permasalahan yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset
terjadi di Industri Kendaraan Indonesia dalam lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban
berbagai aspek diatas, maka pemahaman lancarnya. Rasio leverage yaitu rasio yang
mengenai industri ini akan semakin mendalam menunjukkan berapa banyak hutang yang
dan akan mempermudah dalam mempelajari digunakan untuk membiayai aset-aset
struktur pasar dan kinerja industri kendaraan perusahaan (Keown et al, 2011:83). Rasio
Indonesia. Dengan mempelajari struktur pasar profitabilitas adalah sekelompok rasio yang
dan kinerja maka dapat diketahui keadaan menunjukkan kombinasi dari pengaruh
industri kendaraan Indonesia saat ini. Melalui likuiditas, manajemen aset, dan utang pada
pendekatan Struktur-Kinerja, penelitian ini hasil operasi.
akan mempelajari struktur pasar dan kinerja
Industri Otomotif Indonesia serta akan Kerangka Pemikiran
memaparkan hubungan antar keduanya
Kerangka pemikian penelitian disajikan
Struktur Pasar
METODE PENELITIAN
Menurut Kuncoro (2007:137), struktur
dalam konteks ekonomi merupakan sifat Metode yang digunakan pada penelitian
penawaran dan permintaan barang dan jasa ini yaitu metode penelitian campuran (mix
yang dipengaruhi oleh jenis barang yang method research) yang akan membahas: (1)
dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi struktur pasar industri otomotif di Indonesia;
pembeli, diferensiasi produk, serta mudah (2) kinerja perusahaan-perusahaan dalam
tidaknya masuk kedalam industri. Dalam industri otomotif Indonesia; dan (3) konsistensi
mengukur struktur pasar dapat digunakan aspek struktur dan kinerja pada industri otomotif
strategis sebagai berikut: (1)Derajat konsentrasi Indonesia. Variabel pada penelitian ini adalah
penjual, digambarkan dengan jumlah dan struktur dan kinerja industri otomotif di
distribusi penjual dalam pasar; (2)Derajat Indonesia.
konsentrasi pembeli, digambarkan dengan Indikator struktur terdiri dari jumlah
jumlah dan distribusi pembeli dalam pasar; (3) pembeli, jumlah penjual, diferensiasi produk
Derajat differensiasi produk, jumlah output dari dan hambatan untuk masuk pasar. Lalu struktur
berbagai penjual yang sulit dibedakan oleh pasar akan ditentukan dengan melihat hasil
pembeli; (4)Kondisi masuk pasar yang dapat perhitungan rasio konsentrasi (CRn) dan
hambatan masuk (barrier to entry) industri
114
Struktur dan Kinerja Industri .…………..…….................….………………………….….(Rachmawati & Rismayani)
Structure
Seller (Supply) Descriptive
Demand Buyer (Demand) Approach
Emerging Industry Key Factor for
Product
Basic Condition
Differentiation
Barrier to Entry Corporate Strategy
Success (KSF)
Vision, Mission,
Conduct and Strategy
Supply
Objective
Government Role
Emergent Strategy
Performance
Struktur-Kinerja
CR3-ROA
MES-ROA
115
JRMB, Volume 13, No. 2, Desember 2018
Studi CR3 pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Tipe I, dimana tipe ini merupakan oligopoli
perusahaan industri otomotif yang telah listing penuh atau tingkat konsentrasi tinggi. Pada tipe
di bursa efek memiliki tingkat konsentrasi yang I ini, tiga perusahaan terbesar menguasai sekitar
tinggi, yaitu berkisar 84,75%-89,17%, sehingga 87% dari total penawaran output ke suatu pasar
rata-rata CR3 pada periode 2006 sampai 2016 atau 8 perusahaan terbesar menguasai 99% total
sekitar 87,30%. Bila merujuk pada Bain (1954) penawaran output.
dalam Rismayani dan Pramudiana (2013:23),
Industri Otomotif Indonesia termasuk kedalam
Pembeli
2000
258,7
1500 1620
248,8 252,2
245,4
1000 1230 1210 255,5
242 1120
237,6 1010
228,5 890
500 231,4 760
225,6 610
430 490
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
116
Struktur dan Kinerja Industri .…………..…….................….………………………….….(Rachmawati & Rismayani)
Tabel 3
Perhitungan MES Industri Otomotif
117
JRMB, Volume 13, No. 2, Desember 2018
Tingginya nilai MES bisa menjadi saat ini masih diperkirakan mengalami kondisi
kendala masuknya perusahaan baru ke pasar yang baik bila melihat adanya peningkatan
industri semen Indonesia. Hambatan pendatang dengan keberadaan pemain baru pada tahun
baru tidak hanya berasal dari rintangan endogen 2013 dan 2014. Kedepannya kondisi pasar
tapi juga hambatan eksogen ada kebutuhan otomotif tidak dapat diprediksi karena PDB,
modal yang tinggi; skala ekonomi minimum peran Pemerintah, tren otomotif masih menjadi
yang besar; kekuatan pengendalian sumber faktor penentu untuk meningkatkan volume
daya strategis; dan struktur biaya tinggi dari penjualan.
energi dan transportasi. Namun, pasar otomotif
Kinerja
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
0,00
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
-50,00
Bila dilihat dari Industri Otomotif pergerakan penurunan yang terlihat stabil, hal
Indonesia secara keseluruhan, pergerakan ratio ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan
keuangan industri otomotif Indonesia tingkat hutang untuk pendanaan asset secara
cenderung stabil seperti gambar di atas. perlahan. Pada rasio profitabilitas terjadi
Kenaikan pada rasio lancar (current ratio) dari penurunan efisiensi industri untuk
tahun ke tahun mengindikasikan kemampuan mendapatkan laba dari pendapatan terkait
perusahaan-perusahaan dalam industri untuk penjualan, asset dan ekuitas berdasarkan ROA
membayar utang lancar dengan aset lancarnya dan ROE.
bergerak naik. Pada rasio hutang terlihat
118
Struktur dan Kinerja Industri .…………..…….................….………………………….….(Rachmawati & Rismayani)
2007 2016
Rasio lancar
800
600
400
200
0
-200
ROE Rata-rata -400 Rasio Hutang Rata-rata
ROA Rata-rata
Gambar radar chart di atas menunjukkan kemampuan industri otomotif dalam membayar
perbandingan indikator rasio keuangan industri hutang lancarnya beserta pelunasannya yang
otomotif Indonesia pada tahun 2007 dan 2016. menggunakan asset lancar.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan industri
otomotif Indonesia mengalami penurunan dari
tahun 2007 hingga 2016. Rasio hutang (debt to Hubungan Struktur-Kinerja
total assets) dan rasio profitabilitas (return on
assets dan return on equity) mengalami Uji konsistensi secara kualitatif dapat dilakukan
penurunan dari tahun 2007 hingga 2016. Hal ini dengan cara memperhatikan nilai masing-
mengindikasikan bahwa terjadi menurunnya masing indikator dibandingkan dengan tahun
tingkat hutang untuk pendanaan asset dan sebelumnya, apakah mengalami kenaikan atau
terjadi penurunan efisiensi perusahaan untuk penurunan. Kemudian kenaikan dan penurunan
mendapatkan laba dari pendapatan terkait pada indikator tersebut akan diuji kembali
penjualan, asset dan ekuitas berdasarkan ROA dengan indikator pada variabel lain, apakah
dan ROE. Namun terjadi kenaikan pada rasio menghasilkan hubungan positif atau negatif
lancar. Hal ini mengindikasikan bertambahnya (Rismayani dan Pramudiana, 2013:197).
Tabel 4.
Konsistensi Struktur Kinerja Kualitatif Industri Otomotif
Variabel
dan Tahun
Indikator
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 %
Struktur
CR3 - Naik Naik Naik Naik Naik Turun Turun Turun Turun 65,50
MES - Naik Turun Naik Naik Naik Naik Naik Turun Naik 71,3
Kinerja
ROA - Turun Turun Naik Naik Turun Turun Turun Turun Turun 65,50
Hasil pengujian dikatakan terdapat hubungan variabel struktur dan kinerja Dapat dilihat pada
yang signifikan jika angka mencapai lebih dari tabel 4. Sementara itu, dari tabel 5 dapat terlihat
50%. Hasil uji konsistensi kualitatif antar bahwa variabel struktur (CR3, MES) dan
119
JRMB, Volume 13, No. 2, Desember 2018
kinerja (ROA) menunjukkan hubungan yang dengan indikator MES dan ROA menunjukkan
signifikan pada indikator CR3 dengan ROA, hubungan yang signifikan, dengan hasil sebesar
dengan hasil sebesar 65,5%. Begitu pula
67,0%.
Tabel 5.
Hasil Uji F
Change Statistics
Std. Error
Mod R Adjusted R
R of the
el Square Square R Square F Change df1 df2 Sig. F
Estimate
Change Change
memberikan hasil yang signifikan sebesar spareparts, yang sebagian produknya masih
65,5%. Begitu pula dengan indikator MES dan bergantung pada impor.
ROA menunjukkan hubungan yang signifikan,
dengan hasil sebesar 67,0%.Sub Industri Bagi Pemerintah
KendaraanTerdapat hubungan sebab akibat 1. Selain membuat regulasi pembatasan impor
satu arah (kausalitas satu arah), yaitu volatilitas kendaraan dalam bentuk unit atau
indeks saham Kompas100 mempengaruhi Component Built up (CBU), pemerintah
pergerakan nilai tukar Rupiah per US Dollar juga harus mengurangi batas impor baik
pada lag 3. Sedangkan pergerakan nilai tukar berupa ban maupun sparepart, serta
Rupiah per US Dollar tidak mempengaruhi menekan peningkatan standar industri
volatilitas indeks saham Kompas100. komponen yang berujung pada peningkatan
teknologi.
Saran 2. Pemerintah sebaiknya segera melakukan
perencanaan program pembangunan dan
Adapun saran mengenai penelitian ini adalah regualsi terkait Stasiun Penyedia Listrik
sebagai berikut: Umum (SPLU) guna mempersiapkan
Bagi pelaku industri berjalannya program mobil listrik di
1. Perusahaan harus senantiasa memperhati- Indonesia. Selain itu guna menanggulangi
kan tren perubahan atau pergerakan struktur kemunduran industri sparepart dalam era
dari industri sebagai dasar untuk perumusan kendaraan listrik, maka pemerintah
strategi dalam rangka meningkatkan sebaiknya segera mengambil tindakan untuk
kinerjanya. menanggulanginya. Untuk industri ban
2. Perusahaan-perusahaan didalam industri sebaiknya pemerintah memberikan regulari
sebaiknya meninjau kembali produk apa terkait tren ban masa depan, agar industri
yang masih di impor dalam bentuk utuh dan ban Indonesia tetap dapat bersaing dengan
mencoba untuk membuat produk tersebut ban luar negeri.
guna memperluas pangsa pasar dan
memperkeil ketergantungan impor. Bagi Peneliti Selanjutnya
3. Perusahaan-perusahaan juga sebaiknya
segera melakukan peningkatan teknologi 1. Menambah indikator pada variabel
dan standar produk agar dapat mengurangi struktur dan kinerja
cost dan dapat lebih bersaing di ruang 2. Menambahkan variabel perilaku
lingkup yang lebih luas. Terlebih produk (Conduct) dengan melihat kaitannya
antara Struktur-Perilaku-Kinerja.
121